NovelToon NovelToon
Mengandung Benih Mantan Suamiku

Mengandung Benih Mantan Suamiku

Status: tamat
Genre:Cerai / CEO / Penyesalan Suami / Lari Saat Hamil / One Night Stand / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Tamat
Popularitas:56.4k
Nilai: 5
Nama Author: Nadia_Ava02

Delia Aurelie Gionardo hanya ingin mengakhiri pernikahan kontraknya dengan Devano Alessandro Henderson. Setelah satu tahun penuh sandiwara, ia datang membawa surat cerai untuk memutus semua ikatan.

Namun malam yang seharusnya menjadi perpisahan berubah jadi titik balik. Devano yang biasanya dingin mendadak kehilangan kendali, membuat Delia terjebak dalam situasi yang tak pernah ia bayangkan.

Sejak malam itu, hidup Delia berubah arah—antara rasa ingin bebas dan kenyataan bahwa Devano tak pernah benar-benar rela melepaskannya. Cinta, luka, dan rahasia yang terkuak perlahan justru menyeret Delia kembali ke sisi pria yang seharusnya ia tinggalkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadia_Ava02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MBMS - Bab 31 Tidak Jadi Cerai?

"Papa tidak perlu cemas, Dev dan Delia sudah sampai di rumah utama,” ucap Mama Raisa sambil menggenggam tangan sang ayah.

"Syukurlah… akhirnya Dev berhasil menemukan Delia, dan juga calon cicitku." Suara Kakek Arthur bergetar, namun ada senyum lega yang tersungging di bibirnya.

"Mungkin besok pagi mereka baru akan ke sini. Sekarang sudah malam, mereka harus beristirahat dulu," timpal Papa Bryan menenangkan.

"Mas Bryan benar. Jadi Papa juga harus cepat sembuh, agar bisa sama-sama menyambut anggota baru keluarga kita," sahut Mama Raisa, mencoba menyuntikkan semangat pada ayahnya.

"Hm…" Kakek Arthur mengangguk perlahan. "Kalau begitu, pergilah. Sambut mereka dengan baik."

"Tapi, Pa…"

"Tidak perlu mencemaskanku. Aku baik-baik saja," sela sang kakek tegas, meski wajahnya tampak pucat.

Mama Raisa terdiam sejenak, lalu menghela napas. "Baiklah kalau begitu. Aku akan meminta seorang perawat untuk menemani Papa di sini."

"Hm… pergilah," ucap Kakek Arthur lagi, kali ini dengan nada lebih lembut. Ia tahu, Raisa dan Bryan juga sangat merindukan Delia dan Devano.

Akhirnya, setelah memastikan seorang perawat siap berjaga, Mama Raisa dan Papa Bryan meninggalkan rumah sakit dengan hati yang sedikit lebih tenang.

***

"Makan malamnya sudah siap, Nona. Saya akan panggil Tuan Dev untuk turun," ucap seorang pelayan sopan.

"Tidak perlu, biar aku saja," jawab Delia sambil tersenyum ramah.

"Baik kalau begitu." Sang pelayan mengangguk dan hendak berbalik.

"Hm… bibi boleh pergi," titah Delia lembut. Pelayan itu pun pamit menuju dapur.

Delia menatap ke arah tangga, tepat ke kamar Devano di lantai atas. Ia mengusap perutnya pelan sebelum melangkah naik.

Tok.. Tok.. Tok..

"Dev, makan malamnya sudah siap. Ayo kita turun," panggil Delia dari depan pintu.

Hening. Tak ada jawaban.

Ia mengetuk sekali lagi, lebih keras. Masih tak ada sahutan.

"Ish!… apa dia tidur seperti batu sampai tak mendengar panggilanku?" gumam Delia sambil mengernyit. "Dev, ayo keluar. Kita makan bersama. Kamu dengar aku, kan?"

Jantungnya mulai tak tenang. "Jangan-jangan… dia pingsan?" bisiknya panik.

Cklek. Gagang pintu ia putar, ternyata tidak terkunci. "Dev… aku masuk ya," ucapnya ragu, lalu melangkah ke dalam.

Kamar itu tenang, hanya terdengar suara dengkur halus. Devano terbaring pulas di ranjang, wajahnya letih, kantung mata gelap menggantung jelas.

Delia terdiam, hatinya terasa nyeri. Ia duduk di sisi ranjang, menatap lekat sosok itu. "Maafkan aku… karena aku, kamu jadi harus kelelahan mencari ke mana-mana," bisiknya lirih. Tangannya terulur, mengusap rambut Devano pelan.

"Kenapa kamu harus menyiksa dirimu sendiri seperti ini… harusnya tidak perlu, Dev," lanjutnya dengan suara pecah.

Tiba-tiba janin dalam perutnya menendang cukup keras. Delia terkejut. "Astaga… kenapa dia selalu bereaksi setiap aku dekat dengan Devano? Apa dia juga sangat merindukan Daddy-nya?" gumamnya, tanpa sadar pernyataan itu keluar dari mulutnya.

Namun sebelum sempat menurunkan tangannya, Devano tiba-tiba menggenggam pergelangan tangannya erat.

"Ah!" pekik Delia, kaget.

Devano membuka mata perlahan. Tatapannya tajam meski masih berat. "Aku tadi mendengarmu bicara apa?" suaranya serak, tapi jelas.

"A-aku… aku tidak bicara apa-apa," kilah Delia buru-buru.

Devano menatap lebih dalam. “Sekali lagi katakan. Aku ingin mendengarnya.”

Delia menunduk, panik. "Um… makan malam sudah siap." jawabnya polos.

"Bukan yang itu." Suara Devano tegas. "Katakan sekali lagi. Sebutkan panggilan yang barusan… untuk anak kita."

Deg.

Delia tercekat. Sumpah, ia bahkan tak sadar barusan menyebutnya. Ia refleks, karena tendangan bayi.

"A-aku keluar dulu menyiapkan makanan," elaknya sambil hendak beranjak.

Namun Devano menariknya hingga tubuh Delia jatuh di atas dadanya. Ia menahan punggung Delia, tak membiarkan wanita itu lari.

"Kenapa begitu sulit untukmu? Aku hanya ingin mendengarnya sekali lagi… bilang kalau dia memang anakku."

"Dev, jangan begini… nanti ada yang lihat," bisik Delia gugup.

"Aku akan melepaskanmu, kalau kamu bicara dengan jujur. Katakan, Delia…"

"Kamu suka sekali memaksa!" kesal Delia.

"Kamu terlalu keras kepala kalau tidak dipaksa," balas Devano cepat, membuat Delia terdiam.

Tatapan Devano mengunci matanya. Nafas keduanya beradu, jarak wajah hanya beberapa senti.

"Sebutkan, Delia."

Hati Delia bergetar. Ia tahu ini berbahaya. Ia takut terbawa perasaan. Namun kata-kata itu akhirnya lolos juga dari bibirnya.

"I-iya…"

"Iya apa?" Devano belum puas.

"Iya… anak ini adalah anakmu," ucap Delia akhirnya, suara bergetar.

Seketika senyum lega terlukis di wajah Devano. Matanya berbinar, penuh rasa syukur.

***

Sesampainya di rumah utama, Mama Raisa dan Papa Bryan disambut oleh suasana yang hening. Rumah itu tampak sepi, hanya cahaya lampu terang yang menyambut kedatangan mereka.

Hingga datang seorang pelayan segera menghampiri dengan sopan.

"Selamat malam, Tuan, Nyonya."

"Malam." Mama Raisa mengangguk singkat lalu menatap sekeliling. "Di mana Delia dan Dev?" tanyanya, ada nada rindu sekaligus penasaran dalam suaranya.

"Nona Delia ada di kamar Tuan Muda," jawab pelayan itu hati-hati. "Sepertinya beliau sedang memanggil Tuan Dev untuk makan malam."

Alis Mama Raisa sempat berkerut, sebelum akhirnya ia menghela napas lega. Sekilas, bayangan cemas yang tadi sempat hinggap di benaknya perlahan menguap.

"Oh… baiklah."

"Mau saya siapkan sesuatu untuk makan malam Tuan dan Nyonya?" tawar sang pelayan sopan.

"Tidak perlu, kamu boleh istirahat." Mama Raisa melambaikan tangan ringan.

"Baik, Nyonya." Pelayan itu segera undur diri.

Begitu mereka berdua sendirian, Mama Raisa langsung menoleh pada suaminya. "Ayo, Pa… kita temui mereka dulu. Aku sudah tak sabar bertemu mereka."

Papa Bryan hanya mengangguk, senyum tipis terukir di bibirnya. Ia mengikuti langkah istrinya menaiki tangga, pelan tapi penuh rasa harap.

Sampai di depan kamar Devano, Mama Raisa menyadari pintu itu tidak tertutup rapat. Ada celah kecil, seolah sengaja lupa ditutup. Hatinya berdesir aneh. Ia melangkah perlahan, Papa Bryan setia di belakangnya.

Ketika pintu didorong lebih lebar, pandangan mereka langsung membeku.

Mata Mama Raisa terbelalak, napasnya tercekat. Papa Bryan pun membeku di tempat, tak percaya dengan apa yang disaksikan.

Delia terperangkap dalam pelukan Devano, tubuhnya menempel di dada pria itu, wajah mereka terlalu dekat, seakan baru saja terjadi sesuatu.

“ASTAGA! Apa yang kalian lakukan!!” pekik Mama Raisa dengan suara pecah, memecah keheningan kamar itu. Tubuh mama Risa lemas, hingga nyaris terhuyung pingsan.

***

Sementara di bawah, empat pelayan yang mendengar teriakan Mama Raisa langsung saling menoleh. Mereka berkumpul di dekat dapur, berbisik penuh rasa ingin tahu.

"Kenapa Nyonya sampai berteriak begitu keras? Ada apa di atas?" bisik salah satu dengan wajah tegang.

"Jangan-jangan… terjadi lagi," celetuk yang lain dengan nada misterius.

"Terjadi lagi? Maksudmu… Tuan Devano dan Nona Delia?" sahut seorang pelayan muda, matanya melebar tak percaya.

"Ah, jangan asal bicara! Mereka itu kan sudah bercerai. Mana mungkin_" sanggah yang lain cepat-cepat.

"Tapi… siapa yang tahu? Kau tidak lihat bagaimana Tuan Dev membawa Nona Delia masuk tadi sore? mereka masih sangat mesra," balas pelayan yang lebih tua.

Pelayan yang lain mengangguk-angguk setuju. "Benar juga… sepertinya mereka tidak jadi bercerai. Lagipula, kalau memang sudah ada anak di antara mereka, apa alasan untuk berpisah?"

1
Clarissa🌷
thor lanjut,😍
Niar Zahniar
semangat berkarya
Nadia_Ava02: terimakasih banyak untuk bintang sempurnanya Kaka....🤗🤗🤗
total 1 replies
ArchaBeryl
Lanjut kak🤭🤭🤭
ArchaBeryl: makasih kak🤗🤗
total 2 replies
Muchamad Ridho
ko gk ada cerita penyesalan ayahnya Giselle kak..
Dwi ratna
karyanya bagus kak
Nadia_Ava02: terimakasih banyak-banyak untuk bintang sempurnanya Kaka..../Kiss//Kiss/
total 1 replies
Ani Basiati
mksb thor
Nadia_Ava02: sama-sama Kaka..🥰🥰
total 1 replies
Atmita Gajiwi
/Determined//Kiss/
Nadia_Ava02: terimakasih banyak untuk bintang sempurnanya Kaka..😘😘
total 1 replies
ArchaBeryl
Karya yg sangat bagus dan gak ngebosenin,
banyak pelajaran yg bisa kita ambil dari cerita ini
terutama harus menghargai pasangan hidup kita
Nadia_Ava02: terimakasih banyak Kaka .. lope-lope youuuu sekandang kebon...🤣🤣🤣
total 1 replies
ArchaBeryl
Selamat hidup bahagia keluarga kecil Dev🤗🤗
terimakasih kak ceritanya bagus banget
akhir yg bahagia tentunya 🤭🤭🤭
Nadia_Ava02: siapp....😉
total 5 replies
Nadia_Ava02
Bab selanjutnya adalah bab akhir ya teman-teman.. jadi mohon yang sudah selesai membaca ceritanya untuk memberikan bintang lima berserta ulasan terbaik kalian.. terimakasih 🙏🏻🥰🥰
Dwi ratna
Gedeg sm s dev,eh mantan gk sok peduli loe
Ani Basiati
lanjut thor
ArchaBeryl
Menang banyak to Dev 🤣🤣🤣
cintanya terbalas tunai🤗🤗
Dwi ratna
duh berat bgd hamil sendiri tuh, kdng hamil punya suami yg GK peka jg berat
Nadia_Ava02: betul Kaka...🤧🤧🤧
total 1 replies
Dwi ratna
😭😭😭😭
Dwi ratna
mampir
Nadia_Ava02: silahkan Kaka... semoga ceritanya tidak mengecewakan..🤗🤗
total 1 replies
ArchaBeryl
manizzzz banget
sampai terhura aq🤗🤗🤗
selamat buat pernikahan nya ya Dev 🤭
Nadia_Ava02: asiaapp.....🤣🤣
total 5 replies
ArchaBeryl
Ahhh jadi terharu 🥹🥹🥹
Semoga bahagia selalu ya keluarga kecil DelVa🤗🤗🤗🤗
Nadia_Ava02: terimakasih banyak Kaka.....🤧🤧😄😄😄
total 1 replies
ArchaBeryl
Semoga Delia dan anaknya selamat
sabar ya Dev ini masih cobaan buat kamu
Nadia_Ava02: semoga begitu kak..🤗
total 1 replies
ArchaBeryl
Jangan cemburu buta dulu ya Dev 🤭🤭
Nadia_Ava02: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!