NovelToon NovelToon
AKU BENCI PERNIKAHAN KU

AKU BENCI PERNIKAHAN KU

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Komedi / Misteri / Perjodohan
Popularitas:301.5k
Nilai: 4.8
Nama Author: Icha Nurlaela sari

Menceritakan seorang gadis anak yatim piatu , tinggal bersama paman dan bibinya , ibu dan ayahku meninggal di saat usia ku masih 8thn,
Sonya di jodohkan dengan fasya pamungkas anaknya pak bagaskara , oleh pamannya untuk membayarkan utang² mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Icha Nurlaela sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 34

Sang surya mulai menampakkan diri,sinarnya mulai menerangi bumi dan membangunkan manusia² yang masih bergelung dalam selimutnya untuk memulai beraktivitas seperti biasa.

Kecuali seorang lelaki yang masih tertidur di dalam mobil dengan posisi kepala yang bersandar diatas stir. Mobilnya masih terparkir apik di depan sebuah caffe sejak malam tadi. Matanya sembab dengan jejak² air mata yang tercetak di wajahnya juga bibirnya yang pucat akibat tidur di mobil semalaman.

Tok! Tok! Tok!

Suara kaca mobil yang diketuk oleh seseorang diluar,membuat fasya membuka kelopak matanya. Ia mengerjap-ngerjapkan matanya beberapa kali untuk membiasakan cahaya yang masuk kedalam rentinanya. Fasya menurunkan kaca mobil di sampingnya dan pandangannya melihat seorang wanita yang umurnya berkisar dua puluhan. Ia menaikkan alisnya sebelah dengan tatapan yang seolah mengatakan 'kenapa?' saat melihat wanita itu hanya diam bergeming sembari terus melihatnya dan jangan lupakan senyuman malu² yang terukir di wajahnya,membuat fasya semakin mengerutkan dahinya.

'Wanita ini kenapa sih? Gila ya?' batinnya heran. Tentu saja ia heran bahkan mungkin orang lain sekalipun akan beranggapan wanita itu gila karena tersenyum senyum sendiri saat tak ada satupun hal yang lucu. "Ekhem!" wanita itu berdeham pelan seraya menyelipkan rambutnya di belakang telinga dengan kepala yang sedikit menunduk. "Ma-maaf sebelumnya tuan. Anda dilarang parkir disini karena itu akan menghalangi orang² yang akan datang ke caffe ini" ucapnya dengan suara yang di lembut²kan.

Fasya berdecak dan memutar bola matanya malas,lalu menyalakan mesin mobil kemudian menaikkan kembali kaca mobilnya dan melesat meninggalkan caffe dan wanita yang dianggap nya 'gila' yang sedang berdadah dadah ria.

Fasya mengemudikan mobilnya menuju ke rumahnya. Ia berniat untuk membersihkan diri dan sarapan terlebih dahulu sebelum pergi ke sekolahan istrinya untuk mencari sonya. Ia sangat² berharap jika di sekolahan nanti ia dapat bertemu dan memeluk erat istrinya yang ia cintai.

Sesampainya dirumah,fasya segera melesat ke kamar mandi dan membersihkan dirinya. Tak membutuhkan waktu lama,ia keluar dari kamar mandi dengan keadaan tubuh lebih segar daripada sebelumnya,juga pakaian santai berupa kemeja putih yang dipadukan dengan celana panjang berwarna hitam.

Setelah selesai dengan acara bersiap-siapnya,fast melangkahkan kakinya menuju dapur untuk sarapan. Tak butuh waktu lama untuk membuat sarapan karena ia hanya membuat roti panggang dengan selai nanas dan susu putih yang memang sudah tersedia di lemari pendingin. Ia memakan rotinya dengan cepat dan meminum susunya dengan sekali teguk. Lalu segera keluar rumah dan kembali melajukan mobilnya menuju sekolahan.

Hanya beberapa menit menempuh perjalanan,kini dirinya telah sampai di depan gerbang sekolah yang tertutup. Fasya mematikan mesin mobilnya dan melirik arloji yang melingkar di tangan kirinya. Waktu menunjukkan pukul 08.14 kemungkinan besar murid² sekarang baru memasuki jam pelajaran pertama. Fasya menghela napasnya panjang,menyandarkan tubuhnya di kursi mobil dengan pandangan yang terus menatap bangunan kokoh itu. Ia berniat menunggu sonya disini hingga saatnya pulang nanti.

...

Sedangkan dilain tempat,sonya sedang berada di dapur untuk membantu bibi membuat sarapan. Dapur itu di penuhi oleh suara canda tawa dari keduanya,hingga suara berat yang berucap sinis kepada sonya menghentikan kegiatan keduanya. "Kau masih disini?"

Sonya membalikan tubuhnya yang semula membelakangi meja makan jadi menghadap nya,ia melihat presensi pamannya yang menatapnya dengan pandangan tak suka. Sonya menatap sendal rumahan yang dikenakannya seraya menghela napasnya,lalu kembali menatap paman nya dengan senyuman yang dipaksakan. "Eum~ aku akan menginap disini untuk beberapa hari kedepan,paman" jelasnya.

Paman berdecak keras dan menatap sonya dengan tatapan yang sangat sinis,membuat tubuh sonya sedikit bergetar takut. "Kau ini sudah berumah tangga,seharusnya kau terus bersama suamimu dan mengurus suamimu. Bukannya malah enak²an diam disini" ucap paman dengan suara yang sedikit di tinggikan. Sonya menundukkan kepalanya dengan pandangan yang berkaca-kaca. Sungguh ia tak habis pikir,kenapa pamannya selalu menatap tak suka dan berkata sinis kepadanya. Apakah ia telah membuat kesalahan besar hingga paman nya sangat² tak suka dengan kehadirannya?.

Bibi yang sedari tadi diam sambil mendengarkan perdebatan antara paman dan ponakan pun membuka suaranya. "Sudahlah,biarkan sonya menginap disini untuk beberapa hari kedepan. Lagipula jarang² kita bertemu semenjak sonya berumah tangga." ucap bibi mencoba melerai perdebatan yang mulai memanas itu. "Bela saja terus ponakan manjamu ini. Aku tidak mau tahu,pokoknya sore ini kau harus kembali kerumahmu dan suamimu. Urus suamimu jangan menelantarkan nya,kau mau jadi istri yang durhaka? Aku akan menelpon fasya untuk menjemput mu nanti."

"Ta-tapi paman...tak bisakah aku menginap disini lagi untuk sekarang? aku masih merindukan kalian" sonya berusaha menekan rasa takutnya untuk melawan paman walaupun di awal kalimat ia tergagap karena takut. Sebenarnya sonya ingin tinggal di rumah bibi untuk beberapa hari,karena jujur saja ia masih enggan jika harus bertemu apalagi berbicara dengan fasya. Karena hal itu hanya akan membuat dirinya merasakan sakit hati kembali saat mengingat perbuatan buruk fasya kepadanya.

"Dan membiarkan suamimu menyiapkan semuanya sendirian? Kau ini maunya apa? Sekolah sekarang bolos dan jadi istri pun tidak becus!. Tidak berguna!" ucap paman seraya bangkit dari duduknya dengan kasar hingga kursi yang tadi di dudukinya jatuh membentur lantai dan menimbulkan suara dentuman keras. Paman pergi meninggalkan dapur dengan wajah memerah karena amarah,dan meninggalkan kedua wanita yang masih diam karena terkejut.

Air mata yang sedari tadi ia tahan akhirnya luruh juga akibat dari ucapan paman beberapa detik lalu yang tajam menusuk tepat di ulu hatinya. Bibi menatap sonya dengan air mata yang menetes dari sudut matanya tanpa ia sadari. Dadanya ikut sesak,hatinya ikut sakit saat melihat anak yang sedari dulu ia jaga dan ia rawat dengan penuh kasih sayang menangis tersedu-sedu di hadapannya. Bibi sebenarnya tidak tahu apa yang terjadi hingga membuat sonya enggan untuk pulang,dan datang kerumahnya malam² dengan mata sembab dan hidung yang memerah. Namun saat malam tadi,ia baru menyadari bahwa sonya dan fasya baru saja bertengkar hebat karena ia tak sengaja mendengar sonya yang meringis sakit saat mencoba membuka mulut untuk makan.

Dan saat ia memperhatikan wajah sonya lamat² ia melihat sebuah luka tamparan yang memang sedikit tidak jelas karena di tutupi foundation oleh sonya. Hati bibi berdenyut sakit,sungguh ia tak menyangka jika sonya akan di perlakukan kasar oleh suaminya sendiri. Yang bahkan ia saja tak pernah berlaku kasar kepada ponakan nya ini.

Bibi menarik kedua bahu sonya perlahan hingga sonya masuk kedalam pelukan hangat sang bibi. Air matanya semakin deras mengalir saat mendengar suara isakan² tangis sonya yang mampu menyayat hati orang yang mendengarnya. Bibi semakin mengeratkan pelukannya dengan tangan yang terus mengelus lembut punggung sonya untuk memberi ketenangan,dan sesekali di kecupnya pucuk kepala sonya.

"Maafkan bibi yang tidak bisa membantumu. Dan maafkan paman yang bersikap seperti itu padamu. Percayalah bahwa dalam hati kecil paman,paman sangat² menyayangimu. Jangan menangis lagi hmm? Kau gadis kuat" jelas bibi,lalu menangkup kedua pipi gembul sonya dan menghapus air mata itu dengan kedua ibu jarinya. "Bibi jangan menangis" lirih sonya saat melihat pipi bibi yang basah oleh air mata. "Oke bibi berhenti menangis asalkan kau juga berhenti untuk menangis hmm?" bibi tersenyum seraya menghapus air matanya,lalu kembali mendekap tubuh sonya dengan erat.

Dan tanpa disadari oleh keduanya,seseorang melihat kejadian sedih itu di balik tembok dekat tangga dengan air mata yang mengalir di pipinya.

"Maafkan aku yang mendidikmu dengan cara yang salah. Tapi...percayalah,aku...menyayangimu."

...

Hari mulai beranjak sore,namun fasya masih setia menunggu di dalam mobil dengan pandangan yang tak pernah beralih daru sekolahan sonya. Ia sampai mencancel semua jadwal kantornya untuk hari ini,demi menunggu perempuan yang namanya telah terukir di hatinya entah sejak kapan. Ia mendengus pelan,lalu memejamkan matanya. Namun saat mendengar suara berisik dari arah sekolah,ia kembali membuka matanya dan berbinar saat melihat murid² yang berbondong-bondong keluar gerbang untuk pulang kerumahnya masing².

Ia segera menggerakkan bola matanya liar melihat sekeliling untuk mencari orang yang sedari tadi di tunggu nya. Namun orang itu masih belum menunjukkan batang hidungnya hingga sekolahan mulai sepi. "Arghh!" erangnya frustasi karena tak berhasil menemukan sonya. Lalu netranya tak sengaja melihat dua orang yang memang sering di lihatnya bersama sonya sedang berbincang di dekat gerbang. Tanpa ragu ia membuka pintu mobil lalu berjalan kearah keduanya setelah sebelumnya menutup pintu mobil itu kembali.

"Ekhem!" dehemnya saat dirinya telah berdiri tepat di hadapan keduanya yang saat ini memasang wajah cengonya. "Dimana sonya?" tanyanya dengan nada mengintimidasi dan tatapan tajam yang ditujukan ke keduanya. "A-ah so-sonya ti-tidak ma-masuk hari i-ini...tuan eh om eh pak" salah satu dari keduanya menjawab dengan gagap karena tubuhnya yang bergetar takut saat melihat tatapan tajam itu. "Kemana?" tanya fasya lagi yang kali ini hanya di jawab gelengan kompak oleh keduanya.

Fasya mendengus keras lalu berbalik kembali menuju ke mobilnya. Laras dan Apriando --Dua orang yang ditanyai fasya tadi-- menghembuskan napasnya lega saat orang yang di takuti keduanya telah pergi dari hadapan mereka.

Saat di dalam mobil,fasya menjambak rambutnya kasar,membuat rambut itu menjadi berantakan. Ia sungguh² frustasi karena taj menemukan sonya. Tak lama suara notifikasi terdengar di telinganya tanda pesan masuk.

......Paman......

Datang kerumah paman sekarang. Sonya ada disini.

16.42

Seketika senyuman indah terbit di wajahnya saat melihat rentetan kalimat yang dikirim oleh paman nya. Segera ia menyalakan mesin dan melajukan mobilnya meninggalkan sekolah yang sudah sepi,setelah sebelumnya menjawab 'baik,paman.' pada pesan yang dikirim oleh paman nya.

'Tunggu aku babe. Aku akan menjemput mu'

1
Prahara Sea
nggak seru, Sonya terlalu cepat terlena sementara suaminya sifatnya nggak jelas dan masih ingin juga sama Bianca
Prahara Sea
Semua visualnya buat mata seger
liska aika
bodohh ny sonya ☹☹☹
Neng Faiz
awas klo nanti jd bucin
Salmah S
Lanjut thor
🦢 𝐢𝐜𝐡𝐚❣︎ˢᵉˡˡᵒʷ͢ ㉿ᵇᵍᶠ•ʲʳ
seruu bngett
Ira Ana
sabar ya Sonya moga laki" manikahi akan tulus mencintaimu
Salmah S
nyimak thor
Sulati Cus
enak bgt nyebut2 babe2 pas kau siksa g inget klu yg di siksa yg disebut beb dr td ak g komen tp tgn ku tiba2 pgn nabok
Nay Mas Prabu
lanjut thor di tunggu ya
Thiena Saputri
Bagas cakep item mnis..cm Sonya agak kurang cantik n manis hehe
Yanti Natalia
kok gak di lanjut
Svwalad Amanah
blm up thor lanjuuuut
Lili Lintangraya
lanjut dong
Lili Lintangraya
sadis banget sih fasya,gk like ah aku😡
Egik
kak lanjut jangan lama lama upnya
Mbah Nen
lanjut dong jadi penasaran nih
Sri Wahyuni
pemeran sonya trlalu lemah mau ajj d perlakukhan seperti itu pd fasya
Sri Wahyuni
cantikhan sonya author
Ryegar sormin channel
lanjut dong
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!