NovelToon NovelToon
DIVINE SIN

DIVINE SIN

Status: sedang berlangsung
Genre:Dark Romance
Popularitas:550
Nilai: 5
Nama Author: Ellalee

''Di balik malam yang sunyi, sesuatu yang lama tertidur mulai bergerak. Bisikan tak dikenal menembus dinding-dinding sepi,meninggalkan rasa dingin yang merayap.ada yang menatap di balik matanya, sebuah suara yang bukan sepenuhnya miliknya. Cahaya pun tampak retak,dan bayangan-bayangan menari di sudut yang tak terlihat.Dunia terasa salah, namun siapa yang mengintai dari kegelapan itu,hanya waktu yang mengungkap.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ellalee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DI BALIK HATI YANG TERBELAH

Mereka meninggalkan rumah tua itu dengan langkah dingin dan tegas, Rael tetap tak bicara, matanya memandang ke luar jendela bis seakan menelan malam yang baru mereka tinggalkan. Suasana di antara mereka hening, hanya suara bis yang bergerak di jalan sepi yang terdengar, menambah kesan sunyi dan berat.

Jae-hyun duduk di samping Rael, tubuhnya tegang, mata menatap sosok di sampingnya. Suara bis yang berderak tak mampu menutupi gelombang pertanyaan yang mengganjal di pikirannya. Perlahan, ia memecah keheningan itu.

"Rael… bagaimana bisa Darin merasuki tubuhmu?,kenapa kau membiarkan dia merasiki mu?" tanyanya, nada suaranya rendah tapi tegas, seakan menahan ketakutan dan kekhawatiran yang membuncah.

Rael menoleh sebentar, menatap Jae-hyun dengan mata merah yang kini berkilau samar, tapi tak ada kata yang keluar. Hanya bisu, dingin, seakan kata-kata itu terkunci di antara aura gelapnya yang masih tersisa.

Jae-hyun menelan ludah, menahan napas. "Aku… aku tidak mengerti. Kau bukan manusia sepenuhnya… jadi kenapa dia bisa masuk? Kenapa… kenapa harus terjadi padamu?" gumamnya lagi, suaranya kini terdengar lebih rapuh, hampir bergetar.

Rael akhirnya menghela napas panjang, pandangannya tetap kosong ke luar jendela. "Darin… dia bukan musuhku sepenuhnya," ucapnya lirih, nada suaranya seperti bisikan angin malam. "Tubuh ini… jiwa ini… meskipun sekarang aku iblis, masih ada sisa manusia di dalam diriku. Darin… dia menanggapi kerinduan itu, menanggapi sisa-sisa mimpiku yang ingin kembali menjadi manusia."

Jae-hyun menundukkan kepala, menatap tangan Rael yang dingin tapi rapuh di sampingnya. "Jadi… kau menahan diri… melawan Darin?" tanyanya, suaranya penuh campuran rasa kagum dan takut.

Rael menatapnya sebentar, wajahnya tetap dingin, tapi ada nada lirih yang nyaris tak terdengar. "Aku… tidak ingin kau terluka, jae-hyun… aku… hanya ingin kau tetap aman," gumamnya, suaranya seperti menyentuh dimensi terdalam hati Jae-hyun, menusuk tapi lembut.

" Kau juga sangat bodoh, kenapa tadi malam kau melakukan itu? ritual yang kau lakukan dengan eomma mu semakin membuat darin marah, untung aku bisa menenangkan nya dengan mimpiku., kalau tidak mungkin tadi malam kau akan mati konyol.. " sambung rael lagi sedikit mengejek jae-hyun.

Jae-hyun menatap Rael lama, napasnya tercekat. "Aku… aku....bodoh katamu,kau ternyata memang tidak tahu caranya berterimakasih." ucapnya, nada suaranya terdengar kesal, namun di matanya terlihat rasa senang karena rael kembali terbuka dengan nya.

" Terima kasih.... " ucap rael terdengar tulus membuat jantung jae-hyun berdegup kencang.

" Ada apa dengan jantung bodoh ini... " gumam jae-hyun sedikit kesal dengan suara jantung nya yang lebay, dia takut kalau rael tahu sekarang dia lagi degdegan.

"Sunyi kembali menelan bis, hanya derak roda dan suara mesin yang terdengar. Di luar jendela, fajar mulai menampakkan cahaya pucatnya, tapi di dalam, antara Rael dan Jae-hyun, masih tersisa hawa malam yang berat, misterius, dan menggantung,sebuah ketegangan yang hanya mereka berdua yang mengerti.

Rael tetap diam, matanya menatap lurus ke depan, tapi di dalam hatinya, ada bisikan kecil yang hanya untuk Jae-hyun,sebuah peringatan dan juga pengakuan, meski tak terucap dengan kata-kata.

"Setelah bus berhenti di depan rumah, Rael menapakkan kaki di jalan setapak dengan langkah yang tenang tapi penuh aura dingin. Ia menoleh sekilas ke arah Jae-hyun, tersenyum tipis,senyum yang seakan menyimpan misteri gelapnya sendiri. Saat matanya menangkap sosok Eomma Jae-hyun yang masih tampak pucat di ruang tamu, Rael hanya mengangguk pelan, seolah memberi salam tanpa kata, kemudian melangkah masuk ke kamarnya tanpa sepatah kata pun.

Jae-hyun berdiri di belakangnya, menatap punggung Rael dengan campuran perasaan yang sulit diuraikan. Hatinya masih berdegup kencang, lelah yang menumpuk dari malam sebelumnya tak mampu mengalahkan rasa ingin tahu dan kekhawatirannya pada Rael. Dengan suara pelan namun tegas, ia berbalik menatap Eomma-nya.

“Eomma… bagaimana perasaanmu sekarang? Apakah sudah membaik sedikit?” tanyanya, langkahnya ringan tapi penuh kekhawatiran.

Eomma Jae-hyun menatap putranya dengan mata yang lelah, namun ada secercah senyum samar yang muncul di bibirnya. “Sedikit… tapi aura itu… ahh… terlalu pekat, apalagi baju itu,aku membelinya untuk memuja dewa,eh sekarang malah ternoda dengan jejak iblis, oh tuhan,entah apa yang akan terjadi lagi setelah ini…” gumamnya, suaranya terdengar parau dan hampir hilang di antara desah nafas.

" hehe... eomma, nanti aku belikan baju baru buat eomma ya..... " ucap jae-hyun merasa bersalah karena rael memakai baju kesayangan eommanya tanpa meminta pada pemiliknya.

"Siangnya setelah cukup tertidur, rael melangkah keluar dari kamar dengan gerakan yang tenang, namun aura dingin tetap menyelubungi tubuhnya. Pandangannya langsung menangkap sosok Eomma Jae-hyun di ruang tamu, duduk dengan punggung tegap, matanya terpaku pada buku tebal yang dibukanya,halaman-halaman penuh simbol yang seolah menari di bawah cahaya matahari yang masuk lewat celah- celah jendela kayu. Tidak ada Jae-hyun di sana, dan seakan hatinya merasakan kekosongan itu, Rael menarik napas dalam-dalam.

“Eomma… aku lapar,” ucapnya dengan nada datar, suara yang dingin namun tetap menusuk.

Eomma Jae-hyun hanya menatap halaman buku, pura-pura tak mendengar. Ia menghela napas pelan, merasa kesal tapi mencoba menenangkan diri.

“Rael-ah… jangan ganggu, aku sedang membaca,” jawabnya tenang tapi ada nada tegang di suaranya, seolah menahan amarah yang hampir meledak.

Namun Rael tidak mau berhenti. Matanya yang merah lembut menatap tajam, suaranya mulai meninggi.

“Lapar! Aku bilang aku lapar!” teriak Rael, langkahnya maju sedikit, tangannya mengepal. “Aku ingin makan sekarang juga!”

Eomma Jae-hyun akhirnya meletakkan bukunya di atas meja, menatap Rael dengan tatapan tajam bercampur kesal. “Rael kau terus membuat ku kesal, bajuku sudah ternoda… aura kegelapanmu terlalu pekat! Kau tidak bisa seenaknya merusak hanbok kesayangan ku!”

Rael meringis, tapi nada suaranya tetap dingin, seakan menantang. “Hahaha… bajumu? Apa peduliiku? Aku lapar! Kau mendengarku, atau aku akan membuatmu mendengar!”

Eomma Jae-hyun menepuk meja dengan lembut tapi tegas, suara itu bergema di ruang tamu yang sunyi. “Rael-ah, kau ini… benar-benar kekanak-kanakan! Aku tidak akan membiarkanmu merusak semuanya hanya karena egomu!”

Rael menatapnya dengan mata menyala, aura gelapnya semakin tebal, tapi seakan ada sedikit ragu. “Kalau begitu… aku akan mencari sendiri!” gumamnya dingin, dan ia melangkah ke arah dapur, meninggalkan Eomma Jae-hyun yang meneguk napas dalam-dalam.

“Ahh… bajuku… auramu benar-benar…” gumam Eomma-nya sambil menutup wajahnya dengan tangan, frustrasi tapi tetap waspada pada aura Rael yang kian memanas.

Rael, di sisi lain, berdiri di dapur dengan sikap tenang namun menantang. Tangannya menyingkap rak-rak, matanya yang tajam menangkap setiap gerakan, seakan ingin menegaskan bahwa ia bukan lagi seorang anak kecil biasa,meskipun perilakunya kali ini kekanakan, aura gelapnya tetap dominan, membuat setiap langkahnya seakan membekukan udara di sekitarnya.

" umurku lebih tua dari eomma nya jae-hyun, berarti aku juga lebih pintar memasak dari dia.. haha... " gumam rael terlalu percaya diri.

Sedangkan Di ruang tamu, Eomma Jae-hyun hanya bisa menatap Rael dari kejauhan, bergumam, “Anak iblis ini… tapi kenapa… hatiku tetap merasa… khawatir padanya?”

" Auuu…!

Teriakan Rael menggema dari dapur, membuat Eomma Jae-hyun segera melesat dari ruang tamu. Napasnya terengah, tangan menahan sedikit rasa panik. Tak jauh di belakang, Jae-hyun yang baru keluar dari kamar ikut berlari, langkahnya tegas dan cepat, jantungnya berdebar tak karuan.

Aku lahir dari kegelapan, namun bukan untuk menghancurkan. Aku hanyalah bayangan yang berjalan di tepi cahaya, mencintai dari jauh, menahan diri agar tak menelan yang seharusnya tetap hidup. Kadang hadirku cukup diam, cukup menjadi dingin, agar kehangatan tetap aman di tangan mereka yang tak tahu betapa rapuhku di balik mata merah ini.

...... KIM RAEL.......

1
Ngực lép
Bikin klepek-klepek!
Zhunia Angel
Gemes deh!
Kakashi Hatake
Bagus banget thor, jangan lupa update terus ya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!