NovelToon NovelToon
My Lovely SPG

My Lovely SPG

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis
Popularitas:54.2k
Nilai: 5
Nama Author: De Shandivara

Danisa seorang gadis cantik dan sederhana. Tidak tamat SMU karena kondisi perekonomian keluarganya yang sulit mengharuskannya bekerja dan merelakan cita-cita.

Demi membantu menyambung kehidupan ibu dan adik-adiknya, Danisa rela bekerja banting tulang menjadi SPG di toko sepatu di sebuah mall.

Suatu hari, pertemuannya dengan laki-laki berpenampilan compang-camping yang menurutnya seorang tuna wisma, Danisa memberikannya jatah makan siangnya.

Siapa sangka rupanya pertemuan itu mengubah alur takdir Danisa hampir keseluruhan karena ternyata pria yang dia kira miskin itu adalah pemilik perusahaan brand sepatu tempat dia bekerja.

Bagaimana kisah Danisa? Ayo kita berkelana di sini...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon De Shandivara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Concert Festival

Danisa masih terpaku melihat dua lembar tiket konser di depan mata.

"Mau nonton konser?" tanya Burhan sekali lagi.

"Mau!" jawabnya dengan anggukan semeriah itu.

Tulisan Confes dengan bentuk tulisan sedikit timbul dan warna menyala emas tertera di lembaran tiket itu. Sudah menjadi annual event yang ingin sekali Danisa datangi kalau saja dapat tiketnya. Seringnya, saat uang sudah terkumpul atau pas lagi ada kesempatan untuk datang, tapi dia harus berlapang dada karena tiket mesti sudah habis terjual.

Tak mudah mendapatkan tiket itu, selain harus berjuang nge-war via platform online di hari pertama ticket on sale atau mau tak mau beli lewat calo yang harga jualnya nggak ngotak. Akan tetapi, kini benda itu ada di depan mata. Tentu, Danisa bahagia bukan kepalang.

Acara festival budaya dan konser itu sengaja mendatangkan musisi-musisi muda yang berbakat, jebolan kompetisi idol, grup band, selain itu juga ada seniman lainnya yang sedang hype dan menjadi kiblat tren anak muda seusianya.

Di sepanjang perjalanan pulang, gadis itu tersenyum dan terus menatapi tiket konser yang selama ini ia impikan. Mungkin sejak ia beranjak remaja, tetapi datang ke konser tak pernah kesampaian sebelumnya.

"Besok jam 7 aku jemput ya," ucap Burhan.

"Yep! Ay yay, Kapten!" kata Danisa seraya menirukan suara tuan Crab.

Burhan melongo, tak menyangka dua lembar tiket dapat membuat si gadis bergigi tak terlalu rapi itu terus menunjukkan deretan giginya yang putih. Di matanya, gadis itu terlihat lebih manis dengan senyuman tulus jika sedang sebahagia itu.

Melihatmu tersenyum, seperti aku yang biar pun berada di tengah hutan belantara, tetapi tetap tenang karena lampu pijar yang kubawa di tangan.

Seperti aku yang tengah berada di tengah kegelapan malam, tetapi melihat rembulan yang berjalan mengikuti langkah. Dia yang teduh, tetapi menerangi dan asyik dipandang mata.

Atau aku yang seperti berada di tepian pantai dan terkena hempasan ombak di lautan, tetapi mereka begitu menenangkan dan membuat jiwaku tak ingin lekas pulang. Itulah aura dirimu yang aku rasakan, begitu damai hingga tak rela jika senyuman itu surut dari bibir itu.

Harus ku akui dengan sepenuh hati, malam ini, detik ini, dan semesta yang menjadi saksi jika aku telah jatuh hati padanya. Aku menyukainya, Ya tuhan. Lebih dari suka, aku ingin memilikinya, dan ingin bersama selamanya kalau bisa.

Tanpa sadar, tangan yang sejak lama ia genggam erat meminta dilepaskan. Danisa tersadar jika seseorang di sebelahnya sedang menatapnya lekat.

"Han, lepas. Apa yang sedang kamu pikirkan?"

Burhan masih saja tersenyum dan menggeleng sebagai jawaban. Tatapan tak ingin berpaling pandang itu malah membuat Danisa sedikit cemas.

"Burhan, jangan menatapku begitu. Sadarlah! Maksudku hati-hati, awassss. Akh!!!" pekik Danisa yang tak lagi sempat memperingatkan laki-laki yang berjalan lurus tanpa melihat apa yang ada di depan.

Duar!

"Aw!" pekiknya kala tulang hidung dan dahinya seakan retak menghantam tiang listrik di depannya.

"Sudah kuperingatkan tadi, hati-hati. Sakit, kan?" ujar Danisa membantu pria itu bangkit yang jatuh telentang, lalu meringkuk menutup wajahnya.

"Tuh, lihat. Jadi tontonan orang, kan," kata Danisa tak berbelas kasihan.

Malam keesokan harinya, mereka benar-benar pergi bersama. Berjalan beringan di tengah keramaian orang yang rela mengantre panjang demi bisa masuk ke area konser.

Namun, semakin ramai sekitar, Danisa merasa jika dia semakin tidak nyaman di tengah keramaian. Danisa yang menyadari jika laki-laki itu tampak sungkan dan menurunkan topinya hingga menutupi hampir setengah wajah, ditambah memasang kacamata hitam yang sejak tadi menggantung di kerah bajunya.

"Kenapa?" tanya Danisa yang kemudian menengok ke belakang, tetapi gerakan kepala itu dihentikannya.

"Jangan menoleh. Gak papa. Takut aja ada orang yang kenal," jawabnya.

Semula Danisa merasa wajar, tetapi semakin melangkah menuju ke keramaian tempat konser, dia semakin bersikap aneh seolah sedang bersembunyi dari seseorang.

"Kamu kenapa sih? Malu ya jalan sama aku?" cetus Danisa.

"Bukan, please jangan berpikir seperti itu."

Untuk kali ini, Danisa tak mau ambil pusing.

Khusus malam ini, ia hanya ingin bergembira. Dia bahkan merelakan uang tabungannya untuk membeli lightstick—atribut konser. Ia ingin menikmati kemeriahan malam itu karena belum tentu ia dapat kesempatan yang sama pada Confes di tahun berikutnya.

Lampu sorot dari backstage bersinar terang dan menerangi gelap malam yang saat itu memang sedang mendung-mendungnya.

Cahaya yang seakan menerawang menembus puluhan ribu penonton tak hentinya bergemerlap terang dengan sejumlah kameramen yang berada di mana-mana tengah merekam kemeriahan malam itu.

Jika para juru kamera itu sedang menayangkan konser di sebuah media secara live, dapat dipastikan jika saat ini wajahnya yang kusam dan sekujur tubuhnya yang basah–karena hujan deras–pasti akan terlihat dekil di layar kaca.

Dua lightstick ia angkat tinggi-tinggi saat satu per satu anggota grup band cabang Jepang mulai muncul dari balik stage, semua berteriak kala para member melambaikan tangan dan menyapa para penonton.

"Halo semua..." salah satu personil grup band berisi gadis-gadis cantik menyapa.

"Huwaaaaa!!!" teriak penonton.

"Kulihat ada yang bersinar .... yuk semua bisa ikutan nyanyi dan angkat semua tangannya ke atas!" kata leader team grup band itu.

"Yahhh hua!" riuh para penonton. Semua lightstick menyala dan berayun ke kanan dan kiri.

"Di kedua bola matamu."

"Kulihat malam gelap ini, jadi penuh cahaya."

"Kilau terang pesona! Kasih andai anganku bersuara, dia kan bernyanyi, rapsodi indah yang kan bermuara ...." fans garis keras pun turut melantunkan lagu secara kompak.

"Hua!! Lagi, lagi, lagi!"

Prok prok prok prok!

"Uhhh, Shani! Wakhhh!" teriak Danisa dan sekumpulan remaja lainnya saat sang leader group memberikan love menggunakan jari ke arahnya.

Bruk!

Saat sedang asyik-asyiknya bernyanyi dan menikmati wajah idolanya di depan mata bahkan sempat foto bersama, tanpa sengaja seseorang dari belakang tubuhnya mendorongnya keras hingga berbenturan dengan penonton yang lain.

"Aduh!" pekik Danisa yang terhuyung ke depan menabrak pagar barikade.

"Eh, Sorry, sorry!" ujar seseorang yang tak sengaja menabraknya ternyata demi sebuah suvenir yang tengah dibagi-bagikan ke udara oleh para personil girl band itu.

"Eh, Nis? Loe Danisa, bukan?"

...----------------...

Yuk, angkat lightstick-nya semua yang kangen kelanjutan novel ini!!!! 🔦

Lagu di novel ini : Rapsodi (JKT 48)

1
Susianti Susianti
apakah d lanjutan nya
dewi
haaaaa gercap emang si burhan ini ya ngak mau buang2 wkt d kesempatan buat nisa d rebut org
ardan
semangat yah author, cerita yg dikemas bagus loh, setia utk mengikuti alurnya. 😊👍❤️
dewi
arneta biang kerok yg membuat danisa prg meninggal kan mu herix dan kau hrs segerah mencari tahu nya
ardan
Luar biasa
ardan
kereeennn nih novelnya
ardan
suka ama alur ceritanya, lanjuut ah
Istiana
smangat
Istiana
/Joyful//Joyful//Joyful/
Sky Clouds
lanjut
Rkivelya
Luar biasa
Fri5
stlah ini.masa Danisa masih 1team ma Agis?
kasian ..... kalo atasan sdh dendam pribadi mah, apapun di anggap salah & bisa membahayakan Danisa.
dewi
agis emang ngak tau atau pura2 tak tau gimana kelakuan adek nya
Miss_D
seru banget ceritanya kakak
Akasia Rembulan
nunggu updatenya
dewi
pak herix atau burhan hrs tau apa yg terjadi dengan daisy dengan memeriksa sisi tv kantor lagian agis sok bgt si adek nya aja sombong d ngak tau d untung
LISA
Sinis bgt ma² nya Burhan
LISA
Hehee..Nisa g tau klo cowo itu bos nya..
LISA
Aq nunggu Kak
LISA
Kita menunggu update nya Kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!