NovelToon NovelToon
Aplikasi Penghubung Dunia

Aplikasi Penghubung Dunia

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Mengubah Takdir / Anak Lelaki/Pria Miskin / Menjadi Pengusaha / Kultivasi Modern / Toko Interdimensi
Popularitas:6.9k
Nilai: 5
Nama Author: SuciptaYasha

Arzhel hanyalah pemuda miskin dari kampung yang harus berjuang dengan hidupnya di kota besar. Ia terus mengejar mimpinya yang sulit digapai.nyaris tak

Namun takdir berubah ketika sebuah E-Market Ilahi muncul di hadapannya. Sebuah pasar misterius yang menghubungkan dunia fana dengan ranah para dewa. Di sana, ia dapat menjual benda-benda remeh yang tak bernilai di mata orang lain—dan sebagai gantinya memperoleh Koin Ilahi. Dengan koin itu, ia bisa membeli barang-barang dewa, teknik langka, hingga artefak terlarang yang tak seorang pun bisa miliki.

Bermodalkan keberanian dan ketekunan, Arzhel perlahan mengubah hidupnya. Dari seorang pemuda miskin yang diremehkan, ia melangkah menuju jalan yang hanya bisa ditapaki oleh segelintir orang—jalan menuju kekuatan yang menyaingi para dewa itu sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SuciptaYasha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

2 Berdebat dengan dewa

Arzhel terperangah tak percaya, pulpen yang digenggamnya itu benar-benar menghilang dan kini muncul di dalam ponselnya, di menu gudang pasar.

Sambil meneguk ludah kasar, ia menyentuh gambar pulpen miliknya.

Layar ponsel kembali menyala, menampilkan instruksi berikutnya:

[Tentukan Harga & Deskripsi Barang]

Dengan tangan gemetar, Arzhel mengetik seadanya:

Pulpen, ringan, lancar untuk menulis. Bisa dipakai dalam jangka panjang tanpa mudah habis tinta. Harga: 10 Koin Ilahi

Ia menekan tombol Konfirmasi.

[✅ Barang berhasil ditambahkan ke Etalase]

Arzhel menelan ludah. Matanya terpaku pada layar. Ada sebuah Rak Penjualan virtual yang menampilkan gambarnya—pulpen sederhana, kini berdiri di tengah cahaya keemasan, seakan-akan barang fana itu telah dimuliakan menjadi sesuatu yang pantas dijual pada para dewa.

Jantung Arzhel berdetak kencang. “Apa… yang barusan aku lakukan…?”

Tiba-tiba, sebuah Notifikasi terdengar dari ponsel Arzhel.

[Barang berharga terjual!: 💰+10 Koin Ilahi]

Mata Arzhel langsung melebar. Ia menatap layar dengan kaget, nyaris tak percaya. Pulpen sederhana yang ia jual—benar-benar laku!

Nama pembelinya muncul di layar: Dewa Scriptorius, Sang Pena Abadi

Jantung Arzhel berdegup semakin keras. “Dewa…?” gumamnya lirih.

Tiba-tiba, menu Pesan berkedip. Sebuah jendela obrolan terbuka otomatis.

📩 Pesan Baru dari Scriptorius, Sang Dewa Pena Abadi:

Scriptorius 📝: “Ini luar biasa! Pena ini benar-benar ringan di tangan, tak perlu diselupkan ke tinta, dan tulisan yang keluar begitu rapi. Aku bisa menulis berlembar-lembar tanpa henti! Katakan padaku, apakah kau punya benda seperti ini lagi?”

Arzhel terpaku. Ia membaca ulang pesan itu beberapa kali. Tangannya gemetar ketika mengetik balasan.

Arzhel: “…Apa kau benar-benar dewa?”

Balasan datang seketika, cepat, seolah pihak lain sudah menunggu.

Scriptorius 📝: “Tentu saja. Untuk apa aku berbohong? Kalau kau ragu, kau bisa cek profilku langsung.”

Arzhel menelan ludah. Ia menekan ikon profil yang tersedia. Seketika layar berganti—sebuah halaman personal memancarkan aura aneh, antara konyol dan sakral. Ada hiasan ornamen berbentuk gulungan kitab, pena emas, dan cahaya samar seperti perpustakaan tanpa ujung.

👤 Profil:

Nama: Scriptorius, Sang Pena Abadi

Kedudukan: Dewa Tulisan, Penjaga Arsip Ilahi

Kesukaan: Menulis kitab, catatan, jurnal, dan panduan hidup.

Ada beberapa postingan yang ditambahkan, yang terbaru menampilkan sosok Dewa Scriptorius itu sendiri, seorang pria berjubah putih dengan rambut panjang tergerai, berpose sambil memegang sebuah buku kuno bersampul kulit.

Caption foto: “Aku baru saja menyelesaikan buku panduan cara kuat bercinta hingga 3 minggu. Yang minat, DM.”

Arzhel membeku. Mulutnya terbuka, ia tidak tahu harus tertawa atau kegum melihat hal itu. “Dewa macam apa yang nulis beginian…?”

Ia buru-buru menutup layar, lalu menatap ponselnya seakan benda itu makhluk hidup yang sedang mempermainkannya.

Namun, di pojok layar, saldo bertuliskan 10 Koin Ilahi bersinar nyata—sebuah bukti bahwa transaksi itu benar-benar terjadi.

Ia menelan ludah, lalu membuka kembali menu pesan. Jemarinya bergerak hati-hati, mengetik pada Scriptorius.

Arzhel: “…Aku punya banyak barang serupa.”

Balasan datang seketika, lebih cepat daripada notifikasi chat manusia biasa.

Scriptorius 📝: “Bagus! Kalau begitu, aku beli 100 buah sekaligus! Kirim langsung padaku, sekarang!”

Arzhel tercengang. Seratus pulpen? Ia bahkan hanya punya 3 pulpen yang tersisa diatas mejanya.

Namun sebelum ia sempat membalas, sebuah notifikasi baru muncul, menyalak dengan tanda merah menyala:

📩 Pesan Baru dari Veracius, Dewa Kejujuran Abadi

Veracius🏆: “Aku terlambat, sial! Seharusnya aku yang membeli pulpen itu! Dasar bodoh, apa kau benar-benar menjual barang sebagus itu hanya seharga 10 koin? Hah! Scriptorius jelas menipumu!”

Arzhel terdiam. Matanya melebar. Nama pengirimnya membuatnya merinding.

Dewa Kejujuran. Bahkan ia menambahkan gelarnya sendiri dengan bangga. Kalau dia benar-benar dewa kejujuran, tidak mungkin dia berbohong, kan?

Arzhel: “…Aku pengguna baru aplikasi ini, jadi aku belum terlalu tahu harga pasar.”

Balasan datang cepat, tajam tapi tegas.

Veracius🏆: “Pantas saja! Ingat ini baik-baik: selalu cek harga pasar sebelum menetapkan harga! Jangan sampai kau rugi karena ditipu dewa licik. Barangmu itu bisa jadi langka di beberapa dunia. Pena yang bisa menulis tanpa menyelupkan  tinta? Itu setidaknya bernilai seratus koin!”

Arzhel menelan ludah. Ia menggenggam ponselnya lebih erat, wajahnya memanas karena kesal sekaligus malu. “Brengsek… jadi si Scriptorius itu serius ingin menipuku?" gumamnya sambil mendengus.

Belum sempat ia menenangkan diri, pesan Scriptorius kembali muncul, berderet cepat seakan mendesaknya untuk buru-buru.

Scriptorius 📝: “Hei! Kenapa kau tidak membalas pesanku? Aku bilang aku ingin beli 100 buah pulpen sekarang juga!”

Arzhel mengetik dengan jengkel, jemarinya menghentak layar dengan keras.

Arzhel: “Harganya naik. Sekarang 100 koin per pulpen.”

Balasan Scriptorius meledak dalam sekejap, dihiasi emotikon wajah terkejut berulang kali.

Scriptorius📝: “APA?! Kenapa tiba-tiba naik segitu banyak?! 😱😱😱”

Arzhel hanya menyandarkan punggungnya ke dinding, matanya menyipit cuek.

Arzhel: “Tadi aku salah menetapkan harga.”

Arzhel mengetik dengan cepat, tak ingin terlihat gentar.

Arzhel: “100 koin per pulpen. Kalau mau ambil, silakan. Kalau tidak, aku jual ke dewa lain. Lagipula, stokku terbatas.”

Beberapa detik hening. Layar ponsel hanya menampilkan tiga titik tanda Scriptorius sedang mengetik.

Scriptorius📝: “Kau… dasar keras kepala! 100 koin itu gila!”

Arzhel: “Aku tidak peduli. Ambil atau tidak.”

Jawaban singkat itu seperti hantaman palu. Scriptorius berhenti membantah. Sesaat kemudian, ia membalas.

Scriptorius📝: "Baiklah baiklah! Kau menang! Karena harganya berubah, jadi aku pesan 10 pulpen saja.

Arzhel tersenyum licik, lalu membalas:

Arzhel: Aku hanya punya 3, sisanya nanti aku beritahu kalau ada.

Scriptorius📝: "Baiklah, kirim itu sekarang juga."

Arzhel menekan menu "Jual Langsung" di ruang obrolannya bersama Scriptorius. Ia men-scan pulpen miliknya yang tersisa, scan sukses, Arzhel langsung menetapkan harga sebanyak 100 Koin Ilahi.

Anda akan mengirim 3 pulpen kepada Scriptorius Sang Pena Abadi seharga 300 Koin Ilahi, Konfirmasi/Tidak.

Arzhel menekan tombol konfirmasi, pesan terkirim, beberapa saat kemudian, notifikasi penjualan sukses kembali terlihat di layarnya.

🔔 [Scriptorius membeli 3 Pulpen seharga 300 Koin Ilahi]

💰 +300 Koin Ilahi

Arzhel menatap layar dengan mata membelalak. Uang virtual itu langsung masuk ke saldonya—nyata, berkilau di sudut layar.

Scriptorius📝: “…Dasar menjengkelkan. Tapi barangmu memang bagus. Hmph! Aku tutup dulu obrolan ini.”

Lalu chat itu menghilang, Scriptorius Offline dengan kesal.

Arzhel terdiam sejenak, lalu tanpa sadar menyeringai kecil. Entah kenapa, memenangkan perdebatan dengan sosok yang mengaku dewa memberi sensasi aneh—seperti sebuah kemenangan pribadi.

Ia menyandarkan tubuh ke dinding, menatap layar yang kini menampilkan saldo: 💰 Koin Ilahi: 310

"Mari kita lihat apa saja yang bisa dibeli dengan Koin Illahi," gumamnya.

Dengan rasa penasaran, Arzhel membuka menu Market Ilahi. Halaman baru terbuka, dipenuhi deretan benda aneh, pil bercahaya, senjata berkilau, gulungan kitab kuno, dan pernak-pernik mistis yang harganya bervariasi. Ada yang puluhan, ratusan, ribuan, bahkan jutaan koin.

Arzhel menggulir layar, matanya menyapu cepat. Sampai sebuah judul membuatnya berhenti.

📜 Teknik: Seni Peran Sejati— dijual oleh Dewa Seribu Muka dengan Harga: 300 Koin Ilahi.

1
Jujun Adnin
kopi dulu
Depressed: "Siapa bilang Iblis itu tak punya hati? Temukan kisahnya dalam Iblis Penyerap Darah."
total 1 replies
Redmi 12c
lanjuuttt
y@y@
🌟👍🏻👍🏾👍🏻🌟
El Akhdan
lanjut thor
Caveine: oke bang👍
total 1 replies
REY ASMODEUS
kerennn 2 jempol untuk othor🤭🤭🤭
REY ASMODEUS
siap nona bos kecil
Redmi 12c
kreeeenn
Redmi 12c
anjaaaiii dewa semproolll🤣🤣🤣🤣🤣🤣
REY ASMODEUS
Thor up banyak ya, ini karya dengan tata bahasa simple tapi masuk akal....
REY ASMODEUS
dewa kuliner dewa gila rasa /Smirk//Smirk//Smirk/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!