The Sheikh And Clumsy Girl

Malik pun pulang bersama dengan Mustafa meninggalkan Milly dan Rania yang masih di kamar rawat inap.

"Yakin kamu tidak bakal menggalau ditinggal Malik?" tanya Rania sambil membantu adiknya untuk beberes setelah mereka menyelesaikan semua administrasi rumah sakit dan memang hari ini Milly sudah diperbolehkan pulang oleh pihak rumah sakit setelah hasil toxicology menyatakan semua zat dari roofies sudah hilang dari sistem tubuh gadis itu.

"Nggak mbak. I need space and time ..." jawab Milly sambil memasukkan semua barang bawaannya di tas Morr miliknya.

"Kalau kamu menggalau, datang saja ke rumah mbak atau main ke ranchnya Biana ... Oke?" ucap Rania.

Milly hanya mengangguk.

***

"Bagaimana hukuman untuk dokter meshum itu ?" tanya Malik ke jaksa penuntut umum yang memegang kasus dokter Cary Triumph. Menggunakan kekuasaannya, Malik meminta agar jaksa penuntut umum segera membawa ke pengadilan kasus percobaan perk0saan pada Milly.

"30 tahun penjara tanpa ada pembebasan bersyarat. Rupanya dia sudah sering melakukannya dengan para wanita fans Dallas Cowboys namun karena dia pintar tidak meninggalkan DNA. Namun hasil interogasi ditambah intimidasi dari pengacara Miss Bradford dan agen FBI, dia mengakui perbuatannya selama sepuluh tahun terakhir ini..." jawab jaksa penuntut umum.

"Bisakah ditambah hukuman kebiri?" tanya Malik geram.

"Maaf, Tuanku Sheikh Malik Al Khalifa, di Texas tidak ada hukuman kebiri ..."

"Harusnya hukum di Amerika ditambah bagi para pelaku kejahatan S3ksual agar mereka tidak macam-macam, bukan hanya terdaftar sebagai pelaku di masyarakat..." ucap Malik tegas.

"Kami takutnya para pelaku akan meningkat kejahatannya karena sudah tidak bisa menyalurkan hasrat biologisnya dan bisa membunuh ..." jawab jaksa penuntut umum itu.

Malik mengusap wajahnya. Benar-benar simalakama...

"Yang penting dia sudah dibalik sel !" ucap Malik akhirnya.

"Yes Sheikh Al Khalifa..."

***

Malik sedang menggeret kopernya ketika melihat mobil Rania tiba di apartemen Milly dari atas jendela unitnya. Malik tersenyum lebar melihat Milly turun dan berjalan ke belakang mobil Range Rover Rania untuk mengambil tasnya. Keduanya pun berjalan masuk ke gedung apartemen setelah Rania menutup pintu mobilnya dan menguncinya.

Malik membawa kopernya ke ruang depan dan mengintip dari lubang pintu, menanti kedatangan dokter clumsynya. Mustafa yang sedang membersihkan area dapur, hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat sikap tuannya yang macam anak ABG.

"Tuanku, apakah Lady Bradford sudah pulang ?" tanya Mustafa berlagak pilon.

"Sudah, Mustafa. Aku senang dia sudah sehat lagi. Ternyata efek sampingnya di Milly begitu berbahaya padahal dia hanya minum seteguk ..." jawab Malik sambil melihat Milly masuk ke dalam apartemennya bersama dengan Rania.

"Apakah Dokter Rania Armstrong bersama Lady Bradford?" tanya Mustafa.

"Iya. Bersama dengan kakaknya yang judes itu tapi baik ..." Malik masih menunggu sampai Rania pergi. "Kok tidak pergi-pergi sih Ran..."

Mustafa menghela nafas panjang karena tidak menyangka tuannya yang berusia 30 tahun itu macam anak ABG jatuh cinta.

***

Apartemen Milly

"Jadi si Malik itu punya unit apartemen di depan unit apartemen kamu ?" Rania melihat dari lubang pintu. "Gimana rasanya ?" Dokter bedah itu pun berbalik ke arah Milly yang sedang menyiapkan es teh untuk dirinya dan Rania karena hawa di Arlington sangat panas.

"Nggak gimana-gimana..." jawab Milly.

"Kamu nggak merasa tersanjung gitu? Ada pria yang sudah tahu dia salah, berusaha meminta maaf sama kamu dan bertekad mengejar hingga kemari ?" tanya Rania.

Milly tersenyum ke Rania. "Look who's talking... Dulu waktu bang Chris ngejar dirimu, gimana perasaan kamu mbak?"

"Aku ? Dia cuma buang-buang waktu dan uang ..." jawab Rania cuek. "Meskipun aku merasa, he's so sweet berani menghadapi aku yang... Yah beginilah adanya dan berani menghadapi almarhum Opa duluan dibandingkan pak Samuel ..."

Milly cekikikan sambil memberikan segelas es teh manis ke Rania. Di generasi ketujuh hampir semua generasi ini isinya orang-orang yang asal njeplak tapi paling parah memang Rania, Biana, Galena, Raihanun, Raiden dan Arsyanendra.

"Mbak, pak Samuel itu bokap lu lho ..."

"Tapi aku ogah pakai nama Prasetyo di belakang, cuma pas ijab doang. Nggak beken dik ..." jawab Rania cuek membuat Milly terbahak.

"Ya Allah mbaaaakkk... Kualat lho sama Oom Sammy..."

"Udah. Lha anakku sama lempengnya ma bokap. Kan aku sudah kena karmanya ngatain bokap sendiri ..." balas Rania sambil menyesap es tehnya. "Duh, ini enak banget. Eh, si salju sama suami vampirnya kemana?"

"Katanya mau mampir ke ranchnya mbak Bia dan bang Leo sebelum kembali ke New York. Kan mas Raul dan mbak Lennah pulang kemari. Katanya anak-anak pada liburan terus mau nengok makamnya Hercule Poirot."

Rania tersedak. "Whaaaatttt? Dimana-mana itu nengok kuburannya orang tua atau opa Oma... Kok malah bebek yang nyaris mokat sama Dendeng ?"

Milly cekikikan. "Lha maunya Leona dan Lev begitu ..."

"Haddeeeehhh... Dasar anak ranch !" Suara ponsel Rania berbunyi dan dokter bedah itu mengangkatnya. "Dokter Bianchi Armstrong... Oke. Aku akan segera kesana." Rania mematikan panggilannya.

"Ada apa mbak ?"

"Ada kecelakaan dan aku harus kembali. Oke, mbak pulang dulu..." Rania menghabiskan es teh manisnya. "Hati-hati ya. Kalau ada apa-apa, hubungi mbak atau mbak Bia atau Demit. Oke ?"

"Mbak, Demit itu suamimu !"

"Memangnya aku dapat nama mbak Kunti buat apa? Pas kan?" balas Rania sambil mengedipkan sebelah matanya.

"Dasar pasangan edun !"

***

Malik bersorak dalam hati ketika Rania keluar dari unit apartemen Milly dengan langkah tergesa-gesa yang kemungkinan dari rumah sakit. Malik menunggu sekitar sepuluh menit lagi, dan keluar dari unit apartemennya menuju unit milik Milly.

Pria itu memencet bel pintu apartemen Milly dan tak lama gadis itu membukanya.

"Sudah pulang ?" sapa Malik.

"Belum. Ini hologram Melissa Bradford" jawab Milly judes.

"Oh Milly ... " Malik tertawa gemas dengan jawaban gadis itu.

"Ada apa Malik?"

"Aku ingin mengajakmu makan siang ..." jawab Malik.

Milly menatap Malik. "Why ?"

"Karena aku pulang besok, Milly. Seperti kamu bilang, aku sudah seharusnya bertanggung jawab pada negara aku ... Meskipun bagiku, aku ingin kamu kembali bersamaku disana menemani aku, mendampingi aku..." jelas Malik.

"Bagus jika kamu sudah mulai bisa bertanggung jawab sesuai dengan posisi kamu...." ucap Milly.

"Tidak mau ikut denganku ke Manama?"

"Dan meninggalkan tanggung jawab aku disini ? Malik, aku itu serius bekerja, bukan piknik ! Aku menandatangani kontraknya ..." balas Milly judes.

Hampir saja Malik menjawab bahwa dia akan membayar penalti kontrak Milly tapi kembali lagi dia akan merasa tersinggung harga dirinya, Malik menahan dirinya akibat keegoisan dirinya.

"Oke .. Jadi, maukah kita makan siang bersama?"

"No... Aku ingin stay di apartemen."

"Kita pesan dan makan disini. Oke?" paksa Malik.

Milly menghela nafas panjang karena tahu bagaimana ngeyelnya Malik karena bisa seharian dia merecoki dirinya.

"Baiklah ..."

Malik tersenyum lebar.

***

Yuhuuuu Up Malam Yaaaaaaaa gaeeesss

Thank you for reading and support author

Don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️🙂❤️