HEL

Rasa sakit yang aku rasakan kali ini lebih parah dari sebelumnya, begitu juga dengan perasaan dikuasai yang semakin meluap dalam diriku. Di samping rasa sakit yang menyiksaku, semakin banyak kekuatan yang aku dapatkan.

Ding!.

[Proses pertumbuhan Rotten Root telah berhasil dilalui]

Perasaan menyegarkan seketika melenyapkan semua rasa sakit yang aku alami. Begitu aku bisa mengumpulkan kesadaran, aku berusaha melihat perubahan tubuh fisikku yang kembali mengalami evolusi.

Aku awalnya berharap ada perubahan signifikan dikarenakan ini adalah evolusi kedua, dan kekuatan yang aku rasakan juga bertambah dengan pesat. Namun melihat tubuh fisikku saat ini membuatku kecewa.

_____________________________________________

[Blighted Sprout]

Rank: Relik Clash

Keterangan: potongan akar pohon dunia yang terkontaminasi oleh energi kegelapan dari dunia bawah, kini tumbuh menjadi tunas rusak yang mengancam.

Skill:

Soul Reap (Death God Blessing): Kemampuan Dewa Kematian yang dapat mencabut nyawa makhluk hidup.

Soul Devour: berkembang saat mengkonsumsi jiwa.

Shadow Root: Menciptakan akar dari bayangan.

Chthonic Breeding: Menggunakan jiwa untuk menciptakan makhluk dunia bawah.

Necrotic Spore: Melepaskan spora berbahaya yang mempengaruhi makhluk hidup di area sekitar hingga dapat merubahnya menjadi monster.

_____________________________________________

Menu statistik menunjukkan tidak adanya perbedaan berarti selain meningkatnya statistik yang sebagian besar meningkatkan sebanyak 15%. Lalu ada tambahan satu skill yang terlihat mencurigakan, serta perubahan keterangan yang menunjukkan pertumbuhan dari akar busuk menjadi tunas yang rusak.

Meskipun evolusi kali ini disebut sebagai tunas, tapi ketinggiannya setara dengan tinggi manusia dewasa. Aku mengetahui itu karena membandingkannya dengan mayat Ratu peri yang sekarang telah menjadi pupuk.

Aura hitam menyebar daei tunas yang rusak, membuat kesan menyeramkan, tetapi jauh lebih menyarankan efek dari kabut tersebut yang tidak lain adalah kemampuan baru tubuh ini.

Kabut hitam adalah kumpulan spora jamur yang diciptakan oleh skill [Necrotic Spor]. Efek dari kemampuan ini dapat mempengaruhi segala jenis makhluk hidup dari tumbuhan, hewan hingga manusia dan merubahnya menjadi monster.

Akibat munculnya kemampuan yang sangat merepotkan ini membuatku tidak mungkin mengeluarkannya dari dalam peti mati, karena jika aku melakukan itu mungkin semua orang di dalam pengungsian akan berubah menjadi monster.

“Tapi aku belum yakin apakah efeknya memang seberbahaya itu?."

Aku merasa kurang yakin karena terdapat kemungkinan jika efek dari spora akan memiliki rentang waktu untuk bisa merubah makhluk yang terjangkiti berubah sepenuhnya menjadi monster.

Di dorong oleh rasa penasaran, aku akhirnya menggunakan kontak [Agreement Malediction] untuk menghidupkan kembali mayat Ratu peri. Untuk menghidupkan kembali makhluk yang jiwanya sudah lenyap aku harus mengganti jiwa itu dengan jiwa yang lain.

Biasanya aku mengganti jiwa yang telah lenyap dimakan oleh Rotten Root dengan jiwa cadangan yang tersimpan di dalam peti mati. Tetapi aku sudah menggunakan seluruh cadangan jiwa saat melawan Ratu peri. Saat ini yang aku miliki hanya jiwaku sendiri.

Akan sangat berbahaya jika menggunakan jiwaku sendiri sebagai pengorbanan kontrak, terlebih lagi aku tidak yakin menghidupkan Ratu peri adalah sesuatu yang pantas untuk dilakukan. Maksudku masih banyak monster lain di luar sana yang lebih kuat dibanding sekedar serangga ini.

“[Agreement Malediction].”

Pada akhirnya aku memutuskan untuk menghidupkan kembali Ratu peri dengan mengorbankan 10% dari jiwaku. Ada berbagai hal yang ingin aku pastikan, selain ingin melihat kemampuan dari spora, aku juga ingin mengetahui efek yang ditimbulkan setelah Jiwaku disisihkan.

“Hemm....”

Tidak banyak perubahan yang terjadi padaku. Hanya saja kapasitas mana milikku telah berkurang sepuluh persen. Ini sangat berbeda dari yang terjadi di dalam game Divine Path, karena di dalam game efek yang dihasilkan setelah menyisihkan jiwa akan membuat seluruh statistik player berkurang 20%.

Apa ini baik?

“Yap, aku telah memikirkan banyak cara untuk memanfaatkan fitur ini.”

Kapasitas energi sihir bisa mempengaruhi pandangan orang lain terhadapku, terutama untuk beberapa orang yang bisa mengukur kekuatan dengan melihat tebalnya energi sihir yang dipancarkannya.

Setelah selesai melakukan kontrak, Ratu peri kembali dihidupkan. Monster itu dengan lemas menatapku, aku penasaran apakah dia masih mengingat pertempuran sebelumnya atau tidak. Aku menunggu cukup lama untuk melihat pengaruh dari Spora terhadap Ratu peri, tapi aku tidak melihat berubah apapun.

“Apa mungkin Spora tidak berefek terhadap monster yang telah dianggap sebagai sekutu?.”

Memikirkan kemungkinan tersebut membuatku merasa sangat bodoh karena melakukan sesuatu yang sia-sia. Tapi setelah melihat pengecekan terhadap status Ratu peri, aku dibuat lega karena terdapat status buruk yang menunjukkan Ratu peri telah terkontaminasi oleh Spora.

Ini membuat asumsi jika efek dari kontaminasi spora akan berjalan lambat adalah kebenaran. Tapi akan selama apa hingga kontaminasi spora merubah Ratu peri. Masih banyak yang harus di uji, karena ini untuk pertama kalinya aku memilih tubuh fisik yang begitu menyusahkan seperti ini.

“Ya, apapun itu, sekarang waktunya aku kembali.”

Begitu kembali menggunakan tubuh palsu, aku segera keluar dari peti mati.

***

Di dalam area antar dimensi yang menjadi penghubung antara berbagai dunia dan alam dewa, seorang administrator tengah memperhatikan tampil layar yang tidak terhitung jumlahnya, semua layar itu menampilkan area tutorial dari berbagai penjuru dunia.

“Pertarungan, penghianatan dan saling membunuh. Terlihat begitu biasa seperti yang memang seharusnya terjadi.”

Dia terlihat bosan melihat perilaku manusia yang tidak pernah berbeda di dunia manapun mereka tinggal.

“Kali ini juga sepertinya tidak akan ada yang sanggup bertahan hingga stage terakhir.”

Merasa tidak ada yang perlu diawasi, Administrator beralih ke pekerjaannya yang lain. Dia akan menyiapkan event yang akan dimulai lima hari setelah tutorial dimulai.

Event yang akan menjadi penghubung antara manusia dan para makhluk agung yang disebut dengan dewa. Setelah event ini dimulai para dewa akan memiliki jalannya untuk ikut campur dalam usaha mereka untuk mempertahankan Dunia dari serangan monster.

Atau justru sebaliknya. Seperti halnya manusia, beberapa dewa justru lebih menyukai perpecahan dan kehancuran.

Administrator hendak menyingkirkan seluruh layar yang memenuhi pandangannya. Namun tiba-tiba perhatiannya teralihkan oleh sinar merah yang berkedip diantara tumpukan layar yang seakan berusaha menutupinya.

“Apa ini?.”

Awalnya Administrator merasa tidak perlu untuk melihatnya, tapi perasaannya terus menggangu pikirannya hingga akhirnya dia melakukan pengecekkan pada sinar merah tersebut.

Sinar merah berasal dari layar yang menunjukkan area tutorial pada umumnya, tetapi setelah diperhatikan keadaan area tersebut membuat Admin merasa ada yang ganjil.

“Mereka hidup dengan damai di area tutorial. Bagaimana ini bisa terjadi?.”

Administrator melakukan pengecekkan pada tekanan area tutorial tersebut, hasilnya dia merasa khawatir saat mengetahui jika tidak ada satupun kematian yang tercatat sejak event pelatihan dimulai.

Setelah ditelusuri lebih jauh, Admin mengetahui jika salah satu masalah yang seharusnya menjadi pemicu terjadinya konflik berdarah justru menjadi penengah yang menciptakan perdamaian antara dua kelompok lainnya.

Merasa ada yang tidak beres, Administrator memanggil Suriel yang merupakan pengawas area tutorial yang bermasalah. Suriel yang sebelumnya sedang bersantai menikmati gaji buta, menjadi begitu tegang karena tiba-tiba dipanggil oleh atasannya.

“Apa kau merasa ada yang aneh dengan area tutorial yang kau awasi?.”

“Keanehan?.”

Suriel berkeringat dingin, dia takut Administrator mengetahui jika selama dua hari dirinya sama sekali tidak mengecek keadaan area tutorial sehingga tidak tahu apa yang telah terjadi.

‘Tck, para serangga itu apa yang mereka lakukan hingga membuat Admin memanggilku.’ Batin Suriel penuh umpatan terhadap makhluk yang dia anggap tidak berguna di seluruh alam semesta.

Berusaha agar tidak mendapatkan hukuman, Suriel segera menggunakan kecerdasannya untuk mencari alasan, “Ap... apa Admin bertanya tentang penaklukan bos monster?.” Suriel berbicara dengan gugup, dia tidak yakin dengan alasan buatannya, tapi hanya itu yang bisa dia pikirkan.

“Penaklukan bos monster?.”

Admin merasa kebingungan dengan alasan Suriel, yang tentunya membuat wanita dengan sayap itu panik karena berpikir kebohongannya sudah diketahui. Tapi melihat Admin yang begitu fokus menatap layar, membuat Suriel merasa ada kesempatan untuk menghindari hukuman.

Blar! Tiba-tiba terjadi ledakan yang sangat kuat, ledakan yang berasal dari Administrator membuat seluruh dimensi itu bergetar hebat. Suriel yang merasa sangat ketakutan sehingga merendahkan dirinya, bersujud di lantai.

“Bagaimana ini mungkin terjadi, mereka bisa mengalahkan monster tipe Bos hanya dengan dua manusia dan tidak ada satupun korban!.”

Suriel yang mendengar raungan Administrator menjadi sadar dengan keanehan yang terjadi. Mengalahkan bos monster bukanlah sesuatu yang mudah terutama saat even pelatihan belum mencapai hari ke lima.

Mengalahkan bos monster di awal event bukanlah sesuatu yang mustahil. Beberapa kali kasus serupa pernah terjadi, karena itu Suriel berpikir menggunakan alasan tersebut untuk mengelabuhi Admin.

Lalu kenapa Admin menjadi begitu marah saat melihat salah satu bos monster di area tutorial itu telah dikalahkan?. Jawabannya karena tidak adanya korban jiwa.

“Ini terlalu absurd, entah apa yang akan terjadi jika para dewa mengetahui ada kejadian seperti ini di dalam area tutorial.”