NovelToon NovelToon
Getaran Cinta

Getaran Cinta

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: KENZIE 7 store PONOROGO

Raline dijodohkan dengan pria pilihan ayahnya demi baktinya pada orang tua. Konflik muncul setelah Raline bisa menerima dan mulai mencintai suaminya. Perselisihan dengan mertua dan ipar serta mantan Raline pun hadir.

Akankah pernikahan mereka yang diawali dengan perjodohan dapat berjalan dan berakhir bahagia?

.....

Hai kak, ini karya pertama saya. Mohon dukungannya ya kakak2 semua. Salam hangat


Hai, kak. Ini adalah karya pertam saya. Mohon dukungannya ya kakak2 semua. Salam dari Ponorogo

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KENZIE 7 store PONOROGO, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cek Kandungan Lagi

Seperti yang dikatakan Devan, bahwa hari ini adalah jadwal Raline untuk cek kandungan lagi. Raline tampak senang karena setelah pulang dari periksa nanti, dirinya tidak akan lagi diperlakukan layaknya orang cacat. Devan pun sudah mengosongkan jadwalnya sejak Minggu lalu.

"Ayo Sayang buruan." Teriak Raline tidak sabaran.

"Jangan teriak-teriak begitu Sayang, apalagi kamu sedang hamil." Tegur Lestari.

"Eh memangnya kenapa Bun?" Raline pun penasaran apa hubungannya teriak-teriak dengan kehamilan.

"Kata orang tua jaman dulu nggak baik. Nanti anaknya suka teriak-teriak juga." Lestari pun menjelaskan dengan sabar.

"Oh memang pengaruh ya Bun?" Tanya Raline yang masih tidak percaya.

"Sudah dengarkan saja apa yang Bunda katakan. Jangan membantah terus Sayang." Devan datang sambil berkacak pinggang.

Lestari hanya tersenyum tipis melihat putrinya dimarahi oleh Devan. Putrinya itu memang sedikit keras kepala meski pada akhirnya dia akan menurut.

"Sudah-sudah. Kalian buruan berangkat, nanti keburu siang dapat antrean lama lagi" Ujar Lestari menengahi.

Dengan patuh, mereka pun berangkat tak lupa pamit pada Lestari. "Hati-hati dijalan ya." Kata Lestari sambil melambaikan tangannya.

.

.

.

Di rumah sakit mereka melakukan prosedur seperti biasanya. Kali ini karena berangkat lebih pagi mereka dapat antrean yang pertama. Namun juga harus menunggu sedikit lebih lama sebab Dokter Santi belum datang.

"Kira-kira anak kita sudah sebesar apa ya Sayang?" Tanya Raline iseng.

"Sudah bisa berlari mungkin." Devan menanggapinya dengan asal. "Ouch~ Kenapa malah mencubit ku eoh?" Teriak Devan mengaduh karena pinggangnya dicubit Raline.

"Ya habis jawabnya gitu. Perutku aja masih rata, masa iya bisa lari. Yang benar saja dong." Ucap Raline sebal.

"Lha itu tahu perutnya masih rata pake tanya sebesar apa." Kata Devan tak mau kalah.

"Ck~ Menyebalkan." Ucap Raline kesal sambil mengerucutkan bibirnya membuat Devan gemas ingin menciumnya.

Devan menoleh kanan kiri melihat situasi. Dengan cepat Devan mencium bibir Raline takut ada yang memergoki mereka.

"Yak ! Apa yang kamu lakukan Dev" Pekik Raline protes.

"Sekali lagi kamu mengerucutkan bibir seperti tadi aku tidak jamin bisa menahan diri meski ada orang aku pasti akan langsung melahapnya." Ucap Devan diiringi senyum mesum.

Raline langsung menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya tidak berani protes lagi.

Kemudian dokter Santi pun datang. Tak lama nama Raline pun dipanggil oleh asisten dokter.

Mereka berdiri kemudian masuk ke dalam ruangan. Beruntung tak lama setelah insiden Raline dicium Devan tadi, baru datang pasien lainnya sehingga tidak ada yang memergoki aksi Devan tadi.

Saat membuka pintu, jantung Raline berdetak lebih cepat karena merasa gugup. "Huft~ " Raline membuang nafas pelan untuk mengurangi rasa gugupnya.

Devan yang menyadari pun menggenggam tangan Raline untuk mengurangi rasa gugup yang dialami Raline.

"Jangan gugup. Rileks saja. Tidak akan terjadi apa-apa" Bisik Devan pelan. Raline menganggukan kepalanya paham.

"Selamat pagi Bapak dan Ibu. Wah kelihatannya Bu Raline sudah lebih sehat dan ceria ya." Kata dokter Santi memuji Raline untuk sedikit basa basi dulu.

"Iya Dok. Selama dua Minggu kerjaan saya cuma berbaring diranjang gimana nggak sehat." Ucap Raline sambil melirik Devan. Yang dilirik cuma tersenyum samar.

"Bagus dong. Berarti suami Anda mendengarkan saran Saya." Kata dokter itu lagi. "Kalau begitu kita mulai ya. Silakan berbaring dulu Bu." Lanjutnya.

Raline menurut kata dokter. Dengan cekatan asisten dokter melakukan tugasnya. Setelah itu Dokter Santi mulai melakukan pemeriksaan. "Wah, janinnya berkembang dengan baik ya Pak, Bu. Asupan makanan Ibunya dijaga terus ya." Pesan dokter Santi sambil terus menggerakkan transducer nya.

Devan dan Raline menyimak dengan perasaan terharu. Tidak menyangka akan sampai pada titik ini.

Setelah selesai diperiksa, Raline pun turun dari ranjang pasien dibantu oleh asisten dokter dan Devan.

Mereka berdua kemudian duduk di depan dokter Santi. "Eum boleh tanya sesuatu Dok?" Kata Devan ragu-ragu.

"Silakan!" Kata dokter.

"Eum apa boleh melakukan 'itu' Dok?" Tanya Devan dengan malu-malu.

"Tentu selama Ibunya tidak merasakan apapun. Tapi alangkah baiknya ditahan untuk sementara sampai lewat masa trimester pertama." Terang dokter Santi dengan tersenyum.

"Jadi intinya boleh apa tidak?" Devan merasa bingung dengan penjelasan Dokter barusan.

"Sebaiknya dihindari dulu ya Pak. Tinggal sebulan lagi kok." Lagi-lagi Dokter Santi menjelaskan dengan sabar.

"Baiklah Saya paham Dok. Terima kasih atas jawabannya." Kini Devan sudah mengerti jadi dia tidak akan melakukannya pada Raline dulu. 'Puasa selama dua bulan ini namanya.' Batin Devan meronta.

Raline hanya tersenyum mendengar penuturan Dokter atas pertanyaan suaminya itu. Dia paham betapa tersiksanya Devan tidak diperbolehkan menyentuh dirinya.

"Apa ada yang perlu ditanyakan lagi?" Tanya dokter Santi.

"Tidak ada Dok. Kalau begitu kami permisi dulu." Setelahnya mereka pun pergi meninggalkan rumah sakit.

Dalam perjalan pulang tiba-tiba Raline ingin makan seblak. "Sayang nanti mampir dulu beli seblak ya."

Ucapan Raline barusan membuat kening Devan berkerut. "Memang Ibu hamil boleh makan makanan yang pedas begitu?" Tanya Devan awam.

Raline mengedikkan bahu tanda Ia juga tak tahu. "Coba search sama Gootel" Kata Raline mengusulkan.

"Ya kamu dong Sayang. Aku kan lagi nyetir." Ujar Devan yang fokus menyetir.

"Ah iya juga ya." Raline memukul kepalanya pelan karena mendadak dia lupa. Devan hanya menggeleng kepala sambil berdecak dengan tingkah istrinya itu.

Raline pun fokus mencari artikel tentang makanan pedas untuk ibu hamil. Dia terus menscroll laman web. "Disini tertulis boleh kok Yang, asal nggak berlebihan saja." Ucap Raline menjelaskan pada Devan sambil matanya tetap fokus pada ponselnya.

Devan menyimak dengan baik apa yang istrinya katakan. "Kalau begitu nanti belinya minta yang tidak pedas saja." Usul Devan membuat Raline mengalihkan pandangannya dari ponselnya dan menatap Devan.

"Kalau nggak pedas bukan seblak namanya Devan Sayang." Ucap Raline sebal dengan sedikit penekanan pada setiap kalimatnya.

Devan hanya terkekeh geli. "Pokoknya nanti bilangnya nggak pake cabe."

"Aku maunya yang pedes." Kekeuh Raline. Kemudian dia mendapatkan ide. "Ini keinginan anakmu loh Sayang, kalau nggak dituruti nanti ngileran gimana?"

"Jangan jadikan anak sebagai alat untuk memuaskan keinginan mu itu." Devan tidak mempan dengan alibi anak. Sebab sebelumnya Devan sudah mempelajari informasi tentang kehamilan dan masa ngidam.

"Benaran kok, masa iya aku bohong sih." Ucap Raline sambil bersedekap dada. "Di depan itu belok kiri ya Yang." Raline memberi arahan pada Devan.

Devan pun menuruti keinginan Raline tapi dia juga akan ikut masuk ke dalam dan memastikan seblak pesanan istrinya itu tidaklah pedas.

"Kenapa kamu ikut masuk juga Yang?" Protes Raline saat mereka sudah sampai tempat tujuan dan ternyata Devan mengekor Raline masuk ke dalam.

"Aku cuma mau lihat-lihat saja kok." Kilah Devan.

"Hngg~ Terserah kamu saja." Raline merotasi bola matanya malas. "Mending kamu duduk di sana saja. Nanti aku menyusul." Raline menunjuk bangku kosong yang ada di kedai itu. Devan berjalan ke arah yang ditunjuk Raline tadi.

"Mbak, seblak satu makan di sini ya. Tapi jangan pedas-pedas." Raline pun pesan satu porsi untuk dirinya karena Devan tidak suka makanan yang berkuah agak lembek. "Nanti antar ke meja sana ya." Imbuhnya sambil menunjuk mejanya.

"Baik. Silakan ditunggu ya Kak." Jawab pramusaji itu sopan.

Raline berjalan ke arah Devan. Dia pun mendudukkan dirinya di depan Devan.

"Pesan berapa tadi?" Tanya Devan saat Raline baru saja duduk.

"Satu." Jawab Raline singkat. "Bukannya kamu paling benci makanan yang lembek?" Tanya Raline.

"Pinternya istriku." Ternyata Raline tidak lupa makanan yang tidak disukai oleh Devan itu.

Raline menunggu pesanannya dengan sabar. Dia sudah membayangkan enaknya seblak sampai membuat air liurnya menetes.

"Sabar Sayang, sebentar lagi pesanan kamu juga bakal datang kok. Nggak perlu sampai segitunya." Tegur Devan membuat Raline malu dan langsung mengelap air liurnya dengan tisu yang sudah disediakan oleh kedai.

"Hehehe habisnya aku nggak sabar pengen mencium aroma wangi bumbunya seblak." Jawab Raline sambil cengengesan.

Tak lama pesanan Raline pun datang. Dengan cepat Raline menciumi aroma wangi bumbunya seblak pesanannya. Dia hirup uap panasnya sampai puas. Setelah puas Raline menyodorkan mangkuknya ke arah Devan.

Devan pun mengernyit bingung. "Kenapa nggak dimakan Sayang? Malah di sodorin ke aku."

"Aku sudah puas. Kamu makan sampai habis ya." Ucap Raline dengan wajah tak berdosa.

Devan melongo tak percaya dengan apa yang dia dengar barusan. Sambil menunjuk dirinya sendiri Devan bertanya pada istrinya itu kali saja Devan salah dengar. "Aku?"

"Iya kamu yang makan. Aku pengen lihat kamu makan seblak itu." Jawab Raline masih dengan memasang wajah tak berdosanya.

Dengan ragu-ragu Devan mulai mengambil sendoknya. Tangannya sedikit gemetaran.

Glek!!

Belum masuk ke mulutnya, Devan sudah kesulitan menelan ludahnya sendiri. Apalagi Raline terus menatapnya dengan penuh harap.

Bersambung....

Next ???

1
jumrotun chasanah
Lanjut lagi kak.. Critaanyaa ng ambang gitu. 😔
OkitaNiken
Sedihh banget si Raline
tefa(♡u♡)
Aku yakin ceritamu bisa membuat banyak pembaca terhibur, semangat terus author!
AKB: terima kasih kak /Kiss/
total 1 replies
NotLiam
❤️ Hanya bisa bilang satu kata: cinta! ❤️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!