NovelToon NovelToon
Bitter Sweet

Bitter Sweet

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan Tentara
Popularitas:327.7k
Nilai: 4.9
Nama Author: sinta amalia

Sekejap manis, sekejap pahit. begitulah urusan hati seorang Dinata Mahika Jennar, patah hati yang berulang membuat sikap egoisnya memaksa untuk selalu berpindah kampus tempatnya belajar dan trauma untuk menjalin rasa itu kembali terhadap seseorang.

"Gue mau jadi biksu aja, seumur hidup ngga akan pernah mau lagi ngerasain jatuh cinta sama manusia."

Namun kepulangannya ke tanah air justru mempertemukannya dengan seorang penggombal receh dimana nasib justru menghadapkan keduanya di situasi pernikahan yang terpaksa.

Adalah Prasasti Dirgantara, prajurit militer bersenjata negri yang lahir dari keluarga sederhana dan harus turut menerima derita menikahi Dina secara paksa, sepaket sifat menjengkelkan gadis kaya raya itu.

"Jangan lupa uang panainya! Pendidikan gue itu sarjana, om. Minimal 150 juta..." sengak Dina congkak. Prasasti menjedotkan kepalanya ke dinding beton markas militer, "mesti minjem kemana?!"

Sanggupkah keduanya menjalani pahit manisnya kehidupan sebuah pernikahan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sinta amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 29 ~ Rendrayasa Jennar

Pras segera menyerahkan dua cup gelas tebu, padahal si pemuda memesan dan memberikan uang untuk satu porsi. Tapi yang namanya manusia, ya dikasih gratisan pasti langsung diambil dan pergi, tanpa menghiraukan -ketidakwarasan sang penjual-

"Terimakasih, e!"

"Iya iya..." angguk Pras, ia melihat satu persatu mobil target hadir, bukan mobil papa mertuanya karena jelas saat ini mertuanya itu sedang menginap di hotel yang di datangi kedua tersangka.

"Jalak dan gagak masuk. Stand by, jaguar...." perintah Pras.

"Status Jaguar stand by," balasnya dari balik intercom.

Pras mengangguk sembari menyibukan diri mengelap meja, maka tugas selanjutnya akan ia serahkan pada yang lain, dan ia menunggu laporan seraya berjaga di tempatnya.

"Stand by dicopy."

Pras duduk di kursi plastik, lama menunggu membuatnya cukup dilanda jenuh. Namun terpikir di benaknya ia yang belum menghubungi Dina. Diraihnya ponsel orang yang lagi kasmaran sama istri itu, dan mengetik pesan.

Malem, cewek..

Dengan emoticon bibir mo nyong minta di tampol, Pras mengirimkan pesannya.

Dina masih menggeser kursor di laptopnya, memutuskan untuk benar-benar mengetik surat resign dari kampusnya di negri singa putih, di tengah ketikannya dan pencarian kampus swasta terbaik di ibukota, ponselnya bergetar sekali.

Lirikannya sekilas ke arah layar menyala itu dan menyunggingkan senyum, "dih..." gelinya.

Ngga usah so imut. Jawab Dina terkekeh, mengirimkan emoticon sebalnya.

Pras terkekeh di tempat, senang betul ia menggoda istrinya itu. Lantas ketikan pesan itu berubah menjadi panggilan yang Pras buat demi mendengar suara Dina.

Ia harus menunggu sekitar 30 detik, agar Dina mengangkat panggilannya.

"Assalamu'alaikum andi,"

"Wa'alaikumsalam om."

Keduanya sempat basa basi sampai berdebat gemas awalnya, hingga akhirnya Pras angkat bicara, "abang kira andi nginap di rumah mami?"

Meskipun Pras tidak melihatnya, namun ia yakin Dina tengah menggeleng, "engga. Tadinya sih, mami minta Dina nginep di rumah karena bang Dion lagi ngurusin bisnis papi di Jiran. Kak Riana juga ngga ada nongol bawa Cio ke rumah, tapi Dina baru inget kalo lagi jemur kaos om...jadi pulang deh."

"Loh, mami sendiri di rumah?" tanya Pras penasaran, ia berusaha mengulik informasi dari istrinya, siapa tau informasi penting akan ia dapatkan.

"Engga. Ada art 3, tukang kebon, security sama supir..." jawabnya polos, Pras mengusap wajahnya, memang salahnya bertanya tak detail, pada istrinya yang super pintar itu.

"Maksud abang, papi ngga ada?" ralatnya lemah lembut.

Kali ini Dina mengiyakan, "papi lagi ke timur, katanya ngurusin bisnis penting sama om Ammar...sama om siapa ya, Dina lupa...om Dipta kalo ngga salah. Itu loh, om tau ngga pejabat yang gayanya necis abis...istrinya bolak balik luar negrian terus, padahal kerjaan dewan berapa sih gajinya...dulu aja tante Wangi pernah ke singa putih, sempet ketemu Dina, katanya mau oplas..." jelasnya nyeroscos, tanpa sadar menceritakan semuanya.

"Oh ya?" tanya Pras.

"Iya. Katanya sih punya bisnis tas kremes gitu, mami juga pernah beli lewat tante Wangi, Dina juga pernah beli, om. Buat hadiah ultah temen, si temen penghianat!" jelasnya kini bernada geram.

"Padahal ya modal awal buat bisnis tas mahal tuh ngga sedikit loh! Hem, tau lah Dina, dia begitu ngga mau kalah gengsi sama mami sama geng sosialitanya..." cebiknya jadi berghibah.

"Jangan suudzon dulu sama orang." Balas Pras.

"Bukan suudzon, tapi fakta...lagian papi apaan sih pake kerja sama segala sama suaminya, udah jelas si tante Wangi tuh niat banget pamer, katanya tanahnya segambreng di Swarnadwipa, belum lagi kebun sawit di borneo...mami pernah juga marah-marah waktu nunjukin postingan status di whatsappnya tante Wangi, yang nunjukin kalo tante Wangi punya emas sebrangkas...aneh kan?! Presiden aja ngga sampai segitunya!"

Pras amat sangat berterimakasih pada istrinya itu, karena kepolosan Dina yang mengajaknya bergosip tentang Wangi, maka ia tau kemana uang-uang itu bermuara.

"Andi cemburu ya?" kini tanya Pras mendadak minder, karena menikah dengannya lah, Dina hanya dapat hidup seadanya, jauh dari kata layak seperti kehidupan putrinya saat sebelum menikah dengannya.

"Apa?! Dina ngga salah denger?! Hahahaha!" Dina malah tertawa, "ngapain, Dina udah ngerasain semuanya. Udah bosen!" jumawanya memancing seruan Pras, "uuuuu! Ck...ck...sultan sebenarnya!"

Dina terkekeh, "iya dong. Oh iya, om..."

"Ya sayang?"

Dina merona mendengar ucapan refleks Pras, dih...dih...semurah itu, lo Din!

"Tadi mami ada bilang, katanya mau ngajakin Dina ke Paris, buat rayain anniv nya sama papi. Tapi sayangnya taun ini papi ngga bisa rayain bareng mami. Karena papi punya proyek sama om Ammar sama om Dipta."

"Ohm," gumam Pras.

"Papi lagi banyak uang kayanya, proyeknya gede kayanya, masa Dina mau ditraktir mami di Paris..."

JANGAN! Jerit Pras dalam hatinya, "mami kapan ngajak andi?" tanya Pras.

"Mmhhh, minggu depan apa 2 minggu lagi ya, lupa. Dina bilang sama mami, nanti Dina minta ijin om dulu."

Pras menelan salivanya sedikit berat, "kalau misalnya, abang larang andi buat ikut ke Paris gimana?" tanya nya pelan-pelan, bisa berabe jika Dina ikut menikmati uang dari papi Rendra.

"Kenapa?" Dina balik bertanya dengan nada seperti kecewa.

"Abang mau ajak kamu ke rumah bapak dan ibu. Kita belum pernah ke rumah mereka, dan mereka minta itu kan sejak sebelum kita menikah..." balas Pras mencari-cari alasan yang sebenarnya memang niatan tertundanya, membawa Dina pulang kampung.

"Ohm, oke...Dina sama mami bisa atur schedule lagi..." jawabnya. Netra Pras tak bisa untuk tak fokus dan tajam, melihat kini justru papi Rendra terlihat keluar bersama beberapa orang memakai mobil, dan intercomnya bersuara.

"Jaguar come in, owl terbang dari tempatnya bertengger..."

"Black shadow come in, laporan dicopy...sayap kanan bersiap lepas landas..." titahnya pada sisa personel untuk mengikuti dan sebagian lain tetap diam di tempat demi mengawasi dua lainnya.

"Unit Cheetah silahkan bergerak..." pinta Pras menjauhkan ponselnya sejak tadi agar Dina tak mendengar, tak menghiraukan jika gadis itu sudah nyeroscos bercerita di sebrang panggilan.

"Ndi, andi sayang....abang dipanggil komandan, untuk malam ini kita sudahi dulu obrolannya ya, besok abang sambung...sleep well andi...mimpiin abang." Ia mematikan panggilannya dan Dina.

Dina sedikit mengernyit, namun ia langsung meng-okei meski panggilan itu sudah tertutup.

"Owl terbang bersama kawanan. Black shadow segera lepas posisi dan mengikuti jejak...." ucap Pras, ia melepas topi yang terpasang di kepala dan celemek lalu bergegas menaiki motor kemudian mengikuti mobil papi Rendra pergi.

Digebernya gas motor menembus hawa malam kota Jaya.

"Jaguar come in, black shadow....sisa kawanan owl di arah jam 6mu..."

Pras sedikit melambankan laju motornya, ketika laporan itu masuk, "ulangi, status?"

Jaguar come in, sisa kawanan owl kembali terbang menyusul induk, di arah jam----"

Sebuah mobil jeep berwarna hijau army melintas, melewati Pras bersamaan dengan rekannya mengatakan plat nomor kendaraan yang sama, membuat Pras menolehkan pandangannya segera san memperhatikannya, "orang seperti apakah papi?" gumamnya dalam hati.

.

.

.

Pras mengikuti rombongan papi Rendra yang sempat melintas dan diam sejenak di jalanan besar, "bukannya ini jalanan yang mengarah ke----" Pras mematikan sejenak intercomnya khawatir menimbulkan perkara.

"Pi, Dina sama mami taunya papi kerja sambil vacation....mereka taunya sekarang papi lagi tidur di hotel, bukan sedang melakukan sidak di dekat proyek..." ia menunggu apa yang selanjutnya akan ayah mertuanya itu lakukan, karena sampai detik ini ayah mertuanya itu hanya diam di dalam mobil yang supirnya tepikan di sebuah bahu jalan.

Hingga sebuah motor terhenti dan mengobrol tak banyak ketika kaca jendela yang menampilkan papi mertuanya itu diturunkan, gelagat bicara mereka tak jelas terdengar, posisi Pras terlalu jauh, si alan kejauhan saya!

Ia mencoba lebih dekat dengan mendorong motornya ke posisi yang cukup strategis menurutnya, tak boleh gegabah, mengingat rombongan papi Rendra terlihat gelagat membawa senpi. Pras mendengus seraya menggeleng, darimana papi mertuanya itu merekrut preman kampung begitu sebagai dekengnya, apa yang ia khawatirkan.

"Warga sekitar masih banyak yang mendemo proyek, pak."

"Suap saja mereka, beri mereka uang. Beres! Siapa yang tak suka uang, anggap saja itu kecelakaan kerja..." geram papi Rendra, "harusnya mereka berterima kasih pada saya, pada kita, lulusan sd macam mereka mau kerja dimana jaman sekarang! Sudah bisa kerja saja sudah untung!" ia mendengus.

"Dengar Cuk, saya mau kasus ini ditutup segera, cukup Yunus yang kita korbankan jadi tersangka. Polisi itu pada guoblokkk! Pake acara ingin mengungkap hingga akarnya....toh tersangka sudah ketemu kan?!" Papi Rendra duduk tak tenang.

Pras menghela nafasnya sesak, "apa saja yang sudah papi lakukan, pi...."

Seorang anak buah papi Rendra yang sejak tadi memperhatikan sekitar kini sedikir curiga pada satu titik dimana Pras berada dan Prasasti menyadari itu, "ck...kamvrett!"

Pras segera mencari kabel sepeda motor dimana itu tak memiliki akibat berarti untuk daya kerja sepeda motornya dan berusaha memotong itu agar terkesan motornya mogok.

"Hey bung! Sedang apa?"

"Ini, sepeda motor sa mogok, e..." Prasasti cukup terlihat tenang, ia sudah terbiasa menghadapi situasi seperti ini, ia turun berusaha sesibuk mungkin melihat kondisi motornya.

"Coba sa lihat," ujarnya membantu Pras, "kamorang bukan orang timur, e? Wajahmu...beda."

Pras mengangguk, "sa orang rantau, bekerja di BUMN dipindah tugas sejak setahun lalu. Sa ingin pulang ke rumah, tapi sa pu motor justru mogok."

Ia mengangguk percaya, "ah! Ini masalahnya." ia menunjukan kabel yang memang Pras putuskan tadi, "ini putus."

"Coba sa sambungkan pakai solatip. Sebentar..." pintanya kembali ke mobil, aksinya itu sempat memancing atensi para dekeng yang lain untuk melihat Pras, "si alan."

Pras menunduk dan menyalakan intercom, yang rupanya sejak tadi unitnya sudah meminta statusnya.

"Black shadow come in, status dekat tkp...berada dalam radar owl."

"Unit 1 segera menyusul, beri kami waktu."

Bukan hanya pria tadi saja yang kini menghampiri Pras, beberapa orang lainnya kini ikut mendekat, "celaka."

.

.

.

.

.

1
fristi wampi
sampai nangis baca nya ka shin
🍇Mrs. Yudi🌽𝐙⃝🦜
astaga....
Winda Setiawan
kayanya cukup d lempar senyuman kamu ,,om Pras langsung diem ,din🤭🤭🤭
🍇Mrs. Yudi🌽𝐙⃝🦜
duh kah, sabar sabarr
Elmaz
untung om pras sigap jd andi aman....klo ada stok om pras 1 lg mau lah....😘😘😍😍😍
Maldini
haduhhh kuat kuat masss😂😂
MunaRizka
🤣🤣🤣🤣🤣
MunaRizka
Alhamdulillah akhirnya dindin sadar
Topemaliya
din pleaseee ya km baru sadar ko' udh nyiyirin suami sih😂😂jgn d lempar golok din d kasih bazoka aja tuh mulut si pras😂😂alhamdulillah dina udh sadar 😊😊😊
Mamie Mia
haha..bang black mau d lempar pake golok,di lempar pake granat aja bg black bisa menghindar,konon cuman pake golok ndi..ini sedih di awal ngakak di ending ya KK author..wkwkwkwkk
Adeeva Haboo
ampun pasien baru siuman tp udah bar bar
Tuty Ismail
Alhamdulillah akhirnya Dina sadar.....
doa tulus seorang suami.......
mkasih kak Sin update nya...👍👍👍
ummah intan
Alhamdulillah.. Dina sadar bentar lagi pelakunya akan terungkap
Tri Tunggal
berantas bang kuman kuman negara tuh meresahkan....
haduhhhh bang ntu rumah sakit bang... bukan kebun binatang,teriak teriak aja kyk mangky 😁😁😂
Rizky Tria
alhamdulillah Dina siuman.. sabar bang, ndi nya lg dipastikan dulu kondisinya sama dokter 😊
UfyArie
Alhamdulilah ,akhirnya siuman bu din...cepet pulih budin udah rindu crewetny...
rinnar🌺
wkakaaa bener2 si om om gula aren yakk🤣🤣 mungkin si om terlalu bahagia jadi kek tarzan🤣🤣 din pura2 amnesia aja din maluuuuuu ih masa di panggil2 pke triak kek di hutan aja🤣🤣🤣🤭 sabar ath ommm baru juga melek langsung di teriakin mah untung gak langsung kejang2 juga😂😂🙈
Wahidah Wahidah
is the best
Wahidah Wahidah
sedih banget kisah dina dan pras udah mau mewek eh pas mau abis baca ngakak ,,, aduh ibu dina bisa wae 😢😂😂😂
sfariaanty
💜💜💜
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!