Regret By Mendayu Aksara

Regret By Mendayu Aksara

Pergi

Seorang wanita cantik nampak sedang asik berselfie di depan sebuah parkiran Mall di Jakarta, nampak senyum indah menghiasi sudut bibirnya.

"Aku sedang ingin berbelanja untuk keperluan calon bayiku Geb" ketiknya melalui akun messenger dan mengirimkan pesan tersebut beserta foto selfienya pada sang sahabat di sebrang sana.

"Lagi-lagi suamimu tak menemani?" Balas akun yang sedang berbalas pesan dengan wanita itu.

"Dia sibuk, sudah dulu ya Geb aku mau berbelanja" balasnya lagi dan mengakhiri pesan singkat siang itu.

Nampak sejenak ia terdiam, dan mengelus pelan perutnya yang terlihat membuncit.

"Papimu sibuk sayang" ucapnya sedikit sedih, kemudian ekspresinya berubah seolah-olah bahagia.

Masih di tempat parkir, saat ibu muda ini ingin melangkahkan kaki masuk ke dalam Mall ia tiba-tiba menghentikan langkahnya.

Dari kejauhan ia melihat seseorang yang sangat ia kenal, tapi sedang bergandeng mesra dengan seorang wanita yang bahkan tidak pernah ia lihat sebelumnya.

Secepat mungkin ibu muda itu melangkahkan kaki menuju kedua insan tersebut.

"Mas dia siapa?" Ucapnya nanar

........................./////////////////////...........................

"Jangan pergi Mas.! Jangan.!"

Teriak seorang wanita yang kini baru tersadar dari koma yang dialaminya.

"Kinara, kamu sadar Kinara?" Pekik gadis berparas hitam manis yang entah sedari kapan setia menunggu sahabatnya yang terbaring koma. Ia memeluk erat sahabatnya yang kini telah sadarkan diri.

"Geby, mana Mas Devan? Mana Mas Devanku?" Ucap wanita tersebut dengan ekspresi penuh ketakutan dan terlihat matanya menelusuri seluruh sudut ruang rawat yang ia tempati saat ini tanpa menghiraukan pelukan erat sang sahabat yang membelenggu gerak lehernya.

Gadis hitam manis yang bernama Geby tersebut merupakan sahabat baik dari Kinara, wanita yang baru sadarkan diri dari komanya.

Geby melepaskan pelukan eratnya dari Kinara dan menatap wanita itu jengkel. "Berhenti kau sebut namanya Kinara, dia itu bukanlah suami yang baik untukmu dan bayimu" ketus geby dengan tatapan tajam.

Seketika, kinara seolah menyadari sesuatu. Ia meraba-raba perutnya yang kini terasa datar. "Bayi ku geb, mana bayiku?" ucapnya panik.

Geby terdiam.

"Geby mana bayiku Geb, apakah anakku telah lahir?" Tanya Kinara penuh antusias.

"Kinara bayimu sudah tenang di surga, maafkan aku. Aku bukanlah tante yang baik, aku tak dapat menahannya untuk pergi sebelum bertemu denganmu" mata tajam yang di perlihatkan geby kini berubah menjadi sayup dan berkaca kaca seolah penuh penyesalan.

"Andai saja aku tak membiarkan mu pergi berbelanja ke Mall sendiri waktu itu, semua ini tidak akan terjadi" ucapnya yang kini menunduk, bulir air mata kini menetes di tangannya.

"Kamu bohong geby, bayiku pasti sudah lahir. Dia pasti sedang tidur, biarkan aku melihatnya sebentar saja". Ucap Kinara yang kini menyingkap selimut ingin menuruni ranjang rumah sakit.

Lengannya di cekal kuat oleh geby, "Kinara! Dengar kan aku, bayimu sudah tiada, percaya padaku" ucap Geby penuh penekanan tapi terlihat pula penyesalan yang mendalam di raut mukanya.

"Kamu bohong! Bohong! Bohong!!!!" Ucap Kinara histeris.

Secepat mungkin Geby memencet bel dan tak lama dokter memasuki ruang rawat kinara.

Melihat kinara yang berteriak dan mengamuk histeris, dokter mencoba menenangkannya dan menyuntikan obat penenang.

Perlahan, rontahan kinara melemah. Sebelum tertidur, ia sempat bergumam kecil.

"Ba bayi ku masi hhh hi hi dup." Kemudian hening.

Geby menatap dokter dengan tatapan kawatir.

Seolah tau apa yang di khawatirkan gadis itu, Sang dokter pun tersenyum

"Dia hanya butuh istirahat, dan juga kamu harus selalu menjaga serta memotivasinya. Jangan biarkan sesuatu membebani pikirannya, saya pergi dulu." ucap sang dokter seraya berlalu meninggalkan Geby dan Kinara yang kini sedang tertidur pulas.

Geby berjalan mendekati sahabatnya yang kini terlihat damai, tidak seperti keadaanya barusan.

"Maafkan aku Kinara, andai aku memberi tahumu semua kebenaran tentang Mas Devan, setidaknya engkau tak akan menderita seperti sekarang" air mata tak kuasa di bendung oleh kelopak matanya dan isak tangis lolos begitu saja dari mulut Geby.

........................./////////////////////...........................

Terlihat Kinara sedang melamun dengan tatapan kosong menatap keluar jendela ruang rawat yang ia tempati. Setelah sadar dari pengaruh obat penenang, emosinya nampak lebih stabil. Geby juga sudah menjelaskan kejadian yang menimpa ia dan calon bayinya yang berujung ia harus di rawat di rumah sakit dan kehilangan calon buah hatinya.

Kejadian 3 minggu lalu berputar-putar di kepalanya.

Ia mengelus pelan perutnya yang datar, bulir bening dari matanya tak kuasa ia bendung dan mengalir deras membasahi pipi putih miliknya.

Flashback On

"Mas, dia siapa?" Tanya seorang ibu hamil yang menatap nanar kedua insan di hadapannya.

Tiba tiba pandangan Devan mengarah ke sumber suara itu, matanya terbelalak kaget sebelum raut mukanya menunjukkan ekspresi datar.

"Dia siapa Dev?" Tanya wanita cantik bak model dewasa yang sedang berada di samping Devan, bergelayut manja menunnjukan kemesraan mereka.

"Dia istriku Nesa" Jawab Devan yang sesekali menatap ibu hamil tersebut.

Wanita yang sedang asik bergelayut tadi melepaskan rangkulannya dan berjalan mundur.

"Jadi selama ini kamu bohong sama aku Dev?" Ucap wanita itu yang terus diiringi langkah kecilnya yang berjalan mundur.

Devan ingin beranjak mengejar wanitanya yang kini telah berbalik menjauh dengan langkah kecil.

"Mas tunggu, dia siapa? Jelaskan pada ku Mas." Seketika langkah kaki Devan terhenti untuk mengejar wanitanya.

Devan menoleh dengan raut muka yang sulit di artikan.

"Dia pacarku Kinara, dia lah orang yang selama ini aku cintai. Sekarang kamu sudah tau, kuharap kamu mengerti. Aku harus mengejar cintaku, aku tak ingin Nesa pergi meninggalkan ku."

Syok mendengar kata-kata sang Suami yang mencintai wanita lain, ibu muda yang sedang hamil tersebut menitihkan air mata. Sebelum sempat sang Suami pergi, ia terlebih dahulu mencekal lengan suaminya itu.

"Mas kamu nggak boleh kejar dia, aku ini istrimu. Aku, mengandung anak mu. Apakah, kami masih kurang berharganya di banding wanitamu itu?" Ucap Kinara tersendat.

"Maafkan aku Kinara, aku sangat mencintai Nesa di bandingkan apapun"

"Tapi Mas..."

Ucapan Kinara terpustus ketika sang Suami melepas paksa genggaman tangan Kinara di lengannya, kemudian beranjak pergi mengejar wanitanya yang kini sudah menghilang dari pandangan.

Gerak tangan Devan tersebut, sukses membuat Kinara terjatuh.

"Ahh sakit perutku...!!" Ucap Kinara yang jatuh dan tergeletak di lantai, ekspresinya benar-benar kesakitan.

Devan menatap sekilas Kinara yang terjatuh akibat ulahnya.

"Maaf Kinara aku tak mau kehilangan Nesa."

Ucap Devan kemudian pergi.

Kinara menatap sendu kepergian suaminya, dan lama kelamaan pandangannya menjadi gelap.

Flashback off

Perlahan tangannya yang semula mengelus-elus perlahan perut datarnya, kini beranjak naik ke dada. Ia memukul mukul dadanya yang terasa sesak, mengingat kejadian yang ia alami sebelum ia sadarkan diri dan berada di rumah sakit.

"Kamu sungguh tega Mas" ucapnya lirih sambil terisak, tangannya mencengkram kuat dada yang kini memerah.

Kalimat terakhir devan terngiang-ngiang di telinganya.

"Maaf Kinara aku tak mau kehilangan Nesa."

Seolah kalimat tersebut menjadi tamparan keras, Kinara tiba-tiba berhenti menangis. Tangisnya terganti senyum getir.

"Kau sungguh takut kehilangan wanitamu, sampai-sampai kau tak menyadari bahwa kini kau telah kehilangan bayi kita Mas, dan juga aku. " ucapnya tersendat akibat tangisnya yang baru mereda.

Clek.!!

Pintu kamar Kinara terbuka, menampilkan sosok Geby sang sahabat yang menenteng nampan di tangannya.

"Kinara ayo makan dulu" Ucapnya tulus.

"Geby, bawa aku pergi dari sini. Bawa aku ke tempat yang jauh, tempat dimana aku bisa membinasakan rasa sakit dan kehilanganku."

Ucap Kinara dengan ucapan dingin nan pilu, seolah menyayat siapun yang mendengarnya.

.

.

.

.

Bersambung***

"Jangan pernah mempertahankan, seseorang yang tak pernah ingin dipertahankan. Karena, itu hanya akan melukai dirimu sendiri."

-Kinara-

"Terkadang, kau harus merasakan pahitnya hidup terlebih dahulu. Sebelum menyambut hal manis yang akan tersaji. Karena adanya rasa pahit, maka setelahnya kau akan sangat menghargai rasa manis."

-Kinara-

"Hidup, tak pernah terlepas dari beragam kejutan. Ada yang mampu membuat mu tersenyum bahagia, namun ada pula yang membuat mu menguras air mata."

-Kinara-

Terpopuler

Comments

kalea rizuky

kalea rizuky

baru baca uda nyesek aja duhh

2025-08-06

0

Daulat Pasaribu

Daulat Pasaribu

hadir thor

2025-06-29

1

lihat semua
Episodes
1 Pergi
2 Harus Mencari Kemana
3 Awal dari semuanya
4 Persepsi Orang
5 Bertemu
6 Lama Tak Jumpa
7 Nara
8 Aku Menemukannya
9 Akan Menikah
10 Siapa Kinara?
11 Jatuh Hati
12 Trauma
13 Menyelidiki
14 Salah Tingkah
15 Dewa Penolong
16 Menyalahkan Diri
17 Rasa Ini Begitu Aneh
18 Panggil Saja
19 Sudah Membaik
20 KI-RA-NA
21 Faktanya
22 Mencintai Kinara
23 Kedatangan Devan
24 Kisah Romansa Antar Desa
25 Orang di Balik Keracunan Kinara
26 Mati di Hadapanku
27 Tergulung Arus Sungai
28 Lebih Dulu dan Paling Akhir
29 Sidang Adat
30 Putusan Sidang Adat
31 Menyadari Cintanya
32 Rencana Dinner Oleh Devan
33 Briyan Menyatakan Cinta
34 Devan Menemukan Kinara
35 Nara adalah Kinara yang Aku Cari
36 PENGUMUMAN*
37 Takdir Kejam
38 Kepergian Briyan
39 Pertemuan Membawa Luka
40 Briyan Kecelakaan?
41 Korban Selamat
42 Devan Menyesal?
43 Keputusan di Tangan Kinara
44 Devan Membawa Kinara
45 Kinara Berada Di Kamar Vila
46 Flashback, Kinara Akhirnya Memutuskan
47 Dompet Coklat
48 Kinara Bertemu Devan Lagi
49 Devan Tampak Berbeda
50 Dia Tak Tahu Aku Marah
51 Tubuh Itu Semakin Dekat
52 Pipi Kinara Bersemu Merah
53 Kecupan Dimas
54 Aku Mantan Suami Kinara
55 Pemilik Chastino Company
56 Saran Danu
57 Pulang Sendirian
58 Kuarga Besar Dimas Bertamu
59 Maksud Kedatangan
60 Devan Mengetahui Lamaran Dimas
61 Lelaki yang Patah Hati
62 Datangnya Devan Di Waktu Malam
63 Dekapan Devan
64 Tanya Devan Ragu
65 Perpisahan, Terbaik Untuk Kita
66 Merenungi Nasib
67 Sedingin Pertama Bertemu
68 Membahayakan Diri
69 Mungkin Tak Akan Terulang Lagi
70 Jawaban Atas Lamaran Dimas
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Pergi
2
Harus Mencari Kemana
3
Awal dari semuanya
4
Persepsi Orang
5
Bertemu
6
Lama Tak Jumpa
7
Nara
8
Aku Menemukannya
9
Akan Menikah
10
Siapa Kinara?
11
Jatuh Hati
12
Trauma
13
Menyelidiki
14
Salah Tingkah
15
Dewa Penolong
16
Menyalahkan Diri
17
Rasa Ini Begitu Aneh
18
Panggil Saja
19
Sudah Membaik
20
KI-RA-NA
21
Faktanya
22
Mencintai Kinara
23
Kedatangan Devan
24
Kisah Romansa Antar Desa
25
Orang di Balik Keracunan Kinara
26
Mati di Hadapanku
27
Tergulung Arus Sungai
28
Lebih Dulu dan Paling Akhir
29
Sidang Adat
30
Putusan Sidang Adat
31
Menyadari Cintanya
32
Rencana Dinner Oleh Devan
33
Briyan Menyatakan Cinta
34
Devan Menemukan Kinara
35
Nara adalah Kinara yang Aku Cari
36
PENGUMUMAN*
37
Takdir Kejam
38
Kepergian Briyan
39
Pertemuan Membawa Luka
40
Briyan Kecelakaan?
41
Korban Selamat
42
Devan Menyesal?
43
Keputusan di Tangan Kinara
44
Devan Membawa Kinara
45
Kinara Berada Di Kamar Vila
46
Flashback, Kinara Akhirnya Memutuskan
47
Dompet Coklat
48
Kinara Bertemu Devan Lagi
49
Devan Tampak Berbeda
50
Dia Tak Tahu Aku Marah
51
Tubuh Itu Semakin Dekat
52
Pipi Kinara Bersemu Merah
53
Kecupan Dimas
54
Aku Mantan Suami Kinara
55
Pemilik Chastino Company
56
Saran Danu
57
Pulang Sendirian
58
Kuarga Besar Dimas Bertamu
59
Maksud Kedatangan
60
Devan Mengetahui Lamaran Dimas
61
Lelaki yang Patah Hati
62
Datangnya Devan Di Waktu Malam
63
Dekapan Devan
64
Tanya Devan Ragu
65
Perpisahan, Terbaik Untuk Kita
66
Merenungi Nasib
67
Sedingin Pertama Bertemu
68
Membahayakan Diri
69
Mungkin Tak Akan Terulang Lagi
70
Jawaban Atas Lamaran Dimas

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!