NovelToon NovelToon
Jodoh Tak Terduga : Ketika Gadis SMA Dan CEO Dingin Bersatu

Jodoh Tak Terduga : Ketika Gadis SMA Dan CEO Dingin Bersatu

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / CEO / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Yp_22

•Sinopsis

Bagaimana jika dua insan yang tak saling kenal di satukan dalam sebuah ikatan pernikahan?

Keduanya hanya beberapa kali bertemu di acara-acara tertentu. Dan pada akhirnya mereka harus terbiasa bersama tanpa adanya sebuah rasa.

Tak terbersit di benak mereka, bahwa keduanya akan terikat oleh sebuah janji suci yang di ucapkan sang pria di depan para saksi.

Akankah keduanya bertahan hingga akhir? Atau malah berhenti di tengah jalan karena rasa cinta yang tak kunjung hadir?

Penasaran sama endingnya? Yuk ikutin ceritanya!..
Happy reading :)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yp_22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24

"perkenalkan, ini istri saya" ungkap Michael santai.

Rachel dan istrinya tampak terkejut, ia tidak pernah mendengar kabar bahwa Michael bertunangan atau bahkan menikah. Tau-tau Michael datang dan memperkenalkan gadis cantik yang di bawanya sebagai istri.

"Loh.. kapan Tuan Schumacher menikah? Saya tidak pernah mendengar kabar bahwa Tuan sudah menikah" ujar Rachel penasaran sekaligus bingung.

Michael tersenyum formal. "Pernikahan kami memang di sembunyikan. Saat waktunya tiba nanti, kami akan mengadakan resepsi dan mengundang Anda.. Tuan Weisz."

"Ouh begitu rupanya.."

Rachel mengangguk mengerti.

Obrolan terus berlanjut, bahkan sekarang Rachel dan Michael tampak serius membicarakan bisnis mereka. Berbeda dengan Viona dan istri dari Rachel yang hanya diam menyimak sambil sesekali melempar senyum formal nya.

Namun obrolan mereka harus terhenti ketika sang Mc menginstruksikan kepada para tamu agar menempati meja yang sudah di sediakan karena acara inti akan segera di mulai.

Rachel dan istrinya segera berpamitan dan pergi menuju kursi khusus yang berada paling depan.

Michael segera membawa Viona untuk duduk di meja paling pojok, jauh dari sorotan.

Viona tampak pokus memperhatikan Rachel dan istrinya yang kini berada di atas panggung.

"Setelah acara inti selesai, kita akan bergabung dengan teman-teman saya waktu di universitas. Jangan membuatku malu karena membawa mu" gumam Michael pelan yang hanya dapat di dengar oleh Viona.

Viona menoleh sekilas dan kembali memfokuskan dirinya pada acara di depan sana tanpa berniat menanggapi Michael .

.

.

.

Satu jam kemudian, acara inti selesai. Kini para tamu di bebaskan untuk menikmati sisa-sisa pesta.

Michael dan Viona pun kini tengah berjalan menuju salah satu meja yang di tempati teman-teman Michael semasa dirinya masih di universitas.

"Waduh.. lihat siapa yang datang dengan menggandeng pasangan yang sangat sempurna ini kawan."

Salah satu dari mereka yang lebih dulu melihat keberadaan Michael dan Viona langsung berdiri dan menyambut dengan hangat.

"Wah.. kulkas kita ternyata sudah memiliki pasangan" goda temannya yang lain yang bernama Fadlan.

Michael hanya menanggapinya dengan sebuah senyuman tipis, sangat tipis malah.. hingga beberapa dari mereka tak menyadarinya.

Michael menarik kursi dan mempersilahkan Viona untuk duduk yang kemudian di susul oleh dirinya sendiri tepat di samping Viona.

Obrolan berlanjut. Di muali dari mengenang masa-masa dimana mereka masih berstatus sebagai mahasiswa di sebuah universitas ternama hingga kini memiliki bisnis yang patut di acungi jempol.

"Eh Mic, itu cewek lo kenapa gak minum? Gak haus emangnya?" Aries bertanya dengan penasaran saat sedari tadi ia tak melihat Viona mengambil satu pun minuman yang telah disediakan di atas meja.

Michael melirik ke arah Viona yang memang tidak ada tanda-tanda bahwa ia meminum sesuatu.

Viona yang menyadari semua pasang mata kini mengarah kepadanya, segera tersenyum canggung. "Aku gak bisa minum alkohol kak."

"Oh, tenang aja.. di sini juga ada minuman soda, tapi kalo kamu nyari jus mangga pasti gak bakalan nemu hhee" ucap Alfi sambil menyodorkan segelas soda ke arah Viona di ikuti dengan kekehan ringannya.

"Duh.. aku juga lagi gak bisa minum soda kak" ucap Viona tak enak.

Mendengar hal tersebut, teman-teman Michael saling melempar pandangannya dan berakhir menatap Michael secara serentak.

Michael membungkuk sedikit demi bisa menggapai telinga Viona untuk membisikkan sesuatu.

"Jangan membuat saya malu karena kamu tidak meminum sesuatu. Jangan beralasan tak bisa minum soda, saya sering melihat kamu meminum soda jika di rumah. Bahkan di dalam kulkas masih ada stok soda milikmu."

Michael bergumam sambil menekan setiap kata yang ia bisikan pada Viona seolah ia sedang menahan emosi.

"Gue lagi gak bisa minum soda sekarang" balas Viona dengan menekan setiap katanya.

Rahang Michael semakin mengeras saat mendengar ucapan Viona yang tetap bersikeras tak mau meminum soda yang telah di sediakan di hadapannya.

Tangannya bergerak meremas paha Viona dengan kuat guna melampiaskan emosinya pada gadis tersebut.

Viona meringis merasakan pahanya yang di remas dengan kuat. Ia yakin, remasan Michael dapat menimbulkan bekas kemerahan yang jelas di paha putihnya.

"Setidaknya minum lah sedikit untuk menghargai pemilik acara dan teman-teman saya yang sudah menawarkan mu minuman" gumam Michael dengan tangannya yang masih meremas paha Viona.

Viona melirik ke arah Michael dengan dahi berkerut. "Tapi."

Ucapan nya terhenti saat ia melihat tatapan tajam Michael yang di selimuti oleh amarah.

Viona kembali memandang ke depan dan tangannya terulur mengambil segelas soda yang tadi di sodorkan ke arahnya oleh Alfi–teman Michael.

Dengan hati gamang, Viona mendekatkan cangkir ke arah bibirnya. Setelah satu tegukan kecil soda masuk ke dalam tenggorokannya, ia segera meletakkan cangkir yang ada di genggamannya ke atas meja kembali.

Melihat Viona yang meminum soda yang ada di hadapannya, Michael melepaskan cengkraman nya pada paha Viona dan kembali mengobrol dengan teman-teman nya.

Obrolan terus berlanjut dengan begitu seru, sesekali Viona juga akan ikut mengeluarkan suaranya saat ada teman Michael yang menyebut namanya.

Namun beberapa saat kemudian, Viona mulai merasakan efek soda yang terpaksa di minum olehnya.

Diam-diam ia menggigit bibir bawahnya saat merasakan perut bagian bawahnya mulai terasa tidak nyaman. Tangan nya bergerak untuk menekan bagian perut yang terasa nyeri berharap hal tersebut dapat meredakan rasa nyeri yang di alaminya.

Namun bukannya mereda, rasa tidak nyaman dan nyeri yang dirasakannya berubah menjadi rasa sakit yang mengganggu.

Ia tak lagi menanggapi obrolan-obrolan Michael dan teman-teman nya. Fokusnya kini sepenuhnya berada pada perut bawahnya yang terasa semakin sakit.

Dirasa tak bisa lagi menahan, tangan kirinya terulur ke arah Michael dan mencengkram pergelangan tangan berotot milik suaminya tersebut.

Michael yang merasakan cengkraman Viona yang lumayan kuat segera menoleh ke arah Viona dengan tatapan tajamnya.

Sebisa mungkin Viona mendekatkan kepalanya pada Michael. "Perut gue sakit, bisa kita pulang sekarang? Gue gak tahan.. ssh"

Bisikan Viona yang mengajak Michael untuk segera pulang mengundang emosi Michael yang tadi sempat mereda.

"Saya sedang mengobrol, bisakah kamu tahan sebentar keinginan mu untuk pulang!" Jawab Michael tajam.

"Waduh waduh.. lihat pasangan baru kita malam ini, dari tadi ku perhatikan mereka terus berbisik-bisik. Romantis banget sih.. bikin gemes" celetuk Aries yang di balas kekehan ringan dari temannya yang lain

Viona yang mendengar celetukan tersebut melirik ke arah Aries dan memaksakan senyumnya.

Viona kembali mendekat pada Michael. "Pliss Om, gue gak kuat."

Michael mengetatkan rahangnya menahan emosi yang terpancing. Sudah lama ia tak berbincang dengan teman lamanya, dan sekarang saat ia tengah asyik mengobrol.. Viona malah mengganggunya dengan mengajaknya pulang.

"Sepertinya saya harus segera pulang. Sorry gak bisa lama-lama, lain kali kita ketemu lagi" ucap Michael akhirnya.

"Sans aja bro. Kita ngerti kok, kalian kan pasangan baru.. jadi wajarlah.." jawab Alfi mewakili.

Michael hanya memberikan anggukan tanda pamit dan segera meraih tangan Viona.

Viona segera berdiri saat tangannya di tarik oleh Michael dengan lumayan keras. Refleks tangannya yang sedari tadi menekan perutnya yang terasa sakit terlepas.

Michael segera menariknya keluar dari meja teman-temannya, atau lebih tepatnya bisa di bilang.. ia menyeret Viona menuju keluar gedung menuju mobilnya.

Dengan langkah terhuyung, Viona berusaha untuk mengejar langkah Michael yang terus menyeretnya tanpa memperdulikan keadaanya.

Sesampainya di sebelah pintu penumpang samping kemudi, Michael membuka pintunya dan sedikit mendorong tubuh Viona agar segera masuk ke dalam mobil.

Viona pasrah, ia tak lagi memiliki tenaga untuk sekedar memprotes prilaku Michael yang terkesan kasar terhadapnya.

Brak.

Viona menutup matanya saat pintu di sebelahnya tertutup dengan keras karena di banting oleh Michael.

Jujur saja, Viona merasa sedikit takut saat melihat emosi Michael yang tertuju padanya. Jika tubuhnya sedang fit sih ia akan melawan, tapi untuk sekarang.. boro-boro ngelawan buat ngomong aja udah susah.

Michael masuk dan duduk di kursi pengemudi, tangannya bergerak melepaskan jas mahal yang menggantung di bahu tegapnya dan melemparkannya ke jok belakang.

Lengan kemeja yang di kenakannya di gulung hingga siku, menampilkan otot-otot yang tegang.

Tanpa suara, tanpa kata, Michael melajukan mobilnya keluar dari gemerlapnya pesta. Tangannya mencengkram setir dengan erat guna melampiaskan emosi nya.

Ia tak ingin mengeluarkan suara, takut akan kembali kelepasan dan berakhir membentak Viona seperti kemarin.

Michael melajukan mobilnya dengan kecepatan lumayan tinggi membelah jalanan kota yang terasa lenggang mengingat hari yang sudah larut malam.

Tanpa di sadarinya, Viona yang menghadap ke arah jendela memejamkan matanya dengan erat, bibir bawahnya ia gigit dengan kuat hingga menyebabkan bibirnya terluka dan mengeluarkan darah segar yang tak di gubrisnya.

Kedua tangannya menekan perut bagian bawah nya dengan begitu kuat untuk menekan rasa sakit yang semakin menjadi-jadi.

Keringat dingin mulai bermunculan di wajah nya. Ia ingin mengadu pada Michael dan memintanya untuk mampir ke klinik, namun ia tak punya tenaga walau hanya untuk mengeluarkan suara.

Tak lama ia merasakan mobil berhenti. Ia mencoba membuka matanya dan melihat bahwa mereka sudah sampai di rumahnya.

Di liriknya kursi pengemudi, Michael sudah raj ada di sana. Mungkin sudah keluar dan meninggalkan dirinya, yang pasti ia tak sadar kapan Michael keluar dari dalam mobil.

Dengan tangan bergetar, ia membuka pintu mobil di sampingnya dan menurunkan kakinya. Tangan kirinya tak lepas dari perut bawahnya.

Dengan langkah sempoyongan dan sesekali berhenti untuk sekedar bersandar pada dinding, Viona akhirnya hampir sampai pada tangga yang akan membawanya ke lantai dua.

Ia terus berjalan walau kini rasa pusing menderanya. Kakinya yang menapaki anak tangga terasa bergetar karena tak kuat menhan bobot tubuh nya sendiri.

Hingga di pertengahan tangga, ia terduduk lemas dengan tangan yang tetap berpegangan pada pembatas tangga yang terasa dingin.

Kepalanya terasa berat walau hanya untuk mendongak menatap pintu kamar Michael yang tertutup rapat. Rasa sakit pada perutnya semakin menjadi-jadi dan tak terkendali.

Dengan suara lirih, ia akhirnya menyerah. "O-om... Tolong.. ssh"

Tak ada sahutan, yang terdengar hanyalah suara nafasnya yang berhembus dengan keras.

"O-om.. ssh.."

Viona berusaha mengangkat kepalanya menatap pintu kamar Michael. Berharap pintu yang tertutup tersebut terbuka tiba-tiba dan Michael muncul untuk menolongnya.

Namun harapannya sirna, tak ada tanda-tanda pintu akan terbuka. Ia tersenyum dengan mata yang berkaca-kaca. Bukan hanya karena rasa sakit yang terus menderanya, tapi juga karena ia mendapatkan satu fakta.. bahwa Michael, suaminya itu tak peduli padanya.

Viona menggigit bibir bawahnya hingga mengeluarkan darah segar yang lumayan deras, ia tak peduli jika besok bibirnya akan terasa perih.

Ia mencoba untuk kembali bangkit dan berjalan, namun semua itu sia-sia.

Hingga akhirnya ia terjatuh dan semuanya gelap.

1
Chipmunks
Jalan ceritanya bikin penasaran
Aono Morimiya
Aku bisa baca terus sampe malem nih, gak bosan sama sekali!
Linda Ruiz Owo
Suka sejak awal
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!