Menceritakan tentang seorang gadis yang anggun dan lemah lembut, namun semenjak jiwa nya digantikan berubah menjadi kejam jika ada yang mengusiknya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nrsl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
HENRY HIGH SCHOOL
Brum Brum Brum
Suara mobil sport dan motor sport memasuki pekarangan sekolah, sontak hal tersebut menjadi pusat perhatian murid HHS pagi ini. Bagaimana tidak, bukan hanya kendaraannya saja yang keren, yang membawanya pun jauh lebih keren.
Ya, itu adalah Aiden dan inti Cruel dengan Cia yang berada di samping Aiden.
Aldino yang tahu jika ia menjadi pusat perhatian, menyugar rambutnya ke belakang.
"Gue emang keren" ucap Aldino dengan percaya diri.
Galang yang mendengar perkataan Aldino mendelik, tak lama ia pun menepuk bibir Aldino.
"Percaya diri banget lo, kerenan juga gue" ucap Galang narsis dengan menaikkan kerah bajunya ke atas.
"Sssssshhhh... Benar-benar lo ya, kebiasaan banget nepuk bibir seksi gue" ucap Aldino tidak terima dengan memegangi bibirnya.
"Gak perduli gue" ucap Galang acuh.
"Si*lan lo" ucap Aldino, lalu ia pun mengapit kepala Galang dengan ketiaknya.
"liiisssh jorok banget lo, lepasin gak" ucap Galang yang tidak terima kepalanya diapit dengan ketiaknya Aldino.
"Gak, lo nyebelin soalnya. Rasain ini hah" ucap Aldino yang tidak ingin melepaskan Galang.
Cia dan Bima terkekeh dan menggelengkan kepala mereka melihat perdebatan Aldino dengan Galang.
Sedangkan Aiden menatap datar kedua sahabatnya yang berdebat itu.
"Kelas" ucap Aiden, lalu menarik lengan Cia lembut dan langsung melenggang pergi ke arah kelas mereka.
Sedangkan di sudut koridor yang sepi terlihat Renata yang tengah mengepalkan tangannya kuat.
"Kenapa dia baik-baik saja?" Tanya Renata pada dirinya sendiri.
"Aaaaaaah Bre*gsek... Sepertinya rencana gue gagal Iagi" Renata pun menarik nafasnya lalu membuangnya.
"Huuuft... Ayo Renata, fokus saja sama rencana lo untuk mendekati Aiden. Jangan buat ayah angkat Lo kecewa dan berujung lo diusir dari mansion Adiyaksa" ucap Renata dalam hatinya. Renata pun menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Enggak... Enggak... Itu gak boleh terjadi, gue gak mau hidup susah Iagi" ucap Renata dan langsung melenggang pergi ke kelasnya.
...****************...
Aiden kini berada di depan kelas Cia diikuti inti Cruel di belakangnya.
Ya, Aiden mengantarkan kekasihnya terlebih dahulu ke kelasnya.
"Makasih ya, kak" ucap Cia, lalu tersenyum melihatkan kedua lesung pipinya.
"Hm" Aiden berdehem dengan tersenyum ke arah kekasihnya, lalu mengelus pipi CIA lembut.
"Kakak tinggal ya. Nanti istirahat Kaka jemput lagi" ucap Aiden.
"lya kak"
"Cia masuk dulu" ucap Cia.
Aiden hanya mengangguk, setelah memastikan kekasihnya masuk ke dalam kelas. Aiden pun melenggang pergi ke arah kelasnya, diikuti inti Cruel di belakangnya.
Kring kring kring
Bel istirahat berbunyi, semua murid HHS berhamburan ke luar kelas untuk mengisi perut mereka.
"Cia ayo ke kantin" ucap Bunga.
"Bentar ya, kita tunggu kak Iden dulu" ucap Cia.
Bunga pun menganggukkan kepalanya.
"Oke" ucap bunga.
Tak lama Aiden dan inti Cruel diikuti Vina di samping
Bima mendatangi kelas Cia.
"Sayang" ucap Aiden dengan nadanya yang sangat lembut.
Cia pun menengok ke sumber suara, lalu tersenyum dengan cepat ia menghampiri Aiden yang menunggunya di luar kelas, dengan diikuti Bunga di belakangnya.
"Ayo" ucap Cia, lalu menarik lengan Aiden dan menggenggamnya.
Aiden tersenyum ke arah lengannya yang di genggam kekasihnya, tentu saja ia sangat senang.
Mereka pun pergi bersama ke kantin, diiringi canda tawa dari Aldino dan Galang yang random.
...****************...
AR CORP
Braaak
Alex menggebrak meja kerjanya dengan keras, ia sungguh sangat marah mendengar laporan dari Beni.
"Kenapa Kevin begitu ceroboh" ucap Alex dengan wajah datarnya.
"Aaaaaargh... BRE*GSEK... Rencana belum berjalan sepenuhnya, namun dia sudah ditangkap oleh Aiden. Aku tidak yakin dia masih hidup" ucap Alex.
Alex tau dengan sifat Aiden yang tidak bisa di usik, musuh yang mengusiknya pasti akan habis di tangannya, seperti anggotanya dari The Lions yang mati karena menjadi mata-mata saat Cruel dalam proses pengiriman senjata.
"Beni, apakah divisi desain paham dengan konsep produk yang ada di proposal itu?" Tanya Alex.
"Belum tuan, karena Kevin baru sehari bekerja di AR Corp. Jadi, Kevin belum sepenuhnya menjelaskan detail dalam produk tersebut" ucap Beni.
Alex diam, ia tengah berfikir langkah apa yang harus ia lakukan selanjutnya untuk menghancurkan Henry Corp .
"Kita lanjutkan Beni. Suruh divisi desain berinovasi, seperti konsep yang ada di dalam proposal yang kita ambil dari Henry Corp. Lakukan dengan cepat" perintah Alex, ia akan memanfaatkan apa yang telah ia dapatkan.
"Baik tuan. Kalau begitu, saya permisi" ucap Beni, tak lama ia pun pergi meninggalkan ruangan Alex.
"Aiden, terimakasih atas konsep produknya. Saya yakin, AR Corp akan menguasai pasar kali ini dan bisa melampaui Henry Corp dengan mudah" ucap Alex lalu tersenyum smirk.
Alex tidak tahu saja, jika Aiden kini memiliki konsep yang jauh lebih bagus daripada konsep yang ia curi sebelumnya.
...****************...
KANTIN HHS
"Etdah bos, Cia kagak bakalan hilang" nyinyir Aldino.
Bagaimana tidak nyinyir, ia melihat Aiden terus menatap Cia sedari tadi seperti takut hilang saat itu juga.
Aiden menatap Aldino tajam dengan aura dinginnya, karena menganggu dirinya yang tengah menatap kekasihnya.
Glek
"Vissss bos... Gue hanya bercanda, hehehe" ucap Aldino dengan tawa yang dipaksakan dan mengangkat kedua jarinya.
"Ppppffffffff.. Makanya lo jangan suka nyinyir" ucap Galang meledek Aldino.
Aldino mendelik menatap Galang.
"Suka-suka gue" ucap Aldino.
Yang lain hanya tersenyum dan menggeleng-gelengkan kepala mereka.
Kreek
Cia bangun dari duduknya, namun di tahan oleh Aiden.
"Mau kemana, hm?" Tanya Aiden.
"Cia mau beli jus strawberry, kak" ucap Cia
"Biar Kakak saja" ucap Aiden, lalu ia pun bangun dari duduknya. Tak lama...
Bruuuk
Aiden ditabrak oleh seseorang, namun jika orang lain melihat mereka seperti tengah berpelukan.
Aiden mengeraskan rahangnya, tangannya mengepal dengan kuat, ia tidak terima ada wanita yang menyentuhnya selain kekasihnya.
"BRE*GSEK"
Dug
Bruuuk
Aiden mendorong wanita itu dengan cukup keras.
"Aaaaaaaa" teriak seisi kantin yang melihat adegan itu, mereka ngeri melihat Renata di dorong oleh Aiden dengan cukup keras, Renata sangat berani sekali pikir mereka.
Ya, wanita yang menabrak Aiden adalah Renata.
"Sssssshh.." Renata meringis menahan sakit pada pantatnya
"BERANI SEKALI KAU MENYENTUHKU HAH" ucap Aiden dengan amarahnya yang memuncak.
Tak lama Aiden pun melepaskan seragam sekolahnya di depan semua murid HHS, lalu membuangnya, ia merasa jijik tersentuh wanita seperti Renata.
Sontak saat Aiden membuka bajunya, siswi HHS yang ada di kantin berteriak histeris. Bagaimana tidak tubuh Aiden begitu seksi dengan otot-otot yang terlihat lebih jelas, walaupun Aiden masih mengenakan kaos.
"Maafkan aku kak Iden" ucap Renata dengan lemah lembut.
Set
Aiden mengapit Pipi Renata mengenakan satu tangannya dengan sangat keras sehingga kuku-kuku jarinya menembus Pipi Renata.
"Ssssshhhh" ringisan Renata menahan sakit di pipinya.
Aiden menatap Renata dengan tajam.
"Jangan memanggilku dengan mulut kotormu" ucap Aiden dengan aura membunuhnya.
Giek
Renata menelan ludahnya kasar, aura Aiden membuatnya sangat takut.
Tak lama, Aiden pun menghempaskan wajah Renata dengan cukup keras, lalu melenggang pergi membeli jus untuk kekasihnya. Kenapa Aiden tidak menyuruh orang lain, karena ia ingin menyalurkan perhatiannya untuk kekasihnya. Renata yang melihat kepergian Aiden, mengepalkan tangannya kuat.
"Awas saja lo Aiden, gue pastikan lo akan berlutut dan mengemis cinta dari gue" ucap Renata dalam hatinya.
Inti Cruel dan teman-teman Cia hanya diam menyaksikan, karena mereka tidak bisa menghentikan Aiden, jujur mereka juga takut dengan aura Aiden. Sedangkan CIA, ia tengah menggerutu di dalam hatinya.
"Ih kenapa sih harus buka baju di depan siswi HHS cari perhatian banget"
"Kenapa juga harus megang Renata"
"Iiiisssshhhh... Aku ga terima ya... Gak ikhlas... Huaaaaa" ucap Cia dalam hatinya.
Bersambung
nanti akan menyusahkan
good job
athor teruskan berkarya