NovelToon NovelToon
Ketika Aku Menemukanmu

Ketika Aku Menemukanmu

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Fitri Wardani

Ini adalah kisah tentang seorang ibu yang terabaikan oleh anak - anak nya di usia senja hingga dia memutuskan untuk mengakhiri hidup nya.
" Jika anak - anak ku saja tidak menginginkan aku, untuk apa aku hidup ya Allah." Isak Fatma di dalam sujud nya.
Hingga kebahagiaan itu dia dapat kan dari seorang gadis yang menerima nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Wardani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Niat Mengontrak Rumah

*****

Aris dan Kanaya memilih meja di sudut restoran yang tenang, suasana di sekitar mereka hampir sepi, hanya ada beberapa pengunjung lain yang menikmati makan siang. Mereka duduk berhadapan, piringan makanan yang menggugah selera terhidang di depan mereka.

" Kamu tahu, Nay. Tadi saat kamu setuju makan siang dengan saya. Saya jadi nggak konsentrasi kerja." Ujar Aris tersenyum malu.

" Kenapa bisa, mas?"

" Rasa nya kayak mimpi saja bisa makan dengan kamu lagi. Selama ini kan kamu selalu menolak setiap kali saya ajak kamu makan siang."

" Mas Aris." Kanaya tertunduk.

" Apa karena ibu saya baru meninggal, makanya kamu mau makan siang dengan saya? Kamu kasihan dengan saya?" Tanya Aris.

Kanaya menatap Aris sendu. Kanaya masih bisa melihat sisa kesedihan di mata Aris saat dia mengucapkan nya tadi.

" Tidak, mas. Justru saya mau minta maaf dengan mas Aris. Saya tidak bisa datang melayat ibu nya ams Aris." Bantah Kanaya.

" Kan saya sudah bilang nggak papa, Nay. Saya ngerti kok."

" Tapi tetap saja jadi tidak enak, Mas. Mas Aris yang sabar ya. Jangan terlalu berlarut - larut dalam kesedihan. Ibu nya mas Aris, sudah tenang di sana."

Aris tertunduk dalam diam nya. Kembali mengingat kesalahan nya kala setuju dengan ide dari Ariel sewaktu membawa Fatma ke panti.

" Saya menyesal, Nay. Saya masih belum bisa membahagia kan ibu saya selama ini. Selama ini saya sudah menjadi anak yang tidak peduli dengan ibu." Ucap Aris penuh penyesalan.

" Jangan katakan seperti itu, mas. Mas Aris juga tidak menginginkan nya. Semua nya sudah menjadi jalan takdir dari Allah, mas."

Aris mengangguk mengerti. Setuju dengan ucapan Kanaya.

" Tapi kalau saya boleh tahu, mas. Kenapa ibu nya mas Aris berada di panti jompo? Bukan nya ibu mas Aris tinggal sama mas Aris ya?" Tanya Kanaya dengan rasa penasaran yang menggerogoti nya.

Jantung Aris berdebar kencang, rasa ketakutan menggelayuti pikirannya, takut akan kekeliruan yang mungkin terucap saat menjawab pertanyaan Kanaya.

Dia mulai mencoba merangkai kata-kata dengan hati-hati agar tidak terjatuh dalam kesalahan.

" Ibu memang tinggal dengan saya. Hari itu ibuk di panti, karena menjenguk salah seorang teman nya di sana. Kata nya bosan kalau di rumah saja." Jawab Aris berbohong.

Aris juga tak ingin Kanaya menilai nya menjadi anak durhaka karena sudah mengantar kan ibu nya ke panti jompo.

Sementara itu, dari meja lain, Zeyden tidak bisa lepas memandang Kanaya. Dia duduk berhadapan dengan sang papa, sesekali mengaduk kopi hitamnya, matanya terkunci pada sosok Kanaya yang tersenyum pada Aris.

" Untuk rapat nanti sore, kamu yang handle ya Zey. Papa mau jemput mama soal nya ke rumah sakit." Pinta Deddy tanpa menatap wajah putra nya.

Zeyden hanya diam. Tak menjawab karena sekarang ini fokus nya masih pada meja Kanaya.

Merasa tak mendapat jawaban dari Zeyden, Deddy mendongak memandang Zeyden yang memiringkan kepala nya ke kiri sambil mengaduk kopi hitam nya.

" Zeyden..." Panggil Deddy.

Zeyden tersentak saat panggilan papa nya mengagetkan nya.

" Kenapa, pa?" Tanya Zeyden bingung.

" Kamu lihat apa? Melamun lagi? Papa tadi nanyak loh sama kamu." Tanya Deddy terkekeh mencari sudut pandang yang di pantai Zayden tadi.

" Papa bilang apa tadi?" Tanya Zeyden balik.

" Meeting nanti sore, kamu yang hendle ya. Papa mau pulang setelah ini." Kata Deddy.

" Iya, pa. Aman." Jawab Zeyden mengangguk.

Perlahan Zeyden meletakkan sendok ke atas piring dan menyeruput kopi nya yang masih mengeluarkan asap tipis dari uap panas nya.

" Kamu lagi ngelamunin apa? Belum pernah loh papa lihat kamu melamun begini? Apa ada yang kamu pikir kan?" Tanya Deddy penasaran.

Deddy tahu betul bagaimana anak nya. Zeyden yang selama ini sangat serius dalam hal apa pun tak pernah tergoda untuk memikirkan hal yang tidak penting mengganggu konsentrasi nya.

" Nggak ada, pa. Cuma kepikiran soal kerjaan di kantor tadi." Elak Zeyden.

" Jangan terlalu di bawa serius soal kantor. Perusahaan kita sendiri kan? Santai saja." Ujar Deddy.

Zeyden mengamati bagaimana Aris begitu dekat dengan Kanaya, cara mereka saling tertawa membuat Zeyden merasa seolah-olah ada duri yang menusuk-nusuk hatinya. Dia menyesap kopinya, pahit, layaknya perasaan yang kian memuncak di dadanya.Zeyden menghela napas berat, mencoba mengalihkan pandangan, tapi matanya seakan otomatis kembali pada Kanaya.

*

*

*

Fatma memegang sapu lidi dengan satu tangan sambil berdiri di depan meja rias Kanaya. Lalu sebuah kertas yang terjatuh dari laci menarik perhatian nya.

Fatma mengambil kertas itu dan mata nya langsung melebar saat membaca judul nya. ' Hasil Pemeriksaan Medis'.

Kanker payudara. Kata itu tercetak dengan tegas, memberi luka yang tajam dalam hatinya. Fatma terduduk lemas di tepi tempat tidur Kanaya, tangannya gemetar memegang diagnosa yang belum pernah terungkap itu.

Bagaimana mungkin Kanaya, gadis yang selalu terlihat ceria dan penuh energi, menyimpan rahasia sebesar ini?

Air mata mulai menggenang di mata Fatma, bayangan Kanaya yang selalu tersenyum kini terasa sangat jauh. Dia menutup mulutnya dengan tangan, mencoba menahan isak tangis yang ingin meledak.

Dia seolah ikut merasakan sakit yang di rasakan Kanaya selama ini walaupun Kanaya tak pernah menunjukkan nya.

Gadis yang menolong nya selama ini menahan sakit nya sendirian.

*

*

*

Kanaya baru saja sampai di depan pagar rumah saat dia turun dari ilojek online nya. Mata nya lalu menangkap sebuah tulisan di depan kost nya. Sebuah rumah yang di kontrakan.

" Lihat apa neng?" Tanya ibu yang di sana.

" Itu buk, rumah itu di kontrakan ya?" Tanya Kanaya lagi.

" Iya. Itu punya ibuk. Tadi nya kan anak ibuk yang tinggal di sana. Tapi semalam dia ikut suami nya dinas keluar kota. Jadi sekarang kosong deh. Makanya ibuk kontrakan. Biar ada yang jaga barang - barang mereka di dalam." Jawab ibuk itu.

" Jadi mau di kontrakan sekalian sama barang - barang nya ya buk?"

" Rumah nya saja, neng. Barang - barang nya tinggal pakai saja."

" Kalau begitu saya mau, buk. Berapa ya kira - kira buk?"

Kanaya sudah lama memikirkan nya. Dia dan Fatma tidak bisa bertahan lama di kamar kost yang sempit. Mungkin sekarang waktu nya mereka pindah ke kontrakan. Rumah yang bisa membuat Fatma bisa lebih nyaman.

" Ikut saya ke rumah yuk neng. Kita bicara di rumah saya saja sambil minum teh. Biar lebih santai." Ajak ibuk itu.

" Baik, buk." Jawab Kanaya tersenyum.

Kanaya sudah terlanjur sayang dengan Fatma. Dan dia tidak tega jika harus mengurung Fatma setiap hari di dalam kamar kost. Fatma juga mungkin ingin melakukan hal - hal yang biasa dia lakukan di rumah nya.

1
partini
baca sinopsisnya penasaran
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!