Alleta, seorang gadis penurut yang kepolosannya dimanfaatkan oleh sang kakak dan ibu tirinya.
Di malam sunyi itu, sebuah pil tidur seketika mengubah kehidupannya 90 derajat.
Ia terpaksa harus dinikahi oleh seorang pria yang terjebak bersamanya, pria yang sama sekali tak pernah ada dalam tipe suami yang dia idamankan, karena tempramennya yang terkenal sangat buruk.
Namun, pria sekaligus suami yang selama ini selalu direndahkan oleh warga desa dan dicap sebagai warga termiskin di desa itu, ternyata adalah seseorang yang statusnya bahkan tak pantas untuk dibayangkan oleh mereka yang memiliki status sosial menengah ke bawah.
Alfarezi Rahartama, pria luar biasa yang hanya kekurangan izin untuk mengungkap identitas dirinya.
Bagaimanakah reaksi keluarga Alleta setelah tahu siapa sosok menantu yang mereka remehkan itu?
Dan lalu bagaimanakah reaksi Alleta sendiri apabila dia tahu bahwa pria yang menikahinya adalah tuan muda yang disegani?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marnii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menyusul Alleta
Pagi itu, sesuai perintah Alfarez, Alleta berangkat ke sebuah mall untuk berbelanja kebutuhannya yang diperlukan.
Namun, karena belum sempat sarapan, perutnya terasa lapar di tengah perjalanan, dan akhirnya ia meminta pada sopir taksi untuk menurunkannya di sebuah restoran terdekat.
Setibanya di sana, ia hanya memesan semangkuk bubur ayam dan air putih, meski diberikan sebuah kartu debit oleh Alfarez, bukan berarti Alleta ingin berlagak dan menggunakannya seenak hati, bahkan makanan itu pun ia berencana untuk membayarnya dengan uang pribadi miliknya sendiri.
Di tengah sarapan itu, Alleta seketika dikagetkan oleh kedatangan seorang pria yang tiba-tiba saja duduk di hadapannya sembari tersenyum.
Entah siapa, Alleta tidak mengenalnya sama sekali, justru ia merasa sedikit waspada, orang asing yang berusaha untuk sok akrab, biasanya memiliki niat terselubung.
"Anda siapa?" tanya Alleta dengan mengerucutkan alisnya.
Pria itu semakin tersenyum dan bahkan mengulurkan tangannya. "Perkenalkan, aku Satria."
Alleta semakin menatapnya dengan heran, datang langsung memperkenalkan diri, bagaimana mungkin Alleta tidak kebingungan dengan tingkahnya itu.
"Siapa namamu? Apa aku boleh mengenalmu?" Pria itu bertanya lagi, jika diperhatikan lebih detail, sebenarnya dia sangat manis, dan juga ... cukup tampan meski tak setampan Alfarez tentunya.
Alleta menggeleng sedikit, lalu memberikan senyum yang amat canggung. "Kita tidak saling kenal, kamu asing bagiku, dan begitu pun sebaliknya, apakah bisa berkenalan seperti ini tanpa pernah terlibat dalam satu waktu sebelumnya?"
Pria itu tersenyum, kali ini nampak giginya yang putih nan rapi.
"Kamu sungguh tak mengenaliku lagi, Alleta?" tanya pria bernama Satria itu, sedikit kecewa mengetahui Alleta sudah tak mengenalinya lagi, padahal dia bahkan masih sangat kenal dengan wanita di hadapannya ini.
Alleta makin mengernyit heran, sembari berpikir keras apakah sebelumnya mereka memang pernah saling kenal atau tidak.
"Aku Satria, kamu tidak ingat pria bernama Satria?" tanyanya sekali lagi, kali ini tatapannya semakin lekat.
Melihat Alleta yang tampak terus berpikir, Satria pun terkekeh pelan. "Ini aku Satria, kita berteman baik saat di sekolah dasar, kamu tidak ingat?"
Sejenak Alleta mencoba mengingat, sampai akhirnya ia sedikit ternganga dengan mata terbelalak. "Satria yang dulu suka bawa dot ke sekolah?" tanya Alleta memastikan.
Satria mengangguk mengiyakan tanpa menghilangkan jejak senyum di bibirnya.
"Ya ampun, Satria! Kamu apa kabar?" Alleta dengan tanpa sadar memukul bahu teman kecilnya itu saking antusiasnya.
"Benar-benar tak pernah berubah, masih saja suka memukul orang," gerutu Satria sambil mengusap bahunya, lalu tersenyum bercanda.
"Wajahmu jauh sekali berubah, aku benar-benar tak bisa mengenalimu tadi," katanya dengan wajah yang masih terkesima.
"Ya begitulah, bertahun-tahun tinggal di negeri orang, penampilan juga malah ikut-ikutan gaya luar, tapi sekarang aku lebih tampan, bukan?"
Alleta manggut-manggut, mengiyakan ucapannya agar membuat Satria senang.
"Lumayanlah, cukup untuk membuat banyak wanita bertekuk lutut padamu."
Satria mendadak tertawa mendengar ucapan Alleta, sungguh ia merasa gemas sekali ingin mencubit wajah wanita di hadapannya itu.
"Kamu sekarang mau ke mana?" tanya Alleta, dan Satria justru bertanya balik dengan pertanyaan yang sama.
"Aku mau belanja sedikit ke pusat perbelanjaan di dekat sini," jawab Alleta berterus terang.
"Oh ya? Kebetulan sekali, aku juga mau ke sana, bagaimana kalau pergi sama-sama saja? Kita bisa sambil ngobrol, dari pada bosan belanja sendirian."
Satria tidak bohong, dia memang sedang ingin mencari sesuatu untuk dibeli dan dihadiahkan pada seseorang.
Sementara di sisi lain, Handy datang melaporkan pada Alfarez.
"Tuan Muda, menurut laporan yang saya terima, Nona Alleta pergi bersama seorang pria."
Tatapan Alfarez mendadak jadi berubah setelah mendengar itu. "Siapa?" sergahnya dingin.
"Mereka tidak mengetahui identitasnya, Tuan, tetapi katanya Nona Alleta bertemu pria itu di sebuah restoran ketika sedang sarapan."
Alfarez seketika beranjak dari tempatnya sembari berkata, "Susul dia sekarang!" Dengan wajah datar ia pun keluar dari ruangannya dan disusul oleh Handy dengan tergesa-gesa.
lebih banyak lg UP nya yaa