Bayi Taruhan Sang Mafia Playboy

"Al... Ambil lebih banyak buah mangganya, tidak akan ada yang marah. Karena ini rumah kosong."

"Baik sayang, tunggu sebentar ya. Di sini banyak sekali semutnya."

"Nah itu yang sebelah kanan besar-besar Al mangga mudanya."

"Iya sayang..."

"Ahh... ".Kaki Alessandro tergelincir dan dia hampir saja jatuh jika Sofia tidak menolongnya.

Sofia menahan tubuh sang kekasih dengan kekuatan gaibnya, sehingga Alessandro tidak sampai jatuh menghantam tanah.

"Astaga... Jantungku mau copot.. Hah..."

"Maaf ya, karena menuruti ngidamku."

"Tidak masalah, bayi yang kamu kandung itu juga milikku. Wajar jika aku memenuhi semua kemauannya."

"Terima kasih, kamu terus berusaha mengerti dan menuruti semua keinginanku."

"Ya, sudah sekarang bagaimana cara membuat rujak. Kita lihat di internet saja ya." Ucap Alessandro.

"Cabenya jangan banyak-banyak Sofia, nanti perut kamu sakit." Lanjutnya.

"Tidak akan Al, aku ingin sekali makan manis, asem, pedas huh rasanya sudah tak tahan."

"Tunggu sebentar, aku akan bantu tumbuh cabe dan gula merahnya."

"Ssttt... Ngilu sekali sayang lihatnya, pasti rasanya sangat asam itu."

"Tidak Al, ini sangat segar. Kamu tidak mau? Aku habiskan saja kalau begitu." Ucap Sofia.

"Ingat kalau sudah terasa tidak nyaman perutnya, kamu harus segera bicara. Aku tidak ingin gara-gara makanan yang bernama rujak bikin kamu jadi sakit perut."

Tanpa Sofia dan Alessandro sadari, jika bahaya sebentar lagi akan datang menerjang kedamaian mereka berdua.

Alfonso sudah memerintahkan untuk membawa 100 orang anggota mafia klan Ghost Whispers miliknya yang mempunyai kekuatan lain di dalam tubuhnya.

"Baiklah, kumpulkan sedikitnya seratus orang. Kita serang Sofia secara dadakan. Kita pergi melalui jalur teleportasi."

Ya, mafia milik Alfonso memiliki anggota puluhan ribu orang. Tapi hanya ada beberapa ratus saja yang menjadi pengikut ilmu hitam. Karena hanya yang berhasil mengikuti seluruh rangkaian ritual sesat yang akhirnya mendapat kekuatan dari iblis.

"Masih ada banyak waktu, aku harus bisa melumpuhkan wanita hamil itu apapun caranya." Gumam Alfonso.

"Kita serang langsung ke rumahnya Tuan?" Tanya salah satu anak buah Alfonso yang bernama Felix.

"Aku akan membawa rantai neraka untuk mengikat tubuh Sofia. Aku tidak ingin malam nanti gagal memberikan persembahan pada raja iblis. Karena aku ingin dunia bawah maupun dunia gelap tunduk di bawah kedua kakiku." Ucap Alfonso.

"Tuan, bolehkah saya sedikit bertanya?" Ucap Felix dengan hati-hati.

"Tanyakan?" Tegas Alfonso menatap tajam.

"Kenapa untuk persembahan kali ini Anda menggunakan wanita hamil sebagai tumbal. Karena yang saya tahu, selama ini Anda menginginkan gadis perawan untuk diberikan pada ritual."

"Karena Sofia berbeda, dia memiliki darah murni berserta bayinya juga."

Di saat Sofia masih sibuk makan rujak yang belum habis, tanpa di duga rombongan Alfonso sudah datang di depan rumahnya. Tentu saja kedatangan mereka tidak menimbulkan suara, karena mereka datang melalui jalur teleportasi. Sontak saja membuat Sofia dan Alessandro terkejut.

"Ayo... serang sekarang...!" Teriak Alfonso memberi perintah pada anak buahnya.

Siaattt... Brak... Bruk... Tang... Ting... Pertarungan sengit antara 2 orang dengan 102 lawan. Sungguh Alfonso begitu pengecut membawa banyak pasukan.

"Sayang, tetaplah di belakangku. Kita hadapi mereka bersama." Ucap Alessandro.

Karena kondisi pasangan kekasih ini baru saja pulih ditambah kalah jumlah, membuat mereka berdua kuwalahan.

Dor...

Duar...

Sreekkk..

"TIDAK... SOFIA...!"

Sofia sudah tidak sadarkan diri dengan tubuh yang dililit rantai hitam bercahaya merah seperti api. Sedangkan Alessandro, keadaannya juga tidak lebih baik. Pria itu dipenuhi luka di sekujur tubuhnya, tidak hanya luka luar. Tapi Alessandro mengalami luka dalam cukup serius. Alfonso sungguh gila, menghajar Sofia dan Alessandro dengan kekuatan penuh.

Tepat di depan matanya, Alessandro melihat Sofia dibawa pergi oleh Alfonso. Semua orang-orang itu tiba-tiba menghilang tanpa jejak.

"Sofia..." Lirih Alessandro dengan tubuh bergetar setelah memuntahkan seteguk darah. Tidak lama kemudian, perlahan mata Alessandro menutup. Dia jatuh pingsan, bersamaan pintu dibuka oleh Tom dan Darren yang membawa pistol.

"Tuan Muda..." Teriak kedua tangan kanan Alessandro begitu melihat sang majikan pingsan dengan bersimbah darah.

"Apa yang terjadi, kenapa seperti habis terjadi pertempuran hebat di sini. Lalu kemana Sofia?" Tanya Darren sambil mencoba membangunkan Alessandro.

"Kita bawa Tuan Muda ke Rumah Sakit, jangan lupa kabari Tuan Besar." Ucap Tom tegas.

"Baiklah, ayo kita angkat bersama tubuh Tuan Alessandro." Ucap Darren.

Tom mengendarai mobil dengan kecepatan penuh menuju ke Rumah Sakit. Sedangkan Darren menghubungi Kakek Dario.

"Halo Tuan Besar, saya dan Tom sedang menuju ke Rumah Sakit. Tuan Muda terluka parah, sedangkan Sofia menghilang. Sepertinya telah terjadi pertempuran di rumah Sofia."

"Baiklah, kamu urus semua administrasi Rumah Sakit. Aku sebentar lagi datang menyusul kalian." Ucap Kakek.

Begitu sampai di Rumah Sakit, Alessandro segera dibawa ke UGD.

"Bagaimana kondisi Alessandro?" Tanya Kakek Dario yang baru saja tiba.

"Masih ditangani Tuan." Jawab Tom.

"Sebenarnya apa yang terjadi, kenapa kalian datang terlambat ke sana."

Lalu, mengalir lah cerita dari dua asisten Alessandro jika mereka berdua dihubungi oleh tuan mudanya untuk membawakan beberapa buah pistol karena Alessandro dan Sofia ingin berlatih menembak. Tapi begitu sampai rumah Sofia, Tom dan Darren terkejut karena pintu pagar yang rusak juga pintu rumah yang terkoyak sementara Alessandro sudah pingsan.

"Jadi kalian datang ketika semua sudah selesai, dan tidak melihat keberadaan Sofia dimanapun juga?" Kakek Dario ingin memastikan kondisi menantunya.

"Benar Tuan Besar, tidak ada jejak apapun tentang Sofia. Apa mungkin Sofia di culik Tuan?"

Deg...

Jantung Kakek Dario berdebar sangat kencang, dia mengkhawatirkan Sofia yang sedang mengandung keturunan Alessandro.

Seketika ingatan Kakek Dario kembali pada masa lalu, tentang mantan sahabatnya yang berubah menjadi pengikut iblis. Kakek Dario sering mendengar jika Alfonso selalu melakukan persembahan seorang gadis perawan untuk Raja Iblis tepat di malam bulan purnama. Dan malam nanti adalah malam bulan purnama yang juga akan terjadi gerhana bulan total.

"Kalian urus Alessandro, aku akan mencari Sofia. Kemungkinan besar, calon cucu menantuku itu dibawa pergi oleh Alfonso. Dia akan dijadikan tumbal untuk persembahan Raja Iblis."

"Tumbal? Persembahan? Maaf Tuan Besar kami tidak paham dengan apa yang Anda katakan." Ucap Darren.

"Aku tidak punya waktu menjelaskan, intinya nyawa Sofia dalam bahaya."

"Aku pergi dulu, katakan pada Alessandro ketika dia sadar untuk jangan khawatirkan keadaan Sofia. Karena aku sendiri yang akan membawa pulang kekasihnya itu." Ucap Kakek.

Secepat kilat, Kakek Dario menghubungi beberapa anak buahnya yang lain dari Klan Cosa Nostra miliknya.

Tak lupa Kakek Dario juga akan melibatkan Javer ikut serta.

Enrico Javier seorang pria berusia 25 tahun yang memiliki mata heterochromia langka, yakni coklat terang dan biru keabu-abuan. Javer diangkat sebagai tangan kanan Kakek Dario sejak 5 tahun yang lalu. Saat Alessandro terpuruk dan menjadi playboy. Javer sendiri adalah yatim piatu yang diadopsi Dario ketika umurnya masih 5 tahun.

Mengaku sebagai keturunan campuran antara Yunani dan Spanyol, membuat Javer memiliki kekuatan supranatural meskipun tidak sehebat keturunan murni seperti Sofia.

"Javer, susul aku secepat kamu bisa di hutan terlarang Pegunungan Pyrenees. Sofia hilang, kemungkinan dibawa oleh Alfonso untuk menjadi tumbal."

"Baik, tunggu sebentar. Lima menit aku pasti tiba di hadapanmu."