tentang dia yang ingin mengubah hidupnya menjadi lebih baik. kehidupan pertamanya yang di perlakukan buruk hingga mati tragis dalam penyiksaan, membuat dia bertekad untuk memperbaiki hidupnya dengan mengambil keputusan yang berbeda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon vami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DUA PULUH LIMA
Gladis menuruni tangga dengan ceria, pagi ini adalah hari pertama nya sekolah di Van's High School. Dia tentu senang bisa sekolah di sana tapi sayang kejutan yang ingin dia berikan pada Alex hari ini sia-sia. Rencana nya dia mau membuat Alex terkejut dengan kehadirannya tapi siapa sangka Alex harus pergi ke luar negri?
Di meja makan sudah berkumpul semua tinggal dirinya saja, papi bahkan sudah berpakaian rapi dengan setelan kantornya, kedua kakak nya juga sudah rapi dengan seragam yang sama dengannya.
"Pagi semua" Sapa Gladis ceria.
"Pagi sayang" Balas mami sama papi sambil tersenyum.
"Pagi dek".
"Pagi cantik gue".
Gladis tersenyum mendengar balasan keluarganya, dia segera duduk di kursi samping kursi yang biasanya mami duduki.
"Kenapa baru turun hm? Kesiangan? " Tanya papi sambil mengalihkan tatapan nya dari ponsel ke arah putrinya.
"Kesiangan dari mananya? Ini masih awal kok" Kata Gladis sambil menatap jam tangannya untuk memastikan jam berapa sekarang.
"Biasanya adek lebih dulu ke meja makan sebelum yang lain datang" Kata mami yang datang dari arah dapur dengan membawa susu rasa vanilla untuk Gladis, dia meletakkan susu tersebut di depan putrinya sebelum kembali ke arah dapur.
"Heheh aku senang banget hari ini, jadi sedikit lama di kamar mandi biar bersih dan wangi" Ucap Gladis sambil cengengesan.
"Ellehh gak percaya, dandan kamu ya? " Tuding Ravin.
"Dandan buat apa? Aku kan udah cantik" Kata Gladis dengan pedenya, tidak salah dengan perkataan nya itu, Gladis memang cantik bahkan sangat cantik, entah bagaimana anaknya di sekolah nanti, pikir papi khawatir sendiri.
"Iya ... Iya si paling cantik hari ini" Timpal mami lagi yang kembali datang dengan dua gelas susu coklat di tangannya, lalu mami meletakkan kan nya di hadapan kedua putranya.
Mendengar ucapan mami, membuat Gladis malu sendiri. Papi menggeleng-geleng kan kepalanya.
"Kamu dandan gini, siapa yang mau kamu goda di sekolah hm? " Tanya Kevin yang sejak tadi diam.
"Emang aku penggoda apa?" Cemberut Gladis, lagi pula dia mau goda siapa? Apa ada yang lebih ganteng dari kak Alex nya? Apa ada yang lebih kaya dari kak Alex nya? Memikirkan itu dia jadi terkikik sendiri.
"Tadi cemberut sekarang malah terkikik sendiri, apa perubahan mood perempuan secepat itu? " Batin Kevin bingung.
"Mami, aku cuma pakek bedak tabur, masak di bilang dandan" Adunya pada mami dengan wajah kesal, mami terkekeh mendengar aduan putrinya.
"Karna anak mami cantik, jadi kakak mu pikir kamu dandan" Ucap mami sambil mengelus kepala putrinya sayang.
"Aku kan udah cantik dari sananya" Ucap Gladis percaya diri, dia memang tidak memakai make up, lagi pula dia sudah cantik, wajahnya mulus bahkan bibirnya pink alami, lalu apalagi yang mau dia pakaikan di wajahnya?
"Sudah.. Sudah.. Ayo sarapan, nanti kalian terlambat sekolah" Ucap papi menengahi drama di meja makan
*******
Seluruh murid baru berkumpul di lapangan, mereka berbaris dengan rapi sambil mendengarkan kata-kata selamat datang di Van's High School dan penyambutan lainnya. kepala sekolah dan seluruh dewan guru serta seluruh anggota osis juga ikut serta dalam acara penyambutan tersebut.
Gladis berdiri di barisan depan dengan tenang, setelah kata-kata penyambutan dan kata-kata semangat belajar dari kepala sekolah dan ketua organisasi minat, kini seorang laki-laki dengan wajah tampan berdiri di depan seluruh siswa baru. Laki-laki itu berdiri di atas podium sehingga membuat dia terlihat jelas di mata seluruh murid baru.
"Perkenalkan nama saya Alan Zanio Alexander, saya adalah ketua osis di sekolah ini" Ucap laki-laki tersebut, dia juga memperkenalkan nama-nama anggota osis serta jabatan mereka masing-masing.
Tatapan kagum dan terpesona tak bisa di elakkan dari para kaum hawa, di sana laki-laki itu tersenyum ramah sambil mengucapkan kata-kata terima kasih karena telah memilih sekolah di Van's High school serta kata-kata penyemangat belajar untuk para adik-adik kelas.
Gladis memikirkan hal lain ketika melihat Alan, bahkan keningnya ikut berkerut.
"Mirip om Thomas" Batin Gladis. Dia terus melihat ke arah Alan hingga tatapan mereka bertemu.
"Bukan nya itu.... " Batin Alan, dia ingat siapa gadis yang menatapnya itu, percakapan nya dengan sang papa tempo hari bahkan masih di ingatnya dengan baik.
"PAAA!!!!!!...... " Teriak Alan memanggil sang papa, dia melihat panggilan masuk ke ponsel papanya di atas meja ruang keluarga, tapi sang papa entah kemana. Dia mengambil ponsel papanya dan melihat siapa yang menelpon.
"Mantu gagal jadi? " Ucap Alan bingung, tanpa pikir panjang dia kembali berteriak keras.
"Pa!!! Mantu gagal jadi telponnn!!!!! " Teriaknya, suara nya yang keras cukup membuat gendang telinga sakit.
"Anak siapa sih kamu, anak hutan kok nyasar sini" Cibir sang papa yang kembali ke ruang keluarga, dia tadi lagi ke dapur untuk minum tapi acara minumnya malah terganggu dengan suara emas anaknya.
"Nih! Mantu gagal jadi papa telpon" Ucap Alan sambil memberikan ponsel sang papa, laki-laki paruh baya yang masih terlihat tampan itu menatap ponsel nya yang sudah berhenti nada dering panggilan.
"Nanti aja papa telpon balik" Katanya sambil duduk di sofa dengan santai.
"Emang siapa sih? Kenapa namanya mantu gagal jadi coba? " Tanya Alan sambil ikut duduk di sebelah papanya.
"Dia besty papa" Jawab papa nya santai.
"Kayak anak muda aja" Cibir Alan.
"Awalnya mau papa jadiin mantu, eh dia udah punya pacar, mana pacarnya gak bisa di senggol lagi" Keluh papa sambil berdecak kesal. Alan melihat papanya heran.
"Mau papa nikahin sama aku gitu? Biar jadi mantu papa? " Tanya Alan tak percaya, perjodohan tanpa pemberitauan dan persetujuan? Ck.. Ck..
"Santai aja, kan gagal jadi... Orang dia udah punya pawang kok" Kata papa santai sambil mengambil remote tv. Alan menghela napas lega.
"Oh iya, dia bakal masuk sekolah yang sama denganmu, jadi papa mau kamu jaga dia" Ucap papa serius sambil memegang kedua bahu anaknya.
"Buat apa? Kan udah punya pawang? "
"Pasti ada saatnya dia sedang tidak bersama pacarnya, takut pas dia sendiri, dia di gangguin" Jawab papa, Alan mengangguk mengerti.
"Buat apa papa peduli sama dia? Kan udah gagal jadi mantu, jangan terlalu berharap lho pa, nanti sakit lho... " Ucap Alan dengan wajah tengilnya.
"Dia itu penyelamat papa, jadi papa mau jagain dia" Ucap papa, Alan tau cerita tentang itu, tapi papa nya belum memberitau dia nama orang yang menyelamatkan nya tersebut.
"Nama nya Gladis Agnia, kamu harus jaga dia baik-baik, termasuk dari pawangnya. Papa takut pawangnya dalam mode buas trus nyakitin dia"
Alan menggeleng-geleng kan kepalanya mendengar ucapan sang papa, apa gadis itu bakal di kasari pacarnya? Tapi itu bisa saja terjadi kan?
Alan masih berbicara dengan tegas dan penuh wibawa di atas podium, sesekali dia melihat ke arah Gladis untuk memastikan gadis itu baik-baik saja. Dari mana dia tau kalau itu gadis yang di maksud papanya? Tentu papanya sudah memperlihat kan foto Gladis pada Alan, jadi dia tidak mungkin salah mengenali orangkan?
semangadddd/Determined/
grazy uup dong thor 🥲
grazy uup dong thor 🥲
grazy uup dong thor 🥲