NovelToon NovelToon
Aku Bukan Pelacur

Aku Bukan Pelacur

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Keluarga / CEO / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa
Popularitas:33.9k
Nilai: 5
Nama Author: Miss Ra

Malam itu, di sebuah desa terpencil, Alea kehilangan segalanya—kedua orang tuanya meninggal dan dia kini harus hidup sendirian dalam ketakutan. Dalam pelarian dari orang-orang misterius yang mengincarnya, Alea membuat keputusan nekat: menjebak seorang pria asing bernama Faizan dengan tuduhan keji di hadapan warga desa.

Namun tuduhan itu hanyalah awal dari cerita kelam yang akan mengubah hidup mereka berdua.
Faizan, yang awalnya hanya korban fitnah, kini terperangkap dalam misteri rahasia masa lalu Alea, bahkan dari orang-orang yang tak segan menyiksa gadis itu.

Di antara fitnah, pengkhianatan, dan kebenaran yang perlahan terungkap, Faizan harus memutuskan—meninggalkan Alea, atau menyelamatkannya.

Kita simak kisahnya yuk di cerita Novel => Aku Bukan Pelacur.
By: Miss Ra.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Ra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 34

✨ Versi Revisi

Mobil hitam itu akhirnya memasuki halaman rumah besar keluarga Faizan. Siang di Jakarta terasa menusuk kulit, tapi angin yang berembus lewat sela pepohonan seolah membawa sedikit rasa lega setelah perjalanan panjang dari Desa Cempaka.

Alea duduk diam di kursi belakang, menatap keluar jendela. Matanya menerawang, pikirannya masih tertinggal di desa kecil yang beberapa hari lalu memberinya ketenangan. Kini, yang tersisa hanya dada sesak dan tangan yang terus gemetar tanpa alasan.

Begitu mobil berhenti, Bi Iyem yang sedang memangkas bunga di taman, spontan mendongak. Gunting di tangannya hampir terjatuh. Tatapannya langsung mengenali sosok Faizan yang turun dari mobil, disusul Alea yang tampak menunduk di belakangnya.

Wajah Bi Iyem seketika berseri. Ia buru-buru berlari kecil masuk ke rumah sambil berseru, napasnya tersengal di antara kegembiraan.

"Nya! Nyonya! Den Faiz pulang-- bawa Nyonya muda Alea!"

Dari dalam, Ibu Maisaroh yang sedang duduk di ruang tengah sontak menoleh. Wajah pucatnya yang selama ini kehilangan cahaya tiba-tiba memancarkan harap baru.

"Alea--? Alea pulang?" suaranya lirih, bergetar.

Tak menunggu jawaban, Ibu Maisaroh berdiri. Tubuhnya yang lemah seolah mendapatkan tenaga baru. Langkahnya tergesa menuju pintu, dan di sana\_ di ambang cahaya siang yang menembus halaman\_ ia melihat sosok yang selama ini dirindukannya.

"Alea---" suaranya pecah, hampir tak terdengar.

Alea menunduk, matanya sudah basah sejak dari mobil. Begitu melihat senyum seorang ibu yang tak pernah benar-benar bisa ia lupakan, Alea tak lagi mampu menahan diri. Tas di tangannya jatuh, dan dalam sekejap ia berlari kecil, memeluk tubuh Ibu Maisaroh dengan erat.

"Ibu--" suaranya parau, nyaris tersedak oleh tangis. "Alea minta maaf-- maaf banget, Bu--"

Tangis mereka pecah. Rumah yang beberapa bulan terakhir terasa sepi mendadak penuh isak haru.

Sementara di belakang, Faizan berdiri diam. Sorot matanya teduh, tapi rahangnya masih tegang. Ia menatap pemandangan itu cukup lama, pelukan yang akhirnya membuat segalanya terasa kembali utuh.

Pelukan itu bertahan cukup lama, sampai langkah berat Faizan terdengar mendekat. Ia menunduk sedikit, menyentuh bahu ibunya dengan lembut. Nada suaranya tenang, nyaris seperti bisikan yang penuh kendali.

"Mama--- sekarang Mama nggak usah khawatir lagi---Alea sudah ada di samping Mama."

Ibu Maisaroh menatap Faizan, lalu menoleh ke arah Alea di pelukannya. Air mata masih menetes di pipinya, tapi senyumnya mengembang tulus.

"Alhamdulillah-- Mama cuma ingin lihat kalian berdua di sini, bersama. Itu saja udah cukup buat Mama."

Alea menunduk, tak sanggup membalas tatapan itu. Suaranya seolah hilang di dada yang berdebar. Ia tahu, kata-kata Faizan terdengar begitu menenangkan di telinga ibunya, tapi baginya, itu adalah kalimat yang menyimpan beban baru.

Faizan mencium tangan sang ibu dengan lembut. "Mulai sekarang, Faiz janji, Mama nggak akan merasa sendirian lagi."

Ibu Maisaroh mengangguk, menahan haru. Sementara Alea, di sisi mereka, menatap lantai dengan mata sembab. Ia tak tahu harus bersyukur atau takut dengan '**kepulangan**' ini.

Surabaya.

Sementara di tempat lain, di kamar kontrakan kecil dengan dinding biru pudar, seorang gadis tengah sibuk melipat pakaian. Nayla.

Tangannya bergerak cepat, tapi wajahnya menyimpan sesuatu yang lain—semacam semangat yang disamarkan oleh kegelisahan.

Setiap kali nama itu muncul di kepalanya, jantungnya berdegup lebih cepat.

Faizan. Ia berhenti sejenak, menatap koper biru di depannya. Bibirnya melengkung dalam senyum tipis.

"Jakarta--" bisiknya lirih. "Aku harus ke sana. Aku harus ketemu sama dia."

Tak ada yang tahu rencananya, tidak teman kuliah, tidak tetangga kontrakan, bahkan keluarganya sendiri. Ia sudah menyiapkan segalanya diam-diam. Tiket kereta, alamat, bahkan alasan yang akan ia ucapkan jika nanti seseorang bertanya.

Nayla berdiri di depan cermin. Ia merapikan rambutnya, lalu menatap pantulan dirinya lama-lama. Ada tekad di mata itu, tapi juga luka yang belum sembuh.

Ia mengangkat tiket kereta yang terselip di dalam buku catatan. Kertas itu tampak sederhana, tapi bagi Nayla, itu adalah gerbang menuju sesuatu yang selama ini hanya bisa ia bayangkan.

"Faizan--" ucapnya lirih, penuh perasaan. "Aku ingin tahu, apa aku masih punya tempat di hati kamu."

Lalu ia menutup koper perlahan. Sore itu, langit Surabaya mulai memerah. Nayla berbaring di ranjang sempit, tapi matanya tetap terbuka lebar_ membayangkan kota yang akan ia datangi esok hari. Kota di mana hatinya mungkin akan kembali hancur, atau justru menemukan arti baru dari kehilangan.

~~

Sore itu, langit Jakarta berwarna oranye lembut. Cahaya matahari terakhir menimpa halaman rumah keluarga Faizan, membuat bayangan pohon kamboja tampak memanjang di jalan setapak.

Ibu Maisaroh tampak bahagia. Tubuhnya masih lemah, tapi langkahnya ringan. Ia menggandeng tangan Alea berjalan menyusuri komplek, menikmati udara sore yang jarang sempat ia hirup beberapa waktu terakhir.

"Lihat, Alea-- bunga kamboja depan rumah Bu Rini tuh, cantik sekali ya?" Ibu Maisaroh tersenyum sambil menunjuk taman kecil di seberang jalan.

Alea ikut tersenyum, mencoba menahan air mata yang kembali menggenang. "Iya, Bu. Kalau Ibu mau, besok kita tanam juga di halaman rumah."

Ibu Maisaroh terkekeh. "Boleh juga. Rumah ini rasanya hidup lagi sejak kamu pulang."

Di dalam rumah, Faizan baru saja turun dari tangga. Ia mengenakan kemeja santai, menggulung lengan hingga siku.

Langkahnya terhenti di ruang tengah yang kosong. "Bi, Mama di mana?" tanyanya singkat.

Bi Iyem yang sedang melipat kain menoleh, tersenyum. "Oh, itu, Den. Nyonya lagi jalan sore sama Nyonya muda Alea. Katanya mau muter komplek, biar badannya nggak terlalu kaku."

Faizan terdiam sejenak. Pandangannya mengarah ke pintu depan. Udara sore mengalir masuk, membawa aroma bunga yang samar.

Ia menarik napas pelan, lalu melangkah keluar rumah. Langkahnya berat tapi mantap, seperti seseorang yang tahu, perjalanan ini belum benar-benar selesai.

Dan di bawah langit senja yang lembut itu, tak ada yang tahu_ bab baru antara dirinya dan Alea baru saja dimulai.

...----------------...

Bersambung...

1
septiana
sukurin...emang enak ga dianggap.. itulah yang Alea rasakan selama ini, mencintai dengan tulus tapi balasan mu sangat menyakitkan. sekarang hal itu berbalik kepada mu..
Jumi🍉
Cintamu udah basi Faiz didepan Alea...🥴🤮
👀 calon mayit 👀
😵 seruuuu... lanjooot 💪💪 samangat
septiana
dari kemarin kemana aja Faiz... giliran sekarang Alea udah bisa berdiri sendiri tanpa bayang2 mu,eh malah kamu sekarang yg mulai ngejar dia. yah begitulah, penyesalan selalu datang di akhir..
Nurhartiningsih
wah CLBK nih...udah lah.mending pergi aja
Nurhartiningsih
oon...mending pergi.biar tsurasa si Faiz
Jumi🍉
Udah telat Faiz ngejar sekarang dulu kemana aja.🥴
Nurhartiningsih
nyesek banget sih alea
Nurhartiningsih
sebel ah... ceweknya lemah
Nurhartiningsih
menarik
Jumi🍉
Profesional aja Alea pura-pura gak kenal sama Faiz sampai akhir.🙄😒
Miss Ra
ditunggu ya up nya..
aku udah Up dari semalem..
tapi masih di review sampe skrang..
kyknya NT lg ngambek sama aku..

/Proud/
Jumi🍉
Kamu itu laki-laki plin plan dan gak punya prinsip Faiz, saat ada Alea jadi istrimu semua perempuan masa lalumu pada gentayangan dimana-mana.😒 Udah ada istri Janet dikejar setelah ditinggal janet istri digalauin preet.🤮
Miss Ra: /Facepalm//Joyful//Joyful//Joyful/
total 3 replies
Jumi🍉
Udah terima aja Alea lagi pula bosnya perempuan dan selagi kerjaannya gak aneh-aneh,,,😆Faiz biarkan aja dengan Jahetnya paling pas udah lihat kamu jadi model dia bakal mengepul tuh palanya.😏Nanti kalau disuruh pulang lagi dengan alasan ibu Maesaroh jangan mau, temuin aja ibu Maesaroh nya diam-diam tanpa perlu Faiz tau, gak penting juga laki gak punya prinsip itu.🙃
putri lilida
jangan lama2 update nya min..
Miss Ra: iya kak..
insyaallah kalo gak ada lemburan aku update cepet yaa
total 1 replies
septiana
lagian kamu aneh Faiz,udah punya istri malah ngundang perempuan lain kerumah. kaya Alea ga punya perasaan aja. giliran Alea yg cuma jalan bareng sama pria lain kamu langsung marah..
Jumi🍉
Terserah kamu lah Faiz suka-suka kamu aja sama Alea.🤣
Miss Ra: /Facepalm//Joyful/
total 1 replies
septiana
bagus Alea pergilah dari rumah itu,buat apa bertahan bila suami mu sudah tidak menginginkan mu. lanjutkan hidupmu dengan menjadi orang sukses.buktikan pada Faiz kalau kamu bisa hidup tanpanya
Jumi🍉
Sama Alea aja kamu gak becus ngurusnya Faiz malah ditambah Janet, berikutnya perempuan mana lagi yang kamu incar...🤧Udah Alea dekat dgn laki-laki lain kamu kebakaran jenggot...🤮
yoonamin
sedih... gak ada kemajuan alea dan fauzan, eh malah udh dtg orang baru aja😩
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!