Di hari pernikahan Kakaknya, seorang gadis terpaksa menggantikan sang kakak menjadi pengantin wanita. Ia didesak oleh kedua orang tuanya karena sang kakak lari di hari pernikahan.
Kehidupan baru dimulai bagi seorang gadis yang masih duduk di bangku SMA sebagai seorang istri yang tak diinginkan. Ia terpaksa menjadi istri seorang guru yang juga mengajar di sekolahnya.
Aku melakukan semua ini demi menutupi rasa malu kedua orang tuaku. (Putri Anastasya)
Jangan pernah berharap aku memperlakukanmu sebagai seorang istri. Karena aku hanya menganggapmu sebagai muridku. (Rama Airlangga)
"Ingat, Putri! Mungkin di rumah, kita adalah suami istri. Tapi tidak di sekolah, kamu tetap saja muridku dan aku adalah gurumu. Jangan sampai ada yang tahu jika kita sudah menikah, mengerti!"
Bagaimana kisah rumah tangga mereka? Akankah cinta bersemi di antara guru dan siswa itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LichaLika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hanya ingin membantumu
Spontan Dinda merapikan kembali handuknya. Namun, bagaimanapun juga ia tidak bisa rapi menutupi tubuhnya dengan handuk itu, pastinya masih ada bagian tubuhnya yang terlihat.
Yudha mendekati sang istri dan mengambilkan Dinda pakaiannya yang berada di dalam koper.
Spontan Dinda terkejut saat mendengar suara seseorang yang sedang membuka resleting tas kopernya. Gadis itu segera cepat-cepat menutupi tubuhnya dan berkata. "Siapa itu? Jangan macam-macam kamu, ya!" Ucap Dinda waspada.
Yudha pun segera mengambil salah satu baju dari dalam koper milik Dinda. Untuk sejenak Yudha melihat pakaian dalam milik Dinda dari bra hingga segitiga berenda. Mau tidak mau Yudha harus mengambilnya, karena bagaimanapun juga sang istri sangat membutuhkannya.
"Astaga, haruskah aku memegang benda seperti ini? Wait! Cupnya cukup besar, pasti isinya cukup padat, nggak-nggak. Astaga, kenapa pikiranku mulai kacau!!" batin Yudha saat memperhatikan bra milik istrinya, membolak-baliknya karena bentuknya yang lucu dan unik.
Tanpa lama-lama lagi ia pun segera mengambil dan memberikannya kepada Dinda. Setelah itu, ia pun mendekati Dinda sembari memakaikan baju untuk istrinya. Seketika Dinda terkejut dan berusaha untuk menjauhi Yudha.
"Mas Yudha, kamu kok belum pergi?"
"Jangan takut! Aku tidak akan macam-macam. Aku sudah janji padamu, aku tidak akan menyentuhmu. Aku hanya ingin menolongmu. Pakailah bajumu!" seru Yudha.
Dinda pun salah tingkah. Pasalnya ia hanya berbalut handuk saja tanpa mengenakan apapun di dalamnya. Bagaimana bisa dirinya tenang, sedangkan di depannya ada seorang pria yang sedang menatap tubuhnya yang setengah telanjang. Meskipun itu adalah suaminya sendiri.
Dinda meraba baju yang diberikan oleh Yudha. Setelah itu ia pun segera mengambilnya dengan cepat.
"Terima kasih! Sebaiknya kamu keluar saja. Aku mau ganti baju!" sahut Dinda dingin.
"Yakin kamu bisa memakai baju sendiri?" tanya Yudha khawatir jika jika sang istri kesusahan untuk memakai pakaiannya. Karena bagaimanapun juga Dinda tidak bisa melihat posisi yang benar bajunya seperti apa.
"Yakin! Udah deh Mas. Kamu keluar gih! Keluar!!" titah Dinda dengan sedikit berteriak.
"Oke oke aku keluar! Maaf jika tadi aku tiba-tiba masuk. Aku juga sedang mengambil bajuku. Baiklah aku akan pergi. Jika kamu membutuhkan pertolongan kamu bisa memanggilku!" seru Yudha sambil beranjak pergi dari kamar Dinda. Tapi, karena ia masih khawatir dengan Dinda yang belum bisa memakai baju. Ia pun pura-pura keluar dari kamar dengan membuka pintu dan menutupnya kembali tanpa ia ikut keluar.
Yudha justru berhenti di depan pintu sambil memperhatikan istrinya yang sedang mengganti pakaian. Karena ia sudah berjanji untuk tidak menyentuh Dinda. Maka ia pun memalingkan wajahnya dari tubuh sang istri. Karena dipastikan Yudha mungkin bisa tergoda dengan istrinya saat ia melihat sesuatu yang seharusnya menjadi miliknya itu terpampang di depan mata.
Dinda pun mulai melepaskan handuk itu dari tubuhnya. Tentu saja tubuh polosnya terlihat begitu indah. Yudha tampak membalikkan badan agar tidak melihat Dinda yang tanpa sehelai benangpun itu.
Dinda mulai meraba pakaian dalam yang sudah diambilkan oleh Yudha. Perlahan, ia mengambil kain berbentuk segitiga itu dan memakainya. Mungkin untuk memakai yang satu ini Dinda bisa memakai sendiri tanpa kesusahan. Setelah itu ia mengambil bra yang diletakkan tidak jauh dari posisi kain segitiga berenda yang sudah dipakainya tadi.
Untuk kali ini Dinda bisa memasangnya dengan mengira-ngira. Meskipun kaitan bra itu letaknya tidak pas. Setidaknya Dinda bisa memasangnya sendiri sehingga bagian tubuh sensitifnya bisa tertutup.
Benar saja, setelah Dinda berhasil memakai bra miliknya. Tiba-tiba kaitan bra itu lepas dan Dinda pun harus memasangnya lagi.
"Eh ... kok lepas sih!" seru Dinda yang tak sengaja di dengar oleh Yudha.
Spontan pria itu menoleh ke belakang dan melihat Dinda yang kesusahan untuk mengaitkan kembali bra yang sudah dipakainya. Apalagi rambut panjang Dinda membuat gadis itu semakin kesulitan.
Karena kasihan, Yudha menghampiri Dinda dan segera membantunya untuk mengaitkan bra itu kembali. Spontan Dinda terkejut dan membulatkan matanya saat tangan Yudha menyentuh kulit punggungnya.
"Tidak usah marah! Aku hanya ingin membantumu. Mulai saat ini aku akan membantumu dalam segala hal. Kamu tidak boleh protes, aku adalah suamimu. Aku sudah berjanji kepada kedua orang tuamu untuk selalu menjagamu. Jadi, kamu tidak punya alasan untuk menolak pertolonganku. Karena bagaimanapun juga kamu adalah tanggung jawabku. Satu lagi, kamu tidak khawatir jika aku akan tergoda. Aku bukan laki-laki pemaksa," ucap Yudha sambil menggerai kembali rambut Dinda ke belakang.
...BERSAMBUNG ...