Ronald dan Marcel adalah orang kepercayaan Rico Alexander. Masa lalunya yang buruk membuat ke dua pria tampan tersebut menutup hatinya dengan semua wanita.
Selain masa lalunya yang kelam mereka berdua adalah tangan kanan mafia sekaligus tangan kanan CEO. Sangat kejam tanpa membedakan apakah dia laki - laki atau perempuan semua mati mengenaskan.
Hingga mereka dipertemukan masing-masing dengan seorang gadis yang sama - sama mengalami luka batin.
Akankah mereka menikah di mana mereka mempunyai sifat yang bertolak belakang?
Ikuti yuk novelku yang ke 40
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayuk Triatmaja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Saling Mencintai
"RONALD!" Bentak ke dua orang tua angkatnya.
"Kenapa? Tidak terima? Bukankah apa yang aku katakan benar?" Tanya Ronald sambil tersenyum mengejek ke dua orang tua angkatnya.
Ayah angkatnya yang sangat kesal dengan Ronald walau sebenarnya benar adanya tapi Ayah angkatnya tidak terima membuat Ayah angkatnya mengarahkan tangannya ke arah wajah Ronald.
Tap
"Jangan pernah mencoba untuk memukulku lagi seperti dulu padahal aku tidak pernah melakukan kesalahan sedikitpun karena Ronald yang dulu sudah lama mati dan Ronald yang sekarang akan melawan siapa saja yang berani menyakitiku." Ucap Ronald sambil menahan tangan Ayah angkatnya.
Bruk
Selesai mengatakan hal itu Ronald mendorong tubuh Ayah angkatnya hingga tubuhnya mundur ke belakang dan duduk di parkiran mobil.
"Kasandra, masuk ke dalam mobil!" Perintah Ronald dengan nada dingin.
Tanpa menjawab dokter Kasandra memutari mobil milik Ronald kemudian membuka pintu mobil samping pengemudi lalu duduk di samping kursi pengemudi.
Dokter Kasandra menatap Ronald membuka pintu mobil bersamaan terdengar suara membuat Ronald menatap tajam ke arah Ayah angkatnya.
"Kamu bersedia menikah dengan salah satu putriku atau kamu akan kehilangan orang yang kamu sayangi." Ancam Ayah angkatnya.
Brak
"Jangan sekali-kali menyakiti orang yang aku sayangi karena jika itu terjadi maka aku tidak segan-segan membuatmu kehilangan ke dua putrimu selama-lamanya." Ucap Ronald dengan nada dingin sambil masuk ke dalam mobil kemudian menutupnya dengan kencang.
Ronald menekan tombol agar kaca jendela mobil turun, setelah turun Ronald menatap mereka dari dalam mobil.
"Aku sangat mencintai kekasihku jadi jika sampai seujung kuku kalian lukai maka aku akan melakukan terhadap ke dua putri kalian sebanyak empat kali lipat." Ucap Ronald sambil menyalakan mesin mobil kemudian mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi.
"AKU TIDAK TAKUT!" Teriak Ayah angkatnya.
Ronald hanya tersenyum devil kemudian menekan tombol agar kaca jendela mobil tertutup kembali.
"Kak Ronald, aku mohon kurangi kecepatan." Mohon dokter Kasandra sambil menggenggam tangan Ronald.
Ronald menghembuskan nafasnya dengan perlahan untuk mengurangi emosinya kemudian Ronald menarik tangannya yang di genggam oleh dokter Kasandra.
Ronald mulai mengurangi laju kendaraan hingga Ronald menghentikan mobilnya.
"Apakah kamu menyesal kenal denganku?" Tanya Ronald sambil menggenggam erat stir kemudi.
"Kenapa Kak Ronald berbicara seperti itu?" Tanya dokter Kasandra tanpa menjawab pertanyaan Ronald.
"Kamu bisa lihat sendiri mereka mengancam Ku melalui dirimu, apakah kamu tidak takut? Apakah kamu menyesal kenal denganku? Seorang pria miskin dan di tuduh mencuri hingga aku dipukuli oleh warga." Ucap Ronald sambil tersenyum getir.
"Sebelum aku menjawab, bolehkah aku bertanya?" Tanya dokter Kasandra.
"Silahkan." Jawab Ronald.
"Apakah aku sangat berarti bagi Kak Ronald? Apakah Kak Ronald mencintaiku?" Tanya dokter Kasandra.
"Jujur, kamu sangat berarti bagiku dan aku sangat mencintaimu apa adanya bukan karena kamu seorang dokter. Aku sangat nyaman jika kita bersama dan aku bisa tersenyum bahagia jika dekat denganmu karena seumur hidupku aku tidak pernah merasakan ini semua." Jawab Ronald.
"Aku juga mencintai Kak Ronald apa adanya dan aku tidak pernah perduli dengan masa lalu Kak Ronald karena yang terpenting bagiku Aku sangat nyaman dan merasa terlindungi." Ucap dokter Kasandra sambil menggenggam tangan Ronald.
"Aku pinta sama Kak Ronald untuk percaya padaku kalau aku sangat tulus mencintai Kak Ronald." Sambung dokter Kasandra sambil masih menggenggam tangan dokter Kasandra.
"Bagaimana dengan ancaman Ayah angkat ku?" Tanya Ronald.
"Kita bisa melawannya apalagi aku bisa bela diri." Jawab dokter Kasandra.
"Sudah malam, kita pulang." Ucap Ronald mengalihkan pembicaraan sambil menyalakan kembali mobilnya.
Dokter Kasandra hanya menganggukkan kepalanya dan Ronald mulai mengendarai mobil dengan kecepatan sedang. Selama dalam perjalanan tidak ada satupun yang berbicara hingga lima belas menit kemudian mobil Ronald berhenti tepat di apartemen milik dokter Kasandra.
Dokter Kasandra menghembuskan nafasnya dengan perlahan sambil memejamkan matanya sesaat.
"Kak Ronald." Panggil dokter Kasandra.
"Ya." Jawab Ronald singkat.
"Apakah setelah ini kita tidak bertemu lagi?" Tanya dokter Kasandra sambil menatap ke arah wajah tampan Ronald dengan tatapan sendu sambil melepaskan seat belt nya.
"Kenapa kamu bicara seperti itu?" Tanya Ronald sambil menatap wajah cantik dokter Kasandra sambil melepaskan seat belt nya.
"Karena sejak tadi Kak Ronald diam saja." Jawab dokter Kasandra.
"Maaf, saat ini aku lagi pusing karena itulah sepanjang jalan aku diam saja." Jawab Ronald.
Dokter Kasandra memberanikan diri duduk di pangkuan Ronald membuat Ronald diam membatu.
"Kalau memang Kak Ronald mencintai diriku katakanlah padaku, apa yang membuat Kak Ronald pusing." Ucap dokter Kasandra sambil mengulurkan tangannya ke arah wajah Ronald.
Grep
"Aku tidak ingin orang yang aku cintai terluka karena itulah aku ingin agar kamu melupakanku." Ucap Ronald sambil menahan tangan dokter Kasandra.
Tes
Tes
"Kak Ronald sangat tega, setelah aku membuka hatiku untuk Kak Ronald tapi yang aku dapatkan rasa kecewa." Ucap dokter Kasandra dan tidak berapa lama air matanya keluar.
"Kak Ronald tahu, hatiku terluka ketika mantanku selingkuh tapi kali ini hatiku lebih terluka. Kalau tahu begini aku tidak akan membuka hatiku lagi, lebih baik hidup sendiri." Sambung dokter Kasandra sambil turun dari pangkuan Ronald namun Ronald menahannya dengan ke dua tangannya.
Grep
"Maafkan aku, aku mohon jangan menangis dan lupakan apa yang barusan aku katakan. Jujur saat ini aku sangat terkejut bisa bertemu kembali dengan orang tua angkat ku. Orang tua angkat yang tidak ingin aku temui terlebih dia mengancam ku. Aku sangat takut jika orang yang aku cintai terluka." Ucap Ronald sambil memeluk tubuh dokter Kasandra.
"Hiks... Hiks .... Hiks ... Kita hadapi bersama-sama dan aku mohon jangan sakiti perasaanku karena aku sangat mencintaimu." Ucap dokter Kasandra sambil terisak.
Ronald hanya menganggukkan kepalanya hingga beberapa saat mereka melepaskan pelukannya. Ronald mendorong tubuh dokter Kasandra kemudian menatapnya hingga Ronald menatap ke arah bibir dokter Kasandra.
Cup
Ronald mencium bibir dokter Kasandra dengan lembut. Ronald yang merasa ketagihan kembali mencium bibir dokter Kasandra namun tidak singkat melainkan berupa lu x mat x tan.
Hingga beberapa saat kemudian dokter Kasandra menepuk dada bidang Ronald membuat Ronald melepaskan ciumannya.
"Hah ... Hah ... Hah ..."
"Sangat manis." Ucap Ronald sambil menjilati bibirnya dengan menggunakan lidahnya.
"Nyebelin." Ucap dokter Kasandra sambil memukul dada Ronald namun tidak kencang.
"Tapi suka kan?" Tanya Ronald dengan suara menggoda.
Dokter Kasandra hanya tersenyum hingga dirinya merasakan kalau bokongnya ada yang mengganjal membuat dokter Kasandra turun dari pangkuan dokter Kasandra namun di tahan oleh Ronald.
"Kenapa turun?" Tanya Ronald.
"Takutnya kebablasan." Jawab dokter Kasandra jujur.
Ronald dengan terpaksa melepaskan pelukannya karena apa yang dikatakan dokter Kasandra benar adanya.
Cup
"Kalau pulang hati-hati di jalan." Ucap dokter Kasandra kemudian mengecup pipi Ronald kemudian membuka pintu mobil.
"Ok, jika tidur mimpikan aku." Ucap Ronald.
"Ok." Jawab dokter Kasandra singkat sambil turun dari mobil.
Ronald hanya menganggukkan kepalanya kemudian Ronald melambaikan tangan ke arah dokter Kasandra. Ronald mengendarai mobil dengan kecepatan sedang menuju ke arah apartemennya sedangkan dokter Kasandra masuk ke dalam apartemen.
Tanpa sepengetahuan mereka kalau sepasang mata sejak tadi menatap mereka hingga dokter Kasandra masuk ke dalam apartemen sedangkan Ronald pergi meninggalkan tempat tersebut.
Orang tersebut menghubungi seseorang setelah beberapa saat orang tersebut selesai berbicara di telepon. Orang tersebut menyimpan kembali ponselnya di saku jaketnya kemudian pergi meninggalkan tempat tersebut.