Gadis Kecil Kesayangan Mafia Kejam
"Maafkan Ayah Jen, Ayah terpaksa melakukannya demi menyelamatkan Ibumu." Ucap Ayah tiri Jennixia kepadanya.
"Tidak Ayah sengajakan! Ayah memang membenci kehadiranku dan ini saat paling tepat untuk Ayah menyingkirkanku." Tangisan Jennixia pecah.
Ayah tirinya yang sudah berusaha menahan segala amarahnya langsung saja melepaskan tamparan yang sangat perih mengenai pipi mulus sang anak tiri.
Plak!!
"Hei, anak sia*an! Kau harus bersyukur aku sudah berusaha menyelamatkan Ibu kandungmu biarpun aku harus menjualmu karena kau cuma akan membawa sial dalam keluarga ini." Bentak Ayah tiri Jennixia.
Selama ini Jennixia tidak pernah mendapat bentakan dari Ayah tirinya tapi sering mendapat perlakuan pilih kasih terhadap adiknya. Hanya saja Ibu kandungnya sangat menyayanginya makanya dia masih bisa bertahan sampai saat Ibunya mulai didiagnosa memiliki kanker payudara stadium 3.
Jennixia menangis semau-maunya setelah mendengar bentakan Ayah tirinya itu.
"Cepat kemasi barangmu, sebentar lagi mereka datang menjemputmu. Anggap saja ini pengorbanan terakhir untuk Ibumu" lanjut Ayah tirinya lagi lalu berlalu dari depan Jennixia.
Jennixia terduduk di depan kamarnya, kakinya berasa sangat lemas, air mata sudah membasahi seluruh wajahnya. Jennixia mengacak-acak rambutnya karena rasa tertekan sejak Ayah tirinya yang menguasai rumah mereka ini.
Apalagi, Ayah tirinya menjual dirinya kepada seseorang yang ia tidak kenal demi uang berobat untuk Ibunya. Sungguh miris hidup Jennixia.
....
Di sebuah Perusahaan.
"Bagaimana? Apa Ayah tirinya setuju?" Tanya seorang pria yang berwajah tegas dan tampan itu.
"Dia menyetujuinya Tuan Chester, anak-anak buah kita sedang menjemput gadis itu." Jawab Luis yang merupakan asisten pribadi Chester.
Chester tersenyum sumringgah setelah mendengar berita yang di sampaikan asistennya.
"Setelah 5 tahun, akhirnya kau akan jadi milikku seutuhnya Jen," ucap Chester dalam hatinya.
"Suruh semua pelayan menyambut kedatangannya dan siapkan makanan yang spesial untuknya. Ahh jangan lupa berikan dia asisten yang akan membantunya dalam segala hal di mansion nanti," ujar Chester panjang lebar.
"Baik Tuan, akan segera saya arahkan pada yang lain," jawab Luis lalu mengundurkan diri untuk pamit lalu melakukan arahan yang diberi oleh Chester.
Chester mengeluarkan foto dari dalam dompetnya lalu di tatapnya dengan tatapan penuh kasih.
"Kau sudah menginjak dewasa. Maaf jika caraku salah tapi ini adalah salah satu cara bagaimana aku bisa mengikatmu untuk terus berada di sisiku." Ucap Chester lirih lalu mencium foto tersebut.
Dibalik foto tersebut terdapat nama yang tertulis. Jennixia Peter.
Dia adalah Jennixia yang dijual oleh Ayah tirinya demi mendapat uang pengobatan Ibu kandungnya.
Chester mengalihkan pandangan ke luar, saat ini dia masih berada di Negara Itali karena urusan pembukaan cabang baru di Negara itu. Dia ingin pulang ke tanah airnya tapi sayangnya urusan perusahaannya baru saja di mulai dan dia harus berada di Negara itu selama lebih kurang sebulan untuk memastikan kelancarannya.
....
Kembali ke tempat Jennixia.
Jennixia kini sudah mengemasi barang-barangnya karena di luar sana sudah terdapat banyak sekali pria yang berbadan kekar telah menunggu dirinya.
Dan hanya ada satu saja wanita yang berada di antara para pria itu.
"Nona, apa anda sudah selesai?" tanya wanita itu dengan tersenyum ramah.
"Jenni belum selesai umm..." Sahut Jennixia terbata-bata.
"Panggil saya Nera saja Nona. Ada yang perlu saya bantu?" tawar Nera yang merupakan kepala sekretaris Chester.
Jennixia menggeleng lalu dengan cepat memasukkan kembali pakaian dan barang-barang yang menurutnya penting ke dalam koper miliknya.
Setelah setengah jam semuanya sudah selesai, Jennixia berpamitan dengan Ayah tirinya yang kelihatan sumringgah karena baru saja menerima uang sebanyak 1 miliar rupiah.
Dia sudah membayangkan bagaimana hidupnya kedepan dan soal istrinya akan di rawat di rumah sakit swasta yang memiliki dokter yang hebat.
Jennixia mencium tangan Ayah tirinya setelah itu pergi begitu saja tanpa mengatakan ucapan maupun kata pisah kepada Ayah tirinya, toh dia juga merasa dia tidak ada artinya.
Jennixia duduk di dalam mobil mewah Lexus RX SUV sambil merenung ke luar, tatapan matanya sangat menyedihkan tapi dia coba menguatkan dirinya.
"Ini semua demi Ibu, baiklah. Jenni tidak apa-apa asal Ibu kembali sehat." Gumam Jennixia dalam hati tapi tanpa ia sadar air matanya sudah mengalir membasahi pipinya yang mulus.
Setelah puas menangis akhirya Jennixia tertidur bersandar di pintu mobil. Nera yang tidak tega langsung saja menarik perlahan kepala Jennixia lalu membuat posisi Jennixia berbaring beralaskan paha Nera.
Nera mengusap lembut rambut Jennixia sambil tersenyum.
"Nona, hidupmu akan lebih bahagia setelah ini, tersenyumlah untuknya dan jangan menangis. " Ucapnya lirih tapi masih mampu di dengar oleh sopir mobil yang mereka naiki itu.
Semua bawahan yang diberi kepercayaan dengan Chester sudah mengetahui siapa sosok Jennixia dan tidak lagi merasa aneh dengan kedatangannya yang sudah di nanti-nanti selama 5 tahun ini.
Setelah mobil sudah berhenti, Jennixia pun terbangun dan lantas meminta maaf pada Nera, dia merasa sudah lancang karena berani sekali menjadikan paha Nera sebagai bantalnya.
"Nona tidak perlu meminta maaf, lagian tadi saya yang membuat Nona baring di atas paha saya. Saya tidak keberatan dan Nona tidak merepotkan sama sekali." Terang Nera dengan seulas senyuman diwajah.
Walau bagaimanapun, Jennixia tetap merasa tidak enak. Tapi dia tidak bisa menolak secara terang-terangan setiap kata-kata Nera.
Kini Jennixia mengikuti langkah Nera memasuki mansion yang ukurannya sangat mewah. Jennixia sempat menganga sebelum melangkah masuk tadi dan sekarang di buat makin menganga karena para pelayan sudah berbaris memberi ucapan sambutan dan menunduk hormat kepadanya.
"Tidak mungkin mereka menyambutku, pasti mereka menyambut Nera dan yang lain." Gumamnya dalam hati agar tidak merasa gugup.
Mata Jennixia mengitari seluruh ruang di mana dia berada sekarang. Dia tidak bisa membayangkan bahwa di berada di surga dunia.
"Nona, mari saya tunjukkan kamarnya." Ucap Nera lalu di anggukki dengan Jennixia.
Nera membawa Jennixia ke lantai 3 menaiki lift khusus untuk Chester tapi saat ini dia berani menaikinya karena perintah dari Chester sendiri. Chester begitu ingin memanjakan Jennixia sampai naik tangga saja dia tidak mengizinkan.
"Nona nanti kalau mau turun lewat lift saja ya, nomor pinnya tanggal ulangtahun Nona." Pesan Nera sewaktu baru memasuki ke dalam lift.
"Ulangtahunku? 080397 gitu? " Ucap Jennixia dengan polos.
"Ya benar sekali Nona, ayo keluar kita akan ke kamar Nona." Nera tertawa kecil melihat kepolosan Jennixia.
Sekali lagi Jennixia di buat menganga melihat isi kamarnya yang luas dan mewah. Jennixia berkeliling ke setiap penjuru kamarnya.
Meja rias telah dipenuhi dengan skincare dan alat solek, walk in closetnya telah di penuhi dengan pakaian yang branded, aksesori, tas dan sepatu semuanya berada di dalam ruang khusus yang tersambung dengan kamarnya itu.
Hidup Jennixia kini benar-benar berubah 360 derajat.
"Pasti ini semua mimpi, ya mimpi. Semalam aku baru saja menonton film princess diary makanya aku sedang bermimpi." Celotehnya sambil mencubit-cubit lengannya.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
ayu nuraini maulina
lumayan lama juga
2023-09-28
1
ayu nuraini maulina
ini yg ak ska ,langsung k picut cwo nya g harus jaim dulu
2023-09-28
1
Adreena
Gadis kecil yg beruntung
2023-09-11
2