Masuk ke situs gelap. Cassia Amore nekat menjajakan dirinya demi bisa membiayai pengobatan ibunya. Kenekatan itu membawa Amore bertemu dengan Joel Kenneth pengusaha ternama yang namanya cukup disegani tak hanya bagi sesama pengusaha, namun juga di dunia gelap!
“Apa kau tuli, Amore?” tanya Joel ketika sudah berhadapan langsung tepat dihadapan Cassia. Tangannya lalu meraih dagu Cassia, mengangkat wajah Cassia agar bersitatap langsung dengan matanya yang kini menyorot tajam.
“Bisu!” Joel mengalihkan pandangan sejenak. Lalu sesaat kembali menatap wajah Cassia. Maniknya semakin menyorot tajam, bahkan kini tanpa segan menghentakkan salah satu tungkainya tepat di atas telapak kaki Cassia.
“Akkhhh …. aduh!” Cassia berteriak.
“Kau fikir aku membelimu hanya untuk diam, hmm? Jika aku bertanya kau wajib jawab. Apalagi sekarang seluruh ragamu adalah milikku, yang itu berarti kau harus menuruti semua perkataanku!” tekan Joel sangat arogan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fakrullah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CHAPTER—10
“Ohh… Luke, aku benar-benar bisa merasakannya.” Kalimat itu terdengar manja dilontarkan oleh seorang wanita yang saat ini sedang ditunggangi oleh kekasih rahasianya Luke.
Luke memejam. Benaknya kini melayang pada Cassia yang merupakan kekasihnya. Membayangkan wanita itu yang ada dihadapannya sembari terus memaju-mundurkan miliknya ke dalam diri Jasmine.
‘Ohh… Cassy, sudah sangat lama aku menginginkanmu seperti ini.’
Ah… andai saja jika yang ada dibawahnya kini adalah Cassia. Pasti rasanya akan jauh lebih nikmat.
“Bisakah lebih cepat, Luke? A- aku… udah nggak tahan. Sebentar lagi aku akan—”
“Akhh!”
Hentakan Luke yang lebih mendalam masuk ke dalam milik Jasmine membuat wanita itu menjerit sekuatnya. Menikmati kenikmatan yang Luke berikan melalui interaksi haram mereka.
Luke membuka mata. Rintihan Jasmine, erangan yang keluar dari mulut wanita itu membuat Luke berkeinginan ingin melihat juga ekspresinya. Salah satu hal yang disenangi Luke dari Jasmine saat mereka sedang bercinta. Mengamati kepasrahan Jasmine yang terlihat begitu menggemaskan dalam menikmati kenikmatan yang Luke berikan.
Hal tersebut membuat Luke merasa begitu perkasa. Bisa menaklukkan seorang wanita, sehingga Luke merasa benar-benar berguna sebagai seorang pria.
“Luke… sepertinya sebentar lagi aku—”
Cup!
Lagi Jasmine tak dapat menyelesaikan ucapannya, karena kini Luke kembali memagut bibirnya. Secepat kilat membalikkan tubuh Jasmine menghadap ke arahnya, tanpa menghentikan penyatuan mereka.
Lalu Luke semakin menambah kecepatannya dalam memasuki Jasmine. Membuat wanita itu mencengkeram kain sepreinya kuat. “Ohh… Luke!”
“Berteriaklah, Jasmine… panggil namaku disetiap pelepasanmu,” ucap Luke dengan nada memerintah.
Sesuai dengan permintaan Luke. Berulang kali Jasmine menyebut nama Luke dalam rintihannya. Hingga tak berapa lama ketika wanita itu merasa pertahanannya sudah benar-benar goyah. Ia pun kembali memanggil nama Luke dalam ritme lebih lambat, penuh afeksi kemesraan.
“Luke… ohhh… sedikit lagi aku hampir sa—”
Cup!
Luke kembali memagut bibir Jasmine. Melumat rakus bibir wanitanya itu tanpa menghentikan hentakannya. Semakin ia rasa tubuh Jasmine semakin melemah. Semakin Luke merasa ia benar-benar perkasa karena sudah berhasil melumpuhkan Jasmine dengan miliknya.
Disela-sela permainannya bahkan Luke kembali membayangkan Cassia, berandai posisi dibawahnya kini merupakan Cassia, pasti pertempuran ini akan terasa lebih menegangkan. Ini semua karena Luke begitu menginginkan Cassia. Namun, sayangnya kekasihnya itu selalu menolak setiap kali Luke mengajaknya bercinta.
‘Cassy… semua ini salahmu. Andai kau tidak menolak untuk melakukan hal ini denganku. Pasti sekarang aku tidak akan berakhir dengan Jasmine.’
Kemudian Luke tersenyum. Raut pasrah Jasmine yang terlena oleh milik Luke membuat pria itu merasa senang pada Jasmine. Meski ia tahu jika apa yang dilakukannya ini salah. Tetap saja Luke merasa sangat nyaman terhadap Jasmine, karena bisa mencurahkan segalanya. Termasuk segala rasa ingin yang selama ini ia pendam.
“Jasmine… kau memang luar biasa. Tak hanya milikmu, seluruh tubuhmu bahkan begitu menggoda serta memanjakanku.” Luke menggeram sembari terus memompa ke dalam diri Jasmine, yang mana hal tersebut membuat wanita itu tersenyum. Ia benar-benar kewalahan dalam mengendalikan diri karena gebrakan Luke. Namun, ucapan Luke barusan membuat Jasmine begitu tersanjung.
Hingga sampai ketika Jasmine kembali melengking untuk yang kesekian kalinya. Barulah Luke ambruk ke atas tubuh Jasmine. Luke mendekap tubuh Jasmine erat, juga melayangkan kecupan singkat di dahi Jasmine.
“Terima kasih, Jasmine. Karena hanya denganmu aku bisa merasa benar-benar menjadi seorang pria sejati.” Luke kemudian membawa wajah Jasmine ke dalam dekapan dadanya. Memeluk erat. Bagai seorang kekasih yang begitu menyayangi pujaannya.
Tak lama, Jasmine yang kelelahan akhirnya terlelap. Pun Luke berakhir sama. Matanya ikut memejam menyongsong rasa lelahnya akibat menggempur Jasmine yang lebih dari satu jam.
Bersambung.