NovelToon NovelToon
Kasih Terlarang Sang Hostess

Kasih Terlarang Sang Hostess

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Single Mom / Crazy Rich/Konglomerat / Nikah Kontrak / Balas Dendam / Playboy
Popularitas:868
Nilai: 5
Nama Author: Wulan_Author

Alma Seravina, seorang ibu tunggal yang bekerja sebagai Hostess di sebuah klub malam, harus menghadapi pandangan merendahkan dari masyarakat sekitarnya. Pekerjaannya yang unik, yang memerlukan dia untuk bekerja di malam hari, sering kali disalahpahami sebagai pekerjaan yang tidak pantas. Namun, Alma tetap mempertahankan pekerjaannya untuk membesarkan anak satu-satunya. Meskipun pandangan masyarakat membebani dirinya, Alma tidak pernah menyerah sedikitpun apalagi setelah mengetahui kondisi anaknya yang sedang sakit parah.

Di tengah kebingungan, tiba-tiba saja seorang pemuda yang usianya jauh di bawah Alma memasuki kehidupannya untuk balas dendam atas kematian tunangannya yang berkaitan dengannya. Namun, bukannya berhasil membalaskan dendam, Gevan justru malah terjebak nikah dengan Alma.

"Ayo menikah dan tandatangani kontrak ini!"

Alma tersenyum remeh, "Apa kamu bercanda? Aku tidak pantas jadi istri kamu, aku lebih pantas jadi kakak atau Tante kamu!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wulan_Author, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dua Miliar

Ibu Retno menatap Alma dengan tajam, "Lalu menurut kamu siapa lagi yang hidupnya hanya jadi aib warga satu komplek hah?"

"Sudah saya katakan saya bukan orang seperti itu, daripada ibu sibuk mencari-cari kejelekan saya lebih baik ibu lihat anak ibu sendiri dan pastikan jika anak ibu tidak macam-macam diluar sana!" tegas Alma.

"Kurang ajar!" Ibu Retno hendak memukul Alma namun sang ibu lebih dulu menghadangnya.

"Apa? Apa yang mau kamu lakukan sama anak saya, huh?" Ibu Julia langsung menghadang ibu Retno di depannya.

"Ibu sama anak sama-sama nggak tahu diri!" umpat ibu Retno sambil memalingkan wajahnya.

Semua warga yang menyaksikan pertengkaran hebat antara ibu Julia Bu Retno dan Alma, hanya bisa memandang mereka dengan wajah bingung sambil menerka-nerka ucapan ketiga orang didepannya itu. Mereka jelas tahu jika selama ini Alma bekerja di club' malam, dan mereka selalu beranggapan jika Alma bekerja sebagai wanita tidak benar. Namun, dengan ucapan Alma barusan semua orang bisa berasumsi berbeda dan semoga saja mereka bisa menilai Alma sedikit lebih positif walaupun kemungkinannya kecil.

"Ada apa sih pagi-pagi udah ribut!" gerutu Meisya yang baru saja bangun dari tidurnya. Namun, baru saja Meisya mencium aroma bawang dari arah dapur, entah mengapa perutnya terasa mual hingga ingin muntah.

"Umm, bau apaan nih! Bau banget gila!" gerutu Keisya sambil mencubit hidungnya dengan dua jarinya. Hingga beberapa detik kemudian, Meisya muntah-muntah dan berlari ke dalam kamar mandi.

Suara muntah-muntah Meisya begitu jelas terdengar ke luar rumah. Karena kebetulan kamar Meisya S

tepat berada di depan jalanan.

Semua orang menoleh ke arah rumah Bu Retno, "Suara siapa itu?" bisik tetangga yang masih sibuk dengan asumsinya masing-masing.

"Wah jangan jangan bener lagi apa yang di ucapkan Alma. Jangan-jangan Meisya lagi bunting karena sering gonta-ganti pacar!"

"Kalo emang bener sih, nauudzubillah banget ya jeng. Saya sih amit-amit!" ucap ibu yang lainnya.

Bu Retno terdiam dengan wajah panik sambil menoleh ke arah kamar Meisya. Tiba-tiba saja jantungnya berdebar sangat kencang saat mendengar ucapan ibu ibu komplek. Jika benar ucapan Alma benar, mau di taruh di mana wajah ibu Retno?

"Tidak mungkin! Anak saya tidak mungkin seperti itu. Itu cuman akal-akalan kamu aja kan Alma supaya orang menjelek-jelekkan saya, terus akhirnya mereka simpati sama kamu yang jelas-jelas wanita rendahan!" tunjuk Bu Retno dengan wajah garang.

Bugh!

Aisya menampar wajah Bu Retno dengan keras hingga meninggalkan bekas di wajahnya.

"Jaga ucapan ibu atau saya penjarakan ibu. Selama ini saya sudah cukup sabar menghadapi sikap ibu yang terus merendahkan saya! Tapi kali ini ucapan ibu benar-benar keterlaluan! Apa ibu tidak takut karma menimpa anak ibu karena ucapan ibu yang tajam setajam silet itu! Ingat satu hal ini, seburuk apa pun saya, saya tidak merugikan siapa pun di sini, dan saya sangat menjaga nama baik keluarga. Terserah kalian akan berkata apa tentang saya, yang jelas saya tidak pernah menjual diri!"

"Apa ada bukti jika kamu bukan seorang pelacur? Jelas-jelas pekerjaan kamu itu di tempat kotor, tidak mungkin jika kamu tidak pernah melakukan hal-hal kotor!" Lagi, ibu Retno tak mau kalah.

Alma yang sudah muak lantas membalikkan semua ucapan ibu Retno pada putrinya yang memang kerap pergi bersama pria-pria yang bergantian setiap malamnya.

"Ibu lihat sendiri 'kan, apa yang sedang di alami anak ibu? Sebaiknya ibu urus saja anak perempuan ibu, dari pada ibu sibuk mengusik kehidupan pribadi saya. Satu hal lagi, saya tidak mau ibu terus menyebarkan gosip yang tidak benar tentang saya dan keluarga saya. Jika itu sampai terulang, maka saya akan pastikan ibu akan menyesal!"

Alma berlalu tanpa menoleh ke belakang. Rasa sesak yang dari tadi terasa menghimpit dada, akhirnya bisa Alma tumpahkan begitu saja pada orang-orang yang selalu merendahkannya selama ini. Rasa puas yang tidak bisa dia ucapkan mampu membuat seulas senyuman terukir di wajahnya.

"Hebat kamu, Al!" puji ibu Julia saat sudah masuk ke dalam rumahnya.

"Maksud ibu apa?"

Ibu Julia lalu mendekat ke arah Alma sambil mengintip ke arah luar dari balik jendela. "Kamu lihat mereka semua, mereka adalah orang-orang yang selama ini sudah merendahkan kamu! Akhirnya mereka bisa diam juga karena keberanian kamu tadi!" ucap ibu Julia dengan wajah berbinar.

Sementara Pak Bayu hanya terdiam menggeleng-gelengkan kepalanya perlahan sambil membaca buku di depan Televisi.

"Mereka tidak akan diam Bu. Sebenarnya Alma juga tidak ingin berdebat dengan ibu-ibu di depan tadi. Tapi, ucapan Bu Retno  membuat Aku takut jika nanti Rose akan salah paham. Karena cepat atau lambat Rose akan tumbuh menjadi gadis dewasa, dan dia mungkin akan merasa sakit hati dengan ucapan mereka!" ucap Alma dengan suara sendu.

Ibu Julia mendengus sebal, padahal dia sudah memuji anaknya, tapi jawabannya hanya seperti itu.

Ibu Julia menjauhkan tubuhnya dari dekat Alma, "Iya deh iya, semua untuk Rose!" ucap Bu Julia dengan wajah kesal.

Sebenarnya ibu Julia sangat menyayangi Rose, karena dia adalah cucu pertamanya. Namun, terkadang rasa sakit hati yang di sebabkan Alma karena aib yang pernah dia buat, kerap membuat ibu Julia merasa kesal pada Rose. Walaupun sebenarnya gadis kecil itu tidak pernah salah apa-apa.

"Dimana Rose sekarang? Kenapa dia belum keluar juga! Apa dia tidak akan pergi ke sekolah hari ini?"

Tiba-tiba ibu Julia teringat pada Rose yang tak kunjung keluar dari kamarnya.

Mendengar ibu Julia yang terlihat kesal pada dirinya dan mungkin akan melampiaskan kekesalannya pada Rose Alma hanya menghela nafas kasar dan memberitahu ibu Julia agar tidak terlalu keras pada anaknya.

"Sebaiknya ibu tidak berteriak pada Rose, dia masih anak-anak Bu, mentalnya harus kita jaga."

"Oh jadi maksud kamu ibu ini selain nggak becus jagain anak kamu, ibu juga ingin merusak mentalnya, begitu maksud kamu? Ibu hanya tidak mau Rose dididik terlalu lembek seperti dulu ibu mendidik kamu sehingga kamu membuat keluarga ini menanggung malu bertahun-tahun bahkan hingga saat ini!" ketus ibu Julia.

Niat hati hanya ingin mengingatkan sang ibu, justru ibu Julia malah semakin tersinggung dengan ucapan Alma.

"Bukan begitu, Bu, Ibu salah faham. Maksud Alma coba ibu sedikit bersikap lembut pada cucu ibu, Alma tahu Rose anak baik bahkan terlalu baik sehingga terkadang Rose menjadi anak pendiam. Alma hanya tidak ingin Rose merasa ibu tidak sayang padanya karena sikap keras ibu," tutur Alma yang kembali membenarkan ucapannya.

Ibu Julia malah mendengus kesal dan berlalu dengan wajah masam.

"Halah, sudah syukur anak kamu ibu jaga dengan baik! dari pada kalian hidup luntang-lantung di jalanan!" ocehnya sambil berjalan menuju kamar Rose.

Alma kembali menghela nafas kasar sambil menyenderkan punggungnya pada sofa.

"Alma hanya mengingatkan ibu," ucapnya.

Pak Bayu menutup bukunya, "Sudahlah Al, sikap ibu kamu kan memang seperti itu, tapi bapak yakin ibu sangat menyayangi kalian berdua," ucap Pak Bayu yang mencoba menguatkan Alma.

Alma tersenyum hangat pada Pak Bayu walaupun hatinya masih sedih karena sikap ibu Julia yang terlalu keras pada Rose.

"Rose .. Rose, kamu di mana?" teriak Ibu Julia memanggil cucunya.

Saat membuka pintu kamar, betapa ibu Julia sangat terkejut saat melihat Rose yang sudah tergeletak di atas lantai dengan hidung mengeluarkan darah segar.

"Ya ampun Rose! Kamu kenapa?"

Teriakan Ibu Julia berhasil membuat panik Alma dan Pak Bayu. Alma yang sedang duduk pun, langsung berlari menuju kamar putrinya.

"Ada apa Bu?" tanya Alma panik.

"Rose pingsan, Alma!"

"Ya Tuhan!" Alma segera menghampiri Rose. "Rose ... Kamu kenapa sayang!" Mata Alma melotot sempurna saat melihat putri kecilnya sudah tak sadarkan diri.

"Kenapa Rose bisa seperti ini, Bu?" tanya Pak Bayu yang tak kalah panik.

"Ibu juga tidak tahu, saat datang Rose sudah pingsan, Pak!" sentak ibu Julia pada Pak Bayu.

"Sudah sudah! Sebaiknya kita bawa Rose ke rumah sakit!" ucap Pak Bayu yang langsung menggendong Rose.

**RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK SEJAHTERA**

"Nyonya Alma, kita harus melakukan pemeriksaan lebih lanjut dan untuk ibu setidaknya ibu harus menyiapkan uang sekitar, satu atau dua miliar rupiah."

Mata Alma melotot tajam.

"Dua miliar, Dok?"

1
Xvoid_99
lanjutt🔥
Wolfmoon: Terima kasih untuk supportnya Kak, selalu dukung aku yaa.. jangan lupa beri saran jika ada yang kurang 🤗❤️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!