NovelToon NovelToon
Kau Rebut Ibuku Ku Rebut Calon Suamimu

Kau Rebut Ibuku Ku Rebut Calon Suamimu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Balas Dendam / Obsesi / Cinta pada Pandangan Pertama / Ibu Tiri / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:123.5k
Nilai: 5
Nama Author: Almaira

Dia adalah darah dagingnya. Tapi sejak kecil, kasih ibu tak pernah benar-benar untuknya. Sang ibu lebih memilih memperjuangkan anak tiri—anak dari suami barunya—dan mengorbankan putrinya sendiri.

Tumbuh dengan luka dan kecewa, wanita muda itu membangun dirinya menjadi sosok yang kuat, cantik, dan penuh percaya diri. Namun luka masa lalu tetap membara. Hingga takdir mempertemukannya dengan pria yang hampir saja menjadi bagian dari keluarga tirinya.

Sebuah permainan cinta dan dendam pun dimulai.
Bukan sekadar balas dendam biasa—ini adalah perjuangan mengembalikan harga diri yang direbut sejak lama.

Karena jika ibunya memilih orang lain sebagai anaknya…
…maka dia pun berhak merebut seseorang yang paling berharga bagi mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Almaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kencan Pertama

Sri dan Burhan yang melihat Pradipta datang  sontak tegang, mereka tak menyangka lelaki itu benar-benar kembali secepat ini. Malika yang awalnya berlari kecil hendak menyambut seperti biasanya langsung menghentikan langkahnya perlahan saat ia menyadari jika kedatangan Pradipta kali ini dan seterusnya bukan untuk dirinya lagi melainkan untuk Hana.

Malika terdiam di ambang pintu kamarnya menatap punggung Pradipta yang berdiri tegak di ruang tamu. Tubuhnya seolah membatu. Sakitnya menohok, karena lelaki yang dulu selalu memanggil namanya, kini bahkan tidak menoleh kepadanya sedikit pun.

"Saya minta izin mengajak Hana keluar." Pradipta melihat Sri sopan.

Sri tak segera menjawab, sedangkan Burhan hanya melengos pergi tanpa berpamitan. Rosma? Sama sekali tak keluar kamar tak sudi melihat laki-laki yang membuat cucunya sedih.

"Sebentar. Saya panggilkan." Sri berjalan ke arah dapur.

Pradipta kembali merasa miris. Bahkan calon istrinya belum pindah kamar, masih mereka tempatkan di kamar pembantu.

 

Sementara Malika melangkah mundur, masuk ke kamarnya dengan hati yang koyak. Baru kali ini dia benar-benar merasa kalah, bahwa Pradipta bukan hanya berpindah hati, tapi benar-benar ingin menjalani masa depan bersama perempuan yang tak pernah dia anggap sebagai saingan.

 

Sementara itu, Hana yang sedang mencuci piring di dapur hampir menjatuhkan gelas di tangannya ketika ibunya memanggil.

 

"Cepat bersihkan dirimu. Pradipta datang. Katanya mau ajak kamu jalan-jalan."

"Suruh dia tunggu sebentar, Bu." Hana dengan cepat menyelesaikan pekerjaannya kemudian masuk ke kamarnya untuk bersiap. Kedatangan Pradipta memang sudah di tunggunya, ada sesuatu yang harus mereka bicarakan.

 

Di dalam mobil.

Sesekali Pradipta melirik Hana yang terus saja berdiam diri, melamun sembari menatap kaca jendela di sampingnya dengan tatapan kosong.

 

Pradipta ingin memulai percakapan, tapi dia merasa gugup entah apa alasannya, mungkinkah karena pangling sebab Hana kali ini tampil tak seperti biasanya.

 

Kali ini disampingnya bukan Hana yang biasa ia temui di rumah, baju lusuh, rambut lepek, wajah lelah serta keringat di kening. Tapi kali ini wajahnya tampak cantik dan segar dengan sedikit riasan makeup disana. Baju yang dikenakannya juga indah, dress berwarna krem sangat cocok untuk kulitnya yang putih bercahaya. Pradipta terpesona dan tak menyangka bisa melihat wajah asli dari wanita yang kemarin dilamarnya tiba-tiba itu.

"Apa mereka memperlakukanmu dengan baik?" akhirnya Pradipta berani membuka percakapan.

Hana terdiam sejenak. Lalu tersenyum kecil sambil mengangguk.

"Tentu saja. Sepertinya mereka takut masuk penjara."

Keduanya terkekeh bersama.

 

"Syukurlah. Aku takut mereka memperlakukanmu semena-mena.”

 

“Tidak masalah. Aku lebih kuat dari yang orang lain duga,” jawabnya Hana pelan, masih dengan tatapan kosong ke depan.

 

Ada sesak mendengar jawaban Hana, perasaan entah apa itu yang membuat Pradipta merasa jika harus tahu lebih detail tentang diri wanita di sampingnya.

 

***

Di rumah kontrakannya yang sempit dan berantakan, Rendy sedang tiduran dengan kaos oblong dan celana pendek lusuh, menikmati camilan murah sambil menonton tayangan iseng di ponselnya. Tapi suasana santainya sontak buyar saat nada dering ponselnya berbunyi nyaring. Nama Malika tertera di layar.

“Halo, Sayang.” Rendy menjawab santai sambil mengunyah keripik.

Tapi di seberang sana, suara Malika terdengar tidak seperti biasanya, cepat, panik, dan penuh nada iri.

 

“Jemput aku sekarang juga! Bawa aku jalan-jalan!!”

Rendy mendadak terduduk, gelagapan. “Apa? Sekarang?!”

“Iya. Cepat! Jangan pakai lama. Sekarang juga!” klik. Sambungan terputus.

Rendy memandang ponselnya nanar, lalu menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. “Bahaya. Harus pinjam mobil siapa lagi sekarang?”

Dia buru-buru bangkit, menendang kaleng kosong yang menghalangi jalannya, lalu menghubungi beberapa temannya satu per satu.

Akhirnya setelah menghubungi beberapa orang, ada satu temannya yang mau meminjami untuk yang kesekian kali.

“Terima kasih kawan. Aku kesana sekarang. Tenang saja, nanti bensinnya aku isi penuh.”

Dengan muka kesal tapi tak punya pilihan lain, Rendy langsung bersiap, menyambar parfum murahan dan mengenakan pakaian terbaiknya yang masih sedikit lecek.

***

Hembusan angin laut mengibaskan rambut Hana yang dibiarkan tergerai bebas. Sinar matahari sore menyapu wajahnya yang polos, memberi kilau hangat pada mata beningnya yang menerawang jauh ke arah cakrawala. Ia bersandar di kap mobil Pradipta, sesekali memeluk badannya sendiri karena angin yang berhembus kencang.

Di sampingnya berdiri Pradipta dengan tatapan jauh ke depan, sesekali melirik gadis yang sejak tadi hanya terdiam namun auranya menenangkan. Ia belum pernah melihat Hana seperti ini, begitu anggun, dewasa namun rapuh.

“Kamu suka laut?” Pradipta membuka percakapan pelan.

Hana mengangguk singkat. “Tenang. Luas. Tapi juga bisa menenggelamkan kapan saja.”

Pradipta tersenyum kecil mendengar jawabannya. “Sama seperti hidup.”

 

“Iya. Sama seperti orang-orang.” Hana menoleh, menatap Pradipta sesaat sebelum kembali memandang laut.

Ada jeda, lalu Pradipta berkata. “Aku belum tahu semua tentangmu. Begitu juga kamu, tak tahu apapun tentangku.”

 

Hana mengangkat alis. “Ironis bukan? Padahal kita akan menikah?”

“Kenapa kamu melakukan itu?” tanya Hana lagi menanyakan alasan Pradipta melamarnya tiba-tiba

Pradipta menatap ke depan. “Waktu itu aku marah. Bukan pada Rendy, tapi pada ketidakadilan yang kamu alami. Aku memang polisi, tapi bukan itu alasanku ingin menikah denganmu.”

Hana menoleh perlahan. “Lalu?”

Pradipta juga menoleh, menatap mata Hana semakin dalam. “Karena kamu satu-satunya orang di rumah itu yang terlihat tetap berjuang untuk bertahan, meski semua orang memperlakukanmu tidak adil. Kamu kuat, kamu tulus dan aku ingin mengenal kamu lebih dalam. Aku juga ingin jadi bagian dari perjuanganmu.”

Hana terdiam. Dadanya sesak. Rasanya baru kali ini ada orang yang melihat dirinya sedalam itu.

“Tapi yang kamu lihat itu baru sebagian. Ada bagian lain yang kamu tak tahu.” Bisik Hana lirih. Menunduk menyesal, menyeret Pradipta laki-laki yang tulus ini ke dalam misi balas dendamnya.

“Kamu adalah Hana. Itu sudah cukup. Tapi jika kamu ingin menceritakan bagian yang tak aku ketahui itu, aku dengan senang hati akan mendengarnya.”

 

Hana tertegun. Jika pria di sampingnya ini mengetahui sebenarnya, apakah dia akan tetap mau menemani perjuangannya?

 

1
moominRJ
Egois kmu hendra sbg ayah setidaknya dengarkan pnjelasan kluargamu dlu burhan d percaya sesat yg ada
Susilawati
lanjut Thor
Hasanah Purwokerto
Yyeeeyýyy...pertamakah..? 👏👏👏👏👏
Hasanah Purwokerto
Kok jd gregeten sm Hendra ya,,,bisa" nya lgsg percaya gitu aja,,,
Oalah..burhan.burhan msh aja usaha buat ngancurin hana ternyata...
Jangan mimpi akan berhasil yaa
Una_awa
lebih baik Pradipta bilang ke Hana tentang ayahnya Hana,dan cari tahu tentang kebenaran kasus pembunuhan yg dituduhkan pada ayahnya Hana,, ya ampun Malika kasihan banget sih kamu,, emang sih Malika ini attitude nya gak baik,tapi liat kondisi Malika sekarang jadi kasihan.
Tuti Tyastuti
lanjut
Anonymous
Hallo kak yg Rania ga diteruin kak
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
Nah betul,mungkin dgn suasana berbeda semuanya akan ketahuan siapa dalang sebenarnya 😏
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
itu ayahmu Hana 🥺
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
datang kesini
Hasanah Purwokerto
Dimasa lalu, pasti ulah burhan nich..
Nah,,sekarang,,sblm hendra ketemu hana & pradipta,,burjan berusaha mencuci otak hendra untuk mbenci Pradipta yg notabene seorang polisi..
Hasutan apalagi yg kau berikan burhan..? nggak kapok" ya...
Sugiharti Rusli
kalo dia mendengar dari perspektif si Burhan mah jadi bias, mana mau si Burhan mengakui keslahannya terhadap Hana selama ini
Sugiharti Rusli
karena Hendra selama ini tidak mengetahui penderitaan Hana selama ini dia tinggalkan yah dan juga Sri sebagai istrinya dulu
Sugiharti Rusli
beruntung Ningsih secara bijak akan mengajak Hendra tuk berbicara di rumah yang sekarang mereka tempati biar Hendra bisa berpikir jernih
Sugiharti Rusli
sudah terpuruk pun tetap saja memeiliki pemikiran jahat yah si Burhan dan Rosma
Sugiharti Rusli
jangan" tadinya si Burhan berniat buruk dengan memfitnah si Pradipta ya, karena dia tahu Hendra punya dendam sendiri terhadap institusi tempatnya bekerja
🌺 Tati 🐙
aku kira si burhan akan sadar...bener2 berhati batu merekatuh,cari gara2 terus
vivinika ivanayanti
Jangan jangan Burhan memang yang selama ini merekayasa kejadian pisahnya Sri, Hendra dan Hana ....
Puji Hastuti
Apalagi ini, burhan oh burhan
Nar Sih
kejutan buat hana dan ibu sri nih ,semoga pk hendra bisa jls kan semua nya biar gk slh paham
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!