NovelToon NovelToon
Bidadari Pilihan Zayn

Bidadari Pilihan Zayn

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:8.8k
Nilai: 5
Nama Author: Hania

“Le, coba pikirkan sekali lagi.”

“Aku sudah mantap, Umi.”

Umi Shofia menghela nafas berkali-kali. Dia tak habis pikir dengan pilihan Zayn. Banyak santri yang baik, berakhlak, dan memiliki pengetahuan agama cukup. Tetapi mengapa justru yang dipilihnya Zara. Seorang gadis yang hobinya main tenis di sebelah pondok pesantren.

Pakaiannya terbuka. Belum lagi adabnya, membuatnya geleng-geleng kepala. Pernah sekali bola tenisnya masuk ke pesantren. Ia langsung lompat pagar. Bukannya permisi, dia malah berkata-kata yang tidak-tidak.Mengambil bolanya dengan santai tanpa peduli akan sekitar. Untung saja masuk di pondok putri.

Lha, kalau jatuhnya di pondok putra, bisa membuat santrinya bubar. Entah lari mendekat atau lari menghindar.

Bagaimana cara Zayn merayu uminya agar bisa menerima Zara sebagaimana adanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hania, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

pulang

Biarlah sakit di hati larut dalam rasa sayang yang terurai dalam indahnya kecupan manis yang kau berikan.

Biarlah aku terlena dalam lautan cinta yang telah lama kita pendam. Agar lelah di jiwaku hilang.

Biarkanlah lara terbuang dalam hamparan pasir yang tak berujung. Kita nikmati bersama keindahan cinta yang terlalu lama kita simpan

Biarlah kerinduan ini luruh dalam gelombang hasrat asmara yang tak lagi bisa terbendung.

Lama dan sangat lama sekali, kasih yang tersembunyi dalam hati yang sunyi kan terjawab dalam kelembutan belaian kasih sayang yang selalu terbayang dalam benak

Di mana lagi kasih ini akan pulang, bila tak ada lagi rumah untuk singgah. Di mana...

Adakah kamu mengerti, bahwa rumah yang ku impikan hanya ada di hatimu, di dirimu.

Mungkin ini terlalu kejam. Di saat kamu terluka, di saat itu juga aku memintamu mengembangkan layar. Agar kita dapat bersantai sejenak menikmati riak kecil dari cinta yang hampir saja terkoyak.

Lelah yang indah. Penglihatan yang menenangkan dan menyenangkan. Tapi tetap saja kesedihan ini tak bisa hilang.

“Aku tak mungkin di sini lagi, Aa Gus.”

“Jadi, Neng masih tetap ingin pulang?”

“Ya.” Zara mengangguk.

“Setelah semua apa yang Neng berikan pada Aa?”

“Ya. Setidaknya aku telah menjadi istri yang baik buat Aa, meski terlambat.”

“Kau kejam Neng.  Tak akan ku ijinkan Neng pergi.

“Tapi, Aku tak mungkin sanggup menghadapinya jika aku di sini, Aa Gus.”

Tetes air mata Zara kembali mengular di pipinya yang belum kering dari sisa kesedihan sesaat lalu.

“Kembali Aa membuat mu menangis, Neng,” gumam hati Zayn lirih.

“Baiklah, jika itu membuatmu tenang.”

Zara sudah memikirkannya masak-masak. Menjauhi Zayn adalah keputusan yang terbaik untuknya saat ini.

Zara segera mengambil seluruh pakaiannya dari lemari memasukkannya ke dalam koper.

“Mengapa kamu bawa semua, Neng?”

“Aku tak punya baju panjang di rumah.”

“Aku titip ini ya.”

Zara terpaku sejenak, tak tahu apa yang akan dia lakukan dengan dua set baju yang ada di hadapannya. Apakah ia akan membawanya atau tidak.

Dia tak mau bertanya lebih lanjut, apa maksud Zayn menyerahkan 2 set baju miliknya itu untuk dia bawa.

Karena dia tak peduli dengan apa yang dipikirkan oleh Zayn saat ini.

“Baiklah.”

Selesai sudah Zara menata pakaiannya dalam koper. Saat dia akan menutupnya. Dua tangan kekar, memeluk tubuhnya dari belakang.

“Neng, bolehkah Aa memintanya lagi.” Bisiknya sambil menggigit daun telinganya dengan lembut. Membuat bulu kuduknya meremang seketika.

Hatinya memang luka, tapi dia tak bisa menolak ajakannya. Karena cintanya yang mulai mengakar, mendorong dirinya untuk menampik keegoisannya.

“Selama Neng masih istri Aa, wajib bagi Neng melayani Aa.”

“Terima kasih, Neng.”

Antara hasrat dan cinta, membuat dirinya runtuh dan luluh. Kerinduan yang selama ini mereka simpan, tertata apik di dalam kesabaran seolah meledak begitu saja.

Kamu dan aku seolah saling mencari dan memberi dalam sapuan lembut gairah kasih sayang.

Biarlah...biarlah saat ini seperti ini. Toh, kita sudah saling merelakan dengan keputusan masing-masing. Dia lebih memilih untuk bersalah dengan menerima Meisya, dari pada memperhatikan hatiku yang rapuh ini.

Cinta ini untuk dikenang, bukan tonggak untuk masa depan.

Meskipun kenikmatan ini telah membius tubuhnya, tapi kesedihannya yang mendalam tak bisa dia sembunyikan. Tak terasa setetes embun bening lolos dari ujung matanya.

“Mengapa menangis? Apakah masih sakit, Neng?”

“Tadi memang sakit. Tapi sekarang tidak lagi. Neng bahagia Aa Gus.”

Inilah drama. Drama yang harus aku mainkan. Meski hati merintih pedih, tapi di hadapanmu aku harus terlihat kuat dan tegar.

Tak sempurna bila drama ini tak ditutup dengan senyuman setelah melakukan perjalanan cinta yang panjang dan melelahkan.

“Neng, mengapa tersenyum?”

“Memangnya kenapa Aa Gus?”

“Aa jadi ingin lagi, Neng.”

“Hehehe... “

Sekali-kali tidak mengapa mentertawakan nasib yang saat ini tak berpihak padanya. Ironis bukan.

“Bagaimana kalau kita tunda dulu pulang ke Bunda. Aa ingin menghabiskan malam ini bersama Neng seorang.”

Kata-katanya yang penuh rindu merayu membakar gejolak hasrat asmaranya semakin membara.

“Boleh,” jawabnya menantang.

Oh, mengapa diri ini tak bisa berbelas kasih pada tubuhnya yang lelah. Dia Lebih memilih untuk terperangkap dalam gairah asmara yang seakan tak pernah habis.

Kembali lagi asmara menyapu seluruh tubuhnya. Yang membawa jiwanya seakan terbang di puncak nirwana.

“Aa Gus, kamu nakal.”

“Tidak apa. Karena aku hanya nakal pada istriku.”

Ya sekarang. Tapi esok hari, apakah masih sama?

Cinta tak perlu banyak kata. Apalagi gejolak hasrat asmara telah menguasai raga. Dia hanya perlu bimbingan agar semakin berkembang untuk mencapai ujung kenikmatan.

Yach... ujung kenikmatan yang selalu meninggalkan rasa untuk mengulangi lagi.

Jika bukan karena waktu shalat telah tiba, mungkin mereka tak pernah berhenti.

Malam pertama yang bukan malam lagi. Di bawah cahaya senja, hasrat itu pun masih menggema.

“Aa, aku capek.”

“Maaf. Kita mandi yuk.”

Zara mengangguk senang. Dia tak boleh setengah-setengah dalam memainkan peran. Agar drama ini semakin sempurna.

🌺

Menjelang fajar, tekad hatinya sudah menguat.

“Aa Gus, mulai hari ini. Aku tidak akan ke rumah sakit lagi,” kata Zara sambil menyiapkan baju dan jas untuk suaminya.

“Ya, Aa mengerti.” Jawabnya dingin. Dia tak tahu harus bagaimana menghadapi Zara.

“Semua sudah aku siapkan. Aku pergi dulu, Aa Gus.”

“Tidak. Sesuai dengan kesepakatan kita kemarin, aku antar.”

“Baiklah.”

Selepas shalat subuh, mereka pun keluar diam-diam tanpa berpamitan pada Umi atau Abah.

Lebih baik seperti itu, daripada mereka terguncang dan rencananya gagal. Karena sampai saat ini, dia belum bisa menerima keputusan sepihak dari suaminya.

“Assalamualaikum Bunda, Ayah,”

“Waalikum salam, Zara Gus,” sambut mereka dengan wajah tercengang. Tak biasanya, putri dan menantunya datang di pagi buta seperti ini.

Zara tak peduli, ia lansung menuju kamarnya. Biarlah suaminya yang akan menjelaskan semuanya.

“Gus, ada apa ini?”

“ Tidak apa-apa Bunda Ayah. Neng Zara hanya pingin tinggal sementara  di sini.”

“Oh, ya sudah kalau  begitu.” Mereka pun lega.

Mereka pun membiarkan Zayn menyusul Zara ke kamarnya.

“Aa Gus, pergilah. Jangan sampai Aa terlambat nanti,” usir Zara.

Zayn tak peduli dengan omongan Zara. Dia segera memeluknya erat.

“Neng, maafkan Aa ya,”

Zara diam membisu. Toh apapun yang akan dikatakan tidak akan membuat keputusan suaminya berubah.

“Apakah sudah cukup, kata perpisahannya?”

Zain segera berjongkok. Dan berbisik di perut Zara.

“ Semoga kalian bisa tumbuh  dengan baik di rahim umimu.” Harapan Zayn terhadap apa yang ia tabur sepanjang siang dan tadi malam.

Hiiiyaaattt...satu tendangan keras melempar dirinya keluar.

“Zara!!” Ayah dan bundanya dibuat melongo seketika.

Ternyata putrinya melakukan kdrt toh...maka dipulangkan, pikir mereka.

1
RaDja
menarik semangat sukses sehat selalu terima kasih
RaDja
Meisya
sejatinya mencinta dalam diam itu lebih baik apalagi yang kau cintai telah dimiliki oleh orang lain berarti memang bukan jodoh
jika masih tetap memaksa sungguh dirimu smakin terluka
cinta yang sesungguhnya akan bahagia dengan kebahagiaan orang yang kita cintai meski akhirnya bukan kamu yang disisinya

ikhlaslah dengan takdir
cinta itu suci murni jangan dinodai dengan keegoisan memanfaatkan kesempatan
Wira Putri Bia: sedikit tersentil dengan kalimat nya kk, semoga saya bisa mengambil hikmah nya dan ikhlas melepasnya
hania: benar sekali Kak...
total 2 replies
hania
maaf jika di bab ini banyak yang marah dengan alur cerita yang mungkin tidak memuaskan para reader .

tapi begitu alurnya.

mohon bersabar ya...🙏🙏
emma
mf thor ak unfollow.
ak black list cerita author klo kyk gini.
mending zara g setor amalan baca surat yg akhirnya di poligami.
by lah ga suka ceritanya
emma
kan ak pling benci cerita nya gini. jd males baca kelanjutan nya.
palagi yg berhubungan dgn pesantren. trs byk yg poligami apapun alasan nya.
entah itu kyai ustad ulama pling g suka klo mrka pny istri lbh dari 1
Mami Pihri An Nur
Ga seru, harus nya zara prgi sj tinggalkn suaminya bikin dia menyesal,, kak thor ga seru deh
Anto D Cotto
menarik
hania: terima kasih kakak
total 1 replies
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
Anto D Cotto: seep 👌👍
hania: akan saya coba kakak
total 2 replies
Rian Moontero
mampiiiir🖐🤩🤸🤸
hania: makasih kakak
total 1 replies
Titik Sofiah
awal yg menarik ya Thor moga konfliknya nggak trlalu berat dan nggak ada drama'' poligami.a ya Thor
hania: Beres kakak 😍
total 1 replies
hania
terimakasih kakak
❤️⃟Wᵃfℛᵉˣиᴀບͤғͫᴀͣⳑ🏴‍☠️ꪻ꛰͜⃟ዛ༉
bagus ceritanya seru kayaknya lanjut kak
hania: ok kakak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!