Proses Revisi. Disarankan jangan membaca dulu.
Alur VERY++++ Slow.
KARYA INI TERISNPIRASI DARI NOVEL KING OF GODS, KARYA FAST FOOD RESTAURANT
Weng Lou merupakan seorang anggota Klan Keluarga Weng yang berasal dari keluarga cabang. Dia berhasil masuk kedalam Keluarga Utama setelah berlatih dengan sangat keras dan menjadi seorang jenius berbakat didesanya.
Namun, dirinya yang merupakan jenius di keluarga cabangnya bukanlah siapa-siapa di keluarga utama. Banyak sekali jenius beladiri yang berasal dari keluarga utama. Namun meski begitu, ia tetap berlatih dengan keras agar tidak tertinggal dari yang lain.
Hingga suatu malam, dia mengalami kejadian aneh, dan berakhir dengan dirinya mendapatkan sebuah kitab. Kitab yang membuat kehidupannya berubah. Dari seorang pecundang, menjadi seorang jenius .
Nama kitab itu adalah "Kitab Keabadian". Dan dengan kitab itu, ia akan menuju 'Keabadian'.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noviant Juan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch 37. Menjadi Bawahan
Setelah kejadian dirinya membawa Weng Lou bertemu dengan kakeknya, Weng Ning menjalani hari-harinya seperti biasa dia lakukan.
Pagi ini, saat ingin melatih teknik berunya di Lapangan Latihan Beladiri, dia melihat banyak sekali orang-orang yang berkumpul.
Dia merasa hal ini pernah terjadi sebelumnya, hanya saja kali ini jauh lebih ramai.
Saat dia mendekat, orang-orang disitu yang melihatnya langsung memberikan jalan untuknya. Akhirnya dia tau apa yang terjadi setelah berhasil memcapai tengah kerumunan itu.
Terlihat dua orang pemuda sedang bertarung didekat tempat tiang latihan. Dan dia mengenali kedua pemuda itu.
Dia melihat pertarungan itu sangat berat sebelah, namun sepertinya kedua pemuda itu masih akan tetap bertarung sampai salah tau dari mereka tak sanggup lagi bertarung.
Kedua pemuda ini adalah Weng Lou dan Weng Ho. Dia cukup terkejut Weng Lou dapat bertahan melawan Weng Ho yang merupakam jenius beladiri keenam diantara murid dalam.
Weng Ning ingin menonton lebih lama lagi tetapi keduanya masing-masing mengeluarkan jurus yang bisa menyebabkan luka serius, sehingga dia memilih untuk menghentikan mereka berdua.
"Sudah cukup," ucap Weng Ning.
Keduanya mendengar ucapan Weng Ning namun terlambat untuk bereaksi dan menghentikan serangan mereka berdua.
Weng Lou dan Weng Ho mengerahkan seluruh kekuatan mereka dalam serangan mereka.
BDAAMM!!!!
Suara keras dari Teknik Pukulan Naga Api digabungkan dengan tabrakan Teknik Ular Daun membuat suara yang berkali-kali lebih besar dan udara berhembus kencang.
Weng Lou dan Weng Ho terlempar mundur beberapa meter. Weng Lou langsung ditangkap oleh Weng Wan dan Weng Hua sedangkan Weng Ho langsung mendapatkan kembali keseimbangannya dan segera melakukan putaran dan mendarat dengan mulus ditanah.
Darah mengalir dari mulut Weng Lou, tubuhnya bergetar hebat, ini adalah pertama kakinya dirinya memakai gerakan ketiga Teknik Pukulan Naga Api, Naga Api Menghantam Dunia.
Saat ini dia hanya sanggup menahan efek samping dari gerakan keduanya, Naga Api Menghancurkan Gunung hingga 15 kali serangan.
Di sisi lain Weng Ho tampak baik-baik saja, namun beberapa saat kemudian dia merasakan keanehan pada tangan kanannya yang digunakan untuk menyerang Weng Lou.
Tangan kanannya tidak mau merespon saat dia ingin menggerakkannya, hanya rasa sakit dan rasa yang begitu dingin yang dia rasakan dari tangan kanannya.
Weng Ho melihat tangan kanannya, darah mengalir mulai dari lengan atasnya hingga menetes di jari-jarinya.
Dia tampak sangat terkejut, "Tanganku...patah?"
Semua orang yang menyaksikan ini menjadi gempar. Weng Ho yang dikenal sebagai jenius terbaik ke enam dengan kekuatan Dasar Pondasi tingkat 4 puncak terluka oleh seorang murid dalam Dasar Pondasi tingkat 3?
Ini berita besar!!
"Hahahaha....kau memang hebat Weng Lou! Dapat membuat tanganku sampai patah hanya dengan pertukaran jurus, kau benar-benar hebat....
Sesuai janjiku, kau menang karena dapat memberikan 1 serangan kepadaku. Dan sekarang, mari kita keintinya. Apa kau mau menjadi pengikutku?"
Semua orang seketika terdiam, bahkan Weng Ning yang berada disitu juga terkejut.
Weng Lou berpikir Weng Ho mungkin kehilangan akal sehatnya karena pertukaran jurus barusan.
Tetapi apapun alasannya, dia tidak akan pernah mau menjadi seorang bawahan dari seseorang. Dia sudah menentukan masa depannya akan seperti apa nantinya, hidup bebas tanpa kekangan dan peraturan, itulah yang dia inginkan.
Hanya saja, dia tidak tau apa yang akan dia dan keluarganya alami jika dia menolak. Keluarga Weng Ho bukanlah keluarga sembarangan, Ayahnya yang merupakan salah satu tetua luar di Klan Keluarga Utama Weng membuat keluarganya memiliki beberapa otoritas, tetapi masih memiliki batasan.
Yang menjadi masalah utama adalah neneknya, Weng Ah Mao, yang merupakan seorang tetua inti di Klan Keluarga Utama Weng karena kekuatannya.
"Maaf jika membuatmu kecewa Weng Ho, tetapi Weng Lou sudah menjadi bawahanku," ucap Weng Ning memecahkan keheningan.
Apa? Apa aku tidak salah dengar? Weng Lou menjadi bawahan Weng Ning?
Murid-murid yang ada disutu semakin ricuh dan rusuh. Mereka mengutuk Weng Lou yang berhasil menjadi bawahan langsung Ratu Es mereka, Weng Ning.
Weng Ho berkedip beberapa kali mendengar pernyataan Weng Ning. Dia tidak menyangka mendengar ini dari mulut Weng Ning langsung.
Apa yang terjadi dengan saudari Ning? Sejak kapan dia memiliki bawahan?
Dari semua orang yang terkejut, tentunya yang paling terkejut adalah Weng Lou. Dia sedang mencari alasan yang bagus untuk menolak tawaran dari Weng Ho saat Weng Ning tiba-tiba memberitahu bahwa dia merupakan bawahannya.
Dia ingin mengatakan sesuatu, tetapi dia merasakan sesuatu yang sangat dingin dan menusuk terasa dari sampingnya.
Weng Lou menoleh dan melihat Weng Hua sedang menatapnya dengan dingin dan senyum mematikan. Dia seketika tersedak napasnya sendiri.
Apa-apaan situasi ini?
Weng Lou rasanya ingin pulang dan menjauh dari situasi tidak mengenakkan ini.
"Apa itu benar Lou," yang bertanya adalah Weng Wan.
Dia menatap Weng Lou dengan tatapan tak percaya dan sekaligus iri. Weng Lou ingin mengatakan tidak, tetapi setelah dia berpikir matang-matang, seharusnya hal ini tidak terlalu buruk.
"Aku akan jujur kepada kalian berdua, aku bukanlah bawahan dari Saudari Ning. Tetapi karena tidak ada cara lain maka aku akan mengakuinya didepan orang-orang ini.
Kalian berdua dengarkan aku baik-baik. Satu-satunya kesempatan kita untuk lolos dari situasi ini adalah dengan kita semua berpura-pura menjadi bawahannya," bisik Weng Lou kepada mereka berdua.
Weng Hua ingin protes, tetapi setelah memikirkan situasi mereka dengan baik, dia paham maksud dari ucapan Weng Lou. Weng Wan disisi lain justru merasa senang, tidak akan ada kesempatan lain menjadi bawahan dari Ratu Es yang cantik, Weng Ning.
"Benar! Aku dan dua temanku ini adalah bawahan langsung dari Nona Ning," ucap Weng Lou dengan suara nyaring agar semua orang yang ada disitu dapat mendengarnya.
Weng Ho cukup terkejut dengan jawaban Weng Lou, itu berarti Weng Ning tidak memiliki 1 bawahan saja tetapi 3.
Di lain sisi Weng Ning mengerutkan dahi mendengar ucapan Weng Lou, tetapi dia tidak memprotesnya. Dia menyatakan Weng Lou bawahannya tanpa persetujuan dari Weng Lou sendiri jelas merupakan tindakan yang salah.
Jadi dia tidak akan memprotes jika Weng Lou menambahkan 2 temannya juga. Tidak ada untung dan ruginya menurut Weng Ning.
"Hahahaha....maafkan aku karena tidak tau sebelumnya Saudari Ning. Aku telah melukai bawahanmu, mohon Saudari Ning memaafkan aku," kata Weng Ho dengan rasa canggung.
"Tidak perlu meminta maaf, kau bisa pergi. Aku tidak akan mengambil hati atas tindakanmu hari ini," jawab Weng Ning tanpa ekpresi.
"Terima kasih Saudari Ning."
Weng Ho berjalan pergi sembil membalut tangannya dengan menggunakan lengan bajunya yang dia robek.
Begitu Weng Ho pergi, semua orang disitu juga ikut bubar, mereka tidak mau sampai membuat Weng Ning merasa tersinggung.
Setelah sudah tidak ada lagi yang menonton, Weng Ning menghampiri Weng Lou, Weng Wan, dan Weng Hua.
"Terima kasih Saudari Ning. Jika tidak ada kau-"
"Tidak perlu berterima kasih. Anggap saja ini adalah kompensasi karena aku mengajakmu bertemu kakekku waktu itu."
Weng Ning mengeluarkan sebuah pil dan memberikannya kepada Weng Lou.
"Itu adalah pil penyembuh, seharusnya cukup untuk memulihkan kondisimu."
"Saudari Ning...ini..."
"Aku memilikinya dalam jumlah cukup banyak, kau tidak perlu merasa berhutang kepadaku. Aku akan pergi kalau begitu," kata Weng Ning sambil pergi dari situ meninggalkan Weng Ning dan lainnya.
Weng Lou menatap punggung Weng Ning yang perlahan semakin tak terlihat. Dia menghela napas dan memandangi pil ditangannya.
"Aku ingin tau bagaimana reaksinya jika tau kau memikili pil seperti ini 5 botol penuh," ucap Weng Hua dengan ketus.
Weng Loy tersenyum pahit mendengar perkataan Weng Hua.
Mereka memang memiliki 5 botol penuh pil penyembuh seperti yang diberikan oleh Weng Ning. Itu semua di beli menggunakan uang hasil penjualan bagian-bagian tubuh kaeanan Beruang Iblis Hitam sebelumnya.
Ayah Weng Lou membeli banyak sumber daya latihan yang berguna meningkatkan praktik. Dia ingin kembali berlatih semenjak kejadian di Desa Sungai Biru.
Ayah Weng Loy sadar betapa lemahnya dirinya saat ini. Banyak orang-orang seusianya yang memiliki praktik beladiri yang jauh lebih tinggi dari dirinya.
Dan hasilnya, hanya dalam waktu 3 minggu, ayah Weng Lou sudah mencapai Dasar Pondasi tingkat 6 puncak, sedikit lagi mencapai tingkat 7.
Weng Lou tak mau memikirkannya lagi, dia menelan pil itu, kemudian menyerapnya selama beberapa saat lalu berdiri kembali.
"Ayo kita kembali, aku ingin berlatih meingkatkan tingkat praktikku. Pemahaman teknik beladiriku sudah cukup matang, seharusnya tidak akan ada masalah," ucap Weng Lou sambil membersihkan pakaiannya.
Dia kemudian berjalan dan diikuti Weng Hua dan Weng Wan.
Weng Hua dan Weng Wan saling tatap dan nemilih tidak mengatakan apapun. Mereka hanya mengikuti Weng Lou dalam diam.