Melodi gadis ceria dan memiliki suara merdu mencintai seorang lelaki bernama Nathan yang tak lain tetangganya sendiri,namun dia patah hati setelah mengetahui kalo cintanya tak pernah mendapat balasan,namun setelah cinta itu pergi Nathan malah mengejar cinta Melodi,entah apa yang terjadi pada kisah mereka selanjutnya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kailah haplah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33
"Melodi...", teriak Nathan yang melihat istrinya mendorong Nara.
Nathan berjalan menghampiri keduanya dan langsung membantu Nara untuk berdiri, "apa yang kamu lakukan Mel?",tanya Nathan.
Melodi yang terpaku melihat Nathan menolong Nara langsung menjawab, "dia ingin menghancurkan hubungan kita".
Dengan cepat Nara berkata, "tidak Nath, istrimu salah paham, aku hanya ingin menyapanya dan dia tiba-tiba mendorongku", kilah Nara.
Melodi menggelengkan kepalanya, "jangan percaya ucapannya kak..."
"aku tidak bohong Nath..."
Nathan sudah merasa kesal dengan sikap keduanya, apalagi dengan sikap Melodi pasti dia tengah cemburu, tadi saja di kantor Melodi tidak uluran tangan Nara.
"Nara...maaf atas perlakuan istriku",ucap Nathan dan Melodi pun menggeleng tak percaya.
"tidak apa, aku mengerti kok".
Nathan melihat kearah Melodi, "ayo...aku antar kamu pulang", ucap Nathan sambil menarik tangan Melodi.
Nara yang masih berdiri tersenyum bahagia, "baru saja pemanasan Mel...", gumam Nara.
Nathan dan Melodi hampir sampai di parkiran mobil namun Melodi mendadak berhenti, "aku akan pulang sendiri", ucap Melodi sambil melepaskan tangannya.
"tidak, aku akan tetap mengantarmu, aku tidak mau kamu berbuat yang tidak-tidak lagi", ujar Nathan.
Melodi tertawa hambar, "ha...ha...jangan takut aku berbuat ulah, aku akan langsung pulang", ucap Melodi lalu dia pergi dan segera menghentikan taxi.
Nathan melihat kepergian istrinya, dia menarik nafasnya dalam-dalam, hari ini dia merasa tak enak hati pada Melodi, namun tetap Melodi harus menerima teguran darinya kalau yang dilakukannya tadi salah.
Di dalam taxi, Melodi menangis dia menyeka air matanya terus menerus, hari ini dia merasa kecewa karena Nathan membela wanita lain, terlebih lelaki itu tak berkata jujur padanya dan memilih untuk menyembunyikan hubungannya dengan Nara.
Sesampainya di apartemen, Melodi langsung masuk ke kamar dan membaringkan tubuhnya di atas ranjang, hari ini tubuhnya begitu lemas dan dia memilih tidur untuk menenangkan diri.
Melodi menatap langit-langit dengan tatapan kosong, kemarin dia dan Nathan menjalankan rumah tangga yang bahagia, namun hari ini seseorang berniat ingin menghancurkan kebahagiaannya dan Melodi tidak akan tinggal diam.
Dia akan berusaha mempertahankan rumah tangganya asalkan Nathan berada di pihaknya, dan Melodi akan menjelaskan nanti pada Nathan yang sebenarnya.
...----------------...
Hari sudah malam, Nathan baru saja pulang dari kantornya, dia melihat apartemen yang terasa sepi, dia langsung mencari keberadaan Melodi.
Saat Nathan masuk kedalam kamar, dia melihat istrinya tengah tertidur diatas ranjang, Nathan lekas mendekat dan berjongkok di hadapan Melodi.
Di usapnya pucuk kepala sang istri, "maaf...aku melakukannya karena aku gak mau kamu jadi orang jahat", bisik Nathan lalu dia mencium kening istrinya dan setelah itu dia membersihkan tubuhnya dan langsung ikut berbaring bersama Melodi.
Keesokan harinya, Melodi berkutat di dapur untuk menyiapkan sarapan, sedangkan Nathan sudah lebih dulu bangun dan pergi ka kantor karena hari ini ada banyak sekali pekerjaan yang dia tunda kemarin, tanpa pamit Nathan pergi begitu saja.
Melodi merasa sikap Nathan berubah, belum satu bulan dia merasakan kebahagiaannya dan hari kemarin dia harus menerima semua apa yang terjadi padanya, benar yang dikatakan Nara, kalo Nathan masih menyimpan perasaan terhadap Nara, hal itu membuat Melodi gelisah apalagi selama ini Nathan tak pernah menyatakan perasaan terhadapnya.
Melodi duduk di kursi lalu dia mulai menyuapkan sesendok makanan, namun tiba-tiba terasa mual dan ingin memuntahkan kembali makanannya, Melodi berlari ke wastafel dan memuntahkan isi perutnya.
Hoekk....hoekk...
Melodi membasuh mulutnya, lalu di luruh di lantai karena badannya terasa lemas, tidak lama Melodi lekas kembali ke meja makan namun kepalanya terasa pusing dan akhirnya dia memilih untuk membaringkan tubuhnya di sofa.
"kenapa tiba - tiba gak enak perut", ucap Melodi sambil menutup mulutnya.
Di kantor, Nathan baru saja selesai berbicara dengan kliennya, dan dia melupakan sesuatu, Nathan lekas mengambil ponselnya dan mengirimkan pesan pada Melodi kalau dia tak sempat berpamitan dan memberi tahu kalau nanti malam dia akan lembur.
Nathan memasukkan kembali ponselnya kedalam saku.
"hai Nath...", sapa Nara.
Nathan berbalik, "hai Na...bagaimana, kamu sudah bertemu dengan Alex?", tanya Nathan.
"sudah, kami baru saja membicarakan soal pekerjaan".
"bagus kalo begitu, selamat bergabung di perusahaan kami", ujar Nathan.
Nara tersenyum, "oh ya...kamu dan Melodi baik-baik saja kan?", tanya Nara pura-pura perhatian.
Nathan menganggukkan kepalanya, "kami baik...maaf yah atas kejadian kemarin, aku juga tidak tahu kenapa Melodi jadi seperti itu", ucap Nathan.
Nara tersenyum, "tidak apa, hal wajar kalo dia seperti itu, pasti dia cemburu padamu".
Nathan tersenyum, "mungkin..."
"oh ya...tadi saat Alex menjelaskan soal pekerjaan katanya ada banyak yang harus kamu kerjakan", ucap Nara.
"ya...malam ini aku lembur", ujar Nathan.
Nara menganggukkan kepalanya, pikirannya mulai bekerja untuk nanti malam agar dia bisa menemani Nathan lembur.
"ehm Na...ada banyak pekerjaan yang menanti ku di ruangan kalo begitu aku pergi", pamit Nathan lalu dia menghilang dari hadapan Nara, "Melodi...lihatlah nanti malam kamu akan mendapatkan kejutan yang menarik", ucap Nara dalam hati.
Kembali ke apartemen, waktu sudah menunjukkan jam sebelas siang, Melodi masih saja berbaring di atas sofa, dia merasa ada yang aneh menimpa tubuhnya dan Melodi segera bangkit untuk mencari kotak obat.
Saat dia membuka lemari kecil, dia melihat pembalut dan seketika teringat kalo hari ini seharusnya dia sudah datang bulan.
Dengan cepat Melodi melihat kalender, benar saja kalo dia sudah telat satu minggu.
Melodi mengusap perutnya yang rata sambil berkata, "apa aku hamil?", ucap Melodi.
Ingin memastikan, akhirnya dengan semangat Melodi pergi ke toko obat terdekat untuk membeli tes pack, lalu dia mencobanya.
Sebelum melihat hasilnya, Melodi menarik nafasnya dalam-dalam, semoga saja ini benar , kalau dia hamil Nathan pasti akan senang.
Melodi melihat hasilnya dan benar saja kalo dirinya tengah hamil, Melodi pun menangis, ini bukan tangisan kesedihan tapi ini tangisan kebahagiaan.
Kebahagiaan ini Melodi akan berikan pada suaminya, dia akan memberikan kejutan untuk Nathan setelah suaminya pulang nanti, namun hal itu akan sia-sia karena Melodi baru membuka ponselnya dan melihat pesan yang dikirim oleh Nathan kalo lelaki itu akan lembur di kantor, tidak ingin menundanya malam nanti dia akan menemui Nathan dan memberitahu kebahagiaan ini.
Malam pun tiba, Nathan masih berkutat dengan laptopnya, tiba-tiba Nara datang sambil membawakan secangkir kopi, "silahkan di minum Nath...", ucap Nara.
"terima kasih, kenapa kamu belum pulang?", tanya Nathan.
"belum...aku akan menemani mu di sini sampai kamu pulang", jawab Nara.
Nathan terdiam, dia merasa kalo Nara sedang memberi perhatian padanya.
"seharusnya kamu pulang Na...kasihan anak-anak mu".
"tidak apa, mereka sudah terbiasa aku tinggal", ucap Nara yang langsung membuat Nathan menghentikan aktivitasnya.
"tidak, bagaimana pun kamu harus pulang, aku tidak mau ada fitnah di antara kita", ucap Nathan.
Nara mendekat kearah Nathan, "kita di sini bekerja Nath...jadi jangan takut soal itu".
"tapi tetap saja..."
"baiklah kalo begitu aku akan pulang, tapi sebelumnya apa kamu membutuhkan sesuatu?", tanya Nara.
"tidak, aku bisa mengambilnya sendiri".
"ya sudah kalo begitu aku pergi, selamat malam Nathan".
"malam...", Nara pun keluar dari ruangan Nathan.
Setelah kepergian Nara, Nathan menghela nafas, kehadiran Nara sungguh membuatnya jadi serba salah, apalagi menyangkut pekerjaan.
Selang beberapa menit, terdengar suara teriakan Nara, sontak Nathan terkejut dan langsung berlari menghampiri Nara.
Saat di luar ruangan, dia tidak melihat keberadaan Nara dan Nathan terus mencarinya, "Nara...", teriak Nathan.
"Nathan...", ucap Nara dan Nathan bisa mendengar panggilan itu dan dia berlari ke arah menuju lift.
"Nara...", ucap Nathan ketika melihat Nara tengah berdiri, Nathan menghampiri dan Nara langsung memeluknya, "Nath...aku takut", ucap Nara.
"ada apa Nara?", tanya Nathan.
"sepertinya ada seseorang yang tengah mengintai ku", jawab Nara.
Nathan melihat ke sekeliling kantor, menurutnya tidak ada yang mencurigakan dan Nathan mencoba melepaskan pelukan Nara namun wanita itu enggan melepasnya, "aku takut Nath..."
Akhirnya Nathan membiarkan Nara memeluknya, "jangan takut, ayo aku antar kamu pulang", ucap Nathan.
Nara pun melepaskan pelukannya dan menatap Nathan, "benarkah...terima kasih Nathan, untung kamu masih disini kalau tidak, mungkin aku akan setengah mati ketakutan", ucap Nara.
"ya sudah kalo begitu aku akan mengambil laptop dulu", ucap Nathan dan Nara pun menganggukkan kepalanya.
Ada kebahagiaan dalam hatinya kalau dirinya berhasil membohongi Nathan, dan malam ini dia akan tunjukkan pada Melodi kalau Nathan akan menjadi miliknya kembali.
Di dalam taxi, Melodi sudah tidak sabar bertemu Nathan, dia meminta supir untuk lebih sedikit cepat menjalankannya.
Sedang asyik membayangkan wajah bahagia Nathan, tiba-tiba ponselnya berdering menandakan pesan Wa masuk.
Melodi pun membukanya namun dia tidak mengenal no wa tersebut dengan rasa penasaran Melodi membukanya dan terdapat sebuah vidio.
Melodi mengernyitkan keningnya dan dia mencoba membuka kiriman vidio tersebut, terlihat Nathan tengah berlari menghampiri Nara dan wanita itu langsung memeluknya.
Melodi terdiam, wajahnya mulai memanas melihat vidio tersebut, "pasti ini kelakuan Nara", gumam Melodi.
"sudah sampai nyonya", ucap supir taxi.
Melodi terkesiap, "ah ya sebentar", saat ingin mengambil uang dari tasnya, Melodi tak sengaja melihat mobil Nathan turun dari gedung kantor.
Melodi mengernyitkan keningnya, "katanya lembur tapi kok sudah mau pulang", ucap Melodi.
Saat mobil Nathan melewati taxi yang dia tumpangi, Melodi bisa melihat Nara dengan jelas di mobil sang suami.
"pak, tolong ikuti mobil itu", ucap Melodi.
"baik nyonya...", pak supir pun mengikuti arahan Melodi.
Melodi semakin mengernyitkan keningnya saat melihat mobil Nathan pergi ke jalan yang berbeda, Melodi yakin kalo ini jalan menuju rumah Nara.
Melodi mengepalkan tangannya, "baginya sudah cukup untuk melihat kedekatan suaminya".
Mobil Nathan pun berhenti di sebuah rumah berukuran lumayan besar, setelahnya Nara turun dan Nathan pun ikut turun.
Entah apa yang mereka bicarakan Melodi tidak bisa mendengarnya.
Tiba-tiba saja Nara memeluk Nathan lalu wanita itu mencium pipi Nathan, hal itu membuat Melodi semakin geram.
Setelah mobil Nathan melaju, Melodi tak langsung pergi, dia malah turun dari taxi.
"Nara..."
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...