NovelToon NovelToon
Mantan Kekasihku, Pemilik Putraku

Mantan Kekasihku, Pemilik Putraku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / Lari Saat Hamil / Berbaikan
Popularitas:45.2k
Nilai: 5
Nama Author: Nagita Putri

"Bisakah kita segera menikah? Aku hamil." ucap Shea Marlove dengan kegugupan ia berusaha mengatakan hal itu.
Tak ada suara selain hembusan nafas, sampai akhirnya pria itu berani berucap.
"Jangan lahirkan bayinya, lagipula kita masih muda. Aku cukup mencintaimu tanpa perlu hadirnya bayi dalam kehidupan kita. Besok aku temani ke rumah sakit, lalu buang saja bayinya." balas pria dengan nama Aslan Maverick itu.
Seketika itu juga tangan Shea terkepal, bahkan jantungnya berdetak lebih cepat dari sebelum ia gugup mengatakan soal kehamilannya.
"Bajingan kau Aslan! Ini bayi kita, calon Anak kita!" tegas Shea.
"Ya, tapi aku hanya cukup kau dalam hidupku bukan bayi!" ucapnya. Shea melangkah mundur, ia menjauh dari Aslan.
Mungkin jika ia tak bertemu dengan Aslan maka ia akan baik-baik saja, sayangnya takdir hidupnya cukup jahat. ......

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nagita Putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 34

•••••

Aslan kembali ke markasnya dini hari, bau alkohol dan rokok menyeruak dari mulutnya. Ketika stres, Aslan memang selalu seperti itu.

Terlalu banyak penyesalan masa lalu yang dipendam, hingga pikirannya serasa kacau. Aron mengamati Aslan keluar dari mobil dengan langkah gontai khas orang mabuk.

"Apapun yang terjadi, aku harus menjelaskan segalanya pada Shea. Dulu aku tak menginginkan kehamilan Shea karena hasil tes kesehatan yang kumiliki. Semua itu hanyalah kesalahpahaman, dan Shea harus tahu itu," ucap Aslan.

Aslan meyakinkan dirinya untuk mengatakan segalanya pada Shea, baru saja melangkah beberapa langkah tampak Aslan goyah. Tubuhnya hampir saja jatuh, untungnya Aron langsung menahan tubuh Aslan dengan cepat.

“Tuan, apa Tuan mabuk lagi? Mari saya bantu Tuan, harusnya Tuan menelpon saya. Sangat bahaya saat menyetir dalam keadaan mabuk begini, Tuan.” ucap Aron.

Aslan menoleh ke arah Aron lalu berucap dengan serak.

“Apa Shea sudah bangun?” tanya Aslan mengabaikan ucapan Aron.

Aron mengangguk pelan, nyatanya Shea memang sempat terlihat oleh mata Aron tengah berada di area dapur.

“Nyonya Shea sudah bangun Tuan, tadi saya sempat melihat Nyonya.” ucap Aron.

Aron tampak berpikir sejenak membuat Aslan berucap.

“Lalu apa yang terjadi? Apakah…”

“Maaf Tuan, sepertinya Nyonya kembali pada waktu itu lagi. Nyonya sama sekali tak memiliki raut wajah marah.” ucap Aron.

Aslan menarik nafas pelan lalu menghembuskannya kasar, ia paham maksud ucapan Aron.

Apa yang bisa Aslan jelaskan kalau Shea mudah melupakan segalanya? Saat ini Shea sedang tak baik-baik saja.

“Aron, secepatnya kita harus membuat Shea kembali seperti semula, tak masalah bagiku kalau dia terus membenciku. Anggap saja itu adalah hukuman untukku, namun aku sangat yakin kelak Shea bisa kembali mencintaiku. Aku mau Shea pulih.” ucap Aslan.

Aron mengangguk.

“Tapi Tuan, sudah pasti proses untuk membantu penyembuhan Nyonya akan cukup memakan waktu yang lama. Apa Tuan tak masalah untuk itu?” tanya Aron.

“Tak masalah, asalkan Shea bisa kembali sembuh. Aku mau melihat Shea yang sehat tanpa keinginan pada obat itu.” ucap Aslan.

Aron pun patuh, ia membantu Aslan masuk ke kediaman milik Aslan yang berada di Markas itu.

Wangi masakan langsung tercium oleh Aslan dan Aron, sepertinya Shea sedang memasak.

“Ambilkan aku baju kaos, Aron.” ucap Aslan membuat Aron segera menjauh dari sisi Aslan.

Aslan sadar diri kalau dia ini brengsek sekali soal minuman keras, sekarang kalau Aslan stress maka ia selalu melampiaskannya pada minuman keras juga rokok.

Tak butuh waktu lama, Aslan langsung mengganti bajunya dengan baju kaos yang Aron berikan padanya.

Usai itu, Aslan langsung melangkah menuju dapur.

Terlihat Shea tengah membuat masakan disana, matanya langsung tertuju pada Aslan yang tengah mengamati dirinya yang memasak.

Senyum Shea terbit.

“Dari mana saja hm? Kenapa melihatku seperti itu?” tanya Shea.

Aslan membalas senyum itu, langkah kaki Aslan semakin mendekati Shea sampai akhirnya tubuh Shea dipeluk oleh Aslan dari belakang.

Aslan bersyukur kalau kali ini Shea tak membencinya lagi, terlihat dari cara Shea menatapnya.

Walaupun begitu, Shea tetaplah tak baik-baik saja dengan kondisinya.

“Sean masih tidur, aku segera memasak untuk kita sarapan pagi ini.” ucap Shea membiarkan Aslan memeluknya.

Aslan dengan santai meletakkan dagunya di bahu Shea.

‘Kali ini Shea masih mengingat Sean, ada baiknya Shea mulai berhenti mengkonsumsi obat depresi yang mengandung nark*ba itu. Aku tak mau kalau sampai Shea makin ketergantungan pada obat buatan dari seseorang itu. Aku bersumpah akan mendapatkan siapapun yang membuat Shea jadi begini.’ ucap Aslan membatin.

Kegiatan Shea terhenti, ia menoleh saat mencium bau sesuatu.

“Kau minum alkohol?” tanya Shea.

Aslan terkekeh kecil.

“Maafkan aku sayang, aku tahu kau membenciku jika aku meminum alkohol. Maaf ya.” ucap Aslan seraya memberikan kecupan pada pipi Shea.

Tampak Aslan melepaskan pelukannya membuat Shea memutar tubuhnya hingga kini keduanya saling berhadapan dalam jarak yang dekat sekali.

Mata Aslan melotot sempurna saat Shea menyebutnya dengan nama lain.

“Matthew, apa kau punya masalah sampai mabuk begini hm?” tanya Shea.

Tangan Aslan terkepal mendengar ucapan Shea, apa kali ini Shea melupakan wajahnya? Bagaimana ini, sepertinya ingatan otak Shea semakin kacau karena pengaruh obat depresi yang selama ini Shea konsumsi.

Melihat raut wajah marah Aslan, Shea berjinjit lalu mengecup rahang tegas milik Aslan. Shea hanya berusaha menenangkan Aslan.

“Cerita padaku apa masalahnya, jangan memendamnya sendirian Matt.” ucap Shea lagi.

Wajah perempuan itu tersenyum hangat membuat Aslan semakin terluka.

Sial! Aslan benar-benar tak menyukai hal ini, Aslan mau Shea tetap mengingatnya sekalipun Shea membencinya.

“Sayang.” ucap Aslan.

Shea mengangguk dengan tatapan yang tertuju pada mata Aslan.

“Hmm, katakanlah.” ucap Shea.

Hati Aslan makin terusik, rasa tak nyaman menguar. Aslan tak terima melihat Shea jadi begini.

Detik itu juga Aslan langsung memeluk Shea dengan erat, air mata Aslan langsung menetes.

Aslan tak bisa lagi membendung rasa sesak di hatinya, ada banyak penyesalan dalam hidup Aslan. Seandainya dulu ia mempertahankan Shea maka semua masalah berat tak akan datang pada Shea.

“Shea, sebut namaku dengan benar. Kenapa kau mengingat nama brengsek itu hm?” tanya Aslan membuat Shea bingung.

Shea mendorong pelukan itu, ia melihat Aslan menangis.

“Matt ada apa? Kenapa malah menangis?” tanya Shea dengan cemas.

Air mata Aslan tampak Shea usap dengan lembut. Tatapan Aslan semakin terlihat sakit saat Shea tak lagi bisa mengenal wajahnya dengan baik.

“Sayang, lihat aku dengan benar. Apa kau tak bisa mengenalku hm?” tanya Aslan.

Shea menangkup wajah Aslan, ia tersenyum terlihat gemas melihat Aslan bertanya seperti itu. Bagi Shea saat ini, wajah pria dihadapannya itu adalah Matthew. Suaminya, begitulah ingatan Shea.

“Matthew Cassius, suamiku.” ucap Shea mendekat lalu mengecup singkat bibir Aslan.

‘Aku suka perlakuan Shea padaku, tapi aku membenci nama yang keluar dari mulut Shea.’ ucap Aslan membatin.

Aslan memilih tak mendebat ingatan Shea, hanya hitungan detik saja tubuh Shea sudah berada dalam gendongan Aslan.

“Matt, kita mau kemana? Kalau Sean terbangun, pasti dia akan mencari sarapan buatanku. Aku harus…”

“Ini belum pagi Shea, kita masih bisa tidur beberapa saat. Setelah bangun lagi, kita akan sarapan bersama. Sean pasti senang melihat kau dan aku bersama, dia punya orang tua yang lengkap.” ucap Aslan.

Shea tersenyum mendengar ucapan Aslan. Tampaknya Shea memilih diam menatap rahang tegas milik Aslan.

Sampai keduanya masuk di sebuah kamar, terlihat Aslan mendudukan Shea di ranjang.

“Aku mau memelukmu sampai aku tertidur.” ucap Aslan.

“Hmm, baiklah.” balas Shea langsung merebahkan tubuhnya lebih dulu lalu disusul oleh Aslan.

Shea masuk dalam pelukan Aslan.

“Kau tampan.” ucap Shea.

Aslan tak mengatakan apapun, pelukan itu semakin erat.

‘Tunggu sebentar saja Shea, aku pasti akan memulihkanmu secara perlahan. Siapapun yang sudah membuatmu seperti ini akan aku pastikan membayar segalanya. Kita berdua kelak akan jadi orang tua yang baik untuk Putra kita.’ ucap Aslan membatin.

***

Di sisi lain.

Seorang pria berdiri didepan sebuah ruang kerja miliknya. Tak lama pintu terbuka dengan kasar.

Pria itu menoleh lalu tersenyum menatap seorang pria berdiri diambang pintu dengan emosinya.

“Dimana Matthew, Dad?” tanya nya pada pria dengan jas putih itu.

“Kenapa kau tanya Daddy? Daddy tak tahu dimana kembaranmu itu, kau tahu sendiri Daniel… Matthew sangat sulit diatur, dia bahkan baru saja membuat drama kematian dua orang tua angkatnya bukan. Licik.” ucap pria itu.

Arthur Lincoln, pria itu bekerja sebagai seorang ilmuwan farmasi. Dia  adalah Daddy dari Daniel dan juga Matthew. Tak ada yang tahu bahwa Arthur pun mengambil dua Putra yang sudah ia besarkan dengan nama Daniel dan Matthew juga dari sebuah panti asuhan.

Arthur tersenyum melihat keterkejutan dari raut wajah Daniel.

“Apa Daddy sudah gila? Sepertinya Daddy tahu banyak tentang Matthew, tapi kenapa Daddy…”

“Daniel, sejak lama juga bagi Daddy hanya kau yang jadi Putra Daddy lalu…”

“Omong kosong! Daddy tahu kan kalau Matthew juga berbuat hal gila dengan menjebak ku pada sebuah kecelakaan?! Dia membuat identitasku sebagai dirinya. Matthew semakin gila Dad!” marah Daniel.

Arthur mendekati Daniel, ia menyentuh bahu Daniel lalu mengusapnya pelan.

“Tapi kau sudah terlihat sehat, sepertinya tak ada yang bahaya dari kecelakaan itu bukan?” tanya Arthur.

“Aku sempat koma Dad, dan sekarang aku mau bicara dengan Matthew. Aku muak sekali dengannya.” ucap Daniel.

Arthur dengan santainya mengukir senyum.

“Jangan banyak bertengkar, kalau kau membuat Matthew emosi maka dia makin gila. Kau tahukan perangai Matthew hm? Dia tak sebaik apa yang dilihat orang lain, jadi hindari saja dia.” ucap Arthur.

Daniel terlihat geram.

“Apa Daddy tahu kalau Matthew sudah memiliki Istri? Dia membuatku kesal Dad, tiba-tiba saja Istrinya menganggapku adalah Matthew. Apa kau pikir aku baik-baik saja setelah melihat kelakuan Matthew? Terlebih Matthew mengancamku, dia ingin aku jadi Matthew kalau tidak dia akan membunuh Jane. Jane memang bukan siapa-siapa, tapi aku benci melibatkan orang lain dalam masalah yang dibuat Matthew.” ucap Daniel.

“Matthew memang bodoh.” ucap Arthur.

Arthur mulai melangkah menjauh.

“Lupakan saja permintaan aneh Matthew, sekarang kau pulanglah. Kau harus banyak istirahat, bagaimanapun…”

“Sepertinya Daddy tak mengerti maksud dari ucapanku.” ucap Daniel.

Tangan Daniel terkepal, ia emosi melihat Arthur tampak tenang seolah tak peduli.

“Sekali lagi aku tanya pada Daddy, dimana Matthew? Aku benar-benar akan menghajarnya jika…”

~Ceklek~

Pintu kembali terbuka, tawa pria memuakkan terdengar.

“Hmm, kau cari aku?” tanya nya dengan enteng lalu duduk disebuah kursi yang terletak dalam ruangan itu.

Rahang Daniel mengeras, emosinya benar-benar diujung kepalanya menatap Matthew masuk dengan santai.

“Keparat sialan!” umpat Daniel.

Matthew terkekeh kecil.

“Jangan mengumpatku sialan! Aku hanya ingin meminjam dirimu saja, untuk saat ini ada hal yang perlu aku lakukan makanya aku…”

Bugh! 

Daniel langsung menyerang Matthew membuat Matthew tak terima, ia balas menyerang Daniel juga sampai Arthur berucap.

“Berhentilah! Jangan membuat keributan di ruang kerja Daddy!” pekik Arthur.

Dua pria itu berhenti, mereka berdua terduduk di lantai dengan suara nafas yang tak lagi beraturan karena emosi. Padahal Daniel baru saja pulih.

“Apa yang membuat kalian harus bertengkar?” tanya Arthur.

Daniel tak habis pikir dengan pertanyaan yang keluar dari mulut Arthur.

“Apa Daddy membenarkan apa yang sudah Matthew lakukan?” tanya Daniel.

Arthur membuang nafasnya kasar.

“Matthew, kembali pada Istrimu dan berhenti melakukan banyak hal! Dan jangan melibatkan Daniel bahkan…”

Tawa Matthew terdengar.

“Daddy, aku begini juga karena Daddy kan? Yang membuat obat palsu untuk Shea adalah Daddy! Daddy mengatakan kalau obat itu akan memulihkan Shea dari depresinya tapi semakin kesini aku yakin kalau Daddy menargetkan Shea sebagai korbannya. Yang busuk itu Daddy bukan aku! Kau mempermainkan ku sejak awal, sialan!” ucap Matthew menatap Arthur dengan benci.

Mendengar ucapan Matthew membuat Daniel bingung, apa yang terjadi antara Matthew dan Arthur.

“Matthew, keluarlah.” ucap Arthur.

“Ck! Kau takut Daniel tahu bahwa kau lebih busuk dari yang ia kira selama ini. Aku busuk juga karena ajaranmu Arthur.” kekeh Matthew.

“Keluar Matthew!” pekik Arthur.

Daniel semakin bingung, sampai suaranya terdengar.

“Apa yang terjadi? Kau dan Daddy melakukan apa pada Wanita itu?” tanya Daniel mengingat Shea tampaknya seperti orang yang baik.

Matthew menatap Daniel, ia hanya berdecih lalu pergi meninggalkan ruangan itu.

Daniel hendak berucap tapi lebih dulu Arthur mengusirnya.

“Pergi Daniel, jangan ikut campur urusan Daddy. Apapun yang dikatakan oleh Matthew hanya omong kosong.” ucap Arthur.

Kedua tangan Arthur terkepal, pintu tertutup menandakan kalau Daniel juga sudah pergi dari ruangan itu.

“Sialan! Apapun yang sudah aku atur dengan baik, jelas tak boleh gagal. Shea harus mati dan Sean harus jadi milikku. Anak jenius itu harus hidup dalam kendaliku, agar hanya ada penderitaan dalam hidup Aslan. Terlebih untuk hidupmu Yumna, aku bersumpah bahwa Keluarga Maverick akan hancur pada akhirnya.” ucap Arthur dengan sangat yakin.

Tampaknya Arthur begitu membenci keluarga dari keturunan Maverick.

Bersambung…

1
Chuzaefah Chuzaefah
Luar biasa
Widi Widurai
padahal anaknya lg dia siksa sendiri wkwk
Widi Widurai
kl dia tau trnyata shea anaknya. wah betapa nyesal
Widi Widurai
padahal shea anak dia sendiri
Widi Widurai
matthew. shea uda ada rasa sama matt
Widi Widurai
beh jahat bgt yumnaa..
Widi Widurai
ahh pasti sumber masalah hidup shea itu yumna
Hafizah Aressha R
tetep gantung pdhl uda sekian bab
Anik Ekawati
jangan ke panti shea jika itu orangtuamu biar mereka yg mencarimu
Bandar Jayalampung
aku jd bingung . klo Mathew anaknya athur artinya shie sodara kandung sama matew ya 🙏
Bandar Jayalampung
smga shea slmt
Bandar Jayalampung
hRusnya kalian sadar she hanya untuk aslan
Lee Mba Young
lanjutt
Epijaya
pasti mommy Aslan yg memintak penjahat td utk mencelakankan Shea dgn memfitnah Aslan.
muna aprilia
lanjut
LISA
Aq mampir Kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!