NovelToon NovelToon
Senja Di Aksara Bintang

Senja Di Aksara Bintang

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Murni / Mengubah Takdir / Angst
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: NdahDhani

Alden berjalan sendirian di jalanan kota yang mulai diselimuti dengan senja. Hidupnya tidak pernah beruntung, selalu ada badai yang menghalangi langkahnya.

Dania, adalah cahaya dibalik kegelapan baginya. Tapi, kata-katanya selalu menusuk kalbu, "Alden, pergilah... Aku tidak layak untukmu."

Apa yang menyebabkan Dania menyuruh Alden pergi tanpa alasan? Nantikan jawabannya hanya di “Senja di aksara bintang”, sebuah cerita tentang cinta, pengorbanan dan rahasia yang akan merubah hidup Alden selamanya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NdahDhani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34: Obsesi Rani

"Apa yang mau kamu bicarakan, Ran?" tanya Alden dingin kepada gadis di hadapannya itu.

Niat hati ingin pulang ke kontrakan nya dan beristirahat, Alden justru dihentikan oleh Rani yang tidak tahu maksudnya apa. Ia tersenyum manis, sangat manis. Tapi Alden sama sekali tidak terpengaruh, terlebih mengingat sikapnya terhadap Dania tempo hari.

"Al," ujarnya lembut sambil mengambil tangan Alden.

Alden yang terkejut langsung menarik tangannya, menatap Rani dengan tatapan tidak suka.

"Apa mau kamu, Ran? Kamu gak ingat, aku udah punya Dania." jelas Alden mengingatkan.

Rani sedikit kecewa dengan sikap Alden yang berubah terhadapnya. Rani merindukan sikap lembut dan perhatian Alden terhadapnya. Walaupun sebenarnya Alden memang berlaku baik terhadap siapa saja yang dekat dengannya.

"Al, aku gak bisa lupain kamu." ujar Rani lembut tapi penuh obsesi.

Alden mengernyitkan dahinya, Rani terus saja mengejar-ngejar dirinya. Tidak tahu malu memang, bahkan Rani tidak menyadari bahwa sikapnya yang seperti ini justru membuat Alden semakin merasa ilfeel.

"Maaf Ran, aku gak bisa balas perasaan kamu. Hati aku hanya untuk Dania." Alden menekankan kalimat itu, berharap Rani mengerti.

Alden pun langsung melangkahkan kakinya untuk pergi, tapi tiba-tiba saja Rani memeluk Alden dari belakang membuat Alden terkejut dan terpaku di tempat.

Alden bukan merasa nyaman atau senang, justru sebaliknya ia merasa risih. Tapi reaksi tubuhnya tidak berkompromi dengan hati dan pikirannya saat ini. Tubuhnya kaku untuk beberapa saat, tapi kemudian Alden melepaskan tangan Rani yang melingkar di pinggangnya.

"Apa-apaan sih kamu Ran?!" Alden menatap Rani tajam dan ia memarahi gadis itu.

Rani, justru tersenyum. Entah apa yang merasuki pikirannya, dan Alden sendiri tidak mengerti apa yang terjadi dengan gadis di hadapannya itu.

"Al, kamu tau perasaan aku kan? Aku sayang sama kamu."

Alden menaikkan sebelah alisnya. Kata-kata Alden selama ini sepertinya tidak cukup untuk membuat Rani mengerti. Alden sama sekali tidak menyukai Rani, perasaannya hanya tertuju pada satu orang dan itu tidak akan pernah berubah.

"Sorry Ran, aku cuma anggap kamu sebatas teman gak lebih." ujar Alden dingin tapi masih dengan nada lembutnya.

"Al," lirih Rani memasang wajah memelas, ia berharap Alden akan mengerti.

Alden menggelengkan kepalanya, gadis di hadapannya itu benar-benar keras kepala. Ia sama sekali tidak mengerti pola pikir Rani. Rani tahu Alden sudah memiliki Dania, tapi ia tetap kekeuh untuk mendapatkan hati pemuda itu.

"Al, please... Pahami perasaan aku, aku jauh lebih baik daripada Dania, Al." Lagi-lagi Rani menyentuh tangan Alden, membuat Alden kembali menarik diri.

"Aku tau apa yang aku pilih, Ran. Perasaan itu gak bisa dipaksa. Sorry, aku tetap memilih Dania apapun yang akan terjadi."

Alden pun langsung berjalan pergi setelah meninggalkan kalimat itu. Terlihat jelas Rani yang kesal dan mengepalkan erat tangannya. Ia merasa tidak terima diperlakukan seperti ini oleh Alden.

"Apa sih spesialnya Dania di hidup kamu, Al?!" batinnya.

Rani menatap Alden dengan tatapan tajam sampai akhirnya menghilang dari pandangan. Ia pun berbalik pergi dengan perasaan emosi yang membara.

Alden tiba di kontrakannya dan langsung menghampiri ibunya yang sedang memasak di dapur. Mereka sudah jarang ke toko roti karena sudah memiliki beberapa karyawan yang menghandle toko mereka.

"Assalamualaikum, Bu." ujarnya.

"Waalaikumsalam, udah pulang nak?" tanya ibunya yang berdiri di depan kompor.

Alden mengambil gelas dan menuang air, lalu duduk sebelum akhirnya menjawab pertanyaan ibunya.

"Sudah Bu, Dania juga sudah berangkat ke Singapura." ujarnya, lalu meneguk air minum di gelasnya. "Oh iya Bu, Mama Dania kirim salam."

"Waalaikumsalam, semoga mereka selamat sampai tujuan ya nak." ujar ibunya ditanggapi dengan senyuman oleh Alden.

Beberapa jam kemudian, waktu pun tak terasa sudah memasuki malam hari. Alden melirik jam di kamarnya dan menunjukkan pukul 11 malam. Ia pun merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur sambil memainkan ponselnya untuk melihat berita-berita terkini.

Drreett... Drreett....

Tiba-tiba saja ponselnya berdering, dan seutas senyum terukir di bibirnya. Bagaimana tidak, Alden mendapatkan panggilan telepon dari sang pujaan hati. Jelas saja membuat Alden langsung bersemangat untuk mengangkat panggilan telepon itu.

"Halo Dania," ujarnya.

"Halo, Al. Aku udah sampe di Singapura. Maaf baru mengabari, maaf juga mengganggu waktu istirahatnya." ujar Dania dari seberang telepon.

Alden langsung tertawa mendengar perkataan Dania. Dania merasa mengganggu waktu Alden, padahal Alden justru menunggu kabar darinya.

"Enggak ganggu kok sayang, aku justru nungguin kabar dari kamu. Alhamdulillah kalo udah sampe." ujar Alden dengan nada lembutnya.

Terdengar kekehan kecil dari seberang telepon. Dania selalu saja menunjukkan sikap cerianya, dan itu yang membuat Alden semakin yakin untuk selalu ada untuk Dania, terlebih saat masa-masa sulitnya seperti saat ini.

"Malah ketawa ya kamu, Dania hmm..." ujar Alden dengan senyuman walaupun Dania tidak bisa melihatnya.

Keduanya pun berbincang-bincang melalui panggilan telepon. Bahkan tak terasa sudah setengah jam mereka berbincang.

"Ya sudah, istirahat lagi ya? Pasti capek selama di penerbangan tadi." ujar Alden penuh perhatian.

"Iya Al, aku juga besok harus pergi ke rumah sakit. Kamu juga jaga kesehatannya ya, Al?" ujar Dania dari seberang telepon dengan nada penuh perhatian juga.

Setelah keduanya mengucapkan selamat beristirahat, keduanya pun tidur dengan tujuan yang berbeda untuk hari esok.

...✧✧✧✧✧✧✧✧✧✧...

Keesokan harinya, Alden baru saja ingin keluar dari pintu kontrakannya untuk menyusul ibunya ke toko, karena harus membawakan beberapa pesanan pelanggan yang baru selesai dikemasi.

Tapi, langkahnya langsung terhenti ketika melihat Rani yang tersenyum ceria tepat di depan pintunya. Alden yang kaget hampir saja menjatuhkan kotak roti yang dipegangnya.

"Hai, Al." lirih Rani yang menggunakan dress biru selutut itu.

Alden mengernyitkan dahinya, sepertinya Dania belum jera setelah mendapatkan perkataan telak dari Alden di hari sebelumnya.

Alden tidak mengatakan apa-apa, ia hanya menetralkan rasa terkejutnya tadi. Tapi tatapannya tetap tajam ke arah Rani.

"Aku boleh bantu gak, Al?" ujar Rani berbasa-basi, melihat Alden yang sepertinya sedang kesusahan.

"Enggak usah, Ran. Makasih sebelumnya. Oh, ada perlu apa ya pagi-pagi datang ke sini?" ujar Alden pada akhirnya setelah hening sedari tadi.

"Sengaja aja, pengen ketemu kamu." ujarnya dengan senyum manisnya.

Alden menghela nafas panjang, ingin rasanya ia benar-benar menghilang dari Rani agar tidak terus-menerus diganggu oleh gadis berambut sebahu itu. Alden sendiri pun tidak tahu harus melakukannya dengan cara apa agar Rani mengerti bahwa perasannya itu hanya untuk Dania.

"Ran, Dania itu teman baik kamu. Masa iya kamu tega giniin dia?" ujar Alden mencoba mengingatkan tentang persahabatan mereka.

Rani yang awalnya tersenyum ceria, tiba-tiba saja ekspresinya berubah menjadi kesal dan marah. Ia selalu tidak suka ketika mendengar Alden menyebutkan nama Dania.

"Dania lagi, Dania lagi. Stop nyebut nama dia di depan aku, Al!" terdengar Rani mendengus kesal membuat Alden menggelengkan kepalanya.

"Kenapa sih kamu gak pernah lihat perasaan aku, Al? Kenapa sih kamu selalu aja sebut nama gadis lemah kayak dia?!" lanjut Rani membuat Alden langsung marah, ia tidak terima siapapun menghina Dania seperti itu. Terlebih Rani adalah teman dekat Dania sebelumnya.

"Stop, Rani! Berhenti menghina Dania!" Alden menatap tajam ke arah Rani, tanpa sadar nada bicaranya pun meninggi.

Rani matanya mulai berkaca-kaca bahkan air matanya hampir menetes ketika Alden membentaknya. Ia sama sekali tidak menyangka respon Alden akan seperti itu kepadanya.

"Aku peringatkan sama kamu Ran, Dania itu enggak lemah. Dia justru jauh lebih kuat dari yang kamu liat. Kamu seharusnya dukung Dania dalam masa-masa sulitnya seperti ini, bukannya malah merendahkan." ujar Alden tegas bahkan rahangnya terlihat mengeras karena rasa tidak terimanya akan perkataan Rani.

Alden tidak menghiraukan Rani lagi, ia pun menutup pintu di belakangnya. Sebelum ia melangkah pergi, Alden sempat meninggalkan sebuah kalimat yang membuat Rani diam terpaku bahkan ia tidak percaya apa yang ia dengar.

"Asal kamu tau, Ran! Dania sekarang sedang berjuang melawan penyakitnya. Kamu bayangkan remaja seusia kamu harus mengalami sakit yang terbilang berat. Dania sakit leukemia, Ran. Kamu perempuan, seharusnya kamu yang lebih bisa memahami keadaan Dania saat ini. Permisi." ujar Alden langsung berlalu pergi meninggalkan Rani dengan ekspresi terkejutnya.

"Apa?" ujar Rani tidak percaya yang masih bisa di dengar oleh Alden.

Tapi Alden tidak peduli, ia terus melangkah kakinya menuju toko rotinya. Ia hanya berharap, Rani berhenti untuk merendahkan Dania serta berhenti juga untuk mengejar-ngejar dirinya lagi.

^^^Bersambung...^^^

1
FATTAHIR
wahhh bagus banget cerita nya
recomend banget pokoknya😍
ndah_rmdhani0510
Hai semuanya, mohon dukungan, kritik dan sarannya untuk cerita pertama aku ya? Soalnya baru pertama nulis hehe, pendapat kalian semangat bagi aku...

Happy reading 😊
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!