“Leeeettts Partyyyyyy…” Teriak Ara dengan semangat.
Di Villa tempat Ara tinggal, kini telah berkumpul banyak orang yang tidak lain adalah teman – teman Ara. Dia mengajak teman – temannya untuk berpesta. Ini bukan yang pertama kali Ara mengajak berpesta teman – temannya di rumah, bahkan bisa dikatakan sudah terlalu sering. Tetapi hari ini adalah puncaknya, karena Ara dengan berani hampir menghabiskan seluruh uang pemberian deddynya untuk membeli barang.
.
Arabella Swan adalah anak pertama dari Antony Swan. Dia mempunyai seorang adik yang bernama Rosalia Swan.
Saat ini Ara duduk di bangku kelas 12 sekolah menengah atas di sebuah sekolah Internasional yang ada di negara Itali.
**
Lima orang lelaki yang memiliki good looking, good money dan good power dengan satu orang sebagai leadernya yang terkenal dengan julukannya ‘Devil Hand atau Ace’.
Mereka berlima adalah Max atau yang sering mereka sebut dengan ‘Devil Hand atau Ace’ sang leader, Alexi asisten Max, Leonid sang hacker, Kevin
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Caca 15, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ep 24
Dari situlah awal mula mereka berempat mengatahui jika Ara punya sahabat binatang. Dan semenjak saat itu mereka tidak pernah mencurigai kepergian Ara. Justru malah terkadang mereka ikut membantu Ara untuk bisa kabur dan menemui kedua binatang itu. Namun mereka tidak pernah mau dan berani untuk ikut masuk ke hutan lagi setelah kejadian pertama waktu mereka menemukan Ara bermain dengan kedua binatang tersebut.
***
Setelah acara cermony kelulusan
“Honey, daddy bangga pada mu!” Antony memberikan pelukan pada Ara.
“Thank you dad!” Ara membalas pelukan Antony.
“Kak!” Rosa memanggil Ara sambil melipat kedua tangannya di depan dada. Dan Ara paham akan protes dari adiknya itu.
Dulu sebelum berangkat Ara pernah menjanjikan akan menghubungi Rosa setiap hari, tetapi Ara justru sekalipun tidak pernah menghubungi adiknya itu.
Ara kemudian tersenyum dan merentangkan tangannya kepada Rosa.
“You’re lying Ara!” Rosa masuk kedalam pelukan Ara dan menangis.
“I’m sorry.., my cellphone was confiscated!” Ara menjelaskan yang sebenarnya pada Rosa, ia tidak mau sang adik salah paham.
“I miss you more… hiks hiks hiks” Ara tersenyum dan mengusap kepala Rosa.
“I Know…”
“Congratulation Bella!” Mendengar suara yang tidak asing, Ara lantas melepaskan pelukan Rosa dan menoleh ke belakang.
(Alexi!) Ara terkajut melihat Alexi berdiri di belakangnya.
“Thank you!” jawab Ara
“Max minta maaf karena tidak dapat datang untuk mengucapkan Selamat kepada mu! Dan ini darinya!” Alexi memberikan bucket bunga tetapi bukan bucket bunga pada umumnya karena bucket bunganya adalah bunga hidup beserta potnya dan juga sebuah totebag yang entah apa isinya Ara tidak tahu.
“Mmmm.. ucapkan terimakasih pada Max dan katakan padanya untuk fokus pada kekasihnya saja tidak perlu fokus pada ku! Karena aku tidak membutuhkan itu.” Ara tersenyum dan mengambil pemberian Max dari tangan Alexi.
Alexi seketika bingung dengan maksud omongan Ara. Namun ia tidak bisa berlama – lama karena ia harus menggantikan Max untuk meeting dengan Klien.
“Baiklah akan aku sampaikan!. Kalau begitu aku permisi” Alexi menundukkan kepalanya kepada Antony.
“Siapa dia Ara?” Antony yang sedari tadi penasaran langsung bertanya pada Ara.
“Hanya kenalan saja!” jawab Ara sekenanya.
“Kenalan! Bukankah kau tidak bisa keluar kemana mana!” Hah Ara salah bicara, ia kemudian memijit kepalanya yang tidak pusing untuk berfikir bagaimana harus menjelaskan pada Daddy nya.
“Aku memang ti__” belum sampai Ara menjelaskan, Cloe beserta ketiga temannya datang dan mengajak berfoto bersama.
“Permisi om.., Ara, ayo kita berfoto bersama!” ucap Cloe.
(selamat!) ucap Ara dalam hati merasa lega karena ia tak harus menjelaskan apa yang ia rahasiakan dari sang daddy.
“Baiklah!”.. “La boleh kakak minta tolong di fotokan!” pinta Ara pada Rosa dengan suara manisnya.
“Mana kameranya!” Rosa langsung meminta kameranya.
“Ara, itu adikmu?” tanya Cloe
“Iya..” jawab Ara sambil berpose untuk diambil gambarnya oleh Rosa.
“Kenapa sama galaknya dengan dirimu?” protes Cloe.
“Kalian jadi di foto tidak? Kalau jadi berhanti bicaranya!” Rosa jengkel karena sedari tadi teman kakaknya berbicara terus.
“Ok! Ok!” Ara menengahi.
“Siap! 1.. 2.. 3.. (Cekrek!).. Gaya bebas!.. 3.. 2.. (Cekrek!)” Rosa kemudian memberikan kameranya pada Ara.
“Wah ternyata adik mu pro juga menggunakan kamera.. hasilnya bagus.” Puji Evelyn saat melihat hasil foto yang diambil Rosa.
“Daddy pulang istirahat dulu ke hotel dengan Rosa, besok Daddy akan menjemput mu!” Antony berpamitan pada Ara, karena acara sudah selesai namun Ara baru bisa di bawa pulang besok hari.
“Ok! Dad hati – hati!” Antony memeluk Ara begitu juga dengan Rosa.
“Bye kak!” Rosa melambaikan tangan pada Ara.
Setelah ayah dan adiknya pulang, Ara dan keempat temannya kembali ke kamar asrama.
“Bucket dari ayah mu ya Ra?” tanya Cloe penasaran
“Bukan! Ini dari orang yang menolong ku waktu itu!” Ara menjawab apa adanya.
“Kau tahu arti bunga yang kau bawa itu Ra?” tanya Aurel saat Ara sedang meletakkan bunga yang ia bawa di depan jendela agar terkena sinar Matahari.
“Tidak tahu!” jawab Ara polos. Karena ia memang tidak tahu arti sebuah bunga.
“Aku milikmu selamanya itulah arti bunga Azalea yang kau bawa itu” Ara tidak menanggapi lagi apa yang Aurel ucapkan. Ia masih terngiang akan arti dari bunga yang Max berikan padanya.
“Kau serius Clo?” bukan Ara yang bertanya tetapi Cloe.
“Iya… kalau kau tidak percaya searching saja di internet!” jawab Aurel dengan santai.
(Apa maksudnya ia memberiku bunga ini? Apa Max secara tidak langsung sedang mengutarakan perasaannya padaku?) ucap Ara dalam hati.
Ia kemudian teringat dengan satu benda lagi yang Max berikan padanya. Ara pun langsung membuka totebag tersebut.
Di dalam totebag ternyata ada sebuh kotak beludru berwarna navi. Ara keluarkan kotak tersebut, dan ia langsung membukanya. Ternyata di dalam kotak tersebut berisi sebuah kalung dengan liontin berupa sebuah cincin namun di tengahnya ada sebuah cincin kecil lagi yang ditengahnya membentuk sebuah bunga warna putih seperti penampakan bunga azalea yang tengah mekar.
Hati Ara semakin tak menentu. Beberapa bulan ini ia sudah berusaha untuk melupakan tentang Max. Namun saat hatinya sudah mulai tenang, kenapa Max justrus malah muncul lagi dengan memberikan sebuah perhatian.
“Sepertinya orang yang memberikan bunga itu sedang mengutarakan perasaanya pada mu Ra! Buktinya liontin itu juga berupa bentuk bunga azalea!” Evelyn menyimpulkan kebetulan dan kemungkinan yang ada.
“Benar juga yang di katakan Evelyn Ra! Ingat tidak waktu kau kembali setelah incident kau mendapat cakaran dari seekor leopard? Waktu itu kau diantar kembali, bahkan di fasilitasi bisa menggunakan HP yang bahkan madam Jasmine pun tidak bisa menolaknya!” tambah Clara ikut angkat bicara.
“Iya.. iya... Aku ingat waktu itu kita bingung dengan dering hp Ara!” sahut Cloe.
“Entahlah gusy, aku juga tidak tahu.. dia orang yang susah ditebak!” Ucap Ara yang tidak tahu harus percaya dengan yang mana.
“kalau begitu, kenapa tidak kau hubungi saja orang itu Li?” Aurel memberikan saran karena melihat Ara galau.
“Aku tidak punya nomornya…, dan hp yang ia berikan waktu itu juga sudah aku kembalikan!” Ara mengambil nafas dalam. “Biarlah aku tidak mau memikirkan! Jika memang kami adalah jodoh pasti akan bertemu lagi!” begitulah keputusan yang Ara ambil dari pada ia harus memikirkan sesuatu yang tidak pasti kepastiannya.
“Itu lebih baik!” komen Aurel atas apa yang menjadi keputusan Ara.
“Ih, Rel nggak seru ah..” sahut Cloe.
Mendengar apa yang Cloe ucapkan, Clara langsung mendorong pelan kepala Cloe. Dan memberikan kode lewat lirikan Matanya pada Cloe untuk mempehatikan temannya yang tengah bingung itu.
“Ups…, Maaf Ra, aku tidak bermaksud.” Ucap Cloe setelah menyadari kesalahannya.
“It’s ok!” Ara menjawab dengan tersenyum pada teman sekamarnya.
“Aku keluar dulu ya guys!”
Tanpa harus menjelaskan panjang lebar, keempat teman Ara sudah paham kemana Ara akan pergi.
Di hutan
“Alpha…!! Corvus…!!” Ara selalu memanggil dua binatang itu ketika ia sudah berada di tepi danau.
Ara menunggu cukup lama di tepi danau tetapi ia tak kunjung mendapati Alpha dan Corvus.
“Kemana mereka?” tidak biasanya mereka jika dipanggil akan lama muncul.
Hati Ara gelisah. Ia takut jika dua hewan itu di buru oleh pemburu.
semangat author dalam berkarya 💪