Asih begitu mencintai Rahmat, sampai sang biduan yang begitu terkenal dengan suara indahnya itu rela menyerahkan mahkotanya kepada pria itu. Sayangnya, di saat ada biduan yang lebih muda dan geolannya lebih aduhay, Rahmat malah berpaling kepada wanita itu.
Saat tahu kalau Asih mengandung pun, Rahmat malah menikahi wanita muda itu. Asih tersingkirkan, wanita itu sampai stres dan kehilangan calon buah hatinya.
"Aku akan membalas perbuatan kamu, Rahmat!"
Bagaimana kehidupan Asih setelah mengambil jalan sesat?
Gas baca, jangan ketinggalan setiap Mak Othor update.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cucu@suliani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
Ini adalah kesempatan Asih untuk memanas-manasi hubungan Rahmat dengan Mirna, maafkan saja Asih yang melakukan hal seperti itu. Karena walaupun dia merasa salah dengan apa yang dia lakukan,tetapi perbuatan Rahmat dan keluarganya dulu lebih kejam terhadap dirinya.
Dia ingin tahu bagaimana hancurnya pria itu setelah mengetahui wanita yang dia puja ternyata bisa berbagi tanah basahnya dengan ayahnya sendiri, Asih tak sabar ingin melihat kehancuran Rahmat.
"Aku sih gak liat kamu, tapi kemarin aku liat pak Lurah sama Mirna keluar dari penginapan. Pasti sama kamu dan juga bu Lurah dong?"
"Hah? Ayah sama Mirna? Di mana?"
Asih pura-pura menampilkan wajah polosnya, dia seperti bukan orang yang sedang memanas-manasi. Dia mengambil ponselnya, lalu menunjukkan foto dan juga video yang dia ambil kepada Rahmat.
"Liat deh, ini foto dan juga video yang aku ambil kemarin. Maaf loh, terkadang aku tuh masih suka inget kamu. Jadi aku pikir bisa ambil foto kamu kemarin, tapi ternyata yang keambil hanya foto istri kamu dan juga ayah kamu."
Ada rasa bersalah ketika Asih mengatakan hal seperti itu, karena dulu dia memang meninggalkan wanita itu begitu saja. Dia begitu tega terhadap Asih, dulu dia sama sekali tidak memikirkan perasaan wanita itu.
Saat itu yang ada di pikiran Rahmat hanyalah kepuasan, Mirna bisa memberikan goyangan asyik kepada dirinya. Sedangkan Asih terlalu menjaga diri, dia sampai tak bisa bermain dengan bibir wanita itu kalau sudah berpacaran selama 5 tahun lamanya.
"Aku lihat ya," ujar Rahmat sambil mengambil ponsel milik Asih.
"Dilihat aja, ayah kamu itu perhatian banget ya kepada Mirna. Dia merangkul Mirna yang kesusahan berjalan, pasti karena kemarin kamu melakukannya dengan Mirna tanpa henti ya?"
Asih sengaja berpura-pura polos, dia pura-pura tidak paham dengan apa yang terjadi terhadap pak Lurah dan juga Mirna. Agar Rahmat semakin menyesal sudah meninggalkan dirinya dahulu.
"Ngomong apa sih kamu?" tanya Rahmat yang langsung fokus menatap layar ponsel milik mantan kekasihnya itu.
Rahmat tentunya memperhatikan foto-foto antara istrinya bersama dengan ayahnya, di dalam foto itu tentunya Rahmat bisa melihat dengan jelas kalau Mirna dan juga ayahnya itu tidak seperti ayah dan juga anak menantu.
Keduanya seperti sepasang kekasih, begitu dekat dan juga intim. Apalagi saat dia melihat video kebersamaan ayahnya dan juga Mirna, dia bisa melihat bagaimana lengketnya istrinya terhadap ayahnya.
'Jadi ayah benar-benar selingkuh dengan Mirna? Ini tidak bisa dibiarkan!' keluh Rahmat di dalam hati.
"Kok malah melamun? Bahagia ya punya istri yang akur banget sama ayah kamu? Nggak seperti aku yang dulu begitu dibenci oleh kedua orang tua kamu," ujar Asih.
"Eh? Maaf, aku---"
"Nggak apa-apa, aku paham. Mereka selalu berkata kalau kita beda kasta, aku paham kok. Aku bukan wanita keturunan ningrat, aku hanya wanita biasa yang berjuang untuk memperbaiki kehidupan. Kamu selalu bahagia ya dengan Mirna?"
Rahmat rasanya ingin menangis mendengar apa yang dikatakan oleh Asih, rasanya dia ingin melakukan segala cara agar bisa kembali kepada wanita itu.
"Sudahlah, jangan bahas itu dulu. Aku boleh minta foto sama videonya?"
"Boleh banget, kemarin malah aku kirimkan ke kamu. Tapi nggak terkirim, kayaknya nomor aku diblokir deh sama kamu."
"Hah? Masa sih?"
Rahmat segera mengecek ponselnya, ternyata benar kalau nomor Asih sudah diblokir. Rahmat menghela napas panjang mengetahui hal itu, karena Ini pasti ulah dari istrinya.
"Maaf, ini pasti Mirna yang melakukannya karena cemburu." Rahmat dengan cepat membuka blokirannya.
"Tak apa, aku paham." Asih pura-pura tersenyum hangat kepada pria itu.
Rahmat merasa hatinya begitu tersayat melihat senyum Asih, kemudian dia mengirimkan foto-foto dan juga video yang sudah diambil oleh Asih. Saat dia ingin mengembalikan ponselnya kepada wanita itu,Rahmat melihat foto-foto kebersamaan dirinya dengan Asih masih ada di galeri milik wanita itu.
"Ini---"
Rahmat menunjukkan ponsel wanita itu, Asih dengan cepat mengambilnya. Dia menunduk dan pura-pura bersedih, lalu tak lama kemudian Asih berusaha untuk menatap Rahmat.
"Maaf, aku akan menghapusnya."
"Nggak usah dihapus nggak apa-apa kok," ujar Rahmat.
"Harus, walaupun berat tapi kamu sekarang adalah suami orang. Aku tidak boleh menyimpan foto suami orang, nanti aku dikira pelakor. Walaupun aku dan kamu berpacaran lebih lama, tetapi tetap kamu menikahnya dengan Mirna."
Rahmat merasa tertampar dengan apa yang dikatakan oleh Asih, terlebih lagi ketika wanita itu mulai menghapus foto-foto kenangan antara dirinya dan juga wanita itu. Rahmat ingin menangis sambil guling-guling di pinggir jalan.
"Ehm! Kue aku udah habis, kopinya juga udah habis. Aku pulang dulu, kamu yang semangat kerjanya. Yang semangat nyari uangnya, biar istri kamu makin betah karena punya suami yang duitnya banyak."
Asih tersenyum, Rahmat ikut tersenyum dengan hatinya yang pedih. Lalu, Asih meninggalkan Rahmat yang terus menatap dirinya.
Saat masuk ke dalam mobil miliknya, senyum Asih langsung luntur. Wajahnya berubah dingin, tidak ada kelembutan yang tadi dia tampilkan di hadapan Rahmat.
"Aku tunggu kehancuran kamu, Rahmat."
Asih lalu pergi dari sana, sedangkan Rahmat langsung masuk ke dalam ruang kerjanya setelah melihat Asih benar-benar pergi dari sana.
"Kalau benar ayah dan juga Mirna berselingkuh di belakang aku, aku pastikan akan membuat kalian malu dan mendapatkan balasan yang setimpal."
Rahmat saat ini sedang duduk sambil menatap video kemesraan antara Mirna dan juga ayahnya, dia menjadi semakin yakin kalau keduanya menjalin hubungan karena mengingat banyaknya tanda di dada Mirna.
"Ternyata aku sudah salah memilih, aku malah memilih bangka yang busuk. Padahal, sudah benar dulu aku memilih Asih."
Rahmat menangis, pria itu merasa sesak di dalam dadanya. Tak lama kemudian Rahmat merencanakan untuk mengumpulkan bukti yang lebih banyak lagi, setelah itu baru mengungkapkan perselingkuhan istri dan juga ayahnya.
"Setelah semuanya terungkap, jangan harap ayah akan menjadi orang terpandang lagi. Jangankan oleh masyarakat, oleh bunda juga Rahmat pastikan akan ditendang."
Kekecewaan yang mendalam membuat Rahmat merasakan dendam terhadap istri dan juga ayahnya, dia ingin membuat kedua orang itu merasakan sakit dan juga kecewanya yang dia rasakan.
"Tunggu saja tanggal mainnya," ujar Rahmat.
niat hati mau menutupi perbuatannya justru dengan kata-katanya malah menunjukkan kalau pak lurah ada sesuatunya dengan Mirna... ini kayak senjata makan tuan... wkwkwkwkwkwk....
jadi bukannya Rahmat percaya, dia malah makin curiga...
banyak-banyakin minum air putih kak...