Kumiskinkan Suamiku Bersama Selingkuhannya.

Vito menemui Melisa yang sedang merajuk di dalam kamar,sebenarnya dia tidak tega melakukan itu kepada wanita yang sangat dia cintai tapi apa boleh buat hidup mereka tetap akan berlanjut sementara dia belum tau hidup seperti apa yang dia jalani sekarang ini.

"Aku minta maaf sayang,nanti kalau keadaan sudah kembali aku akan mobil yang paling mewah untuk mu,kamu kan tau sendiri kalau aku sangat royal terhadap mu bahkan aku lebih memanjakan kamu dari pada istriku padahal dia sendiri banting tulang untuk mendapatkan semua ini." Ucap Vito sambil memeluk tubuh Melisa dari belakang.

Mendengar kata-kata rayuan dari mulut Vito tentu saja Melisa terbang ke langit,dia merasa seperti di atas angin lupa melupakan semua keadaan mereka saat ini.

"Benaran sayang,kamu akan membeli mobil mewah untukku saat keadaan kita kembali seperti dulu." Ucap Melisa dengan wajah menggoda.

"Tentu saja sayang,apa aku pernah berbohong kamu adalah wanita yang paling aku cintai.Ayo sekarang kita berangkat ayo kita jual uang ini." Ucap Vito lalu mereka segera bersiap-siap meninggalkan rumah itu.

Sementara itu Naura sedang berbicara dengan tamu pentingnya di dalam kontrakan,Naura sudah tidak sabar agar bisa kembali memiliki rumahnya.Sudah beberapa hari Minggu ini Naura sedang mengurus pinjaman kepada seorang pria dia sengaja meminjam uang lima ratus juta kepada seorang pria dengan jaminan rumahnya dia melakukan cara itu agar bisa mendapatkan kembali rumahnya.

Mereka memiliki tiga rumah yang dua lagi di jadikan pabrik dan satu lagi dan kedua rumah itu hannya rumah sederhana berbeda dengan rumah yang di tempati Vito saat ini.

" Tuan kan tau aku tidak terlalu butuh uang ini,aku hannya butuh rumah ku kembali disini kita hannya perlu kerja sama setelah kalian mendapatkan rumah itu aku akan mengembalikan uang yang lima ratus juta di tambah bonus untuk kalian seratus juta apa kalian setuju?" Tanya Naura berharap pria itu tertarik dengan kerja samanya.

"Boleh...Itu hal yang mudah karena jika suami mu membawa ini ke jalur hukum dia akan tetap kalah karena dia telah mengabaikan tanggung jawabnya selama ini dan kamu juga masih meninggalkan banyak harta untuk mereka." Ucap pria itu menyetujui kerja sama mereka.

Keduanya menandatangani surat perjanjian kerja sama,pria itu dengan mudah menyetujui permintaan Melisa karena itu memang hal yang sangat mudah baginya.

"Baiklah kami pergi dulu,setelah mereka keluar dari rumah itu kami akan menghubungi mu,senang bekerja sama dengan mu." Ucap pria itu lalu segera pamit bersama tiga anak buahnya.Marni menghampiri Naura yang masih duduk di ruang tamu sambil memandangi kepergian para pria itu.

"Bu,apa ibu yakin bapak akan memberikan rumah itu dengan mudah?" Tanya Marni.Nauara tersenyum manis dia harus mendapat apa yang memang haknya dan juga anak-anaknya.

"Dia harus memberikan rumah itu bibi,mau tidak mau dia harus memberikannya,aku tidak mau dia hidup dengan nyaman bersama selingkuhannya,sementara aku dan anakku tinggal di rumah ini,aku mau lihat apa perempuan itu tetap mencintainya kalau,lagian aku tidak mengambil semuanya mobil dan dua rumah sederhana masih bisa dia pakai."Jawabnya lalu dia mulai bergegas ke kamar mandi.

Sementara itu Melisa dan Vito baru saja mendapatkan sejumlah uang dari hasil penjualan mobilnya,Vito dan Melisa dengan terpaksa memberikan mobil itu meskipun dengan harga yang sangat murah karena mereka sudah tidak punya uang.

Mereka mampir disebuah restoran,sudah lama mereka tidak makan diluar menikmati makanan lezat,terlihat saat melisa begitu bersemangat menikamti makanan yang ada di depannya.

Disaat keduanya sedang makan makanan enak,lain halnya dengan Sarah sedikit pun Vito dan Melisa tidak mengurusinya,Sarah baru saja bangun dari pingsannya sejak di dorong oleh Melisa tadi hingga kepalanya terbentur.

"Dasar menantu sialan,aku tidak menyangka selama ini telah sengaja memasukkan ular ke rumah ini,ternyata ular yang ku pelihara telah menunjukan taringnya."Ucapnya sambil memegangi kepalanya yang sangat pusing.

Dengan langkah terseok-seok,Sarah membuka pintu kamar lalu keluar dari kamarnya sambil memanggil Vito anaknya.

"Vito,..Vito...Kamu dimana..Vito aku lapar!!" Ucap Sarah sambil memegangi kepalanya yang masih pusing akibat benturan tadi.

"Kemana sih mereka,tega sekali Vito mengabaikan aku,bahkan wanita itu sudah mengambil semua hartaku,Vito kamu dimana?" Suaranya semakin rendah dia merasa kepalanya semakin pusing mungkin karejo seharian tidak makan.Disaat dia sedang duduk di sopa tiba-tiba dia mendengar bel pintu berbunyi, tubuhnya sudah sangat lemah tapi dia terpaksa karena orang yang di luar semakin bar-bar.

" Lama sekali di buka,dimana Vito,apa dia ada di dalam?" Tanya seorang pria dengan tubuh tinggi bersama lima pria yang sudah berdiri di depan pintu, wajah-wajah mereka begitu menakutkan dan semuanya bertubuh besar dan wajah yang hitam dan menyeramkan.

"Ka_kalian siapa,ada kepentingan apa kalian kemari?" Tanya Sarah dengan nada gugup dan gemetaran,dia takut sesuatu yang buruk terjadi kepada keluarganya.

"Pertanyaan ku saja belum kamu jawab tapi kamu malah bertanya balik,kemana Vito?" Bentak pria itu hingga Sarah nyaris pingsan.

"A_aku juga tidak tau saat aku bangun mereka sudah tidak ada." Jawab Sarah dengan wajah ketakutan dan keringat bercucuran di wajahnya.

"Lebih baik kita menunggunya disini." Ucap salah satu dari mereka lalu mereka semua duduk di teras rumah karena kuris disana tidak cukup untuk mereka sementara Sarah sama sekali tidak mau mengajak mereka masuk ke dalam rumah.

Lama sekali mereka menunggu disana,bahkan bos mereka sudah mengoceh sedari tadi karena terlalu lama menunggu membuang waktu sia-sia.Tidak lama kemudian mobil Vito dan Melisa sampai di depan rumah,Vito sangat kaget saat melihat begitu banyak orang di depan rumahnya dia segera turun dan menghampiri mereka semua.

" Apa yang kalian lakukan di depan rumah ku,kenapa kalian berkumpul disini?" Tanya Vito dengan sedikit ketakutan.

"Hmm kamu pria yang bernama Vito...Brak..ini surat,hutang piutang hari ini adalah tanggal jatuh tempo,kamu harus membayar hutang sebanyak lima ratus juta kalau kamu tidak membayarnya hari ini kamu harus meninggalkan rumah ini." Ucap pria itu sambil menyerahkan sebuah dokumen.

"Aku tidak pernah berhutang kepada kalian,mungkin kamu salah orang silahkan kalian semua pergi."Ucap Vito dengan nada tinggi dia pergi menjauh dari pria itu.

Dua orang pria langsung menarik Vito dengan kasar lalu memaksanya duduk di depan tuan mereka hingga Melisa marah dan memaki mereka.

" Apa kalian tuli,suami ku tidak pernah meminjam uang jadi kenapa kalian meminta uang kepadanya?"

😊😊😊 bersambung 😊😊😊