NovelToon NovelToon
Dewa Petir Kehancuran

Dewa Petir Kehancuran

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Budidaya dan Peningkatan / Perperangan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:490.9k
Nilai: 4.7
Nama Author: Jago

Di sebuah keluarga kultivator hidup anak bernama Lei Nan, meskipun dirinya dulu di agung-agungkan sebagai seorang jenius, namun terjadi kecelakaan yang membuat lenganya lumpuh, karena hal itu dirinya menjadi bahan cemohan di keluarganya, tapi hal itu berubah ketika dirinya tidak sengaja tersambar petir yang langsung mengubah hidupnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jago, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Makam Kaisar Petir

Sesampainya di dalam kamar mereka berempat memutuskan membersihkan tubuh mereka sebelum akhirnya kembali berkumpul di kedai yang berada di lantai satu penginapan, sesampainya di sana Lei Nan memangil pelayanan.

"Pelayanan aku ingin memesan hidangan terbaik di sini."ucap Lei Nan.

"Baik tuan, kami memliki ayam pangang dan beberapa alkohol yang kami sediakan."ucap pelayan itu.

"Baiklah aku pesan ayam pangang saja, berapa harganya?."ucap Lei Nan.

"sepuluh keping perak tuan muda."ucap pelayan itu.

"Baiklah ini."ucap Lei Nan menyerahkan sepuluh keping perak.

Lei Nan sebenarnya memiliki banyak uang dari hasil dia yang sebelumnya yang dia dapatakan dari markas Feng Hao, dan selama ini uang itu berada di kantong dimensinya.

Suasana kedai mulai semakin ramai dengan suara pengunjung yang berbincang dan tertawa. Di salah satu sudut, sekelompok pria tampak terlibat dalam percakapan serius. Lei Nan, yang biasanya tenang, tanpa sadar memasang telinga. Percakapan mereka tampaknya menarik perhatian semua orang di meja mereka.

"Heh, bukankah berita tentang makam ini menyebar dengan cepat? Bukankah makam ini baru ditemukan satu minggu yang lalu?" salah satu pria itu berbicara sambil menenggak alkoholnya.

"Memang benar. Yang aku dengar, ada kekuatan besar yang mengetahui tentang makam ini dari informasi seseorang, namun aku hanya tahu itu saja," jawab seorang pria lainnya dengan suara rendah namun jelas terdengar.

Pria ketiga menambahkan, "Aku dengar Pangeran Kerajaan Hu dan bahkan perwakilan dari Sekte Sembilan Guntur datang ke sini."

"Dan bukan hanya itu," sambung pria lainnya, "beberapa pendekar pengelana yang terkenal seperti Pendekar Bangau Es dan Pendekar lainnya juga datang kemari."

Lei Nan menajamkan pendengarannya, tertarik dengan informasi yang mereka ungkapkan. Namun, kalimat terakhir yang mereka ucapkan membuatnya tersentak.

"Dan dari kenalanku, aku mendengar bahwa makam ini milik Kaisar Petir," ucap pria itu dengan nada serius.

"Siapa itu Kaisar Petir?" tanya salah satu dari mereka, terlihat tidak mengetahui.

"Aku pun hanya mendengar sampai di situ saja. Mengenai sosok Kaisar Petir itu sendiri, aku tidak mengetahuinya," jawab pria itu sambil menggelengkan kepala.

Lei Nan merenung sejenak, mencerna informasi baru itu. "Kaisar Petir," gumamnya pelan, mencoba mengingat jika pernah mendengar nama itu sebelumnya.

Tiba-tiba, Yi Hua yang duduk di samping Lei Nan, mengangkat wajahnya. "Kaisar Petir? Sepertinya aku tahu tentang sosok ini," katanya, membuat perhatian semua orang tertuju padanya.

Zhang Wei, yang juga penasaran, langsung bertanya, "Apakah nona mengetahui siapa sosok itu, nona Yi Hua?"

Yi Hua mengangguk perlahan dan mulai menceritakan apa yang dia ketahui. "Seribu tahun yang lalu, di wilayah Kerajaan Hu, muncul seorang pendekar yang sangat kuat. Dia dikenal sebagai Kaisar Petir. Sosok ini, dengan kekuatannya yang luar biasa, pernah berperang melawan Kekaisaran Qin. Bahkan, dengan bantuan seluruh kerajaan di bawahnya, Kekaisaran Qin tidak bisa mengalahkannya. Dari cerita yang aku baca, Kaisar Petir tiba-tiba muncul entah dari mana dan meluluhlantakkan kekaisaran Qin saat itu, membuatnya jatuh dari peringkat kedua ke peringkat terakhir dibandingkan kekaisaran lainnya."

Semua mendengarkan dengan penuh perhatian. Cerita tentang seorang pendekar yang begitu kuat selalu menarik dan menginspirasi. Zhang Wei, yang penasaran dengan akhir cerita, bertanya, "Jadi, bagaimana Kaisar Petir mati jika sosok itu sangat kuat?"

Yi Hua melanjutkan ceritanya dengan suara yang lebih rendah, seolah-olah mengungkapkan rahasia besar. "Menurut catatan yang aku baca, Kaisar Petir dikalahkan oleh seekor makhluk mistis. Tidak ada informasi pasti tentang makhluk itu, namun dikatakan bahwa dia mati di tangan makhluk tersebut."

Lei Nan, yang tertarik dengan cerita ini, bertanya dengan nada serius, "Apakah makhluk itu masih hidup?"

Yi Hua menggelengkan kepalanya, tampak ragu. "Tidak ada catatan pasti tentang makhluk itu, bahkan Aula Informasi yang kuat sekalipun tidak memiliki informasi lengkap tentangnya."

Zhang Wei tersenyum lebar, antusias dengan prospek menemukan harta karun. "Aku tidak sabar! Pasti banyak harta di dalam makam itu jika cerita itu benar."

Mereka semua tertawa ringan, mencoba menghilangkan sedikit ketegangan. Namun, di balik senyum dan tawa itu, ada perasaan waspada yang menyelimuti mereka. Mereka tahu bahwa perjalanan ini mungkin akan menjadi lebih sulit dari yang mereka bayangkan.

Setelah malam itu berlalu dengan cepat, keesokan harinya mereka bersiap untuk melanjutkan perjalanan menuju makam Kaisar Petir. Pagi itu, suasana di penginapan terasa penuh ketegangan, banyak kultivator lainnya yang juga bersiap dengan perlengkapan dan persenjataan mereka. Lei Nan, Zhang Wei, Mei Ling, dan Yi Hua mengenakan pakaian perjalanan mereka yang telah dipersiapkan dengan baik. Masing-masing dari mereka membawa tas dan kantong dimensi yang penuh dengan perbekalan dan senjata.

Perjalanan menuju makam memakan waktu beberapa jam, dengan medan yang semakin sulit dan menantang. Mereka harus melewati hutan lebat, mendaki bukit terjal, dan menyeberangi sungai yang deras. Sepanjang perjalanan, mereka jarang berbicara, masing-masing tenggelam dalam pikiran mereka sendiri. Mereka sadar bahwa perjalanan ini tidak hanya tentang mencari harta, tetapi juga menghadapi bahaya yang tidak terduga.

Ketika matahari mulai berada di puncaknya, mereka akhirnya tiba di sebuah lembah yang luas. Di tengah lembah itu, terlihat sebuah kompleks kuno dengan pintu gerbang besar yang terbuat dari batu hitam. Ukiran petir yang rumit menghiasi gerbang itu, mengisyaratkan kekuatan besar yang mungkin terkubur di dalamnya. Di sekitar area itu, sudah banyak kultivator yang berkumpul. Suasana terasa tegang, masing-masing kelompok menjaga jarak satu sama lain dengan sikap waspada.

Lei Nan dan teman-temannya berjalan perlahan mendekati gerbang, mencoba untuk tidak menarik terlalu banyak perhatian. Namun, mereka segera menyadari bahwa tempat ini bukan hanya dipenuhi oleh para petualang biasa. Di satu sisi, tampak sekelompok orang dengan jubah hitam yang dihiasi dengan lambang petir.

Mereka adalah perwakilan dari Sekte Sembilan Guntur, salah satu sekte terkuat di benua itu. Di sisi lain, tampak Pangeran Kedua dari Kerajaan Hu, yang dikelilingi oleh pengawal pribadinya. Sang Pangeran terlihat tenang dan penuh percaya diri, namun matanya memperlihatkan ketajaman seorang yang berpengalaman dalam intrik politik.

Tidak jauh dari sana, beberapa pendekar pengelana yang terkenal juga terlihat hadir. Pendekar Bangau Es, seorang pria dengan rambut putih panjang dan tatapan dingin, berdiri dengan sikap anggun namun penuh kewaspadaan. Di sampingnya, Pendekar Pedang Matahari dengan sikap angkuh namun karismatik, sedang berbicara dengan beberapa pengikutnya. Keberadaan mereka menambah aura ketegangan di sekitar area itu.

"Ini lebih ramai dari yang aku kira," gumam Zhang Wei sambil melirik sekeliling. "Banyak sekali kekuatan besar yang berkumpul di sini. Kita harus berhati-hati."

Lei Nan mengangguk setuju. "Kita harus tetap bersama dan tidak menonjolkan diri. Biarkan mereka yang lebih kuat saling bersaing, kita fokus pada tujuan kita."

Yi Hua yang sejak tadi memperhatikan situasi dengan seksama, menambahkan, "Jangan meremehkan siapapun di sini. Masing-masing dari mereka memiliki alasan untuk berada di tempat ini, dan tidak ada yang bisa kita anggap sepele."

Mei Ling, yang biasanya ceria, kini terlihat serius. "Aku setuju. Kita tidak tahu apa yang ada di dalam makam, dan orang-orang ini mungkin bukan satu-satunya ancaman."

Mereka berempat berjalan lebih mendekat ke gerbang, mengamati setiap detail dan mencoba merasakan energi yang mengalir di sekitar mereka. Saat itu, terdengar suara keras dari arah gerbang. Seorang pria tua dengan jubah ungu muncul, berdiri di atas sebuah batu besar. Dia adalah salah satu tetua dari Sekte Sembilan Guntur.

"Dengarkan semuanya!" seru pria tua itu dengan suara yang bergema. "Makam ini adalah tempat berbahaya yang dipenuhi jebakan. Hanya mereka yang memiliki keberanian dan kekuatan yang pantas untuk masuk. Sekali masuk, tidak ada jalan kembali. Pertimbangkan baik-baik sebelum melangkah."

Niat perwakilan sembilan guntur sudah sangat jelas mereka ingin sedikit mungkin mengurangi orang yang menjadi pesaing mereka, dengan jumlah orang sebanyak ini tidak menutup kemungkinan mereka bekerjasama untuk menghabisi perwakilan sekte sembilan guntur.

Suasana menjadi semakin tegang setelah pengumuman itu. Beberapa kultivator terlihat ragu, sementara yang lainnya menunjukkan ekspresi tekad dan rakus. Lei Nan dan teman-temannya saling pandang, menyadari bahwa keputusan besar ada di depan mereka.

Dengan napas yang dalam, Lei Nan akhirnya berkata, "Kita sudah sampai sejauh ini. Tidak ada jalan kembali. Mari kita hadapi apapun yang ada di dalam."

Dengan kata-kata itu, mereka melangkah maju, menuju gerbang besar yang mulai terbuka perlahan. Udara di sekeliling mereka terasa semakin berat, seolah-olah menandakan bahwa perjalanan mereka baru saja dimulai.

Namun yang tidak mereka  sadari dari kelompok mereka sudah di pandang dengan dingin oleh seseorang yang mungkin mereka berempat tidak berharap bertemu orang ini.

1
Jojo Shua
dfg
Jojo Shua
😄😁😆
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Yuhuuuuu
Derajat
Makin seru saja mereka bertemu Lei Nan lagi
Uswatun Hasanah
lanjutkan
Suratno Gurdi Gen3 Gurdi
lei nan dlm ceita terus bingung dlm puluhan halaman
Suratno Gurdi Gen3 Gurdi
berputar putar ceritanya
erick
pendekar petir pakai pisau kagak slh tu..tdk jls sekali...knpa bkn jurus yg berhubungan deng petir di perbyk atau ditingkatkan
nanonano
mantap
Aswar Hkt123
mohon maaf author penjelasan tentang tinkatan kultivasi di mnh😅
Uswatun Hasanah
lanjut
rama
lanjutkan
Derajat
Menarik sekali.... waktunya ikut campur dan Panen
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Oh my god...
Junaidi Abdullah
Lumayan
Junaidi Abdullah
Kecewa
Evelyns Ade
Luar biasa
Idk!
bagus, tolong di lanjutkan 🙏 aku tunggu
Idk!
ini pas seru seru nya lho!
Idk!
up terus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!