Perjalanan seorang lelaki dalam menjalani pesugihan untuk membahagiakan keluarganya, akankah semua kekayaan yang akan dia dapatkan bisa membahagiakan keluarganya atau hanya akan menjadi penyesealan dikemudian hari....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dheana Echa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2
Sesosok perempuan cantik nampak setelah asap itu menghilang.....
"Ada apa kau mengusik istirahat ku" ujar perempuan itu sambil melotot kesal.
"A...ampun Nyai Ratu, ampun seribu ampun, saya hanya ingin melihat keadaan nyai" ujar Romli berusaha mengambil hati perempuan cantik penghuni Patung Ular itu.
"Apa ada yang kau ingin kan" tanya sosok perempuan itu dengan nada halus dan merendahkan suara nya yang
sebelum nya bernada kasar....
"Eem...anu Nyai, saya mau minta tolong" ujar Romli sambil menunduk takut.
"Blughh" perempuan itu melompat dan mendarat tepat di depan Romli yang sedang duduk berlutut.
"Katakan...apa yang kau ingin kan''" tanya perempuan itu sambil mengelus kepala Romli yang masih menunduk takut....
"Eem...anu nyai, saya butuh uang" jawab Romli tergagap.
"Uang!!, tentu saja manusia seperti mu yang tidak pernah mau bekerja keras, pasti selalu ingin memiliki uang lebih,
bahkan ingin melebihi manusia lain yang dengan senang hati bekerja keras" cerocos Siluman itu mengomeli Romli, yang memang kenyataan nya seperti yang di katakan sosok perempuan itu.
Romli masih tertunduk diam tanpa ada keinginan menjawab omelan Siluman perempuan itu....
"Katakan, berapa yang kau ingin kan" ujar Siluman perempuan itu sambil berjalan menuju Patung Ular yang terletak rapi di atas meja ....
"Saya minta di cukupkan semua kebutuhan saya nyai" jawab Romli tanpa ragu...
"Hemh....." dengus sosok perempuan itu sambil membalikan badan dan menatap tajam Pria yang sedang berlutut di lantai itu....
"Apa yang bisa kau berikan padaku sampai kau menuntut ingin di cukupkan semua nya" ujar Siluman itu dengan nada kesal....
"Sa....saya tidak punya apa apa nyai" sahut nya tergagap sambil bergidik, Romli sudah membayangkan diri nya lah yang akan menjadi tumbal siluman yang berasal dari Patung Ular itu.
"Aku minta ayam cemani setiap sepekan sekali, dan berikan aku darah kambing
setiap selapan sekali" ujar perempuan itu....
"I...iya nyai, saya siap" jawab Romli enteng, Romli tidak merasa keberatan dengan syarat yang di minta oleh sosok perempuan cantik itu....
"Baik lah, ambil ini" ujar perempuan itu sambil menyodorkan beberapa helai daun kering.
"I...ini apa nyai??" Tanya Romli bingung.
"Setelah kau berikan ayam cemani dan kau sajikan darah itu, daun itu akan menjadi uang" ujar Siluman perempuan itu sambil bersedekap dan melirik
Romli yang langsung tertunduk saat perempuan itu menatap nya...
"Lalu, dari mana saya mendapatkan uang untuk membeli ayam cemani itu nyai" protes Romli sambil menatap tajam perempuan cantik itu....
"Haa...hhh, dasar manusia serakah, tidak mau bersusah dulu, mau nya langsung enak, ....' 'gerutu siluman perempuan itu.
"Tringggs..."
"Ambil itu untuk membeli ayam cemani" ujar perempuan itu sambil melempar satu koin emas di hadapan Romli.
Tangan Romli tanpa ragu langsung meraih koin yang di lemparkan perempuan Siluman itu.
Mata Romli seketika membelalak seakan tak percaya ia memegang koin emas....
"I...ini emas nyai" tanya Romli tergagap dan seakan tak percaya.
"Cepatlah pergi cari ayam cemani, aku sudah kehausan...." ujar Siluman itu sambil mendongak mengelus leher nya yang jenjang dan putih itu....
"I...iya nyai, saya segera mencarikan nya" ujar nya sambil berusaha bangkit dari berlulut nya.
Perempuan Siluman itu langsung berubah menjadi asap dan kembali masuk kedalam Patung Ular itu....
Romli bergegas bangkit dari duduk nya dan keluar dari kamar itu...
Romli menoleh kesana kemari memastikan tidak ada yang melihat nya keluar dari kamar itu,..
Setelah merasa aman, Romli pun keluar dan langsung mengunci kamar itu dan segera bergegas keluar rumah menuju pasar untuk menjual koin emas yang di berikan Siluman perempuan itu....
Tanpa di sadari Romli, ternyata sang istri mengikuti nya, bahkan sudah mengintai nya sejak baru masuk ke dalam kamar itu, namun sang istri tidak berani mendekat, dan setelah Romli berlalu.
Sang istri baru mendekat menuju kakamar itu...
"Apa yang dia lakukan di dalam kamar ini" gumam nya sambil terus melipir ke kamar rahasia sang suami...
"kenapa di kunci, apa ada sesuatu di dalam sana??" gumam nya sambil mengintip dari celah dinding bambu rumah sederhana nya itu.....
Perempuan itu tak patah semangat, bahkan ia berlalu kebelakang rumah....
"Pasti kelihatan kalau dari atas" gumam nya sambil meraih tangga yang ada di belakang rumah....
"Apa yang kamu sembunyikan di dalam kamar itu pak, sampean jangan main rahasia rahasianan sama aku pak, ini rumah orang tua ku, bukan kamu yang buat" gerutu perempuan itu sambil menggotong tangga bambu....
"Brak!!"
Perempuan itu memastikan tangga yang akan ia pijak aman...
"Ayo kita lihat!!, apa yang ada di dalam kamar ini" gumam nya sambil menaiki tangga....
Sesampai nya di atas....
"Apa itu?? Yang ada didalam bungkusan kain putih itu kok di kasih kembang" Gumam nya penasaran..
"Mau turun kok ya tinggi banget to" gerutu nya sambil memelongokan kepala dari atas pintu kamar itu.
"Kalau di tanya pasti gak bakal ngaku, dasar Romli gak ada kerjaan, di suruh cari uang malah pergi kemana ini" gerutu nya sambil turun dari tangga bambu itu.....
Nur berlalu membawa tangga bambu itu kembali kebelakang rumah
"Perempuan itu mengembalikan tangga dengan perasaan kesal, karena apa yang ingin ia tahu, tidak dapat ia lihat dengan jelas...
"Awas kalau pulang, bakal tak habiskan sampean" gumam nya dengan nada kesal.....
"Haaahh...mana beras juga sudah habis, trus masak apa ini??" gumam nya sambil duduk terpekur di belakang rumah.
Karna rumah Romli jauh dari warga lain nya, mau makan mau tidak, para tetangga tidak
akan bakalan ada yang tahu....
Hingga matahari hampir ada di atas ubun ubun, Romli baru pulang sambil membawa sekarung kecil beras, bahan makanan lain dan satu ekor ayam cemani jantan....
"Sampean itu, sudah tahu gak punya uang!!, gak kerja, malah beli ayam, mau buat apa ayam itu??, koyok kelebihan uang saja" cerocos sang istri mengomeli nya saat baru masuk ke dalam rumah.
"Hisss, apa gak bisa selain ngomel sampean itu, ini uang buat bayar sekolah Dewi" ujar nya sambil menyodorkan be berapa lembar uang berwarna merah....
"Da...dari mana sampean dapat uang??" Tanya sang istri penasaran...
"Kamu itu!!, sudah gak usah banyak tanya, ada uang ngomel, gak ada uang tambah ngomel, sudah sana berikan sama pak Rt, opo sampean sendiri yang ngantar kesekolah Dewi" ujar sang Suami sambil melirik kesal....
Nur hanya bisa mendengus kala mendapat balasan kata kasar dari sang suami....
Romli pun berlalu meninggalkan nya kesal sendirian.....
"Ini uang apa?? Dari mana dia dapat uang sebanyak ini" gumam nya sambil membolak balik uang itu....
"Apa dia berhutang ?? Kalau ngutang, ngutang kesiapa??" Gumam nya terheran dan juga penasaran.
"Aah...terserah lah" ujar Nur pasrah dan berlalu keluar rumah menuju rumah Pak Rt....
Sepanjang jalan pikiran Nur selalu di penuhi pertanyaan tentang Benda yang terbungkus kain putih yang ada di dalam kamar kosong nya...
"Hai Yuk Nur, mau kemana sampean??" sapa sang tetangga perempuan nya yang agak jauh dari rumah nya....
"Eeh...ini lo yu, mau kerumah pak Rt, mau nitip uang saku nya Dewi" jawab Nur bangga....
"Ohhh....ya sudah cepatlah kesana yu, tadi pak Rt seperti nya sudah mau ke pesantren" ujar perempuan itu, dan Nur pun dengan langkah lebar nya menunju rumah pak Rt....
"Kok ya pas begini to, mau nitip kok ya pas pak Rt juga mau jenguk anak nya" gerutu Nur sambil mengangkat rok nya dan berjalan cepat.....
Sesampai nya di rumah Pak Rt....
"Hah...hah...hah .. hah....pak!!" Pekik Nur sambil ngos ngosan karna jalan menuju rumah pak Rt sedikit memuncak....
"Eeh yu Nur, ada apa yu" sahut pak Rt saat menoleh dan melihat siapa yang datang kerumah nya....
"Ini pak, saya mau titip uang bayar sekolah Dewi," ujar perempuan itu sambil mengatur nafas nya...
"Oalah, iya yu, biar nanti saya sampaikan" jawab Pak Rt,.
"Ini ya pak, lima ratus ribu, yang tiga ratus ribu untuk pegangan Dewi pak, bilang kalau dia harus berhemat ya pak" ujar perempuan itu berpesan.
"Iya yu , biar nanti tak sampaikan sama Dewi" jawab pak Rt sambil mengulas kan senyum ramah nya...
"Ya sudah kalau begitu saya pulang ya pak" ujar Nur.
"Iya yu Nur, saya juga sudah mau berangkat ini, ini tinggal nunggu ibuk nya Sari" sahut pak Rt dan Nur pun langsung pamit dan berlalu kembali pulang....
Sedangkan di rumah.....
Romli telah melakukan persembahan untuk Siluman perempuan penghuni Patung Ular itu.....
"Nyai, terimalah persembahan saya nyai, dan ini saya belikan kembang baru untuk hiasan sanggul nyai" ujar Romli sambil meletakan bunga melati yang masih segar dan darah ayam cemani sesuai permintaan perempuan penghuni Patung Ular itu.
"Whuuuzzz...." asap mengepul dari sela tutup Patung Ular itu..
Setelah asap menghilang, nampak lah sesosok perempuan cantik berdiri di hadapan
Romli....
Tanpa basa basi perempuan itu langsung meminum darah Ayam cemani itu, dan meletakan Hiasan Bunga Melati yang masih segar itu di kepala nya...
"Hemmh... kamu tahu kesukaan ku" ujar nya sambil tersenyum menyeringai dan gigi putih nya berubah merah karna bekas darah ayam cemani yang berwarna merah kehitaman....
"Nya..."
"Tunggu dulu, biar kan aku menikmati ayam segar ini" ujar perempuan itu dan Romli pun seketika diam tak berani melanjutkan ucapan nya....
Perempuan cantik itu begitu menikmati ayam mentah yang di sajikan untuk nya...
Romli masih menunggu sambil berlutut di hadapan perempuan cantik dengan perasaan gelisah....
"Arghhhh......"karena saking kenyang nya, Siluman perempuan itu sampai bersendawa keras....
"Kata kan, apa lagi yang kau ingin kan" ujar perempuan penghuni guci itu.
"Eem...anu nyai, itu...."sahut Romli sambil menunjuk tampah yang berisi daun kering....
"Cihhhh, dasar manusia serakah, tidak sabaran' ujar,Siluman perempuan itu sambil menatap kesal pria yang ada di hadapan nya itu.
"Tringg !!! "
Daun kering itu berubah menjadi uang pecahan merah setampah penuh....
"Hah..!!" Pekik pelan Romli, mata nya sampai membelalak tidak percaya dengan apa yang ia lihat....