Shanum,, putri dari kekaisaran angin yang di buang oleh ayahnya kedalam jurang, hanya karena keputusan dari kebanyakan menteri.
Namun, dia tumbuh menjadi gadis yang tangguh. Dia memiliki misi untuk mencari identitasnya. Tapi, tak disangka misinya ternyata lebih besar dari yang ia kira,,,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adirbas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lahirnya sang putri
Permaisuri menatap tidak berdaya ke arah wanita tua yang telah membuat semua orang jatuh pingsan. Wanita tua itu memiliki paras yang begitu berwibawa, hingga membuat permaisuri sangat tenang berada di sampingnya.
"Lama tidak bertemu putriku,,,, maaf karena ibumu ini tidak bisa menemani dirimu selama ini,,," ucapnya sambil tangan kanannya membelai kening permaisuri yang di penuhi dengan keringat dan tangan kirinya membelai perut permaisuri.
"Ibu,,,,,?" bingung permaisuri sambil menatap wanita yang baru dilihat permaisuri.
"Ceritanya sangat panjang, sayangku,,,Aku tidak memiliki banyak waktu untuk menjelaskan padamu saat ini. Tapi, jika kelak kita di takdirkan bertemu kembali, maka aku akan menjelaskan semuanya padamu. Saat ini, aku harus melihat cucu-cucuku terlebih dahulu,,,," ucapnya sambil mencium kening permaisuri di akhir.
"Apa yang terjadi,,, aku harus kuat,,, kenapa mataku sangat mengantuk,,,, bayiku bagaimana,,," ucap permaisuri di dalam hatinya, seiring matanya semakin berat. Namun, ia berusaha membuka matanya.
"Tenanglah sayangku,,, hanya kau yang akan mengingat pertemuan kita,,, aku hanya ingin melihat cucuku yang mana yang bisa mewarisi kekuatanku. Jika mereka memiliki kekuatan yang sangat besar, maka aku akan menutup kekuatan mereka dengan ilmuku, agar mereka tidak menjadi incaran mereka yang berniat jahat,,,,, Minumlah air ini agar dirimu baik-baik saja,,," wanita tua itu menyerahkan segelas air putih, air itu mengeluarkan sedikit cahaya.
"Air apa ini,,,,?" tanya permaisuri, dia enggan meminumnya karena melihat cahaya itu.
"Sayangku,,semakin banyak kau menghabiskan waktu,, semakin tidak baik untuk anak-anakmu,,," ucapannya lembut, tapi berhasil membuat permaisuri sedikit terintimidasi.
"Tuhan,,,, kuserahkan bayiku kepadamu,,," batin permaisuri sambil meminum air tersebut.
"Begitu kan baik,,,,ingatlah ini sayangku,,,, jadilah seorang ibu yang menjadi tempat kembalinya anak-anakmu, jangan menjadi seperti diriku yang terpaksa membuangmu demi keselamatanmu,,,, jika kau ingin tahu lebih banyak tentang identitasmu, tanyakan itu pada Xue Rae,,," ucap wanita tua itu sambil mencium mata permaisuri.
Seiring perkataan wanita tua itu, permaisuri semakin tidak bisa menahan dirinya,,, ia merasa badannya sangat lemas, tapi matanya masih terbuka. Seolah-olah ia tidak merasakan ngantuk sama sekali.
Permaisuri melihat wanita tua itu mengeluarkan cahaya dari tubuhnya, lalu dia menyalurkan cahaya itu ke arah tubuh permaisuri.
"Akhhhhhh,,,,,sakit,,,,,ini sangat sakit,,,akkhhh,," ucap permaisuri ketika ia merasakan sakit yang luar biasa di bagian perutnya. Namun, suaranya tidak terdengar keluar.
Uekkkkk,,,ueekkk,,,uakkkkk,,,uekkkk
Ueeeeeekkkk,,,,
Ueeekk,, ueekkk,, uekkkk
Suara bayi terdengar sangat jelas di ruangan yang sunyi itu, membuat dua dayang yang sering bersama permaisuri terbangun. Namun, mereka berpura-pura belum sadarkan diri, karena mereka merasa takut dengan wanita tua yang di samping permaisuri, takut bukan karena rupanya, melainkan karena ilmunya
"Hahaha,,,, nenek pikir nenek hanya memiliki dua cucu dari ibumu, tapi malah mendapatkan tiga sekaligus,,,temuilah ibumu yang berjuang menahan rasa sakit untuk kalian,,,," tawanya sambil melihat ketiga bayi permaisuri yang baru lahir, lalu meletakkan mereka di samping permaisuri.
"Tiga bayi,,,mereka anak-anakku,,,," ucap permaisuri yang suaranya mulai terdengar kembali setelah lahirnya para putri.
"Aku tau kalian berdua berpura-pura tidur,,, lindungilah putriku dan cucu-cucuku dengan nyawa kalian, maka aku juga akan menjamin kehiduan keluarga kalian,, hanya kalian berdua yang tau tentang kelahiran tiga cucuku,,, aku pergi putriku sayang,,,, lindungilah mereka sebisamu,,,," ucapnya, lalu menghilang
"Permaisuri,,,,," teriak kedua dayang yang langsung mengecek keadaan permaisuri.
"Sinsin,,,Meimei,,, lihatlah,, mereka bayiku,,,," ucap permaisuri sambil menunjuk bayinya, lalu matanya langsung terpejam karena kelelahan.