NovelToon NovelToon
Aku Yang Kau Khianati

Aku Yang Kau Khianati

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Penyesalan Suami / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Juniar Yasir

Tentang seorang menantu yang tidak di perlakukan baik oleh keluarga suaminya.
Setiap hari nya harus menahan diri dan memendam sakit hati.
Lalu di tengah kesuksesan yang baru di reguknya, rumah tangganya di terpa badai pengkhianatan.



Akankah dirinya mampu bertahan dengan rumah tangganya?


Cerita ini belatar kehidupan di daerah Sumatera, khusunya suku Melayu. Untuk bahasa, Lebih ke Indonesia supaya pembaca lebih memahami.
Jika tidak suka silakan di skip, dan mohon tidak memberi penilaian buruk.🙏
Silakan memberi kritik dan saran yang membangun🤗

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Juniar Yasir, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ramdan pulang

Ramdan telah tiba di pelabuhan Roro penyebrangan. Dia diantar oleh temannya. Setelah memesan tiket, Ramdan berjalan kaki menuju kapal Ferry.

Perjalanan kali ini memakan waktu 1 jam setengah. Hari ini 4 kapal beroperasi, karena banyaknya penumpang mudik, sehingga 4 kapal itu harus antre untuk bersandar. Biasanya hanya memakan waktu setengah jam saja.

Setibanya di parkiran, Ramdan di sambut tukang ojek. 10 menit kemudian, dia tiba di rumahnya.

Terlihat kedua anaknya yang bermain kejar-kejaran.

“Anak-anak ayah!’’ Seru Ramdan. Dirinya merentangkan tangan menunggu pelukan kedua putrinya.

“Ayah?... Ayuk kak Fi! Itu ayah dah balik. Horeee!’’ Atika berlari memeluk ayahnya.

Berbeda dengan sang adik, ekspresi Selfi biasa saja melihat ayahnya pulang. Sari dari jendela dapur, melihat ketiganya. Tapi matanya fokus ke arah Selfi. Tidak biasanya anaknya ini begini. Biasanya Selfi sangat menyayangi sang ayah, apalagi jika ayahnya baru pulang dari bepergian, pasti Selfi akan turut gembira. Ada apa ini sebenarnya? Pikir Sari.

“Selfi, sini nak! Ayah ada bawa baju untukmu, titipan dari bos ayah.’’ ucap Ramdan menunjukkan bingkisan yang di jinjingnya.

“Selfi sudah banyak baju dari Mak wa dan Mak yah.’’ jawab Selfi menolak halus.

“Itukan dari Mak wa dan mamak, kalau ini lain. Nih ambil! Penat tangan ayah pegang.’’ Ramdan berdiri menuju anak sulungnya, mengulurkan bingkisan.

Dengan berat hati, Selfi menyambut uluran itu.

“ Cakap pada bos ayah, Terima kasih bajunya. Lain kali tak usah kasi Selfi lagi. Beri saja pada orang yang lebih butuh. Lagi pula Selfi hanya mau apapun itu dari tangan Mak, bukan orang lain.’’ Setelah mengatakan itu, Selfi masuk rumah dan menuju kamarnya.

Ramdan melongo, sedikit kaget dengan sikap dewasa anaknya. Bahkan anaknya itu sudah bisa berbicara panjang lebar begitu. Ucapannya juga terkesan menyindir, dan mengesankan jika Dirinya menolak kehadiran orang baru. Tapi tidak mungkin pula jika Selfi mengetahui tentang Dahlia. Pikir Ramdan.

Sementara Sari, dia yang diam-diam nguping pembicaraan anak dan ayah itu, semakin di buat aneh dengan sikap Selfi.

“Assalamu'alaikum....’’ ucap Ramdan. Dia menggandeng tangan Atika dan masuk rumah.

“Wa'alaikum salam jawab Sari.’’ Sarimah yang akan keluar kamar jadi mengurungkan nya.

“Mana Mak dik? Kenapa tidak kelihatan?’’ tanya Ramdan celingak-celinguk mencari keberadaan sang Ibu.

“Ibu sedang tidak sedap badan. Mungkin kelelahan.’' jawab sari sekenanya.

Mana mungkin juga Sarimah lelah, di rumah Sari saja dia hanya bantu-bantu saja. Karena Sari memang memanjakannya.

“Iyakah. Dah minum obat belum Mak?’’ Ramdan dan Sari masuk kamar Sarimah.

“Tadi malam sudah, siang ini belum. Sayang tinggalkan puasa hari terakhir ini’’ Sari memegang dahi Sarimah yang memang tidak panas.

“Mak, ini Ramdan. Mak nak makan apa berbuka nanti?... Biar Ramdan belikan’’ Ramdan memijat kaki Ibu nya. Sarimah hanya diam saja. Sari yang mengerti jika mertuanya ini pura-pura tidur, segera ambil inisiatif.

“Mungkin Ibu tidur, sebab lepas sahur tadi minum obat.’’ Sari meninggalkan Ramdan.

Melihat ibunya tidak kunjung bangun, Ramdan keluar kamar menyusul Sari ke dapur.

.

.

*

Sari sedang merebus ketupat di tunggu kayu bakar. Di kompor Dirinya memasak gulai ayam, dan sebelahnya serundeng. Sudah memang tradisi orang Indonesia khusunya RIAU, jika menyambut IdulFitri, maka mereka akan membuat bermacam-macam makanan. Ada gulai ayam, rendang ayam/sapi, ketupat, dodol, wajik dan masih banyak lagi masakan khas lainnya. Untuk Sarimah, Sari menambahkan udang di gulai ayamnya, karena mertuanya itu tidak makan ayam, karena amis menurutnya. Mungkin faktor usia membuat lidahnya sudah berubah rasa dan selera.

(author: Yang ini memang benar, mamak ku juga tidak lagi makan aneka, ikan dan ayam karena amis menurutnya. Padahal dahulu nya tidak)

“Banyak nya kau masak?’’ tanya Ramdan basa-basi.

“Iya bang, Alhamdulillah. Tahun ni hendak buat yang sedikit meriah, karena Selfi juga baru belajar puasa.’’ jawab Sari tanpa melihat ke arah Ramdan.

“Tapi, apa tak terlalu banyak ini?’’ tanya Ramdan lagi.

“Nantikan ada tamu ya kita hidangkan lah. Lagipula ini semua rezeki dari hasil jualan kue basah selama ini. Hingga Sari dapat sedikit membeli keperluan rumah dan pakaian raya anak-anak. Anggap saja masak banyak ini bentuk rasa syukur.’’ ucap Sari lembut, tetapi menohok hati Ramdan.

Bagaimana tidak Ramdan merasa tersindir, dia sudah lama tidak memberi nafkah pada Sari. Terakhir saat pulang setelah 3 bulan bekerja. Itu pun hanya sejuta dan tidak diberi semua, karena mereka makan di luar saat itu.

“Ehem... Alhamdulillah jika begitu. Akhirnya istri Abang ni pintar cari uang. Tak sia-sia Abang merantau, Sari jadi wanita tangguh.’’ balas Ramdan cengengesan.

Sari tersenyum miring. Sangat muak melihat drama suaminya itu. Dirinya tak lagi menanggapi ucapan Ramdan, karena fokus masak.

“Mak, nanti malam ada pawai obor dari mushola tempat kita taraweh. Bolehkan Selfi ikut?’’ ucap Selfi yang datang dari depan.

“Boleh nak, nanti Mak antar ya. Tapi Selfi harus hati-hati bawa obornya, jangan bergurau pula nanti. Bisa bahaya jika kena orang.’’ pesan Sari mengingatkan.

“Iya Selfi janji!’’ setelah mencium pipi Sari, Selfi kembali main ke luar rumah tanpa melihat ke ayahnya.

Sari hanya diam saja melihat dinginnya sikap anak dan ayah itu. Ramdan melihat Selfi dari jauh hingga keluar dari rumah.

.

.

*

.

Yati sedang di rumah Ibunya. Dia minta di antarkan oleh Rahmi ke rumah Sari. Semenjak Ibunya tinggal di rumah Sari, Yati tak lagi pernah ke rumah Ibunya. Suaminya juga sudah satu bulan ini jarang pulang, hanya pulang 2 kali dalam sebulan, itu pun hanya menginap satu malam. Dia merasa kesepian, ada rasa sesak juga saat itu tidak mengikuti keinginan Sarimah meminta tolong di masakkan.

“Maaf ya kak, lama.’’ ujar Rahmi yang baru selesai mandi dan berpakaian.

“Iya tak apa, ayolah kita pergi sekarang.’’ Yati beranjak keluar rumah.

.

Setelah berkendara beberapa jam, mereka tiba di rumah Sari.

“Assalamu'alaikum’’ ucap keduanya.

“Wa'alaikum salam’’ jawab mereka semua di dalam rumah.

Sari keluar dan agak kaget juga melihat Yati di depannya. Agak canggung kedua nya ini.

“Masuk lah!, Ibu ada di dalam.’’ ajak Sari mempersilakan masuk.

Tanpa menjawab Yati masuk. Bukannya karena marah, karena dirinya juga bingung mau berbicara, selama ini jika ketemu, keduanya sering adu mulut yang di mulai oleh Yati.

Sari masuk kamar.

“Bu, Yati ada di luar.’’ beritahu Sari.

Sarimah mengernyitkan keningnya. Untuk apa pula anak perempuan nya ini datang, Pikirnya. berharap sang anak tidak lagi membuat masalah.

Setelahnya kedua wanita itu keluar menemui Yati.

“Mak apa kabarnya?’’ tanya Yati. Melihat dari kaki hingga kepala ibunya. Terlihat di matanya, Ibunya agak berisi dan juga rapi.

“Alhamdulillah baik. Sari sangat-sangat menjaga betul makan ku, aku di rumah ini hanya makan saja kerjanya, tanpa kerja. Macam Mak kandung pula aku di buatnya.’’ jawab Sarimah panjang lebar.

Bukan hanya Yati yang tertohok hatinya, Ramdan yang berada di dapur pun demikian merasa tersindir. Yati hanya diam saja pura-pura tidak mengerti. Tetapi, hatinya tidak dendam sama sekali pada Sari karena ucapan ibunya, karena dia merasa bersalah juga pada ibunya.

Sedang Sari, dirinya merasa tidak enak hati pada Yati. Menurutnya Sarimah terlalu berlebihan memuji nya. Sari takut kedua anak Sarimah ini akan iri dan benci padanya. Dia susah lelah di kampung di musuhi. Setelah tinggal di kota sangat tenang rasanya.

.

.

.

Selamat berbuka puasa terakhir guys.

Mohon maaf lahir batin🙏

1
kalea rizuky
jngn bertele tele donk cpet ketauan
Juniar Yasir: Sabar kak. baru awal2😁🤭
total 1 replies
kalea rizuky
cpet ketauan donk
kalea rizuky
awas klo selingkuh buang aja sar laki. tak guna
kalea rizuky
bca ne cerita jd inget drakor skg yg lagi boming iu sama par bogum/Curse/
Juniar Yasir: oh iya kak? gak prnah nnton soalnya jika BKN Lee min ho yg pemainnya. bisa sama yak?😁
Juniar Yasir: oh iya kak? gak prnah nnton soalnya jika BKN Lee min ho yg pemainnya. bisa sama yak?😁
total 3 replies
Asyasya
Thor, kalau habis titik itu baiknya huruf kapital.
Juniar Yasir: makasih kakak msukannya. Maasya allah
total 1 replies
Elok Pratiwi
tidak menarik ... karakter sari sang istri goblok lemah mudah ditipu tidak ada greget nya membosankan
Juniar Yasir: sedikitpun sy TDK mmaksa memberi nilai bagus mbak. lbih baik TDK d ksi nilai SMA skli. krna nilai itu besar dampak nya. syaalah senang sperti mbak ini. lgsg bilang a b c d. tp ibu itu, BKN hnya crita sya yg di bikin buruk. Cuba kakak cek akunnya.
Bora Mahkota: maaf sebelumnya kak, jika ada yang tidak suka dengan cerita yang kamu buat biarin aja, kalo soal kasih nilai itu hak mereka kak, karena tidak semua pembaca seperti itu, ada yang suka dan ada yang tidak suka, terus kenapa kakak harus marah jika di kasih bintang 1, dengan dikasih bintang 1 harusnya kakak bisa memperbaiki semuanya, atau paling tidak kakak cek dulu cerita yang kakak buat, jika sekiranya ada yang salah atau apa gitu kakak bisa memperbaiki, lah ini kakak malah marah, maaf ya kak, kakak sabar saja karena ada kemungkinan para pembaca pindah ke novel lain karena kesannya kakak seperti memaksa mereka untuk memberi nilai bagus untuk cerita yang kakak buat, ingat kak tidak semua bisa dipaksakan, karena semua pembaca memiliki hak masing masing untuk berkomentar , maaf ya kak jika kakak tidak terima dengan saran dariku
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!