. Tak terasa saat Farah melihat jam ditangannya waktu sudah menunjukkan pukul 12: 00 siang. saatnya jam makan siang. Farah yang kelaparan pun langsung turun kebawah untuk menuju kantin, namun! Dia terusik dengan perkataan salah satu tamu disana yang mengatakan ada dokter psikiater baru yang datang, seketika jantungnya mulai berdebar kencang . “Apakan itu kakak?“ ucap batinnya.Dan disaat yang bersamaan,
Farah hampir menabrak seseorang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ariadna Vespera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 34
Farah hanya terdiam masih dengan tatapan kosongnya.
Karena ibunya sudah tidak tahan lagi menahan emosi akhirnya tangan kanannya pun
melayang ke pipi mulus Farah.
Padahal jika dia ingin menghindar bisa saja namun,
dia hanya diam. Semua orang memang kepadanya dengan tatapan hina.
Memang apa yang sudah Farah lakukan sehingga dapat
pandangan seperti itu.
Namun semua itu tidak membuat ekspresinya berubah.
"Masih berani ternyata kau menatapku seperti
itu!" Nada dari ucapan ibunya semakin tinggi. Farah tetap diam saat itu.
Sekarang semua pusat perhatian tertuju padanya.
"IF ANYBODY RECORDED I WOULD DESTROY HIS PHONE IMMEDIATELY. ( JIKA ADA
YANG MEREKAM AKAN LANGSUNG KU HANCUR HANDPHONENYA )" ucap Pera dengan
lantang.
Fasya yang baru saja sadar, sedang berusaha
mencairkan suasana tapi tidak ada hasilnya. Suasana di sana sudah sangat panas
dari awal tidak ada yang bisa menghentikan mereka.
Hingga polisi datang, mereka berdua di paksa ikut
ke kantor polisi. Ibunya dengan gigih menjelaskan semua kepada para polisi itu
dengan sangat bangga seolah semua terjadi karena salah Farah. Farah hanya diam
tidak mau membuka mulutnya sedikit pun dan masih dengan tatapan mata yang sama.
Saking kuatnya aura dari tatapan Farah, membuat
polisi yang menginterogasinya tidak tahan melihat. Mereka berdua di bebaskan
hanya mendapatkan denda karena membuat keributan di tempat umum.
Farah pergi tanpa menoleh ke arah ibunya
sedikitpun, tidak ada yang tahu ke mana Farah akan pergi saat itu. Semua orang
kebingungan.
Padahal Farah hanya pulang ke rumah lalu mengurung
diri. Bukan selama 1 atau 2 jam, Farah mengurung dirinya selama tiga hari tanpa
makan dan minum di kamar.
Farah benar-benar kehilangan kendali pada dirinya
saat ini, Pera yang tidak tahu keberadaan Farah di mana akhirnya melapangkan
kehilangan tersebut setelah di cek di Cctv Farah hanya sedang di kamarnya.
Sebenarnya selama tiga hari itu Pera mencoba
berbagai cara untuk membobol kamarnya Farah namun, tidak ada yang berhasil.
Pera menyerah, Pera pikir dia yang paling memahami
Farah. Selama ini Pera berpikir bahwa Farah adalah orang yang sangat mudah di
tebak. Setiap keputusan yang Farah buat akan dengan mudah di ketahui oleh Pera.
Farah juga adalah orang yang lebih peduli orang lain lebih dari dirinya
sendiri. Apa yang harus di lakukan Pera sekarang, dia sangat bingung.
Pera pikir hanya dia yang bisa menyembunyikan
dengan rapi ekspresi dan emosi di hadapan orang lain. Karena Pera sudah lama
bersahabat dengan Farah, jadi Pera tidak ingin terlihat seperti Farah yang
sangat mudah untuk di manfaatkan oleh lain.
Bukankah itu bodoh, pikir Pera saat itu namun,
bagaimana orang baik hati itu berubah sangat drastis seperti ini. Pera tidak
bisa memperkirakan apa yang sedang Farah lakukan, apa yang akan Farah lakukan
kedepannya dan apa yang sedang Farah pikirkan.
"Bukankah Farah adalah orang yang berpikir
sederhana?" Gumang Pera.
"Aku takut..."
"Aku takut karena tidak bisa memprediksi yang
sedang di pikiran oleh Farah."
"Aku tidak tahu harus berbuat apa
sekarang!"
Tanpa sengaja Pera menghubungi Ical.
"Aku takut, aku takut, aku takut. AKU SUNGGUH
TAKUT." Itu ucap Pera kepada Ical sebelum handphone Pera kehabisan betrai.
Ical yang terkejut pun langsung bergegas kesana. Di
sisi lain Fasya juga sedang berusaha untuk masuk ke dalam apartemen Farah
namun, Pera selalu menolaknya.
Ical yang membatalkan semua jadwalnya saat itu
juga, langsung memesan tiket pesawat untuk menemui Pera. Tidak butuh waktu lama
untuk Ical mengetahui tempat Pera berada.
Farah pernah mengatak di kota mana mereka tinggal
lalu dengan koneksinya Ical menemukan apartemen tempat Farah tinggal. Ical
kebingungan siapa pria yang sedang menunggu di depan pintu kamar Farah.
"Apakah dia yang sudah membuat Pera
takut?" Gumang Ical.
Karena Ical sangat sensitif jika sudah berhubungan
dengan Pera. Tanpa basa-basi Ical langsung mencekik leher Fasya, mendorong
Fasya hingga terpojok ke tembok.
"Siapa kau? Apa mau kau? Kenapa membuat Pera
takut? Kenapa kau ada di sini?."
Emosi yang meluap-luap dari Ical terus keluar.
Fasya yang mencoba menjelaskan semua masalah ini tidak bisa berkutik. Ical
tidak memberi celah sama sekali untuk Fasya berbicara.
Dan untuk ke dua kali Fasya pingsan hari ini, Ical
bergegas mengetuk pintu kamar Farah. Ical ingin memastikan bahwa Pera baik-baik
saja. Saat Pera membuka pintu. Ical dengan spontan memeluk Pera erat.
Mereka berdua adalah cinta masa kecil
masing-masing, mereka pernah bertemu saat masih kecil.ereka sering bermain
bersama.
Mereka sama-sama memiliki keluarga yang terbelah.
Namun, beban yang mereka tanggung berbeda jenisnya. Pera tertekan karena
tuntutan harus lebih baik dari kakaknya. Sedangkan Ical tertekan karena harus
mewarisi seluruh harta kekayaan kedua orang tuanya.
Di saat Pera ingin maju, sedangkan Ical ingin
kabur. Sangat berlawanan, itulah yang membuat mereka terpisah lama. Meski
kesannya hanya cinta masa kecil tapi cinta mereka tulus satu sama lain. Namun,
hanya Ical yang mati-matian berjuang untuk kembali bersama Pera.
Pera merasa saat dia bersama Ical, dia tidak akan
pernah maju apapun alasannya. Karena tekat itu juga lah Pera bisa menjauh dari
Ical hingga sekarang sebelum semua yang terjadi pada Farah.