Reinkarnasi Zea Ke Zaman Kuno

Setelah urusan surat selesai, Zea akhir nya keluar dari ruang dimensi milik nya untuk menemui Kim tak lupa Zea mengenakan kembali cadar nya.

Sedangkan di istana saat ini.

Diruangan pribadi milik permaisuri kerajaan naga emas, sang Permaisuri baru saja menerima sebuah surat yg tiba-tiba berada di atas meja nya.

"Surat apa ini,? Kenapa model nya begitu unik." Ucap Permaisuri yg kini mulai membuka sarung surat tersebut.

Dan terlihat lah isi dari surat tersebut yg membuat jantung nya berdebar kencang apalagi di akhir surat itu menyebutkan tentang putra nya.

"Siapa yg mengirim surat ini, apa maksud nya? Benarkah yg di katakan nya? Di situ tertulis nama Zea, berarti orang ini seorang wanita, aku harus memastikan ini." Ucap Permaisuri, dan ia langsung berdiri dari tempat duduk nya.

Suiiitttt....

Permaisuri bersiul memanggil ksatria bayangan milik nya secara tersembunyi.

Saya datang menghadap yang mulia permaisuri, ucap ksatria itu.

"Cari tau tentang wanita yg bernama Zea, aku harap identitas gadis yg bernama Zea sudah ada di tangan ku dalam waktu 1 jam, gunakan koneksi mu.!" Ucap permaisuri.

"Baik yang mulia, hamba melaksanakan perintah." Ucap ksatria itu.

Dan ksatria bayangan itu pun langsung menghilang dari hadapan Permaisuri.

"Benarkah anak ku masih hidup, apakah orang itu bisa di percaya,? Kamu dimana nak, ibunda merindukan mu." Batin permaisuri sambil menangis dalam diam.

Cici sudah membuat informasi tentang Zea agar mudah di ketahui orang suruhan permaisuri.

Sedangkan di penginapan saat ini, Zea tengah menemani Kim menemui nyonya Rou.

Tok tok tok.

Siapa.? Ucap suara dari dalam.

Tak lama kemudian pintu itu pun terbuka dan memperlihatkan seorang wanita paruh baya yg masih cantik walau di usia nya yg sudah setengah abad.

"Bibi Rou." Ucap Kim bersemangat.

"Maaf Tuan Nona, ada keperluan apa menemuiku.? Ucap bibi Rou yg tengah bingung.

"Bibi, apa kau tidak mengenaliku?" Ucap Kim sedih.

Bibi Rou pun mengerutkan kening nya, tanda bingung dan berusaha mengingat siapa pemuda di depan nya ini yg di samping nya berdiri seorang gadis cantik bercadar.

"Bibi Rou ini aku Kim, cucu kakek Lang."

"Apa bibi sudah tidak mengingat ku.?"

Bibi Rou pun mengedipkan kedua mata nya. Kim,? apakah kau Kim? Tapi kenapa berbeda,? Ucap bibi Rou mengamati wajah Kim.

Bagaimana tidak bingung, dulu Kim memang tampan tapi Kim memiliki tubuh yg kurus dan sedikit gelap .

Tapi pemuda di depan nya ini, memiliki tubuh yg tinggi, atletis, tampan dan berkulit putih.

"Ya, seperti yg Bibi pikir kan, aku Kim Bibi, apa aku sudah sangat tampan sehingga Bibi melupakan ku.? Ucap Kim menaik turun kan kedua alis nya.

"Benarkah kau Kim,? Ya ampun Bibi merindukan kan mu Kim, lalu dimana kakek mu Kim, kenapa Bibi tidak melihat nya,? Ucap bibi Rou sambil celingukan melihat sekeliling Kim, tapi tak menemui siapapun selain mereka bertiga.

"Apa kami boleh masuk bibi,? Nanti Kim ceritakan." Ucap Kim.

"Ayo, ayo masuk Kim dan Nona Silahkan duduk." Ujar bibi Rou.

"Sekarang ceritakan.' Ujar bibi Rou setelah mereka duduk.

Dan mengalir lah cerita Kim, dari awal mula dia berangkat dari kerajaan tetangga untuk menuju ke ibukota kekaisaran ini untuk berdagang, dan menemui bibi Rou, dan kehidupan yg Kim alami sampai bertemu dengan Zea yg sudah menolong nya.

Sampai akhir nya sampai ke ibukota ini.

Bibi Rou tidak dapat membendung kesedihan nya mendengar cerita Kim yg sangat menyedihkan dengan keadaan nya yg cacat sebelum nya dan akhirnya di selamatkan Zea di waktu yg tepat.

Bibi Rou pun membawa Kim ke pelukan hangat nya, mereka menangis sejadi-jadinya, bibi Rou begitu terpukul akan kehilangan kakek Lang, bagi nya kakek Lang sudah seperti ayah untuk nya, dan Kim sudah di anggap nya sebagai anak nya sendiri, bibi Rou adalah seorang janda yg di tinggal mati suami nya 25 tahun yg lalu, dari pernikahannya bibi rou tidak di karuniai anak, di karena kan usia pernikahan mereka baru menghitung Minggu sampai akhir nya suami bibi Rou meninggal di Medan perang dulu, sampai akhirnya bibi Rou bertemu kakek Lang yg saat itu seorang pedagang pengembara, kakek Lang melihat bibi Rou tengah sekarat di tepi jalan akibat kelaparan lalu kakek Lang pun membantu kehidupan nya, dengan memberikan modal usaha yg dirintisnya dari nol berkat dukungan kakek Lang.

Hingga saat ini bibi Rou pun tidak kunjung menikah lagi di karena kan dia sangat mencintai mendiang suaminya.

Hingga kini bibi Rou berhasil membuka usaha rumah penginapan, walau tak mewah tapi tampak nyaman di tinggali.

Setelah mereka menyudahi tangisan kesedihan mereka kini bibi Rou pun melihat ke arah Zea.

"Terimakasih Nona, kau sudah begitu baik kepada Kim." Ucap bibi Rou yg kini berpindah duduk di samping nya.

"Nama ku Zea bibi."

Bibi tidak usah berterima kasih, Kim adalah adik ku, aku akan melakukan apapun untuk nya bibi, aku juga sebatang kara tanpa keluarga, melihat Kim waktu itu di aniaya, hati ku sakit melihat keadaan nya bibi." Ucap Zea dengan mata berkaca-kaca melihat bibi Rou.

Bibi rou pun Memeluk Zea.

"Gadis ini tampak kuat, tapi dari mata nya yg teduh , terlihat kesedihan,ketulusan, dan kasih sayang yg besar terpancar dari mata indah nya yg berkaca-kaca." ucap bibi Rou dalam hati.

Bersambung.