Demi untuk mendapatkan pengakuan dari keluarga Tan, Claudia bersedia menikah dengan pria misterius yang penyakitan demi mengganti posisi Pricilia kakak tirinya.
Claudia lahir dari sebuah kesalahan ibunya yang hamil di luar nikah oleh ayahnya Morgan Tan.
Tidak pernah mendapatkan kasih sayang sejak kecil dan kerapkali mendapatkan hinaan, Claudia tumbuh menjadi wanita yang cantik dan percaya diri.
Takut akan rumor dan kondisi buruk Edward, kelurga Tan sengaja menukar anak gadisnya Pricilia dengan anak haram Morgan Tan yaitu Claudia. Apalagi terdengar rumor pria tersebut memilki penyakit aneh dan istri-istrinya meninggal secara misterius.
Lalu, bagaimana kah nasib Claudia di tangan kelurga Chen?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon enny76, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
POV Edward ( penyelamatan)
Aku duduk dengan gelisah di ruangan meeting. Hari ini aku kedatangan tamu dari negara Arab dan Kanada, aku mengadakan perjamuan di Hotel Ritz Carlton milik ku. Beberapa agenda telah kami bahas untuk kerjasama selanjutnya.
Acara ramah tamah dan jamuan makan malam terus berlanjut. Namun, sepertinya aku tidak fokus memikirkan malam ini. Apa yang akan nenek lakukan terhadap Pricilia, apakah wanita itu akan mendapatkan perlakuan yang sama seperti wanita-wanita lainnya, yang dibeli oleh nenek untuk menikahi ku.
Pada akhirnya, aku sendiri yang akan menyelesaikan masalah itu. Menempatkan mantan-mantan istriku ke suatu tempat agar dia tidak banyak bicara tentang keluarga Chen.
"Hufh! aku menghela nafas berat, merasakan kekesalan pada diriku sendiri. Penyakit kutukan dari ibuku yang katanya bisa hilang dengan darah perawan yang masih suci. Aku sendiri tidak meyakini itu, karena itu perbuatan tercela. Namun nenek begitu antusias dan percaya kalau penyakit kutukan ku akan benar-benar hilang setelah mendapatkan kesucian dari seorang gadis yang tulus mencintaiku. Tapi nyatanya, wanita-wanita yang dibeli nenek bukan hanya menyukai ku tetapi juga mengincar harta ku.
Namun anehnya, Aku tidak pernah bersentuhan dengan ketiga mantan istriku yang dibeli nenek untuk menikahi ku. Tubuh ku menolak dan tidak ada ketertarikan sedikitpun.Tetapi dengan wanita bernama Pricilia ini, kehadirannya begitu kuat. Aku selalu ingin berhubungan dengannya setiap kali ada di dekatnya, tubuhnya begitu candu bagiku. Aku juga tidak bisa menolak kehadirannya, wanita itu bagaikan magnet yang selalu ingin aku sentuh. dan gadis itu benar-benar masih virgin.
Aku sudah ketahui kalau wanita-wanita itu sudah tidak suci lagi. Mereka memalsukan surat dari dokter yang menyatakan masih Virgin. Semua ritual yang di buat nenek gagal, namun nenek masih penasaran dan ingin kembali menikahi ku dengan keluarga Tan. Aku sudah menolak nya secara terang-terangan, Namun nenek terlihat kesal padaku. Ku akui Pengorbanan nenek buat kesembuhan ku sangat luar biasa, aku begitu menghargai ketulusannya.
"Mr Edward, what's wrong with you, what are you thinking about?l tiba-tiba Mr Ahmed salim bertanya, pasti dia melihat gestur tubuh ku yang tidak tenang.
(Mr Edward, ada apa dengan mu? Kamu sedang memikirkan apa?)
"Nothing, let's continue with the agenda of this meeting." kata ku sambil tersenyum padanya.
(Tidak ada, mari Kita lanjutkan agenda pertemuan kita ini)
Pembahasan kerjasama berlanjut hingga larut malam, tepat pukul 11.00 malam Austin berbisik padaku dan mengatakan ritual persembahan bulan purnama darah akan terjadi tepat pukul 12.00 malam. Tentu saja aku tidak ingin terjadi kesalahan seperti yang sudah-sudah, pada akhirnya wanita-wanita itu aku beri kehidupan yang layak di negara lain asalkan bisa tutup mulut.
Aku melirik pada arloji di pergelangan tanganku. "Masih ada waktu sedikit, tidak enak meninggalkan perjamuan ini." kataku pada Austin. Bukan aku tidak ingin cepat-cepat pulang, sebab perjamuan itu membahas tentang bisnis dan kerjasama berjumlah ratusan triliunan.
Aku masih melanjutkan perjamuan meskipun perasaan khawatir tidak bisa hilang. Sekali lagi Austin berbisik padaku, katanya jam sudah pukul 11.30. Akhirnya aku memutuskan untuk meninggalkan perjamuan dengan permohonan maaf pada tuan Ahmed Salim dan Tuan Fernandez.
Aku dan Austin melangkah pergi menuju pintu lift, dan berakhir di basement tempat ku memarkir mobil. Austin menggas mobil dengan cepat menuju mansion. aku duduk dengan gelisah dan berharap tidak terjadi sesuatu yang aku takutkan. semoga nenek tidak berbuat di luar batas terhadap istriku.
Perjalanan menuju mansion terasa lama bagiku, padahal Austin sudah sangat cepat melajukan mobilnya. Sesekali aku melirik pada arloji di tanganku. Setengah jam kemudian mobil sampai di mansion. Saat aku turun dari mobil, di kejutkan oleh suara teriakan seseorang.
Aku langsung teringat pada Pricilia, aku tidak ingin dia terjadi apa-apa. Walau bagaimanapun juga, Pricilia sudah menolong ku saat terjadi tabrakan tunggal di kota Xenia. Aku sudah berjanji pada diriku sendiri, akan melindunginya.
Aku berlari masuk ke dalam mansion dan mencari aula yang berada di belakang taman. Suara di dalam aula semakin keras terdengar, aku yakin itu suara Pricilia.
ku dobrak pintu sekuat tenaga, dan aku terkejut saat melihat ritual penyembahan terjadi lagi. Pricilia terlihat kesakitan dan wajahnya pucat pasi, Aku berlari mendekat dan meraih tubuhnya yang sudah lemah dari bibi Helena dan Jonathan.. Tangan Pricilia sudah dipenuhi oleh darah, aku benar-benar marah saat itu.
Wanita itu sempat menatap ku dan bibirnya bergetar saat berkata "Tu-an Chen." setelah itu ia tidak sadarkan diri.
Aku menatap tajam kearah empat orang yang berdiri dengan ekspresi_ entahlah aku sulit menebaknya. "Nenek, apa harus ada korban lagi demi untuk penyembuhan ku?"
"Edward! nenek lakukan ini demi kamu! Kenapa kamu kacaukan ritual ini!"
"Tidak begini caranya Nek! tegas Edward "Sudah berkali-kali nenek lakukan ritual ini, tetapi semua sia-sia!"
"Tidak ada yang sia-sia Edward Chen! Apa kamu mau selamanya mendapatkan kutukan dari para leluhur mu!"
"Lebih baik kutukan itu terus ada, daripada nenek terus-menerus menyakiti orang yang tidak berdosa!"
"Tutup mulut mu Edward! Kamu sudah berani membantah! Nenek tidak mungkin terus membiarkan mu menderita!"
"Lebih baik aku menderita Nek, daripada nenek terus mencari wanita yang harus aku nikahi demi darah suci!"
Darah di tangan Pricilia terus menetes, aku melepaskan dasi dan mengikat telapak tangan Pricilia agar darah tidak terus menetes. Lalu aku mengangkat tubuh Pricilia ala bridal style. Sebelum pergi aku menatap pada nenek dan berkata.
"Aku sudah lelah dengan semua ini Nek! Tolong akhiri ritual ini dan jangan pernah lagi mencarikan aku istri." kata ku memberikan nenek peringatan.
Semuanya terdiam, nenek terlihat kecewa. Ia jatuh terduduk di singgasananya.
Aku melangkah pergi dengan kaki panjang, Austin masih berdiri mematung di ambang pintu.
"Cepat, kita bawa Pricilia ke rumah sakit!" perintah ku.
Austin mengangguk dan mengikuti langkah kaki ku dengan cepat. Di carport Austin membukakan pintu mobil untuk ku. Aku duduk bersandar pada punggung kursi sambil memangku tubuh Pricilia
"Cepatlah Austin, aku tidak ingin terjadi apa-apa dengannya." kata ku parau, entahlah baru kali ini aku terlihat sedih dan terluka melihat penderitaan istri ku Pricilla.
"Baik tuan!" Austin melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, meninggalkan rumah besar bertingkat lima tersebut.
TERUS IKUTI KISAH SELANJUTNYA SAYANG 💜 Bantu LIKE setelah membaca, beri VOT/GIFH dan kasih bintang 5 di karya ini. BERIKAN JUGA KOMENTAR KALIAN, agar Bunda tambah semangat menulis 🥰🥰
"
hiks sakit bnget yah Claudia tau kebenaran tentang suamimu yg sabar yah clau