Seorang anak mahasiswa yang sangat miskin mendapatkan kekayaan yang sangat mencengangkan. Kehidupannya menemui banyak rintangan dalam kehidupan sehari harinya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muhammad Faqih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6 Villa Moon Garden
Maaf Bapak. Dengan wajah yang cantik dan sopan, Rindia menyapa Faqih. Kalau boleh tahu tuan ke toko ini mau beli handphone apa ?
Melihat Rindia menyapa Faqih. Mira menegurnya. Kamu tidak usah melayaninya, akan membuang buang waktu kamu saja. Dia tidak memiliki kemampuan untuk membeli sebuah handphone paling termurah.
Mendengar hinaan Mira. Faqih hanya dapat menggelengkan kepalanya. Dengan wajah tersenyum, Faqih berkata," Aku mencari hp yang paling termahal di toko ini.
Mendengar perkataan Faqih, Rindia merasa kaget, perasaannya sedikit ragu. Tapi dia tetap bersikap professional melayani Faqih.
Mira menunjukkan beberapa brosur di hadapan Faqih. ada iPhone 17 Pro Max, ada beberapa hp Samsung yang tidak kalah bagusnya seperti Samsung S25 Ultra.
Melihat kedua jenis HP itu, Faqih langsung membelinya. Aku pilih iPhone 17 Pro Max dan Samsung S25 Ultra.
Mendengar perkataan Faqih. Rindia kaget, suaranya sedikit serak tertahan. Apa Bapak serius ingin membeli kedua hp itu ?
Iya. Jawab Faqih dengan santainya
Cepat siapkan barangnya!. Aku masih ada urusan yang lain.
Mendengar Faqih akan membeli dua buah handphone mahal. Mira dan yang lainnya merasa tidak percaya. Mereka terdiam sesaat.
Bapak mau bayar cash atau kartu kredit ? ucap Rindia. Bayar cash, balas Faqih. Rindia menerima uang sebanyak 65 juta total keseluruhan untuk dua buah handphone.
Faqih melanjutkan jalan jalan ke toko yang lain. Keinginannya membeli beberapa baju dan keperluan lainnya. Sudah saatnya merubah penampilannya. Ada beberapa toko yang bermerk di singgahi Faqih untuk berbelanja. Menghabiskan dana 2 juta lebih.
Tinggg,,,
Selamat Tuan mendapatkan 10 point
Tinggg,,,
Selamat Tuan mendapatkan 10 point
Senyum faqih tampak ceria melihat point yang masuk. Dia berharap secepatnya meningkatkan kemampuannya dari segala aspek.
Ketika berjalan di sebuah pameran Villa Moon Garden yang harganya ratusan miliar, bahkan sampai triliunan, Faqih melihat lihat contoh contoh Villa di brosur yang di bagikan oleh sales.
Ternyata Si miskin ada juga di tempat seperti ini. Bikin bau Mall Ratu Kencana. Faqih menoleh ke belakang, ternyata teman kampusnya yang selalu membulynya. Tatapan Rinto yang penuh kebencian bersama pacarnya Yana.
Hei miskin, kamu sebaiknya enyah dari sini. Kamu tidak pantas berada di tempat seperti ini. Kamu hanya layak di tempat sampah mengais ngais kotoran untuk makan.
Faqih tetap bersikap tenang. Tidak terpancing sama sekali dengan sikap Rinto. Dia sudah bukan Faqih yang dulu lagi yang mudah di tindas. Kini dia manusia paling terkaya di muka bumi. Tidak ada yang bisa mengintimidasinya.
Sikap Faqih yang mengabaikan Rinto, membuatnya marah. Tampak wajahnya merah, ingin melampiaskan kemarahannya kepada Faqih. Dia tidak suka melihat sikap Faqih yang acuh tak acuh. ,
Hei bangsat!. Aku sedang berbicara denganmu. Mengapa kamu tidak berbicara. Kemarahan Rinto semakin memuncak. Dia tidak menyangka dengan sikap Faqih yang begitu acuh. Biasanya Faqih merespon dan takut. Tapi saat ini sangat berbeda. Ada yang berubah pada dirinya, tutur Rinto dalam hatinya.
Faqih hanya sibuk memperhatikan contoh Villa Moon Garden yang di pajang oleh Agen penjualan.
Yana yang ikut kesal dengan sikap Faqih, dia merasa ada yang sangat berubah dengan Faqih. Yana memperhatikan secara menyeluruh tubuhnya Faqih, ternyata penampilannya Faqih ada perubahan.
Yana berbisik pada Rinto. Apa kamu tidak merasa penampilan Faqih ada perubahan. Rinto mengangguk pelan.
"Betul sekali, penampilan Faqih sangat berbeda dari biasanya". Tutur Rinto.
Karena tidak ingin membuat keributan di tempat keramaian. Petugas keamanan sudah dari tadi memperhatikan sikapnya yang berusaha memprovokasi Faqih, jadi dia berusaha untuk tidak menimbulkan keributan.
Dia hanya menggeram kesal. Tangannya di kepal keras. Awas kamu kalau kita bertemu, sudah pasti akan ku habisi kamu. Dengan rasa marah, Rinto meninggalkan pameran Villa Moon Garden dengan dendam.
Lihat saja nanti, kalau kita bertemu. Pasti akan kamu bayar semua tingkah lakumu. Tutur Rinto sambil berjalan meninggalkan pameran.
Faqih yang cuek dan menganggap Rinto bukanlah ancaman baginya. Dia mengambi brosur penjualan Villa Moon Garden. Di situ ada no telefon yang tertulis, atas nama Alina Surya
Kringgg,,,
Kringgg,,,
Kringgg,,,
Suara handphone berbunyi, seorang teman kampus Faqih menelfon yang bernama Daniel.
Haloo, ada apa menelfonku, tutur Faqih menyapa Daniel di ujung telefon.
Kenapa sudah seminggu kamu tidak masuk kampus ? Balas Daniel.
Ahh,,, tidak apa apa.
Aku ada urusan sangat penting yang tidak dapat ku tunda. Harus segera mungkin ku selesaikan. Faqih berusaha menghindari pertanyaan lebih luas. Mereka tidak tahu kalau beberapa waktu yang lalu, nenek Faqih meninggal dan mengalami kecelakaan
Baiklah!. "Aku cuma ingin menyampaikan beberapa teman kampus mencarimu".
Oh iya. Akan ada acara di kampus besok malam. Kamu harus datang, tutur Daniel di ujung telefon.
Iya. Aku pasti datang, jawab Faqih.
tuuttt,, tuuttt,, tuuttt,,
suara HP di matikan.
