NovelToon NovelToon
Mencintai Mantan Istri

Mencintai Mantan Istri

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:90k
Nilai: 5
Nama Author: gebi salvina

Seperti kata pepatah, "Setelah kehilangan, barulah dia menyadari perasaannya." Itulah yang dialami oleh Revandra Riddle, pria berusia 30 tahun yang menikahi Airin Castela dalam pernikahan kontrak selama 5 tahun. Pernikahan mereka terjadi karena perjodohan; kedua orang tua Revan sangat menyukai Airin, sementara Erika Queen, kekasih Revan, justru menjadi sosok yang dibenci. Untuk itu, demi memisahkan mereka berdua, orang tua Revan menjodohkan dirinya dengan Airin.
Namun, selama pernikahan itu, Revan tak pernah memberi hatinya pada Airin. Ia terus berlaku kasar dan dingin, menunjukkan kebencian yang mendalam terhadap istrinya. Namun, takdir seakan ingin memberinya pelajaran; suatu hari, Revan mengetahui bahwa Erika, sang pujaan hati yang ia lindungi selama ini, ternyata telah mengkhianatinya. Detik itu juga, Revan tersadar akan kesalahannya. Airin yang selama ini bersabar dengan segala perlakuan buruknya, justru merupakan wanita yang setia dan mencintainya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon gebi salvina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32

Baru saja Airin hendak duduk, tak lama kemudian, Airin mendengar bel rumahnya berbunyi lagi. Dengan perasaan berat, ia menghela nafas dalam-dalam. Ia berharap kali ini, orang yang datang tidak akan membuatnya emosi seperti sebelumnya. Sebelum membuka pintu, Airin mengambil ponselnya dan menghubungi Daniel untuk memastikan apakah dia yang datang.

"Tidak, sayang. Aku sedang membuat sarapan. Aku akan ke tempatmu setelah ini. Kamu belum makan, kan?" jawab Daniel.

Airin menggeleng, meskipun Daniel tidak bisa melihatnya. "Belum. Aku pikir yang di depan pintu kamu," sahut Airin dengan suara ragu.

Daniel menenangkan Airin, "Biarkan saja. Kamu tunggu aku, ya?"

Airin menutup panggilan teleponnya dan kembali menatap pintu yang terus saja berdering. Dalam hati, ia merasa cemas dan berharap pengunjung yang datang kali ini tidak akan menyusahkan hidupnya lebih jauh lagi. Namun, rasa penasaran juga mulai mengusik pikirannya. Siapa sebenarnya yang datang berkunjung?

Airin berbaring di sofa balkon kamarnya, menikmati udara pagi yang segar dan melupakan sejenak segala masalah yang ada. Dia tak ingin menciptakan masalah baru dengan terus memikirkan siapa yang ada di balik pintu.

Sementara itu, Daniel telah selesai menyiapkan sarapan yang dibungkus rapi untuk dibawa ke apartemen kekasihnya. Begitu keluar dari lift, langkah Daniel semakin cepat, hatinya bersemangat ingin segera bertemu Airin. Namun, ketika melihat Revan berdiri di depan pintu apartemen Airin, darahnya mendidih dan emosinya meluap.

"Apalagi yang kau lakukan?" bentak Daniel, suara beratnya membuat Revan terkejut. Wajahnya menjadi merah padam, ia terlihat sangat kesal.

Revan mengerutkan kening, balas menatap tajam ke arah Daniel. "Harusnya aku yang bertanya, apa yang kau lakukan di sini?" sahutnya dengan nada penuh prasangka.

Kedua pria itu saling berhadapan, tatapan mereka penuh kebencian dan ketegangan. Mereka saling menyalahkan, tak ada yang mau mengalah. Di tengah suasana yang memanas, Airin yang mendengar suara mereka berduel, segera keluar dari kamarnya.

"Stop! Kalian berdua berhenti bertengkar!" teriak Airin, suaranya lantang dan tegas. Dia berdiri di antara keduanya, melihat keduanya dengan wajah yang penuh kekesalan.

"Revan, kamu bisa tidak jangan datang kesini lagi?. Kita sudah bercerai dan tidak ada yang perlu di bicarakan lagi," ucap Airin dengan nada dingin. Revan menatap Airin dengan kecewa, lalu berlalu pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Sementara itu, Daniel masih mencoba menenangkan dirinya yang panas, memegang bungkusan sarapan yang telah ia siapkan untuk Airin. " Aku tau dia keras kepala, tetapi baru sadar dia setidak tahu malu itu. "Geramnya dengan wajah kesal.

Airin tersenyum lelah, kemudian berkata. "Sudahlah, aku lapar, " ucapnya sambil memegang perutnya yang memang sudah keroncongan.

Airin menarik lengan Daniel dengan berwajah cemberut, masuk ke dalam apartemennya. Matanya terlihat tajam dan pipinya memerah karena kesal. Daniel sendiri tidak kalah kesal, untung saja tadi dia sigap melarang Airin membuka pintu sehingga Revan tidak berhasil bertemu dengan kekasihnya.

"Tidak bisa begini, kita harus segera menikah," ucap Daniel tegas, sambil memandang Airin dengan tajam. "Sayang, sebaiknya kamu pindah dari sini. Aku takut dia datang lagi kemari. Revan itu nekad."

Airin mengangguk lemah, lalu berusaha tersenyum. "Iya, kita sarapan dulu, ya? Aku lapar banget. Nanti kita bahas lagi. Aku nurut apa pun yang kamu putuskan, oke?" bujuk Airin, berusaha menenangkan suasana.

Mereka pun duduk di meja makan, menghabiskan sarapan yang telah di bawa sebelumnya. Wajah mereka tampak mulai tenang, dan menikmati sarapan dengan nikmat.

...

Sesuai keinginan Daniel, siang itu Airin pindah kerumah milik Daniel. Awalnya dia menolak keras karena merasa tidak enak, namun Daniel terus memaksanya, meyakinkan bahwa hanya di rumahnya lah Airin akan aman dari gangguan Revan. Meski hati berat, Airin akhirnya menurut.

"Kamu sudah siap? Nggak usah bawa banyak barang sayang, kita bisa beli lagi nanti di sana," ujar Daniel sembari membantu Airin memasukkan barang-barang ke dalam mobil. Mereka akan segera pergi ke bandara, karena Daniel ingin mengajak Airin bertemu dengan orang tuanya di Singapura.

Airin mengangguk pelan, memandangi barang-barang yang sudah ia bawa di dalam koper. "Kak, aku gugup. Gimana kalau orang tua kakak tidak menerimaku?" tanya Airin dengan suara yang gemetar, khawatir akan penilaian orang tua Daniel nantinya.

Daniel tersenyum menenangkan, memegang bahu Airin dengan lembut. "Tenang saja, sayang. Aku yakin mereka akan menyukaimu. Kamu perempuan yang baik, tidak ada alasan bagi mereka untuk tidak menyukaimu," ucap Daniel, berusaha meyakinkan Airin agar merasa lebih tenang.

Airin menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan hatinya yang resah. Ia kemudian mengangguk, menerima dukungan dari Daniel, "Baiklah, kak. Aku berharap mereka tidak mempermasalahkan status jandaku," kata Airin, memantapkan hati.

Mereka pun melanjutkan perjalanan menuju bandara, dengan harapan dan kegugupan yang bergemuruh di dada Airin. Di tengah perjalanan, Daniel terus meraih tangan Airin, menenangkan dan memberi dukungan, meyakinkan bahwa segalanya akan baik-baik saja.

Di dalam kabin pesawat yang ramai, Daniel duduk di samping Airin yang tertidur pulas. Dengan perlahan, ia mengambil selimut dan menyelimuti tubuh wanita itu agar tetap hangat. Kemudian, Daniel mengatur posisi duduknya agar Airin bisa bersandar di bahunya yang kokoh, menjadikannya bantal yang empuk dan nyaman. Tak lupa, ia menggenggam tangan Airin dengan erat, seakan ingin melindungi wanita yang dicintainya dari segala bahaya.

Tak jauh dari sana, beberapa pramugari yang sedang bertugas melihat perlakuan Daniel dengan mata berbinar. Mereka merasa iri melihat Airin yang mendapatkan perhatian dan perlakuan manis begitu ekstra dari seorang lelaki setampan dan sebaik Daniel. Mereka hanya bisa berbisik dan berandai-andai bahwa mereka berada di posisi Airin.

Setelah beberapa saat, pesawat mulai mendarat di bandara tujuan mereka. Daniel tersenyum kecil saat melihat Airin yang masih terlelap, lalu ia membungkukkan tubuhnya mendekat ke telinga wanita itu. "Sayang! Hei, kita sudah sampai loh," bisik Daniel dengan lembut. Airin menggeliat, matanya menyipit karena sinar lampu yang menyinari wajahnya.

Daniel tak bisa menahan rasa gemasnya melihat wajah bangun tidur Airin yang polos dan menggemaskan. Dalam hati, ia merasa begitu beruntung memiliki wanita istimewa seperti Airin di sisinya, dan ia berjanji akan selalu merawat serta menjaganya sepanjang hidup mereka bersama.

"Sudah sampai mana, kak?" tanya Airin dengan suara serak akibat baru terbangun dari tidurnya yang masih tersisa kantuk.

"Ini, di depan kamu sudah ada mertua," jawab Daniel sambil tersenyum jahil.

Mendengar itu, mata Airin terbuka lebar. Ia langsung duduk tegap dan seketika menatap Daniel dengan mata menyipit. Dalam sekejap, tangannya mencubit perut Daniel keras, membuatnya meringis kesakitan.

"Kakak!" rengek Airin sambil memasang wajah cemberut, namun Daniel malah tertawa terbahak melihat refleks Airin yang terlonjak kaget.

"Maaf sayang, habisnya kamu lucu banget, rasanya pengen aku gigit deh," ucap Daniel sambil tersenyum nakal dan mencubit pipi Airin yang merah padam.

Keduanya melanjutkan perjalanan mereka, Airin masih dengan wajah kesal namun tak bisa menahan tawa melihat ekspresi jahil lelakinya itu. Mereka menikmati momen kebersamaan ini, saling bercanda dan tertawa, meski di tengah perjalanan yang masih panjang.

Daniel memandu mobilnya menuju apartemen miliknya dengan Airin di sampingnya. Setelah sampai di sana, dia menunjukkan kamar untuk Airin agar wanita itu bisa membersihkan diri dan beristirahat. Dalam hati, Daniel berharap agar orang tuanya bisa menerima Airin sebagai calon menantu mereka nanti.

Setelah memastikan Airin sudah nyaman, Daniel segera bergegas menuju rumah orang tuanya untuk memberitahu rencananya. Di ruang tamu, Daniel duduk di depan kedua orang tuanya sambil menggenggam erat kedua tangannya. "Aku harap Mama dan Papa akan menerima calon menantu yang akan kubawa nanti," ucap Daniel dengan penuh harap.

Mama Daniel, Maya, memandang anaknya dengan penuh kehangatan. "Tentu saja kami akan menerimanya, Daniel. Apakah dia orang sini?" tanyanya dengan nada penasaran.

Daniel menarik napas dalam-dalam sebelum menjawab, "Dia orang Indonesia, tapi kalian akan menyukainya. Dia adalah wanita yang baik hati, penyayang, dan penuh pengertian." Wajah Daniel bersinar saat menggambarkan sosok Airin.

Papa Daniel, Bambang, tersenyum melihat antusiasme anaknya. "Kami percaya padamu, Daniel. Kami akan menyambutnya dengan tangan terbuka dan memberinya kesempatan untuk menjadi bagian dari keluarga kita."

Mendengar kata-kata pengertian dari kedua orang tuanya, Daniel merasa lega dan bahagia. Dia berjanji pada diri sendiri untuk menjaga Airin dan membuktikan pada keluarganya bahwa wanita itu adalah pilihan yang tepat.

"Oh, iya, apa kamu juga sudah memperkenalkan calon istrimu pada Om-mu dan Tante Utari?" tanya Maya, ibunya, penasaran.

Daniel terdiam sejenak, mencari kata-kata yang tepat untuk mengungkapkan perasaannya. Akhirnya, dia menarik nafas dalam-dalam dan berkata, "Ma, Pa, calon istriku itu, Airin." Dia memperhatikan ekspresi wajah kedua orang tuanya dengan seksama, menunggu reaksi mereka.

Maya dan Bambang, ayahnya, saling menatap dengan kening berkerut, kemudian mereka melihat Daniel dengan tatapan penuh kebingungan. "Airin yang mana? Apa kami mengenalnya?" tanya Maya, mencoba mengingat apakah ada seorang wanita bernama Airin yang pernah dikenalkan oleh Daniel sebelumnya. Ada satu wajah yang terlintas di benaknya, namun ia tidak ingin langsung berprasangka buruk.

Daniel menelan ludah, merasa gugup dengan pertanyaan tersebut. "Sesuai yang ada dalam pikiran, Mama, Airin yang pernah menjadi istri adikku, Revan." Ucapnya tanpa ragu, mendongak untuk melihat reaksi kedua orang tuanya.

Mendengar pengakuan tersebut, wajah Maya dan Bambang berubah, terkejut dan kecewa. Mereka tidak menyangka bahwa Daniel akan menjalin hubungan dengan mantan istri Revan. Suasana di ruang tamu menjadi hening, tekanan emosional terasa begitu kuat.

"Daniel, apa kamu yakin dengan keputusanmu?" tanya Bambang dengan nada serius, menatap putranya dengan pandangan tajam. " Tidak masalah dengan wanita manapun kenapa harus bekas adikmu sendiri?"

Daniel menghela nafas, mencoba menjelaskan perasaannya. "Aku tahu, Pa. Tapi, Aku dan Airin saling mencintai, dan kami yakin bisa menjalani kehidupan yang bahagia bersama. Aku bahkan lebih dulu mengenalnya sebelum perjodohan Revan dan Airin terjadi. Bertahun-tahun aku coba lupakan, namun namanya tetap terpatri di hatiku, dan sekarang, dengan perceraian mereka aku merasa Allah memberikan kesempatan ini padaku, aku mencintai dia, Ma, Pa. "

Maya dan Bambang menatap putra mereka dengan campuran perasaan, bingung dan sedih. Namun, mereka tahu bahwa Daniel sudah dewasa dan harus menanggung konsekuensi dari keputusan yang diambilnya. Meski begitu, mereka tidak bisa menyembunyikan kekhawatiran mereka tentang masa depan Daniel dan Airin, terutama mengingat latar belakang hubungan mereka sebagai keluarga.

"Apa Mama malu dengan statusnya yang janda? Aku pikir Mama tidak akan sekolot itu, Ma? " ucap Daniel.

Maya menggeleng. "Bukan itu, masalahnya dia mantan istri, Revan. Adik sepupumu, Mama tau betul betapa sukanya Tante Utari dengan Airin, bagaimana Mama akan menjelaskan padanya nanti. " ucap Maya bingung.

Daniel dan Bambang terdiam. Bagi Daniel, tidak ada yang sulit, asal kedua orang tuanya sudah setuju, dia tidak peduli bagimana pendapat orang lain. Toh, yang menikah dia dan Airin, meski mungkin Revan akan kecewa padanya, namun ini soal kebahagian wanita yang dia cintai. Revan tidak mampu menghargai Airin, hanya bisa menyakiti dan membuatnya sedih selama ini, dan Daniel, dengan sekuat tenaganya akan membuat wanita itu bahagia hingga dia lupa pernah merasa sakit, itulah janji Daniel pada dirinya sendiri.

***

1
Sunaryati
Tergodalah Revan cowok gampangan cocok deh sama cewek gampangan, jadi Airin aman, kamu salah Kaila jika beranggapan merebut Revan, itu kamu memungut sampah yang dibuang Airin. Jadi Airin malah diuntungkan
Noey Aprilia
Dah lah revan.....nyerah aja,airin udh mlik orng lain jg....jd mau km jngkir blik sklipun,dia ga bkln blik lg sm km...mndingn sm kayla aja,cwek mrahan sm cwok mrahan....kan ccok....😁😁😁
Lee Mba Young
pasti tergoda tu si revan tp jng senang dulu Kayla si gadis munafik airin lo sdh gk mau ma revan, untung airin gk balikan ma revan, revan itu lemah mudah di bodohi dan imannya tipis ntar juga tidur ma Kayla tu.
Gusmeiniar decy
Luar biasa
Diah Darmawati
nyeseggg seakan2 kita yg jd tokoh di ni novel..good job athor sdh bsa bkin baperrr😭😭😭🥰🥰🥰🥰
Tarminah Tarminah
mau kemena nih alurnya
Noey Aprilia
Diiihhh....
glirn ga undang aja,bru hboh...ga ush ngrsa jd krban deh,sdngkn klian jg tau spa pnjhatnya....iri blang dong,ga ush ftnah2 sgla.....tar airin bongkar kbusukan bpkmu sm emak tiri trcntamu....
Myra Myra
bila semu org tahu perangai buruk kayla...farah jgn sampai menyesal
Rabiatul Addawiyah
Lanjut thor
Aqil Aqil
sy curiga benarkah ibu farah ad ibu kandngx airin kok lbh pdl sm ank tirix ketimbang ank kandungx
Uthie
Jahat banget tuhhhh si Kayla 😡
Sunaryati
Farah benar- benar Ibu yang sangat egois dan buruk, mencari kebahagiaan sendiri dengan mengorbankan kebahagiaan anak kandungnya, bahkan secara tak langsung mencarikan musuh anaknya
Tini Uje
eleeehh..g tau diri bgtt si kaila kaila emang nya lu sapeee 🤣🤣
Nur Adam
lnjut
Uthie
Harusnya kaya gtu dikasih tauin tuhhh .. biar orang tua nya si Revan tambah sadar kalau anak nya beneran sdh mengabaikan Airin, menyia-nyiakan dulu sekian tahun selama menjadi Istrinya 👍🤨
Ma Em
Jangan biarkan Revan mempengaruhi kamu Airin berikan pelajaran pada Revan agar dia merasakan sakit dan penyesalanya setelah diselingkuhi Erika baru dia sadar tapi kalau Erika tdk selingkuh mungkin Revan tdk akan menyesal
Ma Em
Luar biasa
Ma Em
Airin balas saja dulu perbuatan Revan yg sering menyakiti kamu biar si Revan merasakan sakit yg kamu rasakan biar dia sadar dan menyesali perbuatannya karena dia telah menyia nyiakan cintamu.
Rabiatul Addawiyah
Lanjut thor
Noey Aprilia
Kaaannn bnrrrrr....
daniel mnang bnyak nih,dpt yg ori....
mga cpt jd deh tu bbitnya,biar nmbah kbhgiaan mreka....
btw,emaknya airin ga tau y anknya udh nkah????
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!