Jennixia terpaksa menikahi Chester, mafia yang terkenal kejam di Negara X itu. Dia tidak diberikan pilihan lain oleh Chester.
Setelah menikahi Chester, sifat Chester sangat bertolak belakang dengan julukan yang diberikan kepadanya. Jennixia sempat merasa bingung. Chester melakukan apapun untuk meraih cinta Jennixia.
Bagaimana Chester bisa mengenal keluarga Jennixia ?
Apakah Jennixia bisa mencintai Chester setulusnya?
Masih banyak pertanyaan yang masih misteri mari kupas tuntas dengan mengikuti alurnya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gabby_Rsyn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34 Untitle
Jennixia akhirnya tertidur dengan lelap setelah melakukan terapi untuk gunung berkembarnya. Chester mengatur posisi yang baik agar Jennixia tidur dengan nyaman.
Chester keluar dari kamarnya dan menuju ke ruang kerjanya. Nera dan Mei telah berada di ruang kerja Chester sedari sejam lalu.
Nera melihat Chester memasuki ruang kerjanya dengan wajah yang sedikit santai.
"Bagaimana keadaan Nona?" tanya Nera kepada Chester setelah Chester duduk di kursi kebesarannya.
"Sudah tenang dan dia sudah tertidur pulas." Jawab Chester.
Nera mengangguk lalu menyerahkan beberapa dokumen laporan yang dimintanya siang tadi.
"Mei, saya mau kamu ikut dengan Nera untuk melakukan eksekusi agar mental kamu bisa tercipta menjadi kuat." Ucap Chester.
Mei mengangguk.
"Baiklah Tuan, saya akan terus belajar."
Chester menyukai sifat seseorang yang tidak lemah kayak Mei, makanya dia harus melatih Mei dengan lebih keras lagi karena Mei adalah antara tempat istri kecilnya itu bersandar.
Chester membaca dokumen laporan yang diberikan oleh Nera, tatapan matanya berubah tajam setelah selesai membaca dokumen laporan itu.
"Aku mau lihat sampai mana permainan mereka" Ucap Chester. "Mari kita ikuti permainannya," lanjut Chester lagi sambil menyeringgai.
....
Arviy sudah mendapat informasi mengenai tamu yang datang ke mansion Chester adalah orangtua Chester bersama tunangannya.
Entah dari mana dia mendapatkan informasi itu, hanya dia saja yang mengetahuinya.
Arviy tersenyum miring, dia yakin saat ini Jennixia berada dalam kondisi yang menyedihkan dan dia akan coba mengambil kesempatan emas ini.
Pagi ini Arviy telah bersiap dengan serapi mungkinnya untuk mengikuti kuliah di kampus. Dia yakin Jennixia akan jatuh ke tangannya kali ini.
Arviy melajukan mobilnya menuju ke kampus lebih awal 20 menit karena ingin sampai sebelum Jennixia sampai ke kelas mereka.
Sekitar 20 menit Jennixia telah memasuki kelasnya bersama Mei yang mendampinginya, membuat Arviy sedikit kesal karena peluangnya cukup tipis.
Jennixia terlihat bergelayutan di lengan Mei dan Arviy berpura-pura membaca buku sambil mengenakan handsfree padahal dia sedang menguping perbicaraan mereka.
"Mei kalau kau nanti tidak ada aku bagaimana?" tanya Jennixia dengan nada manja khas dirinya.
"Jen, nanti akan ada pengawal khas yang menjaga dirimu, saya harus mengikuti Kak Nera biar bisa mengasah mental saya." Jawab Mei sambil mengelus lengan Jennixia.
"Jadi kita tidak akan bertemu?" tanya Jennixia dengan wajah sedih.
"Kita akan tetap bertemu di mansion, selagi ada gunung gede bersama kedua lansia itu saya tidak akan meninggalkan kamu Jenni." Mei mulai menggemasi pipi Jennixia.
Jennixia tertawa geli mendengar nama panggilan baru untuk mertuanya.
"Kamu memberiku sebuah ide untuk para lansia itu."
Jennixia tersenyum seram mengingat dia mempunyai rencana baru biar mereka tidak akan betah berada di mansion Chester.
"Mei bisakah aku menujukkan diriku yang sebenarnya?" tanya Jennixia dengan wajah seriusnya.
"Itu yang bagus Jen, lagian siapa sih yang larang kamu jadi dirimu sendiri." Sahut Mei dengan antusias.
"Aku akan buat mereka lihat aku bukan gampang untuk direndahkan." Mata Jennixia berkaca-kaca.
Jennixia tidak mau lagi ditindas oleh mana-mana pihak. Setelah Ayah tirinya menjualnya dia telah membina mentalnya sendiri biarpun dari luarannya dia terlihat seperti kekanak-kanakan tapi tidak dengan pemikirannya.
Arviy mendengar perbicaraan mereka itu akhirnya tersenyum tipis. Berarti selama Mei tidak mengikuti kelas, dia bisa mendekati Jennixia dengan berbagai cara dan rayuan.
Arviy akan menantikan saat itu dan akan membuat Chester hancur berkeping-keping. Ambisi Arviy terlalu besar dan dia akan pastikan semuanya berjalan lancar.
Bersambung...