"Mari kita menikah." ucap seorang pria yang terlihat tinggi dan tegak itu dengan wajah yang tampan dan putih itu mengajak seorang wanita menikah.
Wanita itu terkejut kenapa majikan atau lebih tepatnya anak majikannya mengajak dirinya menikah pria yang mewarisi usaha papi nya orang kaya malah ingin menikahinya yang anak seorang pembantu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kienli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34...
Rena yang terkejut melihat Leon baru pulang mata mereka saling bertemu, Leon menghampiri Rena yang berdiri mematung menatapnya... Wajah Leon tampak lusuh Rena pun menanyakan apa Leon sudah makan.
"Tuan, apa anda sudah sarapan.?" ucap Rena yang tidak berani menanyakan ke Leon dia dari mana.
"Aku belum sarapan, aku mandi dulu." ucap Leon.
"Aku akan siapkan sarapan dulu." ucap Rena.
Rena menuju ke dapur untuk menyiapkan sarapan buat Leon... Di meja makan Leon sudah duduk di meja makan sementara Rena menyediakan sarapan untuk Leon.
"Apa kamu sudah sarapan.?" ucap Leon bertanya ke Rena.
"Aku baru sudah sarapan tuan." ucap Rena... Ingin sekali Rena bertanya pada Leon kemana dirinya semalam tapi Rena takut karena bagi Rena hubungan dengan Leon sedikit membaik.
"Kamu hari ini mau kemana.?" tanya Leon ke Rena.
"Aku... Tidak kemana mana tuan." ucap Rena.
"Bisa jangan panggil aku tuan.?" ucap Leon.
"Bisa tapi aku harus panggil anda apa.?" ucap Leon.
"Panggilan sepasang suami istri." ucap Leon.
Rena terdiam dia tidak tahu harus panggil apa karena dirinya juga bingung dulu bundanya memanggil ayah nya dengan sebutan ayah dan bunda mana mungkin Rena memanggil Leon ayah.
"Aku tidak tahu tuan harus panggil anda apa.?" ucap Rena.
"Seperti ayah dan bunda panggilannya apa.?" ucap Leon.
"Mereka panggil, maksud ayah ku panggil ke bunda ya bunda, dan bunda panggil ke ayah ya ayah tuan, apa anda mau saya panggil ayah.?" ucap Rena.
"Ah... Tidak bagaimana sayang.?" ucap Leon.
"Sayang.? Bagaimana saya panggil anda Kakak.?" ucap Rena.
"Kakak.? Apa tidak mau." ucap Leon.
"Lalu apa tuan." ucap Rena bingung.
Leon terdiam mereka saling berpikir sebenarnya Leon ingin bicara serius sama Rena masalah bayi Sarah yang ingin Leon mengurusnya sebelum Sarah meninggal Leon takut Rena salah paham pada dirinya.
"Bagaimana mas.?" ucap Rena lagi.
"Boleh juga..." ucap Leon akhirnya setuju.
"Aku ingin bicara sama kamu..." ucap Leon.
"Apa tuan.?" ucap Rena.
" Aku... Aku ingin ajak kamu kerumah sakit apa kamu mau.?" ucap Leon akhirnya.
"Rumah sakit.?" ucap Rena bingung.
"Iya, nanti aku akan ceritakan pada mu tapi kali ini aku minta kamu percaya sama aku." ucap Leon.
"Maksud anda tuan.?" ucap Rena bingung.
"Mantan ku melahirkan bayi.." ucap Leon.
"Kamu jangan salah paham, bayi itu bukan anak ku." u cap Leon lagi agar Rena tidak salah paham, sementara Rena hanya diam.
"Lalu bayi itu bayi siapa mas.?" ucap Rena.
"Bayi itu bayi nya dengan kekasihnya, tapi Sarah sudah meninggal dia meminta ku merawat bayi nya." ucap Leon.
"Kenapa tidak ayah bayi ayahnya saja mas." ucap Rena.
"Pria itu selingkuh dia juga tidak peduli pada Sarah dan anaknya." ucap Leon.
"Jahat sekali." ucap Rena.
Akhirnya Rena setuju kerumah sakit... Awalnya tadi Leon mau cerita sambil menuju rumah sakit tapi Rena malah penasaran Leon juga maunya Erlina yang menjelaskan ke Rena namun Leon ingin dari mulutnya.
"Terimakasih sayang kamu mau menerima nya." ucap Leon saat di dalam mobil..
"Nanti bila mami tanya bagiamana mas.?" ucap Rena.
"Bilang saja anak kita..." ucap Leon.
Leon sangat yakin Rena akan mencintai putrinya Sarah yang di beri nama Jeni itu... Saat tiba rumah sakit Rena langsung di ajak ke ruangan bayi melihat Jihan bayi mungil itu hati Rena tersentuh.
Bersambung...
Izin yaa