Aron Wengler, pemuda berusia 26 tahun itu selalu bermimpi hal yang aneh di setiap malamnya. Tapi dia merasa hal itu bukan hanya sekedar mimpi. Dia beranggapan mungkin itu adalah kehidupan pertamanya.
" Bunuh! Bunuh! Bunuh!"
Teriakan keras dan tatapan penuh nafsu para penonton selalu membuat Aron terintimidasi. Dia tidak punya pilihan lain selain bertarung demi nyawa yang menempel di raganya.
Akankah di masa sekarang dia juga bisa bertahan hidup di kerasnya arena pertarungan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Legenda Petarung 34: Ada Konspirasi
Di bangku penonton, Grethe yang meyaksikan Aron selalu terpojok di ronde kedua merasa sedikit was-was. Ia tahu bahwa luka Aron bisa sembuh dalam waktu semalam saja, tapi tetap saja Grethe merasa cemas. Ia takut kalau Aron terluka parah karena dia selalu terpojok.
" Apa kau cemas Grethe?" tanya Jose, ia bisa melihat itu di wajah rekannya.
" Sedikit Jose, entah mengapa lawan kali ini terlihat lebih tangguh. Tapi Aron belum melawan selama ronde kedua," jawab Grethe.
" Apa kau tahu Grethe, lawan Aron itu seharusnya sudah didiskualifikasi karena banyak sekali menggunakan teknik terlarang. tapi aku rasa ada konspirasi di sini. Dari awal saja aku sudah merasa ada yang aneh. Orang yang sama sekali tidak terlihat di awal babak mengapa bisa tiba-tiba melawan Aron di semi final. Sungguh monopoli yang begitu terlihat bukan? Haruskah kita menyelidiki ini hmmm?" papar Jose panjang lebar.
Meskipun Grethe tidak terlalu paham mengenai peraturan turnamen kickboxing, tapi ia tentu juga bukannya buta sepenuhnya. Sebagai agen AIE dia mempunyai lumayan banyak pengetahuan umum, dan apa yang dikatakan Jose itu benar sekali.
" ya, aku juga merasa ada yang aneh Jose. Tapi untuk menyelidikinya, haaaah entahlah. Apakah atasan kita akan memberikannya izin," kata Grethe. Dan Jose hanya tersenyum kecut. Ia merasa AIE sendiri di dalamnya ada oknum yang tidak beres. Maka dari itu Marcus selalu memiliki pandangan yang bersebrangan.
Grethe dan Jose kembali fokus dengan pertandingan lagi. Mata mereka tidak melepaskan barang sedikit pun apa yang dilakukan oleh Aron. Dan Grethe tersenyum ketika Aron mulai melancarkan serangan balasan yang membuat lawannya berkali-kali memundurkan langkahnya karena pukulan demi pukulan dari Aron.
" Seberapa besar pengaruh mu, sebanyak apa pun orang dalam yang kau punya, tetap tidak akan bisa membuatmu memang jika aku membuatmu KO!"
Duagh
Bugh
Sraaak
Bluuukk
Priiiiiiit
Peluit panjang dibunyikan oleh wasit ketika memastikan Roth dinyatakan tidak bisa melanjutkan pertandingan karena KO.
" Pemenangnya adalah Aroooon Waaalteeeer!!!"
Wasit mengangkat tangan Aron tinggi-tinggi. Dan lihatlah, Aron bisa merasakan tatapan kecut dari juri yang saat ini melihatnya. Ia pun melayangkan senyuman yang lebih seperti seringai. Tapi sesaat kemudian ia menghela nafasnya.
" Haaah, agaknya pertandingan final besok tidak akan mudah. Mengingat mereka membiarkan teknik terlarang dalam pertandingan, maka mereka pun akan menutup mata untuk pertarungan final. Dan aku yakin, lawan besok tidak ada bedanya dengan yang sekarang."
Itu lah sekarang yang terlintas dalam pikiran Aron. tapi saat ini ia akan melupakannya sejenak. Apalagi akan ada masa libur 2 hari sebelum pertandingan final diadakan.
" Aron! Aron! Aron!"
Semua penonton kembali menyorakkan namanya. Ia sudah cukup terbiasa dengan hal itu. Aron pun memindai semua penonton dan matanya tertuju ke arah dimana Grethe berada. Senyuman manis itu membuat wajah Aron merona. Terlebih ia ingat bahwa di dalam mimpi Grethe adalah istrinya. ia sesungguhnya memiliki perasaan khusus terhadap Grethe, tapi belum berani untuk menyampaikannya.
" Se-la-mat a-tas ke-me-na-ngan mu," ucap Grethe dari tempat ia duduk. Saat ini Grethe tidak bisa mendekat karena banyaknya wartawan yang langsung mengerubungi Aron.
" Wah wah wah, ternyata dia semakin terkenal ya. Baiklah, aku jadi sangat tidak sabar untuk mengambil mu kembali. Coba bayangkan bagaimana orang-orang akan sibuk mencari jika kamu hilang. Aah tunggu, bukan itu yang kuinginkan. Aku lebih suka melihat Pria itu yang panik, pasti sangat menyenangkan bukan Marcus. Aku akan membuatmu kembali merasa putus asa."
TBC