Leticia Nathania yang sering di panggil Cia adalah gadis yang sangat cantik dan selalu ceria. Cia selalu di kelilingi oleh orang-orang baik yang sangat menyayanginya. Namun semuanya berubah ketika Cia terpaksa menikahi Carlo karena di jodohkan oleh almarhum kakeknya.
Awalnya Cia ragu menikah dengan Carlo karena melihat sikap pria itu yang terlihat sombong. Tapi akhirnya Cia bersedia juga menikah dengan pria itu karena orang tuanya berusaha dengan keras meyakinkannya. Orang tuanya mengatakan kalau cinta itu akan tumbuh setelah menikah.
Setelah menikah, Cia tinggal satu atap dengan mertuanya. Dan itu bukanlah hal yang mudah, terlebih mertuanya tidak menyukai kehadiaran Cia sebagai menantu.
"Cia, kamu bersenang-senang seharian di kamar dan membiarkan Ibu dan adik bekerja, maksud kamu apa?" tegas Carlo membuat Cia sangat kaget.
Pasalnya Cia yang mengerjakan semua pekerjaan rumah seharian.
Tiba-tiba saja air mata Cia menetes tanpa di minta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MartiniKeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cerita Damian
Menurut orang tua Cia, Damian asik di ajak ngobrol, tidak melawan dan langsung menuruti perkataan anak perempuannya saat diminta meminum susu sekalipun, yang katanya direkomendasikan oleh dokter. Meskipun dia terlihat sedikit menunduk malu karena jadi pusat perhatian mereka semua.
"Nak Damian nggak apa-apa kan kalau menginap di sini?"tanya Nisa karena memang sekarang sudah larut malam.
Damian tersenyum dan mengangguk mendengar pertanyaan Nisa. "Kalau kalian semua mengizinkan, aku justru senang bisa menginap di sini."
"Syukurlah, papa hanya takut kamu tidak nyaman di sini, tapi sungkan buat minta pulang sama Cia. Jangan ragu kalau butuh sesuatu yah, kita semua kan keluarga." Ucap Yudi yang memperlakukan Damian seperti memperlakukan putranya sendiri.
Mata Nisa sedari tadi melihat pergerakan anak perempuannya yang sedang membantu Damian mengambalikan beberapa kue, meletakkannya di piring dan langsung memberikannya pada Damian. Di akhiri dengan senyuman manis dari keduanya dengan mulut menggumamkan kata terima kasih.
"Seandainya suami kamu bisa ikut pasti makin seru jadinya," ucap Nisa sembari menatap Cia.
"Benar itu Cia, kalau ada suamimu pasti jadi makin seru main caturnya." Yudi dan Nisa tertawa membayangkan Carlo ikut main Catur, kecuali tiga orang yang hanya diam tidak bereaksi sama sekali.
"Kamu nggak usah sedih, papa yakin suami kamu pasti lagi sibuk ngurus perusahaan jadi nggak bisa ikut ke sini. Kamu jangan terlalu memaksakan yah, harus mengerti dengan kesibukan suami kamu."
"Tapi kamu juga harus rajin menghubungi suamimu Cia, mama perhatikan kamu dari tadi nggak ada pegang HP sama sekali."
Cia mengangguk kaku, "Iya ma,pa. Aku ngerti kok."
"Benar tuh, perhatian-perhatian kecil dari istri itu bisa bikin rasa capek kita hilang gitu aja loh, papa juga begitu soalnya. Kadang mama juga suka manja sama papa,"kata Yudi sambil melirik istrinya.
"Apaan sih pa. Ingat umur nggak usah gombal segala." Kata Nisa dengan malu-malu.
"Tau nih papa, nggak malu ada anak muda di sini?" Protes Nico
"Loh, ngapain malu? Harusnya kita yang udah nggak muda lagi ini bisa nunjukin kalau kita juga nggak kalah dari mereka, apalagi sama pengantin baru." Tunjuknya ke arah Cia.
"Udah, nggak usah bahas pasangan-pasangan segala. Tidak menghargai aku yang jomblo ini apa?" Protes Nico lagi.
Cia menatap Nico yang baru saja menghentikan pembahasan tentang Carlo. Senyumnya terbit dan mengucapkan terima kasih tanpa suara lalu Nico balas dengan anggukan kecil.
Damian hanya terpaku di tempatnya melihat bagaimana reaksi Cia saat ini. Semua ini di sebabkan oleh Farhan,Meri dan Carlo. Mereka benar-benar sangat keterlaluan.
Dia juga sudah meminta Carlo agar segera menceraikan Cia, tapi pria itu tidak mau menceraikannya. Dia sendiri juga bingung kenapa Carlo tidak mau menceraikan Cia, pada dia tidak mencintai Cia.
"Aku rasa kak Damian sekarang sedang galau yah gara-gara tadi?" tanya Nico yang sedari tadi memperhatikan Damian yang hanya diam saja.
Saat ini Damian sudah ada di kamar Nico. Tadinya Damian akan tidur di kamar tamu, tapi Cia tidak mengizinkan, karena kamarnya tidak sama dengan kamar Damian yang bisa dengan mudah diakses meski menggunakan kursi roda.
Akhirnya mereka semua pun setuju. Jangan tanyakan Damian, pria itu akan menyetujui apapun permintaan Cia.
"Apa saya masih bisa bersama kakak kamu di masa depan yah Nic?" tanya Damian dengan raut wajah sedih.
"Entahlah, aku nggak bisa jawab apa-apa. Apalagi aku nggak tahu masalahnya. Takutnya malah memberikan harapan palsu."
"Baiklah! Kakak akan menceritakan semuanya padamu. Jadi sebenarnya, yang seharusnya menikah dengan Ticia adalah kakak bukan Carlo." Kata Damian sambil termenung.
"A-apa?" teriak Nico dengan wajah terperangah, "Kakak nggak sedang bercanda kan?" tanya Nico yang masih tidak percaya dengan apa yang Damian katakan. Tapi dilihat dari raut wajahnya, dia terlihat seperti tidak sedang bercanda. Raut wajahnya terlihat sangat serius saat mengucapkan kata-kata tadi.
"Kakak bicara serius, Nic. Orang yang dijodohkan dengan kakakmu adalah aku. Bahkan waktu kakek Darto masih hidup, aku sendiri yang menyaksikan mereka membuat perjodohan itu. Bahkan sebelum kakek Darto meninggal, dia memintaku agar menjaga Ticia." Tutur Damian lagi yang terlihat semakin serius bicara.
"Lalu kenapa kak Cia bisa menikah dengan si brengsek itu?" tanya Nico dengan dahi berkerut. Dia benar-benar di buat bingung dengan apa yang di katakan oleh Damian. Kalau dia yang di jodohkan, lalu kenapa kakaknya malah menikah dengan pria brengsek itu?
"Aku sendiri juga nggak tahu kenapa Ticia bisa menikah dengan si brengsek itu," kata Damian dengan jujur.
"Bagaimana mungkin kakak nggak tahu? Kakak kan tinggal di sana. Seharusnya kakak tahu semuanya," kata Nico dengan suara yang sedikit emosi.
"Kakak baru-baru ini tinggal di rumah itu, tepatnya setelah kakakmu menikah dengan Carlo. Itu pun kakak terpaksa tinggal di sana karena tidak tega melihat Ticia di perlakukan dengan buruk oleh mereka. Jadi selama ini kakak ditinggal dengan keluarga almarhum mama."
Kedua mata Nico semakin membulat dan bahkan sampai tidak berkedip mendengarnya. Karena dia pikir Meri adalah ibunya Damian. "Berarti ibunya kak Carlo bukan mama kakak?"tanya Nico lagi.
Damian menggelengkan kepalanya. "Mama kakak namanya Diana. Jadi dulu mama di jodohkan juga dengan si Farhan. Selama ini aku nggak pernah menganggap dia papaku. Dia pria brengsek nggak punya perasaan. Setelah menikah dengan mama, tiba-tiba wanita itu datang ke rumah dengan membawa anaknya. Dia marah-marah dan minta pertanggungjawaban pada Farhan. Ternyata sebelum menikah dengan mama, Farhan telah memiliki seorang anak dengan Meri, tapi pria itu tidak mengatakan apapun sebelum menikah dengan mama. Dan di sanalah penderitaan mama dimulai. Ketika mama sedang mengandungku, perempuan iblis itu berkali-kali ingin mencelakai mama agar mama keguguran. Setiap mama menceritakan kejahatan Meri pada Farhan, pria itu nggak pernah mempercayai perkataan mama. Farhan mengatakan kalau mama terlalu cemburu, makanya sampai mengarang cerita yang tidak-tidak. Dan setelah itu Meri akan membuat rencana lain, hingga Farhan dan mama setiap hari selalu bertengkar. Akhirnya kakek menyuruh Farhan agar membelikan rumah untuk Meri, agar mama dan Meri nggak tinggal satu rumah. Mama kira setelah Meri pergi dari rumah itu dia bisa sedikit tenang, namun ternyata nggak. Perempuan itu menyuruh seseorang agar menyakiti mama. Dulu waktu kakak masih kecil, dia berkali-kali ingin membunuh kakak. Bahkan kakak menjadi lumpuh seperti ini karena ulah perempuan itu. Ketika Farhan tahu kalau kakak lumpuh, dia tidak pernah mau orang lain mengetahui kalau kakak adalah putranya. Makanya tidak banyak yang tahu tentang kakak. Kalau ada yang datang ke rumah, Farhan akan mengurung kakak di gudang yang gelap. Walaupun kondisi kakak sudah lumpuh, tapi Meri tetap merencanakan ingin membunuh kakak. Untungnya mama langsung pergi dari rumah itu. Semenjak itulah kakak jadi trauma tinggal di sana. Tapi ketika mengetahui Ticia diperlakukan tidak baik oleh mereka, kakak berusaha melawan trauma kakak."Tutur Damian
Terima kasih ya krn sudah mampir, jangan lupa like dan komentarnya ya kakak2, biar author tambah semangat nulisnya😊