NovelToon NovelToon
Lovely Lawyer

Lovely Lawyer

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu / Wanita Karir
Popularitas:146.1k
Nilai: 5
Nama Author: Ichageul

Elina adalah seorang pengacara muda handal. Di usianya yang terbilang masih muda, dia sudah berhasil menyelesaikan banyak kasus penting di karirnya yang baru seumur jagung.

Demi dedikasinya sebagai seorang pengacara yang membela kebenaran, tak jarang wanita itu menghadapi bahaya ketika menyingkap sebuah kasus.

Namun kehidupan percintaannya tidak berbanding lurus dengan karirnya. Wanita itu cukup sulit melabuhkan hati pada dua pria yang mendekatinya. Seorang Jaksa muda dan juga mentor sekaligus atasannya di kantor.

Siapakah yang menjadi pilihan hati Elina?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ichageul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Saling Mengenal

“Kamu tidak apa-apa?”

“Tidak. Terima kasih.”

Jihan segera menegakkan tubuhnya dibantu Elina. Sejenak wanita itu terdiam ketika melihat wanita yang sudah membantunya. Jihan masih ingat kalau Elina adalah wanita yang diajak Zahran makan siang. Dilihat lebih dekat, ternyata Elina jauh lebih cantik. Perlahan Jihan melepaskan lengannya yang dipegang oleh Elina.

“Sekali lagi terima kasih.”

“Sama-sama.”

Jihan berjalan lebih dulu keluar melewati pintu besar. Wanita itu terdiam sebentar sambil mengutak-atik ponselnya. Dia hendak memesan taksi online. Di belakangnya, Elina masih berbicara sebentar dengan Roni, sebelum akhirnya mereka berpisah menuju mobil masing-masing. Ketika sedang berjalan menuju mobilnya, wanita itu melintasi Jihan yang tengah berjalan menuju pintu gerbang. Dia belum bisa mendapatkan taksi online dan memutuskan kembali ke kantor menggunakan angkot.

“Mau kembali ke kantor?” tanya Elina yang sudah berada di dekat Jihan.

“Eh, iya,” Jihan cukup terkejut dengan kemunculan Elina yang tiba-tiba.

“Kamu pasti kerja di kantor kejaksaan,” tebak Elina.

“Kok tahu?”

“Seragamnya.”

Jihan hanya tertawa kecil. Wanita itu memang sengaja menemui ayahnya di lapas di saat jam kerjanya. Kebetulan dia memiliki tugas keluar dan memanfaatkan waktu untuk menemui ayahnya. Selain itu, Jihan juga ingin menunjukkan pada sang ayah kalau keadaannya baik-baik saja dan sekarang sudah mencapai keinginannya sebagai Jaksa.

“Kembali ke kantor naik apa?”

“Naik angkot. Taksi online yang kupesan ada yang cancel, ada juga yang jauh jaraknya. Jadi aku mau naik angkot aja sampai Cicaheum, baru pesan taksi online lagi.”

“Gimana kalau kuantar?”

“Jangan, nanti merepotkan.”

“Ngga repot kok. Lagian aku juga mau ketemu orang di sana.”

Mendengar itu, Jihan langsung menebak kalau orang yang hendak ditemui Elina adalah Zahran. Wanita itu pun memutuskan menerima tawaran Elina. Dia ingin tahu lebih banyak tentang wanita yang saat ini tengah dekat dengan Zahran. Jika Elina memang perempuan yang baik, maka dia rela melepas Zahran bersamanya. Elina memandu Jihan menuju mobilnya.

“Siapa yang mau kamu temui di kantor kejaksaan?” Jihan membuka percakapan di dalam mobil.

“Ehmm.. bisa dibilang pacar.”

“Pacarmu bekerja sebagai Jaksa?”

Wajar saja Jihan bertanya seperti itu, karena tidak semua orang yang bekerja di kantor kejaksaan berprofesi sebagai Jaksa.

“Iya. Dia Jaksa khusus Tipikor. Namanya Zahran, apa kamu mengenalnya?”

“Ehm.. aku baru pindah ke sini seminggu yang lalu. Jadi belum banyak mengenal Jaksa di sana.”

“Kamu pindahan dari mana?”

“Dulu aku bekerja di Kantor Kejaksaan Negeri Mamuju.”

“Wah jauh juga. Kamu Jaksa bagian apa?”

“JPU untuk kasus kriminal.”

“Wah berarti kamu kenal dengan Carya Respati.”

“Kalau dia, aku kenal, karena kami berada di bagian yang sama.”

“Apa dia menyebalkan kalau di kantor?”

“Entahlah, aku tidak terlalu mengenalnya. Memangnya kenapa?”

“Karena dia sangat menyebalkan saat berada di ruang pengadilan. Aku pernah sekali berhadapan dengannya.”

“Kamu pengacara?”

“Ya. Aku bekerja di D&G Law Firm. Oh ya, namaku Elina.”

Saking asiknya mengobrol, mereka sampai lupa berkenalan. Elina mengulurkan tangannya yang langsung disambut oleh Jihan seraya menyebutkan namanya.

“Apa kamu tidak ingin membawakan sesuatu untuk pacarmu? Masa kamu datang dengan tangan kosong.”

“Hahaha.. benar juga. Tapi bawa apa ya?”

“Bawakan saja kopi dan camilan. Aku dengar tim Tipikor sedang menangani kasus penting. Pasti pacarmu butuh asupan.”

“Ehm.. kamu benar juga.”

Elina menambah kecepatan mobilnya. Sebelum menuju kantor kejaksaan, wanita itu lebih dulu mampir ke More and Most Coffee, membelikan kopi dan camilan untuk Zahran. Setelah memarkirkan mobilnya, kedua wanita itu segera memasuki kedai kopi yang sudah buka sejak pukul sembilan pagi.

“Ehmm.. pesan apa ya?” gumam Elina pelan.

“Kenapa?” tanya Jihan.

“Aku ngga tahu kopi kesukaan pacarku apa,” jawab Elina seraya melemparkan cengiran.

“Bagaimana kalau Macchiato?”

“Ehm.. boleh deh. Mbak pesan Macchiato satu, sama Mocca latte satu. Kamu mau apa?”

“Iced Cappucino aja.”

“Macchiato dan mocca lattenya dingin?” tanya sang kasir.

“Dingin.”

“Kamu mau belikan apa buat pacarmu?” tanya Jihan seraya menunjuk etalase yang memajang aneka camilan.

“Ehmm… apa ya?”

Kembali Elina dibuat bingung. Dia benar-benar tidak tahu apa yang disukai oleh Zahran. Jika ini untuk Gerald, maka dia akan langsung tahu kopi dan camilan apa yang disukai pria itu. Di tengah kebingungannya, ponsel wanita itu berdering. Di layar ponsel tertera nama Fathir. Elina beranjak sedikit menjauh dari etalase untuk menjawab panggilan.

Ditinggal Elina, Jihan meminta empat buah camilan untuk dibawa pulang olehnya. Melihat Elina yang masih menjawab panggilan, Jihan berinisiatif memilihkan camilan untuk Zahran. Wanita itu minta dibungkuskan dua slice sandwich, croissant coklat dan cheese cake. Itu semua adalah camilan kesukaan Zahran. Setelah semua dibungkus, Jihan membayar semua pesanan termasuk kopi yang dipesan Elina.

“Maaf, tadi ada panggilan penting,” ujar Elina begitu selesai berbicara dengan Fathir.

“Tidak apa. Ini aku sudah pilihkan camilan untuk pacarmu. Semoga saja dia suka.”

Elina melihat kotak kue di mana terdapat camilan untuk Zahran. Wanita itu hanya menganggukkan kepalanya saja. Berharap Zahran menyukai apa yang dipilihkan Jihan.

“Berapa semuanya?”

“Aku sudah bayar semuanya. Anggap saja itu bayaran karena sudah mengantarku.”

“Terima kasih.”

Selesai membeli kopi dan camilan, keduanya kembali melanjutkan perjalanan. Obrolan di antara mereka terus berlanjut. Tidak butuh waktu lama bagi Elina untuk akrab dengan Jihan. Keduanya langsung klik satu sama lain. Ternyata Jihan adalah sosok yang supel dan enak diajak bicara.

“Sudah berapa lama kamu pacaran dengan Zahran?”

“Ehm.. baru sebulan resminya. Tapi kami sudah kenal sejak lama. Dia kakak tingkat ku saat kuliah.”

“Oh ya?”

Jihan tidak menyangka kalau mereka berkuliah di kampus yang sama. Namun wanita itu tidak mengatakannya pada Elina.

“Waktu aku masuk, Bang Zahran sudah tingkat akhir. Setelah lulus, kami tidak pernah bertemu lagi. Baru setelah aku kerja di D&G Law Firm, kami bertemu lagi.”

“Dan kalian jatuh cinta setelah pertemuan itu?” tebak Jihan seraya melemparkan senyuman yang terbalut rasa sakit.

“Ehm.. ngga juga sih. Sebenarnya Bang Zahran sudah mengatakan perasaannya dan mengajakku menikah sejak lama, tapi aku masih ragu untuk menjawab. Dan baru sebulan kemarin aku menerima lamarannya. Tapi jujur, aku sendiri masih sedikit ragu untuk menikah dalam waktu dekat.”

Tak dapat dipungkiri, perasaan Jihan sakit mendengar penuturan Elina. Nyatanya hati Zahran sudah berpaling pada wanita lain. Namun dia juga tidak bisa menyalahkan pria itu. Siapa juga yang mau menunggu perempuan yang tiba-tiba menghilang dari hidupnya.

“Apa dia setuju menunda pernikahan dengan mu?”

“Iya, dia setuju. Bang Zahran juga bilang kalau ada yang ingin dibicarakan denganku menyangkut masa lalunya.”

Hati Jihan semakin teriris. Masa lalu yang dimaksud Zahran pasti adalah dirinya. Sekarang wanita itu benar-benar sadar kalau dirinya sudah menjadi masa lalu Zahran. Dan sudah saatnya dia melupakan Zahran dan meminta pria itu melepasnya.

“Hei.. kenapa aku terus yang bercerita di sini? Bagaimana dengan mu? Apa kamu sudah mempunyai pasangan?”

“Dulu, tapi hubungan kami sekarang sudah berakhir,” wajah Jihan terlihat sendu dan itu tertangkap oleh Elina.

“Apa kamu masih mencintainya?”

“Jujur aku masih mencintainya dan berharap bisa bersama lagi dengannya. Tapi sepertinya dia sudah memiliki tambatan hati lain. Lagi pula semua salahku yang pergi meninggalkannya tanpa kabar.”

“Kenapa kamu meninggalkannya?”

“Aku terpaksa.”

“Terpaksa bagaimana?” Elina semakin dibuat penasaran.

“Aku punya alasan sendiri. Yang jelas aku meninggalkannya demi dirinya juga. Agar tidak menghambat karirnya.”

Melihat Jihan yang enggan membicarakan soal masa lalunya, Elina pun tidak bertanya lagi. Dia memilih membicarakan hal lain. Tak terasa perjalanan mereka berakhir. Elina memarkirkan mobilnya, lalu bersama dengan Jihan, keduanya memasuki gedung kejaksaan. Sesampainya di dalam, mereka langsung berpisah tujuan. Elina segera menuju ruangan Zahran. Sebuah ketukan diberikan olehnya, baru kemudian membuka pintu ruangan.

“Hai El,” Zahran tak bisa menyembunyikan raut keterkejutan di wajahnya.

“Kok datang ngga bilang-bilang,” lanjutnya lagi.

“Biar surprise. Oh ya, aku bawain kopi dan camilan untuk Abang.”

Elina menaruh gelas kopi dan dus berisi camilan di atas meja kerja Zahran. Pria itu membuka dus dan melihat isi di dalamnya adalah camilan kesukaannya.

“Kok kamu bisa tahu kalau ini camilan kesukaan ku?”

“Oh ya?” Elina nampak terkejut.

“Kopinya pasti Macchiato. Kamu ternyata tahu apa yang kusuka. Aku kira kamu ngga tahu.”

Elina hanya melemparkan senyum tipis. Sejatinya Jihan yang memilihkan itu semua, bukan dirinya. Elina menarik kursi di depan meja kerja Zahran.

“Abang lagi sibuk?”

“Lumayan.”

“Soal yang waktu itu Abang bilang, kapan Abang akan bicara denganku?”

“Ehm.. maaf El, saat ini aku sedang konsentrasi dengan kasusku, jadi..”

“It’s okay. Lagi pula aku sudah bilang, masa lalu Abang seperti apa ngga penting buatku. Kalau Abang ngga mau membicarakannya, aku juga ngga masalah.”

“Aku pasti akan mengatakannya padamu. Tapi tidak sekarang, maaf.”

“Jangan merasa bersalah. Lagi pula sekarang juga aku lagi sibuk. Aku sedang menangani kasus baru. Dan aku bakal duet lagi dengan Bang Ge,” wajah Elina nampak sumringah.

“Senang banget kayanya.”

“Ya senang dong. Soalnya terakhir aku mengerjakan kasus dengan Bang Ge, waktu kasus Salman. Udah hampir dua tahun yang lalu. Makanya aku exited banget sekarang.”

“Kamu exited karena akan mengerjakan kasus bareng Bang Ge, atau karena kamu akan banyak menghabiskan waktu dengannya?”

“Eh… kok Abang nanyanya gitu sih?”

“Hahaha.. bercanda, El. Santai aja. Semangat ya mengerjakan kasusnya.”

Jauh di dalam lubuk hati Zahran berharap kalau tebakannya kalau Elina senang mengerjakan kasus ini karena Gerald terlibat di dalamnya benar adanya. Dengan begitu dia bisa lebih mudah mengambil keputusan, melepaskan Elina untuk Gerald.

“Oke deh, aku ke sini cuma mau antar kopi dan camilan. Oh ya, sebenarnya yang milihin kopi dan camilan bukan aku, tapi orang lain.”

“Siapa? Pelayannya?”

“Bukan. Tadi aku ketemu teman baru. Dia juga kerja di kantor ini. Dia yang milihin semua buat Abang.”

“Siapa?” tanya Zahran dengan jantung berdebar.

“Dia Jaksa pindahan di sini. Namanya Jihan.”

***

Wah akrab banget mereka🤭

1
@$~~~rEmpEyEk~~k@c@Ng~~~$@
ga tau lagunya
@$~~~rEmpEyEk~~k@c@Ng~~~$@
wawwwww emejing Ge
@$~~~rEmpEyEk~~k@c@Ng~~~$@
jujur amat.
@$~~~rEmpEyEk~~k@c@Ng~~~$@
cantek kali el
@$~~~rEmpEyEk~~k@c@Ng~~~$@
marah Krn gengsi aja kali y. masa cmn jd pelarian sementata y el. jatuh dnk jarga diri😁😁
@$~~~rEmpEyEk~~k@c@Ng~~~$@
takutnya ada yg sembunyi lg indehoy dibalik pohon, ehh malah kejungkal masuk jurang🤣🤣
@$~~~rEmpEyEk~~k@c@Ng~~~$@
aduhhhh ngik ngik dng, ga embek lg🤣🤣
anonim
konser Elina telah usai dengan mendengar suara Gerald dan diakhiri perdebatan kocak antara papa dan putrinya yang sedang terpotek hatinya/Facepalm/.
Wuuaaahh oleh-oleh Ge kok ya pas ya...cincin - disaat yang tepat pastinya tak sengaja Gerald memberikan cincin yang ada maknanya -cinta, persahabatan dan kesetiaan.
Mur Wati
hore Elina udah putus sama Zahran 🤭🤭🤭🤭
☘️ gιмϐυℓ ☘️
Gurih... guruh... nyoooiii tuh si Zahran kena bogem dari Ge. Ga byk omong sat set lgsg bugh aja 😂😂😂 kayanya bener deh tebakan Ge, perasaan El kepada Zahran hanya sekedar kagum.
sri supadmi
nak cokot zahran boleh?
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
tambah lagi bogem nya
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
keren ih bang Ge 👍👍👍🥰🥰🥰
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
jangan salah Ge...siapa tahu dibalik pohon ada yang sedang buang air kecil atau sedang indehoi,kan jadi ganggu🤣🤣🤣
Sulisbilavano
ge g akan pindah kelain hati kr baru sekarang bia membuka hati dan skrg ada kesempatan mendekati elina...gaaas thooor
Ingka
Hahahha...jd pengen ketawa, El kamu mah ga ada sedih2nya patah hati teh. Ya ampun...lg patah hati begini malah dijewer, heheh..kasihan banget sih kamu. Makanya latihan vocal El...biar bagus suaranya ga sember lg. Paling nggak latihan nada biar kalo nyanyi ga fals...ga bikin kuping sakit...🤣🤣🤣🤣
🅝🅤🅡🅨ᵇᵃˢᵉ☪️ՇɧeeՐՏ🍻
fiuhh mantaaaaaaapp... hahahaa
🅝🅤🅡🅨ᵇᵃˢᵉ☪️ՇɧeeՐՏ🍻
🤣🤣🤣 astagaaaaaaa.. wkwkw
🅝🅤🅡🅨ᵇᵃˢᵉ☪️ՇɧeeՐՏ🍻
🤣🤣🤣🤣 hoey wkwkw
🅝🅤🅡🅨ᵇᵃˢᵉ☪️ՇɧeeՐՏ🍻
haaaaa.. gimana gimanaa ini gimanaaa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!