Ayana Frandrika harus diusir oleh kedua orangtuanya karna ia kedapatan hamil dengan posisi masih menjadi
siswi disalah satu sekolah Negeri disebuah kota. tak ingin menanggung malu, orangtua Ayana dengan tega menyuruh Ayana pergi dan mencari pria yang telah menghamilinya.
Ayana terpaksa datang pada Kelvin, kekasihnya yang juga termasuk ayah biologis dari calon anak yang dikandung Ayana.
Namun karna keadaan ekonomi Kelvin yang pas-pasan, membuat Kelvin selalu menyalahkan Ayana yang harus hamil diusia mereka yang masih sangat muda. Pernikahan bahagia yang diimpikan Ayana selama ini jika bersama Kelvin ternyata hanya sebuah mimpi saja. pada kenyataannya Ayana harus teraniaya dan tersakiti terus-terusan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Leo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dia putri saya
Bab34
.
.
.
"Ingat, saat bertemu klien nanti jangan banyak-banyak senyum. Kliennya juga sudah tua kok."Ucap Davian sembari menyetir.
"Kau ini terlalu berlebihan. Hanya senyum itu tandanya kita menghormati orang yang menyapa kita."Balas Ayana.
"Berhenti mendebatku. Aku bisa gila kalau kau seperti itu.."Timpal Davian.
"Baiklah.. Baiklah.."Ayana akhirnya mengalah. Ia kemudian menampakkan senyum paling manisnya kearah Davian.
"Astaga wanita ini.. Senang sekali menggodaku.."Davian hanya bisa mendesah kasar. Saat terbuai senyuman Ayana.
Tiba di sebuah restoran, Ayana dan davian masuk bersamaan.
"Meja 105 arah jarum jam."Ucap Ayana yang mendapat info dari klien kekasihnya.
"Sebelah sana. Ayo.."Davian menggenggam jemari Ayana penuh posesif. Seolah ingin mengatakan pada dunia jika wanita itu adalah kekasihnya.
"Maaf membuat anda menunggu tuan.."Sapa Davian saat mendapati meja yang dmaksud. Ayana pun turut menunduk hormat dan saat pria paruh baya itu membalikkan tubuhnya bersamaan dengan Ayana yang mengangkat wajahnya.
Seketika Tubuh Ayana membeku. Kala matanya bertemu dengan pria paruh baya yang rambutnya sudah mulai memutih itu.
sesaat Ayana dan pria paruh baya itu saling tatap. Namun mata Ayana sudah basah dengan air mata. Hal itu seketika membuat Davian sadar jika ada sesuatu.
"Ayana.."Pria itu menyebut nama Ayana pelan. Namun bisa didengar Oleh Davian dan juga Ayana.
Sontak Ayana mengatur nafas yang terasa habis didadanya. Ia susah payah menelan ludahnya dan mengalihkan pandangan kearah lain.
"Maaf sebelumnya tuan Ardi. Apa anda mengenal sekretaris saya ??" Davian langsung menyongsong pertanyaan.
Ardi menatap nanar Davian dan mengangguk.
Davian semakin tak mengerti.
"Dia putri saya tuan Davian.."Ucap Ardi dengan jelas. Davian sangat terkejut dibuatnya. Sampai Davian hanya bisa menatap Pak Ardi dan juga Ayana bergantian.
Ayana langsung memejamkan mata. Bulir air mata seketika langsung lolos mengalir dikedua pipi Ayana.
"Ayana.. Maafkan papa nak.."Ucap Ardi dengan kesedihannya.
"Kau pasti kesulitan selama ini.."Tambah Ardi.
"Kau boleh membenci papa yang telah mengusirmu dulu, Tapi papa mohon tetap anggap aku papamu Nak." Ardi memohon dengan berderai air mata.
Acara makan siang berubah menjadi penuh haru. Apalagi saat Ardi hendak bersujud pada Ayana.
Melihat itu Ayana segera menahan bahu sang papa. Tak terbayangkan sebelumnya oleh Ayana bisa bertemu dengan sang papa setelah satu tahun ia diusir dari rumahnya.
Tanpa berkata lagi, Ayana langsung memeluk Ardi dengan penuh kerinduan yang sudah menggunung lamanya.
"papa.."Satu kata itu yang terdengar ditelinga Davian.
Meski dulu adalah teman sekolahnya, Davian sama sekali tidak mengenal orangtua Ayana.
"Anakku.. Putriku.."Ardi menumpahkan penyesalannya dengan segala rasa rindu didalam hati.
.
.
Ketiganya duduk bersama setelah tumpahan air mata usai.
"Maaf sebelumnya tuan Davian. Selama ini saya telah memantau perusahaan anda, yang mana memiliki sekretaris dengan nama Ayana, nama yang sama dengan putri saya."Ardi mulai membuka kata.
"Tidak masalah tuan Ardi. Saya sama sekali tidak menyangka jika Anda adalah orangtua Ayana. Padahal kita sering bertemu dalam setiap pertemuan."Balas Davian
"Semua adalah kesalahan saya tuan Davian. Makanya saya berusaha mencari keberadaan Putri saya."Ardi beralih menatap ayana.
"Papa jangan bicara seperti itu..Aku sama sekali tidak menyalahkan papa.. Aku yang bersalah dulu.."Timpal Ayana.
"Mulia sekali hatimu anakku.. Pantas saja mamamu begitu menyalahkan papa dalam hal ini.."Balas Ardi masih dengan tatapan sendunya.
"Mama dimana pa ?? Apa mama sehat ??" Ayana yang memang juga begitu merindukan sang mama Segera menanyakan.
"Mamamu sakit Nak.. Jantungnya kambuh."Balas Ardi lirih.
"Apa ??" Ayana begitu tak menyangka kepergiannya ternyata membuat Sang mama menjadi sakit.
.
.
.
Belum sadar juga?
Trauma tapi sering tu ciuman dg Davian bahkan sering curi ciuman lagi.Waras gak si