Keyz berpetualang di Dunia yang sangat aneh. penuh monster dan iblis. bahaya selalu datang menghampirinya. apakah dia akan bisa bertahan?
Ini adalah remake dari novel yang berjudul sama. dengan penambahan alur cerita.
selamat membaca
kritik dan saran di tunggu ya. 😀
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ady Irawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Great Quest 1. Red Dragon Armor
"KYAAAAAAAAAAAAHHHHH!!!" Jeritan nyaring Riss menambah ketegangan yang sudah terjadi.
Mereka menyusul Baf beberapa saat yang lalu. Kantong besar berisikan emas-emas tadi semakin kencang bergemerincing saat Riss berteriak dan berlari.
Para Bag Spectre. Kehadiran Monster hantu itulah alasan kenapa Riss berlari dan berteriak kencang. Mereka datang dengan seringai jahat mereka, melayang dan mendekat. Mereka tidak menakutkan, tetapi entah kenapa Riss bisa sangat ketakutan.
"Hei! Itu monster lemah!" teriak Luna, segera mengambil posisi Healer, mengabaikan Vertigo efek akibat gravitasi yang aneh.
"Tapi!!! Tapi!!! Hantu tetaplah hantu!!!" Riss terus berlari dan berteriak. Rasa takutnya mengalahkan keberaniannya sebagai petualang.
Luna maju, berusaha mengusir Spectres itu dengan tendangan, tetapi percuma. Ia berbalik, menatap Baf yang tengkurap tak bergerak di lantai dinding.
"Cih! Merepotkan!" ujar Luna. Ia mencondongkan tubuh ke depan Baf, suaranya dipenuhi amarah. "Baf? Ada hal yang harus kita lakukan!! Jangan melamun terus! Keyz membutuhkanmu!"
"Benar!" kata Virgo dari belakang, Mananya mulai mengalir perlahan saat ia membaca mantra pertahanan. "Keyz bukan petualang lemah! Dia akan bertahan! Kau harus percaya itu, Baf! Percayalah kepada Keyz!"
Teriakkan motivasi rekan-rekan satu Party-nya perlahan membuatnya sadar.
Perlahan. Mata Baf kembali hidup. Cahaya tekad kembali menyala di matanya, membakar rasa bersalah yang melumpuhkannya. Ia berdiri secara perlahan, melawan gravitasi yang terasa aneh. Ia menarik pedangnya.
—Wush!—
Sekali sabetan pedangnya, menebas dua Monster hantu, dua Bag Spectre langsung terkoyak dan menghilang, hanya menyisakan uap dingin dan menjatuhkan satu koin emas kuno seperti halnya Golden Aura Slug.
"Riss! Lihat. Mereka sangat lemah!" ujar Luna lagi, mencoba meyakinkan Riss.
Tetapi, Riss tidak menjawab.
Di ujung lorong yang terdistorsi itu, Riss sudah pingsan karena ketakutan.
Gravity Escape and Dragon Conquest
Teriakan intimidasi Baf tidak membuat Bag Spectre berhenti mengejar mereka. Monster-monster hantu itu semakin banyak berdatangan tanpa henti, jumlahnya semakin banyak, melayang dengan mudah di dimensi ruang yang terdistorsi.
"Mundur!" perintah Baf, keputusannya cepat dan tegas.
Baf segera mengambil alih kantong besar emas milik Riss. Luna, dengan kekuatan tersisa nya mengangkat tubuh Riss yang pingsan. Virgo sudah berlari terlebih dulu.
Mereka mulai berlari di "lantai-dinding" yang aneh itu.
Mereka menyusuri lorong-lorong berliku-liku di mana lentera api hijau samar-samar menerangi distorsi ruang. Bag Spectre mengikuti, mendekat, seringai mereka terasa dingin menembus punggung.
___
Di ujung lorong pertama, ada sebuah pintu. Mereka langsung menerjangnya, tanpa ragu.
—Sat!—
Distorsi Gravitasi terjadi lagi. Kali ini, tubuh mereka terhempas ke atas. Apa yang tadinya lantai menjadi dinding, kini menjadi langit-langit. Perut mereka terasa diaduk, kepala mereka pusing tak tertahankan. Mereka jatuh ke "langit-langit" dengan benturan keras.
Mereka berjuang berdiri. Walaupun sesekali mereka harus terjatuh akibat pusing yang tiada tara, Baf dan Luna kembali berlari. Bag Spectre masih mengejar mereka. Monster hantu itu seolah-olah tidak mengalami keanehan akibat distorsi Gravitasi ini, melayang dengan tenang mengejar para petualang yang sedang panik itu.
Keputusasaan memuncak. Mereka tahu, stamina mereka akan habis jika terus berlari. Namun, mereka tidak memiliki pilihan lain selain terus berlari.
Lalu....
Di depan mereka, ada satu pintu lagi. Mereka tidak peduli dengan distorsi itu. Pilihan untuk mundur sudah tidak ada. Mereka kembali menerjang.
—Sat!—
Distorsi Gravitasi yang ketiga. Tubuh mereka jatuh ke kanan, ke dalam sebuah kegelapan yang lebih pekat. Mereka menghantam dinding keras, jatuh tersungkur bersama Riss dan kantong emas yang berisik.
Reunion In The Darkness
Baf segera bangkit, mengabaikan rasa pusing yang mematikan. Ia bersiap untuk menghadapi Bag Spectre yang seharusnya menyusul masuk. Tapi, mereka tidak mengejar sampai ke tempat itu.
Mereka berada di ruangan lain yang besar, gelap, dan hening. Lalu, saat pandangan mereka sudah terbiasa dengan kegelapan. Ada sesuatu yang membuat mereka sangat terkejut, lebih terkejut daripada distorsi gravitasi yang baru saja mereka alami.
Mereka melihat Keyz.
Dia berdiri membelakangi mereka dengan dua pedang warisan Elda yang perlahan hancur. Dia berdiri tegak, namun terlihat bahwa dia sangat kelelahan.
Tetapi, bukan Keyz yang membuat mereka terkejut.
Melainkan, sosok yang ada di depan Keyz, yang sedikit demi sedikit mulai memuai menjadi asap gelap.
Seekor Naga.
Siluetnya sangat besar, bersayap lebar, sisiknya hitam pekat, dan naga itu tergeletak di lantai obsidian. Cahaya terakhir memudar dari mata Naga itu, dan tubuhnya yang besar itu terdapat luka sayatan dan tebasan pedang.
Keyz, seorang diri telah mengalahkan Monster yang pernah membuatnya trauma.
"Keyz..." bisik Luna.
Ke-i's Legacy and Mera's Armor
Keyz, yang masih berdiri membelakangi mereka, perlahan menoleh. Ia mengangkat kedua tangannya. Sisa-sisa dua pedang warisan Elda telah menjadi abu sepenuhnya. Ia menghempaskannya, membiarkan abu itu lenyap di ruangan yang gelap itu.
Kemudian, Keyz menghunuskan kedua pedang terakhirnya, warisan Ke-i, dari sarung di punggungnya. Pedang itu terasa lebih ringan, lebih halus, dan memancarkan aura berbeda walaupun bentuknya sama dengan pedang warisan Elda.
"Yoo. Kalian akhirnya datang juga," kata Keyz, suaranya lelah tetapi diselingi nada ceria, seolah olah tidak ada kejadian apapun.
"Apanya yang 'Yoo'?" teriak Riss, ia melompat turun dari gendoan Luna dan berlari menuju Keyz dan memukul perut pemuda itu untuk menghapus rasa kawatir nya. "Kau membuat kami kawatir!"
"Yah....? Hahaha." Keyz terkekeh kecil. "Awalnya aku kira bakalan mati saat terjatuh menyamping. Tapi, saat tubuhku membentur dasar lantai—atau dinding, entahlah—ternyata tidak sesakit yang aku bayangkan."
Baf muncul, rasa bersalah di wajahnya tergantikan oleh kelegaan mendalam. Ia mengangkat tangannya dan memukul dahi Keyz dengan sentilan yang kuat. Keyz meringis kesakitan sambil memegang dahinya.
"Lalu. Untuk apa aku tadi depresi?" ujar Baf.
"Tapi, syukurlah. Kau baik-baik saja," kata Virgo, ia mendekat, matanya melihat sekeliling. Memeriksa bekas pertarungan Keyz.
"Apakah ada yang terluka? Aku bisa menyembuhkanmu," kata Luna.
"Beberapa bagian tubuhku sakit. Tolong ya," jawab Keyz, menyerahkan tubuhnya untuk penyembuhan.
___
Setelah itu, pandangan mereka beralih ke sosok Naga yang hampir semuanya memuai menjadi asap.
Di tempat Naga itu terbaring, muncul Drop Item tunggal yang memukau. Sebuah zirah dada berwarna merah darah yang diselingi sisik hitam, memancarkan aura panas yang nyata.
"Zirah Naga Merah!" teriak Baf, nama artefak legendaris itu.
"Luar biasa!" sahut Riss. Ia segera meraih zirah itu. "Keyz, coba pakai! kamu pasti cocok memakainya!"
Keyz menerima mantra penyembuhan terakhir dari Luna, dan dengan tangannya yang pulih, ia mengambil Zirah Naga Merah itu. Dengan sentuhan lembut tangan Keyz, Zirah itu melebur ke kulitnya, menyesuaikan bentuk dan ukurannya dengan tubuhnya.
___
Beberapa saat kemudian. Keyz telah berdiri.
Dia benar-benar telah menjadi sosok yang berbeda. Baju zirah naga merah itu memeluk tubuhnya, memancarkan aura kekuatan baru yang mendominasi. Begitu gagah, dengan dua bilah pedang warisan Ke-i di kedua tangannya.
Keyz menatap ke depan. Di sana, di dalam kegelapan ruangan itu. Ada sebuah pintu di -lantai-dinding-atau atap- terserah! ruangan itu.
Keyz menoleh ke timnya, matanya yang tajam memantulkan cahaya merah dari zirah barunya.
"Yosh!!! Kita lanjutkan penaklukan Dungeon ini."