"Mas tunggu, dia siapa? Jelaskan pada ku Mas" seketika langkah kaki Devan terhenti untuk mengejar Wanitanya.
Devan menoleh pada Sang Istri yang sedang hamil
"Dia pacarku kinara, dialah orang yang selama ini aku cintai. Sekarang kamu sudah tau, kuharap kau mengerti. Aku harus mengejar cintaku, ak tidak ingin Nesa pergi meninggalkan ku."
"Mas kamu ga boleh kejar dia, aku ini istri mu, aku mengandung anakmu. Apakah kami masih kurang berharganya di banding wanitamu itu?" tanya Ibu hamil itu tersendat
"Maafkan aku Kinara, aku sangat mencintai Nesa di bandingkan apapun."
"Tapi mas..."
Devan segera melepas paksa tangan Kinara, tak sengaja sang istri yang sedang hamil pun terjatuh.
"Ahhh perutku sakit..." Ringis Kinara kesakitan
"Maaf kinara, aku tak mau kehilangan Nesa" Ucap devan kemudian pergi
Kinara menatap kepergian suaminya, dan lama kelamaan gelap.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mendayu Aksara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Devan Menemukan Kinara
Dari kejauhan, nampak Devan fokus mengamati dua insan yang saat ini saling menatap di bawah sinar rembulan.
Sambil sesekali menyelidik tajam ke arah seorang wanita yang berada di dekat Briyan.
Devan merasa benar-benar tak asing dengan gelagat tubuh wanita itu, walau kini tak mampu Devan lihat dengan jelas wajahnya.
Nampak beberapa nyamuk hinggap kembali ke bagian tubuh Devan yang tak tertutup baju, seperti muka, leher dan tangan.
"Aku harus segera pergi dari sini, lagi pula nampaknya mereka tak butuh keberadaan ku lagi. Kalau terus bertahan, aku bisa jadi santapan gratis bagi nyamuk-nyamuk ini" Gumam Devan kesal, kemudian ia beranjak melangkah pergi
Meninggalkan dua orang yang saat ini sedang serius saling menatap di bawah indahnya kemilau bintang.
###
Buughh..!
Devan menjatuhkan badan kuat ke atas kasur sembari menghela nafas panjang.
Di tatapnya langit-langit kamar yang nampak elegan tersebut.
Pikirnya berputar ke beberapa saat lalu, siluet wajah seorang wanita kembali menyinggahi kepalanya.
Di bawah sinar rembulan, siluet itu nampak terlihat indah. Nampak tak asing, dengan gelagat tubuh yang juga begitu ia kenali.
"Gadis yang Briyan sukai itu pasti sangat cantik, kalau tidak, tak mungkin Briyan akan tertarik. Secara, semua teman wanita Briyan di Los Angeles memiliki spesifikasi bak model, namun Briyan tak pernah menyukai mereka, ia malah tertarik pada wanita di desa ini. Bisa ku pastikan, wanita ini memiliki paras yang begitu cantik dan sifat yang mempesona."
Pikir Devan begitu yakin.
"Sudahlah, dari pada aku sibuk memikirkan gadis pujaan Briyan itu. Lebih baik aku ke kamar Briyan. Mencari lotion anti gatal. Sungguh, bekas gigitan nyamuk ini gatal sekali"
Gumam Devan di tengah pikirannya yang pelik.
Tak lama, tubuh itu berdiri. Melangkah keluar guna menuju kamar Briyan.
"Astaga, anak itu sungguh ceroboh. Pintu kamarnya bahkan tak ia kunci"
Gerutu Devan saat ia dapati pintu kamar Briyan dapat dibuka dengan mudah.
"Tapi, kalau di kunci. Aku tak bisa mengambil lotion anti gatal itu. Yah untuk sekarang, lebih baik begini, aku bisa masuk"
Tambah Devan lagi, kemudian kaki jenjang itu melangkah masuk.
"Mana ya"
Gumam Devan sembari melirik seisi ruangan tersebut.
Perlahan langkahnya menuju sebuah meja yang dibubuhi kaca besar.
"Nah ini dia"
Ucap Devan antusias ketika ia dapat menemukan lotion yang sedari tadi ia cari.
Namun kini, pandangnya beralih pada sebuah ponsel, yang terkapar begitu saja di atas meja tersebut.
"Astaga Briyan, bahkan ia lebih ceroboh dari yang aku pikirkan. Dia bahkan meninggalkan ponselnya sembarangan di saat pintu kamarnya tak di kunci"
Gerutu Devan kesal.
Niat hati ingin menyimpan handphone tersebut, namun terhenti saat layar handphone itu menyala akibat Devan yang tak sengaja menyentuh layar smartphone berlogo apel itu.
"Kinara"
Gumam Devan tak percaya.
Wallpaper mode terkunci dari handphone itu menampilkan gambar seorang wanita yang sangat mirip dengan Kinara.
Ya, bukan hanya mirip. Tapi wanita itu memang Kinara.
Dengan cepat ia buka kunci handphone tersebut.
Terbuka, Bahkan Devan tau jelas sandi handphone Briyan.
Dengan cepat ia buka galeri yang ada.
Mata indah itu, membulat sempurna. Saat ia dapati banyak foto Kinara di dalam sana.
Tampak, semua foto itu diambil tanpa izin. Semua pandang Kinara, tak satu pun melihat ke arah kamera.
Benar, selama berada di desa tersebut. Selain mencari istri sahabatnya. Briyan juga sesekali menyempatkan untuk mengambil foto pemandangan yang ada.
Termasuk mengambil foto wanita yang selama ini ia kagumi secara diam-diam.
Setidaknya dengan begitu, ponsel pintar itu cukup berarti walau tak terhubung sedikitpun dengan sinyal.
"Astaga Briyan ternyata selama ini engkau telah menemukan Kinara dan tak mengatakan hal ini padaku. Atau jangan-jangan, kau memang sengaja, ingin memberi ku kejutan?"
Gumam Devan menebak-nebak.
Kini senyum kembali terukir di bibir Devan, kembali ibu jarinya menggeser-geser gambar yang ada guna melihat-lihat lebih banyak.
Devan tampak tersenyum hangat, lelaki tampan itu pandangi wajah sang istri yang begitu cantik dalam kenaturalan.
Tiba-tiba sudut hati Devan sedikit nyeri, ia begitu merindu pada sosok cantik tersebut. Hatinya bergemuruh ingin segera bertemu.
"Sebentar lagi, kita akan segera bertemu Kinara" Gumam Devan sendu.
Perlahan, ibu jarinya mengusap lembut wajah cantik di dalam foto tersebut.
"Aku akan segera menanyakan hal ini nanti setelah Briyan pulang"
Ucap Devan, matanya tetap fokus menatap wajah Kinara di dalam foto tersebut.
.
.
.
BERSAMBUNG***
nyesel yah
cinta lama vs cinta baru