Ami adalah sahabat Diva. Merka berteman sudah dari semenjak SMP hingga sekarang. Diva mempunyai seorang kakak laki - laki yang sangat tampan membuat Ami jatuh cinta.
Wisnu nama kakak laki - laki Diva tengah galau dengan nasib rumah tangganya merasa terhibur dengan kehadiran Ami. Mereka mulai sering bertemu dan jalan bareng.
Hubungan keduanya semakin jauh dan tidak terkendali sehingga membuat Ami hamil. Semua keluarga Wisnu jelas saja kaget dan tidak terima. Tapi berkat perjuangan Wisnu yang menjelaskan keadaan rumah tangganya yang sebenarnya membuat kedua orang tuanya memberi restu,asalkan Wisnu terlebih dahulu menceraikan istrinya yang tertangkap basah berselingkuh dengan atasannya dikantor.
Takdir berkat lain saat Wisnu akan meminang kekasihnya tiba - tiba ia mengalami kecelakaan dan membuat memorynya tentang Ami hilang. Ami yang sudah lelah berusah memulihkan ingatan Wisnu memilih pergi.
Akankah ingatan Wisnu kembali?Bagaiman nasib Ami? Akankah cinta mereka bisa bersatu ke
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
Apa yang Ami takutkan terjadi,ayah Ami sangat murka. Ayah Ami tidak terima anak gadisnya di hancurkan masa depannya.
"Dasar laki - laki brengsek. Berani juga kau menampakkan wajahmu di sini." Ayah Ami memukul Wajah Wisnu. Wisnu sama sekali tidak menghindar. Ia mengakui bahwa dirinya salah. Tapi ia akan bertanggung jawab.
"Saya akan menikahi Ami,yah." ujar Wisnu yang sudah babak belur.
"Sudah ,yah. Tenang kita bicarakan ini dengan kepala dingin." ujar ibu melerai.
Ayah Ami terduduk menahan amarah yang sudah di ubun - ubun.
"Apa salah kami nak,?kenapa kamu sampai berbuat seperti ini. Kamu telah mencoreng nama baik keluarga besar kita. Ayah malu." Ayah Ami menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Terdengar isak lirih.
Orang tua mana yang tidak kecewa pada anaknya yang sudah meletakkan kotoran ke muka orang tuanya.
"Kapan kamu akan menikahi Ami? tanya Ayah Ami saat ia sudah mulai tenang.
"Secepatnya, yah..Saya akan bawa keluarga saya untuk melamar Ami. " jawab Wisnu. Ada binar bahagia dimatanya karna ia telah mendapatkan restu dari orang tua Ami.
"Baik saya tunggu secepatnya, tapi jika kamu ingkar janji jangan harap kamu dapat bertemu dengan Ami selamanya." tegas Ayah.
"Ayah maafin Ami,yah." ujar Ami terisak, ia tau ayahnya kecewa tapi harus bagaimana lagi. Semua sudah terjadi.
" Sebaiknya kamu pulang sekarang, lama - lama kamu di hadapan saya,bisa - bisa saya makin khilaf."usir Ayahnya Ami.
Wisnu memandang Ami sekilas ,lewat pandangan mata mereka berkomunikasi. Wisnu mohon pamit undur diri dan Ami mengantarkannya sampai depan.
"Yang,tunggu mas ya."ujar Wisnu sebelum ia masuk kedalam mobilnya.
"Iya,mas harus cepat - cepat bawa kedua orang tua mas ke sini. Aku tunggu ." ujar Ami .
Wisnu pun membelokkan mobilnya menuju jalan utama . Sementara Ami berdiri memperhatikan mobil Wisnu yang semakin jauh dan menghilang dari pandangan. Baru setelah itu masuk kembali kedalam rumah.
Wisnu bersiul sepanjang jalan,rona bahagia terpancar dari wajahnya. Ia telah bisa melewati satu tanjakan yaitu restu dari kedua orang tua Zami telah ia dikantongi lalu bagaimana caranya ia mendapatkan restu dari orang tuanya sendiri.
Wisnu tidak perduli dengan wajahnya yang saat ini bonyok akibat bogem mentah dari ayahnya Ami calon mertuanya. Tinggal selangkah lagi maka impian ia dan Ami akan terwujud.
Sesampai di rumah Wisnu langsung mencari keberadaan kedua orang tuanya. Ia melihat papa dan mamanya beserta sang adik tengah adik bercanda di ruang tengah.
"Assalamualaikum, pa..ma." ucap Wisnu saat sudah berada didekati papa dan mamanya. Semua mata langsung beralih melihat suara yang mengucapkan salam.
Mama Beli tentu saja kaget melihat wajah putranya. Ia refleks bangun dari duduknya menghampiri Wisnu.
"Kamu kenapa, nak? kenapa dengan wajahnya?" mama Epi memegang muka Wisnu yang lebam sana sini .
"Ga apa - apa ,ma."Wisnu membawa mamanya duduk kembali di sofa.
"Kamu habis berantakan." terdengar suara naruto papa dengan tatapan tajam.
"Ga,pa."jawab Wisnu.
"Lalu kalau bukan berantam,kenapa muka kamu kaya gini." tanya mama mulai cemas.
"Ma...pa....Ada yang mau aku bicarakan dengan kalian." ujar Wisnu menarik nafas berat,rasanya tenggorokan tercekat,ada rasa berat untuk mengutarakan apa yang tadi sudah ia rencanakan.
"Silahkan,kami akan dengarkan." ujar mama.
********
Terimaksih buat pembaca setia karya - karya aku. Terimaksih like dan komennya,tanpa kk2 semua aku bukanlah siapa2 dan tidak akan mungkin sampai di titik ini. 😊😘😍🙏
Tinggalkan jejak dengan memencet tombol like dan komen yang banyak agar Author semangat menulis bab selanjutnya😊😘😍🙏
*****