Hidup ini bukan tentang bagaimana caranya kita bahagia,tapi tentang.
Bagaimana cara nya kita menerima luka ini.
ikhlas bukan berarti tak terluka.kehadiran nya membawa keramaian di ruang yang kosong.
Raga ini untuk suami ku,tetapi hati dan pikiran untuk dirinya.
aku...memang bersalah di sini,telah membuka hati untuk yang lain tetapi luka yang di guriskan suami ku, sungguh sangat amat menyakitkan.
Dari dia ku belajar artinya tenang dan ikhlas.
Di kekosongan ini dia memberikan banyak cinta untuk ku yang tak ku dapatkan dari sosok suami ku.
Oh, Yan...begitu ku memanggilnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dedek Iting, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 02
Setelah Rizal mengetahui bahwa Tami di haruskan operasi,dia merasa kecewa dengan istrinya.
Dari sejak istrinya selesai operasi Rizal bersikap acuh-acuh.
Rizal tak mengerti kenapa sikapnya begitu,cuma yang Rizal ketahui dia sangat kecewa dengan istrinya,dia pun sadar bahwa dia mengacuhkan Tami.
di dalam kamar,Tami sedang memakaikan baju anaknya,dan Rizal pun menghampiri Tami.
"Kamu masak apa?"Rizal bertanya
"Masak apa ya bang,adek lupa"ujarnya
"ambil kan nasi ku"
"sabar ya bang, habis pakaikan baju Vania ya"ujarnya
"aku lapar!.jadi istri tak becus sekali!,dasar pemalas"Rizal membentak istrinya di hadapan anaknya
Aku mulai gemetar,karena sudah ketakutan.ku beranikan diri, untuk menghampiri meja makan,dan membuk tudung saji yang masih tertutup rapat di atas meja.
Setelah selesai makan suaminya lalu pergi keluar dengan sepeda motonya,tampa memberitau kemana dia akan pergi.
"mamih,ayok tita Puyang ke tempat nah omah Vania,tita tindal aja papih sendilih di lumah."ucap Boca kecil itu,karena ia kasian kepada sang ibu yang selalu di marahin sang ayah.
"Sayang jangan begitu,rumah omah jauh sekali,kita kalau kesana harus naik pesawat dan harus mempunyai uang yang banyak.kalau tidak kita tak bisa membeli tiket sayang"ucap Tami lembut sembari mengelus-elus rambut anaknya.
"Oh..dituh ya mihh,kayau ditu tundu Vania gedek ya mihh"ucap Vania sangat polos.
Tami hanya bisa terkekeh kecil,Ia merasa terhibur dengan ucapan anaknya.
***
Malam hari Tami membuka akun sosial media,dan mendapati ada pesan masuk dari akun bernama Senja Yan.
Di buka pesan itu
"Hi..mbak apa kabar?"pesan tertulis untuk ku
dengan hati yang sedikit takut karena ia mendapatkan pesan dari seorang laki-laki.
Sejenak ia berpikir membalas atau tidak,dengan perasaan takut Tami memberanikan diri untuk membalas pesan tersebut.
"hi juga"balasnya
"Gimana kabarnya?,kenal aku tidak?"pesan dari Senja Yan.
"Maaf apa kita saling mengenal?"balas Tami.
"Sebenernya harusnya saling kenal sih,cuma mungkin aku kenal kamu, kamu yang tak kenal aku mbak"
"Oh,iya.kalau boleh tau kita kenal di mana ya?"Tami penasaran.
"Kita pernah satu sekolah,cuma kamu kakak tingkat ku"balas Yan
"Oh,maaf tapi aku tak mengenal diri mu,tapi ya sudah, salam kenal ya buat kamu dek senja Yan"pesan Tami
"iya kak,salam kenal kembali kak :)"balas Yan
"mbak,boleh tak aku mintak no WhatsApp kamu? buka bermaksud lain,tapi kalau boleh mbak,kalau tak boleh tak apa kok mbak"pesan Yan untuk Tami.
Tami berpikir sejenak,ia merasa bimbang satu sisi ia takut bertukar pesan dengan bukan muhrim nya,dan ia juga takut suaminya tau dan marah besar ke dia.
dia bingung,batin berkata ini cobaan yang sangat berat, karena dia tak pernah melanggar janji setianya.
Tetapi mungkin kegabutan itu akhirnya mau tak mau ia mengiyakan nya.
"Boleh"balas Tami
berselang beberapa menit hp Tami berbunyi ada notifikasi pesan masuk.
Tami melihat ada pesan baru dari nomor baru,Tami membuka pesan WhatsApp itu,lalu membacanya.
"ini nomor ku,save ya mbak"pesan dari nomor asing
Tami lalu save nomor tersebut dengan nama Kak Yan,agar suaminya tak bertanya siapa itu.
Tami tak membalas pesan senja lagi,Tami lalu rebahan di sebelah anaknya yang tertidur pulas.
Deng iseng Tami mengamatinya wajah anaknya dengan sesama,dalam benaknya Tami berpikir anaknya sangat mirip sekali dengan suaminya tidak ada yang tidak mirip,dari hidung,mata,sampai keseluruhan wajahnya hampir tak ada yang berbeda.
Tami hanya diam membisu.
udah muncul bibit² pembinor😆